BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh penambahan DHA terhadap ketahanan susu

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM DOKOSAHEKSAENOAT (DHA) TERHADAP KETAHANAN SUSU PASTEURISASI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

Pengumpulan daun apu-apu

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

III. BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi

Pengukuran ph ditujukan untuk analisa ph. segar. Pengamatan dilakukan dengan alat ph. Dipipet contoh (air susu) secukupnya (sehingga ujung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. yang berbeda konsentrasi terhadap total koloni bakteri dan ph susu segar kambing

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Jumlah Bakteri Staphyloccus aureus dan Skor California Mastitis

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

Transkripsi:

BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Metoda Percobaan Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), desain faktorialnya 4 x 4 dengan tiga kali ulangan. 3.1.1 Rancangan Percobaan Desain faktorial 4 x 4 dengan 3 kali ulangan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain Faktorial 4 X 4 dengan 3 Kali Ulangan Konsentrasi DHA (d) d0 ( 0 % ) d1 ( 1 % ) d2 ( 2 % ) d3 ( 3 % ) Penyimpanan hari ke-(t) 0 1 2 3 Variabel atau faktorialnya sebagai berikut: 1. Konsentrasi DHA (d) yang mempunyai 4 taraf yaitu: d0 (konsentrasi DHA 0 %), d1 (konsentrasi DHA 1 %), d2 (konsentrasi DHA 2 %) dan d3 (konsentrasi DHA 3 %). 34

Lama penyimpanan (t) yang mempunyai 4 taraf yaitu: t0 (hari ke-0), t1 (hari ke-1), t2 (hari ke-2) dan t3 (hari ke-3). Dengan demikian, banyaknya perlakuan yang dicobakan sebanyak 4 x 4 = 16 perlakuan. Kombinasi perlakuan disusun sebagai berikut : d0t0 d1t0 d2t0 d3t0 d0t1 d1t1 d2t1 d3t1 d0t2 d1t2 d2t2 d3t2 d0t3 d1t3 d2t3 d3t3 Percobaan diulangi sebanyak 3 kali, dengan demikian terdapat 48 unit percobaan. Bagan percobaan disusun sebagai berikut: d0t0 d3t1 d2t2 d1t2 d1t1 d0t2 d1t3 d0t1 d3t2 d1t1 d2t3 d0t3 d3t3 d1t1 d2t0 d2t3 d0t1 d0t0 d1t0 d3t0 d0t1 d0t3 d2t1 d1t2 d0t2 d2t0 d3t2 d2t1 d2t2 d1t2 d0t0 d3t2 d1t0 d3t0 d0t3 d3t1 d0t2 d1t3 d2t3 d2t1 d3t3 d2t1 d1t0 d2t2 d1t3 d3t3 d0t1 d3t0 3.1.2 Rancangan Analisis Data Percobaan ini menggunakan rancangan analisis dua faktor dalam rancangan acak lengkap Faktorial RAL, dengan persamaan statistik : Yijk = µ + τi + βj + Єij + δijk Keterangan: 35

Yijk = Nilai pengamatan pada ulangan ke-k dalam lama penyimpanan ke-j yang memperoleh konsentrasi DHA ke-i µ = Nilai tengah umum (nilai tengah populasi) τi βj Єij = Pengaruh konsentrasi DHA ke-i. = Pengaruh lama penyimpanan ke-j. = Pengaruh galat pada lama penyimpanan ke-j yang memperoleh konsentrasi DHA ke-i. δijk = Pengaruh galat pada pengamatan ke-k dalam lama penyimpanan ke-j yang memperoleh konsentrasi DHA ke-i Untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor, maka dibuat analisis varian pengaruh penambahan asam dokosaheksaenoat (DHA) terhadap ketahanan susu pasteurisasi flavor strawberry yang diperlihatkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Analisa Varian Pengaruh Penambahan Asam Dokosaheksaenoat (DHA) Sumber Keragaman Konsentrasi DHA Lama penyimpanan Galat 1 Galat 2 Total terhadap Ketahanan Susu Pasteurisasi Flavor Strawberry Derajat Bebas (DB) r-1 = 3 t-1 = 3 (r-1) (t-1) =9 st (r-1) = 32 srt-1 = 47 Jumlah Kuadrat (JK) JKP JKK JKG1 JKG2 Kuadrat Tengah (KT) KTP KTK KTG1 KTG2 F hitung KTP/KTG KTG1/KTG2 F tabel 5 % (v1,v3) (v3,v4) 36

Berdasarkan data analisa varian, maka dapat ditentukan daerah penolakan hipotesisnya yaitu: a. H 0 ditolak jika Fhi tung > F tabel Dugaan bahwa konsentrasi DHA berpengaruh terhadap ketahanan susu pasteurisasi flavor strawberry. b. H 0 diterima jika Fhi tung < F tabel Dugaan bahwa konsentrasi DHA tidak berpengaruh terhadap ketahanan susu pasteurisasi flavor strawberry. Berdasarkan kaidah keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa jika H 0 diterima, maka perlakuan yang diuji tidak berbeda nyata atau semua perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama sehingga tidak perlu lagi melakukan pengujian lanjutan. Namun jika H 0 ditolak, berarti perbedaan diantara perlakuan sangat nyata atau paling sedikit ada satu perlakuan yang mempengaruhi ketahanan susu pasteurisasi flavor strawberry sehingga nilai rata-ratanya berbeda dengan yang lain. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat 37

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peralatan gelas, pemanas listrik, lemari pendingin, pengaduk mekanis, inkubator, neraca analitik, milkana, mixer, oven, ph-meter, termometer dan autoklaf. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi susu segar, gula pasir, CMC (Carboxy Methyl Cellulose), flavor strawberry, pewarna strawberry (ponceau 4 R), Driphorm HiDHA 50, larutan ringer, Plate Count Agar (PCA) dan alkohol 70 %. 3.3 Bagan Alir Penelitian Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1-3.2. 1. Pembuatan Susu Pasteurisasi Flavor Strawberry Susu segar diambil sebanyak 25 ml dianalisis secara kualitatif dengan uji organoleptik (bau, rasa dan warna) serta uji alkohol dianalisis secara kuantitatif yang meliputi : - uji suhu - uji ph - uji milkana Susu segar yang telah dianalisis 38

ditambah gula pasir, CMC, flavor dan pewarna strawberry dipasteurisasi secara HTST (High Temperature Short Time) Susu pasteurisasi flavor strawberry Gambar 3.1. Tahapan Pembuatan Susu Pasteurisasi Flavor Strawberry 2. Penambahan DHA dan Uji Ketahanan Susu Pasteurisasi Flavor Strawberry yang Terfortifikasi DHA 39

Susu pasteurisasi flavor strawberry Tanpa DHA (O) + 1 % DHA (A) + 2 % DHA (B) + 3 % DHA (C) secara triplo O 1 O 2 A 1 A 2 A 3 B 1 B 2 B 3 C 1 O 3 C 2 C 3 dikemas dalam botol gelap disimpan pada suhu refrigerator (6-8 C) Susu yang telah disimpan dalam botol gelap(6-8 C) Uji alkohol, ph dan TPC setiap hari selama 4 hari Susu yang telah dianalisis (Tahapan pengujian ketahanan susu dilakukan setiap hari setelah proses produksi selama 4 hari dengan pengulangan sebanyak 3 kali) Gambar 3.2. Tahapan Penambahan DHA dan Uji Ketahanan Susu Pasteurisasi Flavor Strawberry 40

3.4 Cara Kerja 3.4.1 Penyiapan Bahan Baku Pada awal penelitian dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif terhadap susu segar yang digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan susu pasteurisasi flavor strawberry. Kedua analisis dilakukan untuk menjaga kualitas bahan baku yang akan sangat mempengaruhi kualitas akhir dari produk susu pasteurisasi flavor strawberry yang dihasilkan. Bahan baku diperoleh dari TPK (Tempat Pelayanan Koperasi) para anggota KPBS. Pengujian secara kualitatif dilakukan dengan uji organoleptik yang dilakukan tester KPBS dengan menggunakan panca indera sebagai sarana pengujian untuk rasa, bau dan warna. Pengujian secara kualitatif juga dilakukan dengan menambahkan 2 ml alkohol 70 % pada 2 ml susu segar yang terdapat dalam tabung reaksi. Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri secara kasar. Pengujian secara kuantitatif meliputi uji suhu dengan termometer, uji ph dengan ph-meter dan uji milkana. Pengujian dengan alat milkana bertujuan untuk menentukan kadar zat-zat yang terkandung di dalam bahan baku. Pengujian alat tersebut meliputi fat (lemak), SNF (Solid Non Fat/bahan kering tanpa lemak), density (berat jenis/bj) dan protein. Tahapan pengujian secara kuantitatif dengan menggunakan milkana yaitu: a. Susu segar dimasukkan ke dalam wadah plastik berukuran 5 ml dan diaduk hingga homogen. Susu yang akan dianalisis tidak boleh dalam keadaan dingin. Bila susu dalam keadaan dingin maka susu dihangatkan. 41

b. Wadah plastik dimasukkan ke dalam selang penyedot milkana kemudian tombol enter dipijit. Selang akan menyedot sampel sebanyak 5 ml. c. Mesin milkana akan bekerja untuk mendeteksi kandungan zat yang telah ditetapkan alat tersebut dalam susu segar. d. Setelah dideteksi, mesin mengembalikan sampel pada wadah plastik (tidak ada susu yang dibuang). e. Perintah print dipilih pada layar milkana. Keluaran yang dihasilkan berupa struk yang berisi kadar zat-zat yang terdapat dalam susu murni. 3.4.2 Proses Pembuatan Susu Pasteurisasi Flavor Strawberry yang Terfortifikasi DHA Setelah melewati pengujian awal secara kualitatif dan kuantitatif di laboratorium, susu murni ditimbang dan disimpan dalam bak penampung untuk dialirkan ke Plat Cooler (PC) hingga suhu mencapai 4 C. Kemudian susu ditampung di storage tank dan dialirkan ke dalam mixing tank untuk mengukur jumlah susu yang akan diproduksi menjadi susu pasteurisasi. Selain digunakan untuk mengukur jumlah susu yang akan diproduksi, mixing tank juga digunakan sebagai tempat menambahkan gula pasir, stabilizer (CMC), pewarna ponceau 4R, dan perasa strawberry sambil diaduk. Kemudian campuran dialirkan ke Plat Heat Exchanger (PHE) Regeneratif I untuk dipanaskan pada suhu 60-65 C. Kemudian susu dialirkan ke dalam homogenizer untuk dihomogenisasi. Setelah itu susu dipasteurisasi melalui PHE pasteurisasi. Metode pasteurisasi yang digunakan adalah HTST (High 42

Temperature Short Time) oleh karena itu pada holding tube ditahan selama 15 detik. Suhu kemudian diturunkan hingga 30-40 C melalui PHE Regeneratif II. Kemudian susu pasteurisasi flavor strawberry didinginkan pada suhu 4 C melalui PC lalu dipisahkan dan dicampurkan dengan serbuk DHA dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 1 %, 2 % dan 3 % dengan cara diaduk hingga homogen. Produk DHA yang digunakan mengandung EPA dan vitamin C. Setelah homogen, susu pasteurisasi flavor strawberry yang terfortifikasi DHA dikemas dalam botol gelap. Setelah dikemas, susu pasteurisasi flavor strawberrry disimpan pada suhu refrigerator (6-8 C). 3.4.3 Uji Ketahanan Susu Susu pasteurisasi flavor strawberry dalam botol gelap diuji daya simpannya selama 4 hari setelah tanggal produksi. Setiap pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Pengujian ketahanan susu pasteurisasi flavor strawberry yang terfotifikasi DHA yaitu: 1. Uji Jumlah Bakteri Pengujian untuk menentukan jumlah bakteri terdiri dari dua yaitu: a. Uji Alkohol Sampel dipipet sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml alkohol 70 % kemudian dikocok. Bintik-bintik putih (gumpalan) di sekitar dinding tabung diamati. b. Uji TPC (Total Plate Count) 43

Uji TPC ditujukan untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam susu dengan metoda hitungan cawan. Pekerjaan yang dilakukan harus selalu dekat dengan api untuk menghindari kontaminan mikroorganisme dari luar yang tidak dikehendaki. Sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan indera mata tanpa menggunakan mikroskop. Sebelum melakukan pengujian, semua alat dan bahan yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu di dalam autoklaf pada tekanan 1,5 bar dan suhu 121 C selama ± 2 jam. Pada hari ke-0 hingga hari ke-1 sampel diencerkan menjadi pengenceran 1:1000 dan 1:10000 sedangkan hari ke-2 menjadi pengenceran 1:10000 dan 1:100000. Pada hari ke-3 sampel diencerkan menjadi pengenceran 1:100000 hingga 1:1000000. Sebanyak 3 buah tabung reaksi yang berisi larutan ringer diletakkan secara berderet sesuai dengan urutan pengenceran untuk 10-3 dan 10-4. Sampel dikocok lalu 0,1 ml dipindahkan dengan menggunakan pipet yang steril ke dalam tabung reaksi 1 dan dikocok dengan menggunakan pengocok mekanis. Setelah itu 0,1 ml pada tabung reaksi 1 dipindahkan dengan menggunakan pipet yang steril ke dalam tabung reaksi 2 dan dikocok dengan menggunakan pengocok mekanis. Selanjutnya 0,1 ml pada tabung reaksi 2 dipindahkan dengan menggunakan pipet yang steril ke dalam tabung reaksi 3 dan dikocok dengan menggunakan pengocok mekanis. Kemudian dengan menggunakan pipet steril 0,1 ml sampel pada tabung reaksi 3 dipindahkan ke dalam cawan petri bertanda 10-4, dan 1 ml ke dalam cawan petri yang bertanda 10-3. 44

Sebagai kontrol, larutan ringer dalam tabung reaksi yang tidak ditambah sampel diambil sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet yang steril dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang steril. Untuk pengenceran 10-4 dan 10-5 menggunakan 4 deretan tabung reaksi sedangkan 10-5 dan 10-6 menggunakan 5 deretan tabung reaksi. Prosedur yang sama dilakukan untuk setiap sampel. Tiap 25 ml Plate Count Agar (PCA) dituangkan ke dalam masing-masing cawan petri yang sudah berisi larutan sampel. Campuran di dalam cawan petri diratakan dengan digerakkan searah gerakan jarum jam yang dilanjutkan dengan gerakan berlawanan dengan arah jarum jam, atau dengan gerakan seperti angka delapan. Masing-masing perlakuan tersebut dilakukan sebanyak 5 kali agar larutan sampel dan media PCA bercampur dengan baik. Selama pencampuran, tutup cawan dijaga agar tidak terkena campuran larutan sampel dan media tersebut. Cawan-cawan tersebut dibiarkan pada posisi horizontal sampai mengeras. Setelah media mengeras, cawan-cawan petri tersebut dibalik hingga posisi tutupnya berada di bawah dan dimasukkan ke dalam inkubator 37 o C selama 48 jam. Setiap koloni yang terlihat dihitung. 2. Uji ph (Derajat Keasaman) Uji ph dilakukan dengan menggunakan ph-meter yang harus distandarisasi terlebih dahulu. a. Standarisasi ph-meter 45

Tombol on pada ph-meter ditekan dan dibiarkan stabil beberapa menit (elektroda dicelupkan dalam larutan buffer dengan ph 4). Setelah itu dibiarkan beberapa saat hingga angka pada ph-meter stabil. b. Pengukuran ph sampel Elektroda dicelupkan pada sampel dan dibiarkan beberapa saat hingga phmeter menunjukkan angka yang stabil. Angka yang stabil pada ph-meter menunjukkan ph sampel. 46

47