MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH DOMBA EKOR TIPIS MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA DI UP3J, PETERNAKAN TAWAKAL DAN MITRA TANI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

MATERI DAN METODE. Materi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

UKURAN DAN BENTUK TUBUH SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN DOMBA GARUT, DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA EKOR GEMUK SKRIPSI BETARI UMI TIRTOSIWI

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI BALI DAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) JANTAN BERDASARKAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA (ARKU) SKRIPSI SIDDIQ PERNOMO

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea ( 5 Agustus 2011)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI. Oleh : ARDY AGA PRATAMA

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Parameter yang Diukur Pengambilan Data

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

UKURAN DAN BENTUK TUBUH KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWAH DI PETERNAKAN DOA ANAK YATIM FARM DAN CORDERO FARM SKRIPSI R.

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

MATERI DAN METODE. Materi

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

POLA PERTUMBUHAN BERDASARKAN BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI UNIT PENDIDIKAN DAN PENELITIAN PETERNAKAN JONGGOL (UP3J)

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) Fakultas Peternakan IPB yang berlokasi di desa Singasari, Kecamatan Jonggol; peternakan Mitra Tani Farm (MT Farm) di desa Tegalwaru, Ciampea-Bogor dan peternakan domba Tawakal di daerah Cimande-Sukabumi. Pengambilan data dilaksanakan pada Desember 2009-Juni 2010. Materi Ternak domba yang digunakan pada penelitian ini adalah domba Ekor Tipis yang meliputi 87 ekor domba yang dipelihara di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J), 48 ekor domba di peternakan Mitra Tani Farm (MT Farm), dan 63 ekor domba di peternakan Tawakal. Jumlah keseluruhan domba yang digunakan adalah 129 ekor domba jantan dan 69 ekor domba betina. Keseluruhan domba yang digunakan berumur di bawah satu tahun (I 0 ). Peralatan yang digunakan berupa timbangan berkapasitas 50 kg dengan skala terkecil 1 kg, tongkat ukur, pita ukur dengan skala terkecil 0,1 cm, jangka sorong dengan satuan terkecil 0,1 cm dan alat tulis. Prosedur Penetapan Lokasi Penetapan lokasi dilakukan secara sengaja, dengan menggunakan metode survey langsung ke lapangan. Data yang diambil berupa data primer yang diperoleh dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan langsung terhadap sifat kuantitatif (bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh) domba yang diamati. Penentuan Umur Domba Umur domba ditentukan dengan melihat catatan (recording) peternak. Penentuan umur domba dilakukan dengan menduga berdasarkan gigi seri tetap (Devendra dan Mc Leroy, 1982) seperti yang disajikan pada Tabel 1. 9

Tabel 1. Pendugaan Umur Domba Berdasarkan Penggantian Gigi Seri Umur Penggantian Gigi Seri Kode 1 tahun 1,0-1,5 tahun 1,5-2,0 tahun 2,5-3,0 tahun 3,5-4,0 tahun >4,0 tahun Gigi seri masih utuh Gigi seri pasangan pertama tanggal dan berganti Gigi seri pasangan kedua tanggal dan berganti Gigi seri pasangan ketiga tanggal dan berganti Semua gigi seri susu telah tanggal dan berganti Semua gigi seri permanen sudah terasa/ aus I 0 I 1 I 2 I 3 I 4 I 5 Peubah yang Diukur dan Diamati Data diperoleh dengan melakukan penimbangan bobot badan dan pengukuran terhadap peubah-peubah dimensi tubuh (sifat kuantitatif) pada setiap domba yang diamati, dengan posisi domba berdiri normal dan tegak. Pengukuran bobot badan juga dilakukan. 1= Dalam dada (X 1 ) 2= Lebar pundak (X 2 ) 3= Panjang kelangkang (X 3 ) 4= Lingkar kanon depan (X 4 ) 5= Lingkar kanon belakang (X 5 ) 6= Panjang ekor (X 6 ) 7= Panjang muka (X 7 ) Gambar 1. Ukuran-ukuran Tubuh Domba yang Diamati 8= Panjang badan (X 8 ) 9= Panjang kaki depan (X 9 ) 10= Lingkar dada (X 10 ) 11= Tinggi pundak (X 11 ) 12= Lebar kelangkang (X 12 ) 13= Tinggi kelangkang (X 13 ) 10

1. Bobot badan (BB) atau Y diperoleh dengan cara penimbangan yang dilakukan sebelum domba diberi makan atau digembalakan dengan menggunakan timbangan (satuan kg). 2. Dalam dada (DD) atau X 1 diperoleh dengan cara pengukuran dari titik tertinggi tulang pundak sampai tulang dada bagian bawah belakang kaki depan, yang diukur dengan menggunakan kaliper (satuan cm). 3. Lebar pundak (LP) atau X 2 diperoleh dengan cara pengukuran lebar bagian yang menonjol pada pundak atas bagian kanan dan kiri, yang diukur dengan menggunakan kaliper (satuan cm). 4. Panjang kelangkang (PKel) atau X 3 diperoleh dengan cara pengukuran antara muka pangkal paha sampai ke benjolan tulang tapis, yang diukur dengan menggunakan kaliper (satuan cm). 5. Lingkar kanon depan (LKD) atau X 4 diperoleh dengan cara mengukur di tengahtengah tulang pipa kaki depan sebelah kiri bagian depan yang diukur dengan menggunakan pita ukur (satuan cm). 6. Lingkar kanon belakang (LKB) atau X 5 diperoleh dengan cara mengukur di tengah-tengah tulang pipa kaki depan sebelah kiri bagian belakang yang diukur dengan pita ukur (satuan cm). 7. Panjang ekor (PEk) atau X 6 diperoleh dengan cara pengukuran dari pangkal ekor sampai ujung ekor, yang diukur dengan menggunakan jangka sorong (satuan cm). 8. Panjang muka (PM) atau X 7 diperoleh dengan cara pengukuran dari jarak antara titik tertinggi sampai titik terdepan tengkorak, yang diukur dengan menggunakan jangka sorong (satuan cm). 9. Panjang badan (PB) atau X 8 diperoleh dengan cara pengukuran dari tepi tulang humerus sampai benjolan tulang tapis atau tulang duduk, yang diukur dengan menggunakan pita ukur (satuan cm). 10. Panjang kaki depan (PKD) atau X 9 diperoleh dengan cara pengukuran bagian tulang yang menonjol dibagian depan dada, sampai tanah yang diukur dengan menggunakan tongkat ukur (satuan cm). 11. Lingkar dada (LD) atau X 10 diperoleh dengan cara melingkarkan pita ukur ke sekeliling rongga dada di belakang sendi bahu (satuan cm). 11

12. Tinggi pundak (TP) atau X 11 diperoleh dengan cara mengukur jarak tertinggi pundak sampai tanah, yang diukur dengan menggunakan tongkat ukur (satuan cm). 13. Lebar kelangkang (LKel) atau X 12 diperoleh dengan cara mengukur jarak diantara kedua tulang tapis kanan dan kiri, yang diukur dengan menggunakan kaliper (satuan cm). 14. Tinggi kelangkang (TKel) atau X 13 diperoleh dengan cara mengukur jarak antara titik tertinggi kelangkang sampai tanah yang diukur dengan menggunakan tongkat ukur (satuan cm). Analisis Data Uji T 2 Hotelling Peubah-peubah yang diamati diantara setiap dua kelompok ternak diuji dengan menggunakan T 2 -Hotelling. Pengujian dilakukan dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: H 0 : U1=U2 : vektor nilai rata-rata dari kelompok domba pertama sama dengan kelompok domba kedua H 1 : U1 U2 : vektor nilai rata-rata dari kelompok domba pertama berbeda dengan kelompok domba kedua Uji T 2 Hotelling dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : T 2 F = nilai statistik T 2 -Hotelling = nilai hitung untuk T 2 -Hotelling = jumlah data pengamatan pada kelompok ternak pertama = jumlah data pengamatan pada kelompok ternak kedua = vektor nilai rata-rata peubah acak pada kelompok ternak pertama = vektor nilai rata-rata peubah acak pada kelompok ternak kedua = invers matrik kovarian gabungan (invers dari matriks S G ) P = banyak peubah ukur 12

Bila uji T 2 -Hotelling menunjukkan hasil nyata, maka akan diteruskan dengan Analisis Komponen Utama pada masing-masing kelompok domba. Uji yang tidak nyata diteruskan dengan Analisis Komponen Utama gabungan dari dua kelompok domba yang diamati. Analisis Komponen Utama Analisis Komponen Utama menghasilkan persamaan ukuran dan bentuk yang diturunkan dari matriks kovarian. Model persamaan ukuran menurut Nishida et al (1982) disetarakan dengan persamaan komponen utama ke-1 menurut Gaspersz (1992) dengan model persamaan : Y 1 = a 11 X 1 +a 21 X 2 +a 31 X 3 +a 41 X 4 +a 51 X 5 +a 61 X 6 +a 71 X 7 +a 81 X 8 +a 91 X 9 +a 101 X 10 + a 111 X 11 +a 121 X 12 + a 131 X 13 Y 2 = a 12 X 1 +a 22 X 2 +a 32 X 3 +a 42 X 4 +a 52 X 5 +a 62 X 6 +a 72 X 7 +a 82 X 8 +a 92 X 9 +a 102 X 10 +a 112 X 11 +a 122 X 12 +a 132 X 13 Y 1 = komponen utama ke-1 atau skor ukuran Y 2 = komponen utama ke-2 atau skor bentuk a 11...a 131 = vektor eigen pada persamaan ukuran a 12...a 132 = vektor eigen pada persamaan bentuk X i = Peubah ke- i (1,2,3...,13) Penentuan penciri ukuran dan bentuk dilakukan berdasarkan nilai eigen tertinggi pada masing-masing persamaan, yaitu persamaan ukuran dan bentuk. Perhitungan korelasi antara penciri ukuran dan skor ukuran dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Rx i y 1 = r i1 = Rx i y 1 = koefisien korelasi peubah penciri yaitu peubah ke-i (1,2,3...,13) dan skor ukuran a i1 = vektor eigen peubah ke-i (1,2,3...,13) pada persamaan ukuran λ 1 = nilai eigen atau akar ciri persamaan ukuran S i = simpangan baku ke-i (1,2,3...,13) 13

Perhitungan korelasi antara penciri bentuk dan skor bentuk dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Rx i y 2 = r i2 = Rx i y 2 = koefisien korelasi peubah penciri yaitu peubah ke-i (1,2,3...,13) dan skor bentuk a i2 = vektor eigen peubah ke-i (1,2,3...,13) pada persamaan bentuk λ 2 = nilai eigen atau akar ciri persamaan bentuk S i = simpangan baku ke-i (1,2,3...,13) Diagram kerumunan dibentuk berdasarkan skor ukuran dan bentuk yang diperoleh dari persamaan ukuran dan bentuk pada masing-masing kelompok domba yang diamati. Sumbu X disetarakan dengan skor ukuran dan sumbu Y disetarakan dengan skor bentuk. Analisis Regresi Komponen Utama Analisis Regresi Komponen Utama digunakan untuk menduga bobot badan berdasarkan peubah-peubah yang diamati. Analisis ini dilakukan pada setiap kelompok domba yang dinyatakan berbeda satu sama lain berdasarkan hasil T 2 -Hotelling. Model Regresi Komponen Utama menurut Gaspersz (1992) adalah: Y = w 0 + w 1.K 1 + w 2.K 2 + w 3.K 3 + w 4.K 4 + w 5.K 5 + w 6.K 6 + w 7.K 7 + w 8.K 8 + w 9.K 9 + w 10.K 10 + w 11.K 11 + w 12.K 12 + w 13.K 13 + v Y = bobot badan K i = peubah bebas komponen utama ke-i (1,2,3...,13) w 0 = konstanta w i = parameter model regresi (koefisien regresi) ke-i (1,2,3...,13) v = bentuk gangguan atau galat 14

Rumus elastisitas digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh peubah yang diamati terhadap bobot badan. Rumus yang digunakan adalah: E i = b i (X i / Y) ; i = 1,2,3..., 13 E i = nilai elastisitas ke-i (1,2,3...,13) b i = koefisien regresi ke-i (1,2,3...,13) X i = nilai rata-rata ke-i (1,2,3...,13) Y = nilai rata-rata bobot badan Paket Aplikasi Komputer yang Digunakan Pengolahan data dan pembuatan diagram kerumunan dibantu dengan menggunakan perangkat lunak statistika yaitu Minitab versi 14. Penggunaan perangkat lunak ini lebih mudah digunakan dibandingkan dengan perangkat lunak lain. 15