BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan Pengolahan Air Limbah

Pengolahan AIR BUANGAN

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Pengaruh Bakteri, Bak Aerasi, Pengolahan Air Limbah

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Limbah Cair Hotel. Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

Kelompok 3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

Pengolahan Limbah Cair Industri secara Aerobic dan Anoxic dengan Membrane Bioreaktor (MBR)

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Jadwal Kuliah. Utilitas-MG 03-Nensi 1

Lokakarya Fungsional Non Penelti a) Sistem parit oksidasi b) Sistem kolam aerobik, yaitu suatu kolam yang tidak terlalu dalam dengan permukaannya yang

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab V Hasil dan Pembahasan

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

STUDI INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SECARA AEROBIC DAN ANOXIC DENGAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU DI KELURAHAN MULYOJATI 16 C KOTA METRO

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin banyak pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kotakota besar telah mendorong peningkatan jumlah air limbah domestik (Supradata, 2005). Pada tahun 2013 jumlah penduduk di kota X mencapai 3.351.048 jiwa dan menghasilkan timbulan air limbah domestik sebanyak 351.860 m3/hari. Penanganan air limbah domestic oleh pemerinta kota adalah dengan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) X. IPAL X berfungsi untuk mengelolah air limbah rumah tangga dari kota X yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai-sungai di kota X dan disampin itu juga membantu mengurangi beban pencemaran yang masuk ke sungai. Jenis buangan rumah tangga yang di olah pada IPAL X adalah air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur dan pencucian. Salah satu konsekuensi dari ledakan jumlah penduduk adalah semakin besarnya volume air limbah domestik yang harus diolah dan dibuang ke badan air. Air limbah, terutama yang mengandung ekskreta manusia dapat mengandung patogen yang berbahaya dan oleh karena itu harus dikelola dan diolah dengan baik (Feacham et al., 1983). Kurangnya pengelolaan dan pembuangan air limbah yang memadai dapat menyebabkan morbiditas dan angka kematian yang tinggi. Menurut WHO (2005), sekitar 3 milyar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang memadai dan sekitar lima juta orang meninggal setiap tahun karena kurangnya sanitasi yang memadai. Sebagian besar orang-orang ini hidup di negara berkembang. Di banyak negara berkembang seperti di Indonesia, karena keterbatasan dana dan kompetisi dengan sektor pembangunan yang lain, pengelolaan air limbah biasanya menempati prioritas yang rendah. Kalaupun ada usaha pengelolaan air limbah, karena kurangnya dasar pengetahuan dan penguasaan teknologi, banyak negara berkembang 15

16 yang mengelola air limbahnya dengan meniru konsep dan teknologi pengelolaan air limbah dari negara maju. (Veenstra, 2000). Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan pencemaran lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan tersebut bahkan kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu. Berdasarkan permasalahan itulah, pemerintah mulai serius mencanangkan program untuk mengelola air limbah, yakni dengan membentuk unit pengelola air limbah atau yang disebut Waste Water Treatment Plant (WWTP). Dalam penanganan pembuangan air limbah yang ada saat ini yaitu dengan membuang air limbah domestik langsung ke saluran drainase tanpa pengolahan terlebih dahulu. Untuk mencapai sanitasi yang lebih baik dan lengkap, maka diperlukan perencanaan untuk membangun Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk melayani penyaluran air limbah domestik di kota-kota besar di Indonesia. 3.2 PENGERTIAN LIMBAH DAN MACAMNYA 3.2.1 Sanitasi Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia, jadi lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa munculnya penyakit dapat dihindari. Usaha sanitasi berarti suatu usaha untuk menurunkan jumlah bibit penyakit yang terdapat dalam bahan-bahan pada lingkungan fisik manusia sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan manusia dapat terpelihara (Daryanto,2004). 3.2.2 Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik ( rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang

17 kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memilki nilai ekonomis. Sistem pengelolaan air limbah ada dua macam sistem yaitu sistem pembuangan air limbah setempat ( 0n site system) dan pembuangan terpusat (off site system) (Kodoati : 2008). 3.3 SISTEM WASTE WATER TREATMENT (WWTP) Sistem pengolahan limbah merupakan sebuah proses yang mengolah air buangan yang sudah tidak bisa dipakai lagi (disebut limbah ) untuk dapat dikembalikan ke siklus air di lingkungan sekitar sehingga dapat digunakan kembali sebagai air baku. Jika limbah yang diolah dapat langsung digunakan sebagai air bersih disebut reklamasi air (water reclamation). Pengolahan yang digunakan meliputi beberapa metode dalam sebuah infrastruktur sistem yang terintegrasi yang disebut Instalasi Pengolahan Air Limbah (waste water treatment plant, WWTP). Gambar 3.1 Waste Water Treatment Plant

18 3.4 KOMPONEN PENGOLAHAN AIR LIMBAH Instalasi pengolahan limbah secara garis besar terdiri atas 3 proses, yaitu Sparator Phase, Oxsidation dan Pholising. 3.4.1 Sparation Phase (Fase Pemisah) Pada proses fase pemisahan terjadi pengolahan limbah cair menjadi bentuk cairan dan padatan. Limbah padat yang dihasilkan akan diolah melalui proses oksidasi atau polishing pada tahap selanjutnya, padatan minyak dan lemak umumnya diolah melalui saponifikasi (penyabunan) dan padatan lumpur (sludge) diolah melalui proses dewatering. Adapun limbah cair yang dihasilkan akan diolah biasanya dengan sistem filtrasi yang disesuaikan dengan kualitas airnya. Secara garis besar, fase pemisahan terdiri atas 2 metode: a. Metode sedimentasi Metode sedimentasi merupakan proses pengendapan dengan gaya gravitasi untuk menghilangkan padatan terlarut (suspended solids) dari limbah. Terdapat 2 jenis cara yaitu (1) kolam pengendapan (sedimentation pond) dan (2) clarifier yaitu tanki yang dibangun dengan proses mekanis dapat menghilangkan padatan melalui proses sedimentasi secara kontinu, selain itu terdapat juga unit clarifier yang lebih komplek dengan menggunakan skimmer sebagai alat penghilang buih sabun (soap scum) dan padatan non-polar seperti minyak yang mengapung diatas permukaan air. Gambar 3.2 Sedimentation & Clarifier

19 b. Metode filtrasi Suspensi padatan koloid dalam limbah cair akan dihilangkan dengan proses filtrasi baik dengan filter pasir, karbon aktif, atau sistem membran. Metode filtrasi ini penting untuk mengurangi total padatan terlarut (TDS). Sistem bioreaktor membran sering juga digunakan untuk sistem pemulihan (recovery) dan sistem pemanfaatan kembali (reuse). MBR (Membrane Bio-Reactor) adalah kombinasi proses membran (mikrofiltrasi atau ultrafiltrasi) dengan sistem pertumbuhan bakteri dalam bioreaktor. MBR terdiri atas 2 konfigurasi: internal atau submerged MBR, dan external atau sidestream MBR. Perbedaan keduanya ada pada peletakan membran, dimana internal MBR berada dan didalam dan external BMR diluar sistem. Gambar 3.3 Metode Filtrasi 3.4.2 Oxidation (Oksidasi) Proses oksidasi mengindikasikan jumlah senyawa organik dalam limbah. Dengan melakukan proses oksidasi maka nilai BOD dan COD dalam limbah dapat direduksi, serta toksisitas yang disebabkan oleh bahan pencemar dapat dikurangi sebelum dibuang ke lingkungan. Pengukuran BOD dan COD sangatlah penting untuk melihat karakteristik limbah yang akan diolah. a. BOD (Biochemical Oxygen Demand), adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan mikroorganisme aerobik untuk menghancurkan materi organik dalam air (limbah) pada suhu tertentu (20 C) selama periode tertentu (5 hari), satuan BOD yaitu miligram O2 per liter. Total BOD lebih berpengaruh

20 terhadap jaring makanan (food web) dalam limbah, hal ini karena nilai BOD mengindikasikan seberapa banyak senyawa organik dalam limbah sebagai sumber makanan bakteri untuk dioksidasi oleh bakteri. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin rendah oksigen terlarut dalam limbah karena dikonsumsi oleh bakteri. Limbah yang memiliki nilai BOD-nya tinggi biasanya mengandung nitrat dan fosfat tinggi yang berasal dari limbah makanan. b. COD (Chemical Oxygen Demand), adalah jumlah ketersediaan elektron dalam senyawa organik dalam air (limbah) untuk mereduksi oksigen terlarut dalam air. Hal ini perlu dibedakan dengan TOC (Total Organic Compound) yang mengukur jumlah total senyawa organik dalam air. Nilai TOC biasanya lebih besar dibandingkan COD karena tidak semua senyawa organik dapat teroksidasi. Adapun nilai COD akan lebih besar dibandingkan BOD karena tidak semua senyawa organik yang dapat teroksidasi mampu dioksidasi oleh bakteri sebagai sumber makanan. Pengukuran COD dengan cara mengoksidasi senyawa organik dengan senyawa pengoksidasi seperti potasium dikromat (V) dan potasium manganat (VII) menghasilkan karbon dioksida, air, dan ammonia. Umumnya, nilai COD dapat menentukan jumlah polutan organik dalam air permukaan atau air limbah, sehingga nilai COD sangatlah penting untuk menentukan kualitas air. Satuan yang digunakan yaitu miligram oksigen per liter larutan. 3.4.2.1 Proses untuk menurunkan BOD dan COD Beberapa proses dapat digunakan untuk menurunkan BOD dan COD pada limbah meliputi : 1. Koagulasi Koagulasi adalah proses pencamuran bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. 2. Flokulasi Flokulasi adalah proses pembentukan flok sebagai akibat gabungan dari koloidkoloid dalam air baku (air sungai) dengan koagulan. Pembentukan flok akan

21 terjadi dengan baik jika di tambahkan koagulan kedalam air baku (air sungai) kemudian dilakukan pengadukan lambat. 3. Equalisasi Equalisasi adalah bak untuk menampung air sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Proses equalisasi ini mempunyai tujuan untuk meminimumkan dan mengendalikan fluktuasi aliran limbah cair baik kualitas maupun kuantitas yang berbeda dan meng-homogenkan konsentrasi limbah cair dalam bak equalisasi, dan di bak equalisasi biasanya dipasang 2 buah motor aerator yang berguna untuk mencegah pembusukan, juga untuk mengaduk limbah cair sehingga limbah bersifat homogen dan juga supaya tidak terjadi pengen-dapan. 4. Aerasi Aerasi adalah suatu proses penambahan udara/oksigen dalam air dengan membawa air dan udara ke dalam kontak yang dekat, dengan cara menyemprotkan air ke udara (air ke dalam udara) atau dengan memberikan gelembung-gelembung halus udara dan membiarkannya naik melalui air (udara ke dalam air) 3.4.3 Polishing Beberapa kondisi air limbah biasanya bersifat fluktuatif kualitasnya, sehinggu perlu dilakukan pengaturan parameter seperti ph atau perlakuan tambahan sebelum dibuang ke lingkungan. Polishing dilakukan tergantung dari hasil kualitas limbah setelah ditreatment sebelum dibuang (disposal) atau digunakan kembali (reuse). Kadang digunakan juga karbon filter untuk menghilangkan kontaminan dan pengotor yang yang masih ada dalam limbah dengan adsorpsi oleh karbon aktif. Setiap instalasi pengolahan limbah akan memperhatikan kualitas limbah dan keluarannya disesuaikan dengan regulasi setempat sebelum dibuang ke sungai atau danau. Di Indonesia setiap limbah baik dari rumah tangga perkotaan atau industri akan mengikuti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014, tentang Baku Mutu Air Limbah. Tiap industri memiliki standar baku mutu air limbah yang berbedabeda dibedakan dengan jenis usahanya, akan tetapi jika jenis usahanya belum ditetapkan, pemerintah Indonesia memberlakukan standard yang umum sebagai berikut:

22 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BELU MEMILIKI BAKU MUTU AIR LIMBAH Tabel 3.1 Baku Mutu Air Limbah Beberapa equipment yang dapat dijadikan polishing meliputi : 1. Sand Filter Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk di atas gravel, system sand filter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll.) 2. Karbon Aktif Filter

23 Sistem filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di gunakan adalah arang ba-tubara dan batok kelapa, sistem ini berfungsi sebagai bau, warna, bahan organic termasuk sisa chlor. Biasanya Karbon aktif bisa bertahan sampai 1-2 tahun (tergantung influent). 3. Softener (Jika memakai system softener) Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan menggunakan garam, sistem ini berfungsi menghilangkan kesadahan (Ca dan Mg).Umur media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent). 3.5 LANGKAH DESAIN GAMBAR WWTP 1. Mempelajari Site Plan, ite Plan ini disebut juga rencana tampak, yaitu gambar dua dimensi yang menunjukan detail dari rencana yang akan dilkukan terhadap sebauh kaveling tanah. Site Plan sangat penting dalam mendesain karena bisa menjadi rumusan untuk perencanaan pembangunan. 2. Mebuat Gambar Pelaksana / Gambar Shop Drwaing, Gambar shop drawing adalah gambar detail yang disertai dengan ukuran dan bentuk detail sesuai acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan di lapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. 3. Menyesuaikan Gambar Pelaksana Dengan Kondisi Nyata di Lapangan, Sering kali apa yang sudah direncanakan oleh perencana tidak memungkinkan unuk di laksanakan di lapangan karena kondisi kenyataan ternyata berbeda atau bisa jadi ada perubahan bentuk struktur pekerjaan sebelumnya yang menyebabkan pekerjaan selanjutnya harus berubah,dsni lah tugas drafter untuk membuat gambar kerja yang dapat di laksanakan. 4. Menjelaskan Kepada Pelaksanaan Dilapangan / Surveyor, Gambar shop drawing yang sudah dibuat adakalanya kurang dipahami oleh pelaksanaan di lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun ukuran bangunansehingga diperlukan kordinasi yang baik dengan pihak lapangan agar struktur bangunan yang dibuat sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. 5. Membuat Gambar Akhir Pekerjaan /AsBuild drawing, Gambar asbuild drawing adalah gambar laporan hasil pelaksanaan yang sudah dibuat di lapangan untuk di jadikan pertanggung jawaban kepada pemilik projek atau owner, gambar asbuild drawing dibuat setelah pekerjaan selesai dan tidak ada perubahan dilapangan.