BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil Menengah atau UMKM merupakan sektor penting sebagai mesin penggerak utama ekonomi global. Hal ini dapat terlihat dari mendominasinya jumlah UMKM di panggung bisnis dunia. Meskipun data terkini yang tepat sulit diperoleh, peneliti memperkirakan lebih dari 95% dari perusahaan di seluruh dunia adalah UMKM (Edinburgh Group, 2012). Berikut ini gambaran perkiraan intensitas kepadatan jumlah UMKM berdasarkan wilayah regional di seluruh dunia. Pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa kepadatan jumlah UMKM tertinggi berada di wilayah regional Asia Timur dan pasifik yaitu sebesar 39.293.783 UMKM. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010) Pentingnya peran UMKM dapat dilihat dari Tabel 1.1 tentang data perkiraan untuk 27 negara di Uni Eropa tahun 2012. Dari total perusahaan di Uni Eropa, sekitar 99,8% merupakan UMKM. Selain itu UMKM mempekerjakan kurang lebih 67% dari seluruh pekerja dan telah berkontribusi sebanyak 58% dari total gross value added (GVA). Sebagai informasi, GVA didefinisikan sebagai nilai dari output dikurangi nilai konsumsi menengah dan GVA merupakan faktor penting dalam gross
domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) (Edinburgh Group, 2012). Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Nilai GVA Uni Eropa Mikro Kecil Menengah UMKM Besar Total Perusahaan 19,143,521 1,357,533 226,573 20,727,627 43,654 20,771,281 % 92.2 6.5 1.1 99.8 0.2 100 Tenaga Kerja 38,395,819 26,771,287 22,310,205 87,477,311 42,318,854 129,796,165 % 28.5 20.6 17.1 67.4 32.6 100 GVA ( juta) 1307360,7 1143935,7 1136243,5 3587540 2591731,5 6179271,4 % 21.2 18.5 18.4 58.1 41.9 100 Sumber: Edinburgh Group (2012) Contoh lainnya yang menggambarkan pentingnya UMKM bagi negara maju dapat dilihat dari perekonomian negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Secara umum, lebih dari 95% dari keseluruhan perusahaan merupakan UMKM. Mereka menyumbang sekitar 55% dari total GDP OECD (Edinburgh Group, 2012). Peranan UMKM tidak hanya penting bagi negara-negara yang berpenghasilan tinggi tetapi juga bagi negara-negara yang berpenghasilan rendah. UMKM memberikan kontribusi yang signifikan untuk PDB dan kesempatan kerja. Mereka juga menjadi kontributor utama untuk inovasi dalam ekonomi, bahkan sebagiannya melalui kolaborasi dengan perusahaan yang lebih besar. Kontribusi yang diberikan oleh UMKM bervariasi antar negara (Edinburgh Group, 2012). Pada negara berkembang, lebih dari 90% dari semua perusahaan di luar sektor pertanian adalah UMKM atau usaha mikro. Perusahaan-perusahaan ini berkontribusi besar bagi PDB negara mereka masing-masing. Misalnya di Afrika Selatan, diperkirakan UMKM memberikan kontribusi 52-57% dari total PDB. Di Ghana, UMKM bahkan lebih menonjol di sektor ekonomi, mewakili sekitar 92% dari bisnis Ghana dan memberikan kontribusi sekitar 70% terhadap PDB Ghana (Edinburgh Group, 2012). Kemenkeu (2015) juga mengungkapkan bahwa UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Pada era krisis ekonomi global tahun 1998
banyak perusahaan besar yang tidak berdaya dan akhirnya tutup atau pun menderita kerugian, akan tetapi UMKM masih mampu untuk terus bergerak dan memberikan sumbangsih bagi pemasukan di Indonesia. Selain itu sejumlah permasalahan makro seperti angka pengangguran mampu ditekan oleh berkembangnya UMKM yang secara langsung membuka lapangan pekerjaan baru. Tabel 1. 2 Perkembangan Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Tahun 2012-2013 Unit Usaha Satuan Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Tahun 2012-2013 Usaha Mikro Unit 55.856.176 98,79 57.189.393 98,77 1.333.217 2,39 Usaha Kecil 629.418 1,11 654.222 1,13 24.803 3,94 Usaha Menengah 48.997 0,09 52.106 0,09 3.110 6,35 Total (UMKM) 56.534.592 99,99 57.895.721 99,99 1.361.129 2,41 Usaha Besar (UB) 4.968 0,01 5.066 0,01 98 1,97 Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (2015) Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM (Tabel 1.2), jumlah unit UMKM mencapai hampir 99,98% terhadap total unit usaha di Indonesia. Pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia ini terus bertambah, bila sebelumnya pada tahun 2012 jumlah UMKM adalah 56.534.592 unit, di tahun 2013 berkembang menjadi 57.895.721 unit atau tumbuh sebesar 2,41%. Jumlah ini sangat besar bila dibandingkan dengan jumlah Usaha Besar yang pada tahun 2012 berjumlah 4.968 unit dan menjadi 5.066 unit pada tahun 2013. Pada Tabel 1.3 menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan oleh UMKM terhadap PDB negara yakni sebesar 59,08% pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 60,34% pada tahun 2013. Adapun perkembangan UMKM terhadap kontribusi PDB sebesar 11,71%, lebih besar daripada perkembangan kontribusi yang diberikan Usaha Besar terhadap GDP yang hanya sebesar 6,01%
Tabel 1. 3 Perkembangan PDB Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Tahun 2012-2013 Unit Usaha Satuan Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Tahun 2012-2013 Usaha Mikro Rp. 2.951.120,6 35,81 3.326.564,8 36,90 375.444,2 12,72 Usaha Kecil Milyar 798.122,2 9,68 876.385,3 9,72 78.263,1 9,81 Usaha Menengah 1.120.325,3 13,59 1.237.057,8 13,72 116.732,5 10,42 Total (UMKM) 4.869.568,1 59,08 5.440.007,9 60,34 570.439,8 11,71 Usaha Besar 3.372.296,1 40,92 3.574.943,3 39,66 202.647,2 6,01 Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (2015) Kontribusi yang diberikan oleh UMKM terhadap perekonomian suatu negara tidak terlepas dari dampak globalisasi. Globalisasi membuat hambatan perdagangan semakin berkurang dan membuka pasar internasional yang mana memunculkan peluang bagi UMKM (DHL, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh DHL (2013) menunjukkan UMKM semakin terpengaruh oleh globalisasi dan semakin dipaksa untuk berpikir dan melakukan internasionalisasi.. Hal ini dapat dilihat dari grafik di bawah ini yang memperlihatkan semakin kuatnya fenomena internasionalisasi UMKM di berbagai negara, yaitu sebesar 73% UMKM sudah melakukan kegiatan bisnisnya di ruang lingkup internasional. Gambar 1. 2 Persentase UMKM yang Melakukan Internasionalisasi Sumber: DHL (2013)
Selain itu, UMKM yang lebih kecil biasanya dianggap kurang berinternasionalisasi daripada UMKM yang lebih besar, tetapi ternyata internasionalisasi bagi mereka bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Survei menyatakan UMKM dengan jumlah tenaga kerja antara 50 sampai 249 orang, 80% beroperasi pada tingkat internasional, sementara UMKM yang jumlah tenaga kerjanya antara 10 sampai 49 orang sudah 66% yang melakukan internasionalisasi (DHL, 2013). Hasil survei terdahulu yang dilakukan oleh HSBC (2010) terhadap 6031 respondennya menunjukkan secara global 3 dari 10 UMKM setidaknya melakukan transaksi lintas batas maupun perdagangan internasional. Di Indonesia, 2 dari 10 UMKM sudah melakukan perdagangan internasional. Namun, internasionalisasi tidak sebatas aktivitas impor atau ekspor. Faktanya, hasil penelitian yang dilakukan oleh DHL (2013) menunjukkan bahwa, UMKM semakin terlibat pada hubungan internasional yang lebih kompleks, seperti aktivitas subkontrak serta kerjasama teknis atau komersial. Bahkan UMKM dapat terlibat dalam partnership lintas batas dan investasi asing untuk memanfaatkan peluang baru. Meskipun aktivitas bisnis yang dilakukan oleh UMKM masih didominasi oleh kegiatan ekspor (30%) ketimbang aktivitas lainnya, namun hasil survei yang dilakukan DHL (2013) secara mengejutkan memperlihatkan bahwa UMKM mampu menjalankan lebih dari satu aktivitas bisnis internasional (27%) dalam lima tahun pertama. Bahkan indikator ini naik menjadi 31% untuk UMKM yang beroperasi kurang dari lima tahun padahal asumsinya adalah mereka memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperlebar usahanya. Gambar 1. 3 Persentase UMKM yang Terlibat Aktivitas Bisnis Internasional Sumber: DHL (2013)
Melihat tren perkembangan UMKM di beberapa negara yang semakin berorientasi pada skala internasional serta belum adanya gambaran internasionalisasi dan entry mode pasar asing yang dilakukan UMKM di Indonesia, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul ENTRY MODE PASAR ASING USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH INDONESIA STUDI KASUS: UMKM DKI JAKARTA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang ditemui, antara lain: 1. Bagaimana gambaran internasionalisasi UMKM di Indonesia? 2. Entry mode apa yang dipilih UMKM di Indonesia dalam foreign market entry? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi UMKM di Indonesia dalam memilih entry mode? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui bagaimana gambaran internasionalisasi UMKM di Indonesia. 2. Mengetahui entry mode yang dipilih UMKM di Indonesia untuk melakukan strategi masuk pasar asing. 3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi UMKM di Indonesia dalam memilih entry mode. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memahami bagaimana internasionalisasi UMKM di Indonesia. 2. Memahami entry mode pasar asing. 3. Sebagai bahan referensi pemangku kepentingan untuk membuat kebijakan. 4. Sebagai sumbangsih bagi pendidikan di Indonesia dalam bidang manajemen khususnya pemasaran internasional. 1.5 Ruang Lingkup Dalam penelitian berfokus pada:
1. Gambaran internasionalisasi UMKM di Indonesia. 2. Keputusan entry mode pasar asing. 3. Ruang lingkup objek yang diteliti adalah UMKM kerajinan tangan di DKI Jakarta khususnya di daerah Kemang, Jakarta Selatan yang memiliki pengalaman menjual produknya sampai ke manca negara. 1.6 State of The Art (Tinjauan Pustaka) Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan konsep dan teori yang menjadi dasar penelitian seperti internasionalisasi, pemilihan entry modes pasar asing dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. No. Judul, Penulis, Nama Jurnal 1. Strategic Analysis of SMES Early Internationalisation Processes, Julio Lamas Knapp dan Christopher Kronenberg, Journal of Entrepreneurship, Business and Economics Vol 1 No. 1/2 (2013) Sumber: Penulis (2015) Tabel 1. 4 State of The Art Metode Hasil Adaptasi Kualitatif Aspek-aspek yang Hasil jurnal ini menjadi kunci dijadikan motivasi pembanding pada internasionalisasi implikasi teoritis. dan penerapan strategis. Adanya berbagai pendekatan berbeda mengenai kenapa dan bagaimana UMKM menangani proses internasionalisasi.
Tabel 1. 4 State of The Art (lanjutan) No. Judul, Penulis, Nama Jurnal Metode Hasil Adaptasi 2. Identifying Factors Kuantitatif Dalam proses Teori-teori yang Influencing Entry memilih entry modes digunakan Mode Selection in perlu penulis dari jurnal Food Industry of mempertimbangkan ini adalah Small and Mediumsized Enterprises (SMEs) in Iran, berbagai macam faktor. Hasil penelitian mengenai internasionalisasi, faktor eksternal menunjukkan bahwa dan faktor Mahdi Haghighi semua faktor yang internal yang Kaffash, Maryam disebut dalam model mempengaruhi Haghighikah dan Hamidreza Root memiliki dampak terhadap entry mode selection. Kordlouie, pemilihan entry modes. International Journal of Marketing Studies Vol. 4 No. 5 (2012) Sumber: Penulis (2015)
Tabel 1. 4 State of The Art (lanjutan) No. Judul, Penulis, Nama Jurnal Metode Hasil Adaptasi 3. Factors Affecting Kualitatif Jurnal ini Dari jurnal ini The Choice of Entry Mode by MNCs, Priyanka Bedi dan Ekta Kharbanda, International Research Journal of Commerce Arts and Science Vol. 5 Issue 5 (2014) (Studi literatur) memberikan pemahaman lebih dalam mengenai berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan international entry mode dari sudut pandang teoritis. Hasilnya adalah keputusan entry modes dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. mengadaptasi beberapa bagian teori tentang faktor yang mempengaruhi entry mode selection pada perusahaan multinasional. 4. Internationalization Kuantitatif Adanya hubungan Menggunakan and Performance: Small and Medium Enterprises (SMEs) in Malaysia, yang signifikan antara internasionalisasi dan kinerja. definisi internasionalisasi sebagai landasan teori. Shankar Chelliah, International Journal of Business and Management Vol. 5 No. 6 (2010) Sumber: Penulis (2015)
Tabel 1. 4 State of The Art (lanjutan) No. Judul, Penulis, Nama Jurnal Metode Hasil Adaptasi 5. New Trends in Foreign Market Entry Mode Choices: The Case of Italian Mid- Sized Companies, Michela Matarazzo dan Riccardo Kualitatif Meskipun UMKM memiliki keterbatasan pengalaman internasional, UMKM dapat melakukan internasional dan bersaing secara Hasil dan implikasi dalam jurnal ini digunakan sebagai pembanding implikasi teoritis dalam penelitian ini. Resciniti, Journal of International Business and Economics Vol. 2 No. 4 (2014) global. Pada UMKM yang lebih besar mengadopsi entry mode pengendalian tinggi. Jurnal ini menggabungkan perspektif teori biaya transaksional, institusional dan teori berbasis sumber daya. Sumber: Penulis (2015)