BAB I PENDAHULUAN. yang berkatian dengan produksi, distribusi, serta konsumsi dengan barang dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengambil kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang proposional. 1

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

I. PENDAHULUAN. meningkat, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat

PELAKSANAAN PROGRAM SAPI HIBAH DI DESA TELUK MERBAU KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

LAPORAN AKHIR PEMANTAPAN PROGRAM DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI DAGING SAPI

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

Proposal Masa Depan CONTOH PROPOSAL USAHA. Tanpa Usaha Keras, Ide itu HAMPA «Inspirasi Oh Inspirasi Dialog Terbuka Tersimpan Tanda Tanya»

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BAB I PENDAHULUAN. mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang yang relatif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Permintaan dunia terhadap pangan hewani (daging, telur dan susu serta produk

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/Permentan/PD.300/8/2014 TENTANG

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

PROJECT PENGGEMUKAN & PEMOTONGAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

PEMANFAATAN LAHAN TIDUR UNTUK PENGGEMUKAN SAPI

KESIAPAN DAN PERAN ASOSIASI INDUSTRI TERNAK MENUJU SWASEMBADA DAGING SAPI ) Oleh : Teguh Boediyana 2)

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang makin meningkat terbuka yang tidak mengenal batas-batas negara

Terlampir. Terlampir

KAJIAN KEBIJAKAN TATA-NIAGA KOMODITAS STRATEGIS: DAGING SAPI. 20 Februari 2013 Direktorat Penelitian dan Pengembangan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENGANTAR. Latar Belakang. andil yang besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging.

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Impor sapi (daging dan sapi hidup) maupun bakalan dari luar negeri terns. meningkat, karena kebutuhan daging sapi dalam negeri belum dapat dipenuhi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi adalah salah satu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang berkatian dengan produksi, distribusi, serta konsumsi dengan barang dan jasa. Istilah Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos. Secara keseluruhan, ekonomi merupakan sebagai manajemen suatu perusahaan. Menurut Sadono ekonomi adalah suatu studi mengenai individuindividu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat di gunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikan untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan dimasa datang, kepada individu dan golongan masyarakat. 1 Tujuan dari ekonomi adalah untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi dan menjalin persaudaraan di dalam kehidupan masyarakat. Seseorang yang melakukan kegiatan ekonomi akan di katakan berhasil jika seseorang tersebut mampu melakukan aktivitasnya semaksimal mungkin, dan selalu berusaha untuk mendapatkan kebutuhan hidup terpenuhi. Pemerintah dengan giatnya melaksanakan program-program dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat miskin. Sebagaimana halnya 1 Sadono Sukirno, 2010, Mikro Ekonomi, Jakarta : Raja Grafindo, hlm 8. 1

2 pembangunan nasional, merupakan upaya untuk mewujudkan keadilan bagi masyarakat. Perhatian khusus terhadap berbagai lapisan masyarakat sangat diperlukan supaya terjadi pemerataan pembangunan. Disinilah pemerintah harus bersikap adil, yakni dalam arti mengambil kebijakan dan langkahlangkah pembangunan yang proposional. 2 Kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barangbarang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas dan dengan nada yang sama, kemiskinan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. 3 Setiap program kesejahteraan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah harus dapat menanggulangi masalah kemiskinan. Hal lain yang amat penting dalam upaya pembangunan kesejarteraan sosial masyarakat adalah partisipasi masyarakat dan lembaga-lembaga sosial masyarakat, karena pemerintah tidak dapat bergerak sendiri dalam melaksanaan pembangunan tanpa merangkul segenap lapisan masyarakat lainnya. 4 Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, dibutuhkan sebuah bentuk kemitraan yang diartikan sebagai kerjasama pihak yang mempunyai modal dengan pihak yang mempunyai keahlian atau peluang 2 Herman Abdullah, Geliat Pembangunan Kota Pekanbaru Menuju Kota Terkemuka di Indonesia, (Jakarta: RM Book 2009) hal. 83. 3 Scot, James C, Moral Ekonomi Petani, Pergolakan dan Subsis-tensi di Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES,1981)hlm.3 4 Ibid Herman Abdulah, hal. 84.

3 usaha dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. 5 Pengembangan ekonomi rakyat tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan pada pertumbuhan. Untuk itu perlu upaya yang lebih kuat untuk mendorong percepatan perubahan struktural untuk memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, langkah yang amat mendasar yang harus ditempuh adalah membuka akses ekonomi rakyat kepada modal. Dengan demikian, tersedianya modal-modal kredit yang memadai, dapat menciptakan pembentukan modal bagi usaha rakyat, sehingga dapat meningkatkan produksi pendapatan dan menciptakan surplus yang dapat digunakan untuk membayar kembali kreditnya, dan melakukan pemupukan modal. 6 Konsumsi daging sapi baik oleh rumah tangga atau industri meningkat dari tahun ketahun, terutama pada saat-saat tertentu. Sayangnya, tingginya permintaan daging sapi belum sepenuhnya bisa disuplai dari produksi dalam negeri. Sampai sekarang sebagian besar kebutuhan daging sapi di Indonesia masih dipenuhi dari impor luar negeri. Pemerintah terpaksa terus mengimpor sapi, terutama berupa bakalan sapi potong (triwulan I-2014 akan dikeluarkan kurang lebih izin impor 125.000 ekor sapi, triwulan II-2014 mencapai 141.000 ekor sapi, triwulan III-2014 sebanyak 133.000 ekor sapi dan triwulan IV 5 Merza Gamal, Aktivitas Ekonomi Syariah, (Pekanbaru: UNRI Press, 2004), Cet ke 1, hal 101. 6 Ginanjar Karta Sasmita, Pembangunan untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, (Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo,1996), Cet ke 1, hal 222.

4 sebanyak 41.000 ekor untuk sapi bakalan 7 ). Bahkan permasalahan kuota impor daging sapi ini akhirnya membuka celah terjadinya praktek korupsi. Pembangunan peternakan sebagai bagian dari pembangunan sistem agribisnis nasional menjadi bagian penting dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan bagi 230 juta lebih penduduk Indonesia, sektor peternakan diharapkan dapat menekan angka kemiskinan. Dan dengan adanya program Swasembada daging 2014, menunjukkan bahwa peluang bisnis beternak sapi potong sangat terbuka, terutama pemerintah akan terus memberikan dukungan positif agar program tersebut tercapai. Pengembangan bisnis pembibitan dan penggemukan sapi potong di Indonesia sangat prospektif, hal ini ditinjau dari aspek pasar yang cukup besar, ketersediaan bahan pakan hijauan maupun konsentrat, ketersediaan sumber daya manusia yang cukup melimpah dan murah, kondisi alam yang mendukung, dan ketersediaan sapi bibitan yang bernilai unggul. Peluang pembangunan sub sektor peternakan di Provinsi Riau sangat menjanjikan karena di Riau terdapat banyaknya lahan perkebunan berintegrasi dengan kawasan peternakan khususnya di Kabupaten Siak karena di daerah ini telah berkembang usaha peternakan rakyat terutama ternak sapi potong dalam hal ini adalah sapi bali. Selain itu, lahan perkebunan sawit dan pertanian padi lebih dominan di Kabupaten ini yang merupakan lahan yang luas untuk pengembangan ternak sapi potong. Peluang yang besar ini dapat menjadi 7.http://finance.detik.com/read/2013/12/20/162612/2447980/4/720000-ekor-sapi-imporaustralia-siap-banjiri-ri-di-2014 diakses pata hari selasa 14/10/2014

5 fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan. 8 Untuk mengatasi permodalan, pemerintah telah memberikan kredit diantaranya kredit pemberdayaan ekonomi kerakyatan, sedangkan untuk mengatasi jumlah bibit ternak yang terbatas, pemerintah daerah Kabupaten Siak melalui Dinas Peternakan, Perikanan Dan Kelautan (Disnakanla) Kabupaten Siak mengusahakan bantuan baik dari Provinsi maupun Pusat. Pemerintah Kabupaten Siak mengalokasikan anggaran melalui ABPD II untuk memberikan bantuan bibit ternak sapi bali dan beberapa sarana pendukung dengan Program Sapi Hibah. Program ini telah dimulai pada tahun 2000-2002 dan tahun 2007, melalui keputusan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) Kabupaten Siak Nomor : 18a Kpts/KP3/2007. untuk lebih memperkuat pembangunan dibidang peternakan dan dalam meretas kemiskinan di Kabupaten Siak, maka program ini berlanjut pada tahun 2012 dan pada 2013 pemerintah pusat menyalurkan dana APBN ke pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Siak melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) sekitar 7 milliar. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan ternak sapi dan potong sebanyak 1.152 ekor dan pembibitan sebanyak 55 ekor. 9 Program sapi hibah adalah suatu usaha pemerintah dalam memenuhi kekurangan modal dan bibit sapi yang diberikan kepada masyarakat. Tujuan Diadakan program sapi hibah ini terlaksananya bantuan ternak sapi ke masyarakat, meningkatkan populasi dan produksi ternak, meningkatkan 8. http://disnakkanlasiak2013.blogspot.com/2013/02/juknis-pengadaan-bibit-sapibali.html di akses pada hari senin 24/03/2014 9. www.riauterkini.com/siak.php?arr=65182 di akses pada hari senin 24/03/2014

6 pendapatan dan kesejahteraan petani ternak sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Allah SWT telah menyinggung masalah hewan ternak secara gamblang dalam salah satu ayatnya, dia memperingatkan manusia akan pentingnya hewan ternak bagi kehidupan manusia dalam firmannya di surat Almu minuun(23):21 Artinya :dan sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terhadap suatu pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan. Beberapa manfaat dari hewan ternak adalah susunya dapat diminum, dagingnya dapat disantap, kulitnya dapat dapat dipakai sebagai bahan membuat sepatu, dan manfaat lainnya, bahkan kotoranya sekalipun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Maka dari itu, sebagai umat Islam sepatutnya kita mensyukuri nikmat Allah SWT yang sungguh besar manfaatnya bagi kehidupan umat manusia ini. Diantara makna kemanusian yang paling menonjol dalam ekonomi Islam adalah mewujudkan kehidupan yang baik bagi manusia. Islam dengan sistem ekonominya telah mendorong manusia untuk bekerja dan aktif berbuat, bahkan memandangnya sebagai ibadah dan jihad. Tetapi dibalik

7 aktivitas itu semua terdapat tujuan kemanusian, yaitu merealisasikan kehidupan yang baik bagi manusia. 10 Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak adalah salah satu Kecamatan yang mendapatkan bantuan dari Program Sapi Hibah yang mayoritas masyarakatnnya bergerak dalam sektor pertanian perkebunan, dan banyak sekali terdapat lahan kosong, faktor inilah yang menjadikan Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun berpotensi mengembangkan ternak sapi, pada awal program ini dilaksanakan oleh Pemerintah Siak pada tahun 2002, Kecamatan Dayun mendapatkan jatah 50 ekor sapi (jantan dan betina) di berikan kepada 25 orang. Selama Penulis mengamati jalannya Program Sapi Hibah dalam mengembangkan ekonomi masyarakat di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak, penulis bertanya dengan salah satu tokoh yang berkecimpung dalam pelaksanan Program Sapi Hibah, program, ini telah meningkatkan perekonomian masyarakat. 11. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan Program Sapi Hibah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Kemudian mengangkatnya dalam sebuah tulisan yang berjudul Pelaksanaan Program Sapi Hibah Di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Menurut Ekonomi Islam 10 Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Robbani Press, 2001) hal. 66. 11 Suardi, salah seorang pegawai Dinas Peternakan Dan Kelautan Kabupaten Siak, wawancara, tanggal 13 Agustus 2014

8 B. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dalam kajian ini maka penulis memfokuskan pada Pelaksanaan Program Sapi Hibah Di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Menurut Ekonomi Islam C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak? 3. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak.

9 c. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa maupun masyarakat umum agar lebih mengenal tentang Program Sapi Hibah. b. Sebagai bahan kajian untuk memperdalam dan memperluas cakrawala bagi penulis. c. Sebagai salah satu Syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1 pada jurusan Ekonomi Islam dari Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum di Universitas Islam Negrei Sultan Syarif Kasim Riau. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak, salah satu desa yang mendapat bantuan bibit sapi dari Program Sapi Hibah. Penulis memilih tempat penelitian ini karena penulis melihat adanya penerima bantuan yang menjual bibit sapi yang diberikan dan adanya penerima bantuan yang ekonominya sudah bagus. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus dan ketua kelompok dari Program Sapi Hibah di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Sedangkan objek penelitiannya adalah pelaksanaan Program Sapi Hibah

10 Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus dan ketua kelompok dari Program Sapi Hibah di Kecamatan Dayun sebanyak 8 orang. Untuk menentukan sempel penelitian ini, peneliti menggunakan teknik total sampling. Maka yang 8 (delapan) orang populasi menjadi sempel keseluruhannya. 4. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah meliputi: a. Sumber data primer yaitu data yang diambil langsung dari pengurus Program Sapi Hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. b. Sumber data sekuder yaitu data yang diambil dari beberapa buku yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. 5. Metode pengumpulan data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Yaitu melakukan pengamatan kelokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang kegiatan yang diteliti. b. Wawancara Yaitu penulis mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung mengenai masalah data yang diperlukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian.

11 c. Dukumentasi Yaitu mengumpulkan data-data atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 6. Analisis Data Analisa data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa data melalui penggambaran atau penguraian dari data dan informasi, kemudian dikaitkan dengan teoriteori pembahasan dan konsep-konsep yang mendukung pembahasan dan konsep yang relevan kemudian disimpulkan. 7. Metode Penulisan Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: a. Deduktif yaitu menggunakan kaedah umum yang ada kaitannya dengan tulisan ini kemudian dianalisa dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Induktif yaitu menggunakan kaedah khusus yang ada kaitanya dengan tulisan ini kemudian dianalisa dan diambil kesimpulan secara umum. c. Deskriptif yaitu menggunakan data-data dan keterangan yang diperoleh untuk dipaparkan dan dianalisa. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta metode penelitian dan sistematika penulisan.

12 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum lokasi penelitian di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan segi teori dari penelitian yang berkenaan dengan hibah dalam Islam, kemiskinan, pendapatan, kesejahteraan, ekonomi kerakyatan, pengembangan ekonomi melalui peternakan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan tentang Bagaimana pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap pelaksanaan program sapi hibah di Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun Kabupaten Siak BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup, dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang penulis peroleh dari hasil penelitian yang dilakukan, serta penulis akan mengemukakan beberapa saran yang mungkin berguna bagi masyarakat dan pemerintah