HUBUNGAN ANTARA ENERGI SARAPAN PAGI DAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Kelas IV dan V SD Negeri 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang gemuk. Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama berdampak negatif.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI MERJOSARI 02 KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

BAB 2 DATA DAN ANALISA

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU SARAPAN PAGI PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH PONOROGO. Oleh: ALUN ALIKA NIM

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRACT. Keywords: learning achievement, routine breakfast, school aged children

GAMBARAN ASUPAN NUTRISI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA SEJATI PRATAMA MEDAN SAAT PERTANDINGAN TAHUN 2014 OLEH: M. IBNU KHALDUN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DARI SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI SUMBER III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK

HUBUNGAN KALORI SARAPAN DENGAN KEMAMPUAN KONSENTRASI ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI 3 CANGGU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

HUBUNGAN MAKAN PAGI DAN TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN DAYA KONSENTRASI SISWA SEKOLAH DASAR

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SD NEGERI DI KELURAHAN TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh


ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

Disusun Oleh: NOVITA RIZKY NUGRAHANI J

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

Hubungan Daya Terima Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Taruna di Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SD INPRES TALIKURAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

JST Kesehatan, Januari 2017, Vol. 7 No. 1 : 1 6 ISSN

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN ASPEK BIOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH Lamtiur Saragi 1, Oswati Hasanah 2, Nurul Huda 3

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

PERBEDAAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA SIANG HARI ANTARA ANAK TAMAN KANAN-KANAK DI SEKOLAH DENGAN MODEL SCHOOL FEEDING DAN NON SCHOOL FEEDING

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

ISSN Vol 2, Oktober 2012

Exsi Rila Kusuma 1, Agus Sartono 2, Hapsari Sulistya Kusuma 3.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ENERGI SARAPAN PAGI DAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Kelas IV dan V SD Negeri 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis) PIPIT KURNIASIH Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Tasikmalaya 46115 telp. (0265) 323537 Email : pkurniasih@gmail.com ABSTRAKS Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian zat gizi dengan kualitas yang baik. Sarana utama dari segi gizi agar stamina anak usia sekolah tetap baik selama mengikuti kegiatan sekolah adalah tidak meninggalkan sarapan pagi. Tanpa sarapan, seseorang akan mengalami kadar glukosa dibawah normal atau hipoglikemia. Hipoglikemia mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing, dan sulit berkonsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara energi sarapan pagi dan kadar glukosa darah dengan prestasi belajar khususnya kelas IV dan V di SDN 4 Cikoneng Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V yang ditentukan dengan kriteria inklusi ekslusi. Hasil analisa univariat mendapatkan hasil yaitu rata-rata asupan energi sarapan responden sebesar 383,407 kkal. Rata-rata kadar glukosa darah responden sebesar 101,7 mg/dl dan rata-rata prestasi belajar siswa dari hasil ulangan matematika yaitu 64,94. Hasil analisa bivariat dengan uji korelasi pearson menunjukan tidak ada hubungan antara energi sarapan pagi dengan prestasi belajar p>0.05 (p=0,554) serta tidak ada hubungan kadar glukosa darah dengan prestasi belajar p>0,05 (p=0,194). Disimpulkan bahwa energi sarapan pagi dan kadar glukosa darah bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar tetapi siswa yang tidak sarapan beresiko mengalami hipoglikemia sehingga anak sekolah dianjurkan untuk tetap melakukan sarapan pagi dengan memperhatikan jumlah kalori dan kandungan gizi yang terkandung dalam sarapan. Kata Kunci : energy sarapan pagi, kadar glukosa darah, dan prestasi belajar Kepustakaan : 1978-2012

ABSTRACT Growth of school age children dependent optimal nutrient provision of good quality. Primary means in terms of nutrition that stamina remains good school age children during the school activities are not leaving breakfast. Without breakfast, a person will experience below normal glucose levels or hypoglycemia. Hypoglycemia resulted trembling, dizziness, and difficulty concentrating. This study aims to determine the relationship between energy and the morning breakfast blood glucose levels, especially with school performance grade IV and V in SDN 4 Cikoneng Kudat. The method used in this study is the method with cross-sectional survey. Samples in this study were all students of class IV and V by using the inclusion-exclusion criteria. Results of univariate analysis that matches the average energy intake at breakfast respondents 383.407 kcal. Average blood glucose levels of respondents 101.7 mg/dl, and the average student achievement on the math test results are 64.94. The results of bivariate analysis with Pearson correlation test showed no association between breakfast energy with learning achievement p>0.05 (p=0,554) and no association with blood glucose levels of learning achievement p>0,05 (p=0,194). It was concluded that the energy breakfast and blood glucose levels are not a factor associated with school performance but students who do not have breakfast risk of hypoglycemia so that school children recommended for keep doing breakfast with regard the number of calories and nutrient content contained in breakfast. Key Words : Breakfast energy, blood glucose levels, learning achievement Reference : 1978-2012

A. PENDAHULUAN Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian zat gizi dengan kualitas yang baik. Pemberian zat gizi dalam masa tumbuh kembang anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna, sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ-organ dan sistem tubuh anak (Judarwanto, 2008). Sarana utama dari segi gizi agar stamina anak usia sekolah tetap baik selama mengikuti kegiatan di sekolah maupun kegiatan ekstra kulikuler adalah tidak meninggalkan sarapan pagi. Sarapan atau makan pagi adalah menu makanan pertama yang dikonsumsi seseorang. Tanpa sarapan, seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa dibawah normal. Hipoglikemia mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing, dan sulit berkonsentrasi itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan sumber energi bagi otak (Wiharyanti, 2006). Berdasarkan penelitian Breakfast Reduce Declines in Attention and Memory Over The Morning in School Children yang dilakukan oleh KA. Wesnes. C Pincock, D. Richardson, G Helm (2003) dengan metode random pada 29 anak tentang tingkat perhatian dan kemampuan daya ingat pada 30, 90, 150, 210 menit setelah sarapan dalam 4 hari didapatkan hasil bahwa anak yang tidak sarapan menunjukan daya konsentrasi atau tingkat perhatian dan kemampuan mengingat yang menurun seiring dengan pertambahan waktu (Wiharyanti, 2006). Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 4 Cikoneng karena berdasarkan laporan UPTD Pendidikan Kecamatan Cikoneng tahun 2013

dari 30 SD yang ada di wilayah Kecamatan Cikoneng, SD Negeri 4 Cikoneng mempunyai nilai prestasi rendah. Berdasarkan hasil kuesioner awal didapatkan 20% anak dari jumlah sampel 30 siswa tidak melakukan sarapan pagi. Pemilihan objek penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 karena pada usia tersebut sudah bisa diajak komunikasi, mengingat masa ini merupakan masa perkembangan intelektual anak mencapai tahap kematangan (Gustian, 2002 :8). Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian tentang hubungan antara energi sarapan pagi dan kadar glukosa darah dengan prestasi belajar pada siswa kelas 4 dan 5 di SDN 4 Cikoneng Kabupaten Ciamis. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas 4 dan 5 SD Negeri 4 Cikoneng tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 58 siswa, dengan sampel yang berjumlah 54 siswa yang ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Anaslisis Univariat a. Sarapan Pagi Berdasarkan hasil penelitian terhadap 54 responden distribusi frekuensi asupan energi sarapan pagi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Asupan Energi pada Sarapan Pagi Min Max Rata-rata 73 kkal 731 kkal 353,407 kkal Berdasarkan distribusi frekuensi asupan energi sarapan pagi diperoleh bahwa asupan energi sarapan responden bervariasi dari yang terendah sebesar 73 kkal dan tertinggi sebesar 731 kkal dengan rata-rata asupan energi pada keseluruhan responden sebesar 383,407 kkal. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk anak usia 10-12 tahun antara laki-laki berbeda dengan perempuan. Khusus untuk energi anak laki-laki dianjurkan sebanyak 2000 kkal sehari, sedangkan untuk anak perempuan dianjurkan sebanyak 1900 kkal dan 30% total energi harus dipenuhi saat makan pagi (Ratnawati, 2001). Menurut Priandarini dalam Suntari dan Widianah (2012) jumlah energi yang dianjurkan oleh para ahli untuk asupan energi pada pagi hari setiap anak laki-laki dianjurkan kurang lebih sebesar 600 kkal sedangkan untuk anak perempuan kurang lebih sebesar 570 kkal. b. Kadar Glukosa Darah Pengukuran kadar glukosa dilakukan pada pukul 09.00 pagi untuk menghindari masuknya makanan lain selain sarapan pagi. Kadar glukosa darah siswa dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kadar Glukosa dalam Darah pada Siswa Min Max Rata-rata 84 mg/dl 125 mg/dl 101,7 mg/dl Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa responden memiliki kadar glukosa darah yang bervariasi dengan rata-rata kadar glukosa darah sebesar 101,7 mg/dl, kadar glukosa darah tertinggi sebesar 126 mg/dl dan kadar glukosa darah terendah sebesar 84 mg/dl. Seluruh responden memiliki kadar glukosa darah normal. Jenis makanan yang dimakan untuk makan pagi sangat menentukan kestabilan kadar glukosa, karena glukosa dalam darah merupakan sumber energi untuk bekerja. Kadar normal glukosa darah adalah 80-120 mg/100 cc darah. Makan pagi sebaiknya terdiri dari sumber zat tenaga, sumber zat pengatur, dan sumber zat pembangun (Depkes RI, 2002). Menurut Kaplan (2001), pemberian energi melalui pemberian protein, karbohidrat, ataupun lemak dapat meningkatkan memori dengan jalan meningkatkan glukosa. Suplai gukosa otak diperoleh dari makanan yang dimakan sehari-hari yang setelah diserap oleh usus akan diproses di hati menjadi glukolsa. Glukosa ini akan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah (Tortora, 2006). c. Prestasi Belajar Hasil prestasi belajar siswa diperoleh dari ulangan salah satu mata pelajaran dengan hasil yang bervariasi pada setiap siswa.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Siswa Min 25 Max 100 Rata-rata 64,94 Tabel 3 menunjukan bahwa hasil ulangan responden memiliki nilai rata-rata sebesar 64,94 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah sebesar 25. Prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Winkel, 1984). Prestasi belajar adalah alat ukur yang mampu menentukan beberapa banyak pelajaran yang telah diikuti dapat dikuasai atau diserap oleh peserta didik (Nasution, 1999). 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Energi sarapan pagi dengan Prestasi Belajar Hasil analisa hubungan antara energi sarapan pagi dengan prestasi belajar menggunakan uji korelasi person diperoleh nilai p>0,05 (p=0,554) yang berarti tidak ada hubungan antara energi sarapan pagi dengan prestasi belajar. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh arijanto, dkk (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar siswa Kelas IV SD Negeri Piranti Sidoarjo. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa tidak memiliki asupan energi pada sarapan pagi yang cukup atau kurang dari 1/4

energi total, sebab beberapa siswa mengonsumsi makanan jajanan di sekolah. Penelitian yang dilakukan Sulistyanto (2005) mengenai kontribusi makanan jajanan terhadap kecukupan energi, protein dan status gizi dalam kaitannya dengan prestasi belajar menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan energi dan protein dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa. b. Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Prestasi Belajar Berdasarkan hasil analisis hubungan dengan menggunakan uji korelasi pearson diperoleh nilai p>0,05 (p=0,194), yang berarti tidak ada hubungan yang berarti antara kadar glukosa darah dengan prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Faridi (2002) mengenai hubungan sarapan pagi dengan kadar glukosa darah dan konsentrasi belajar pada siswa sekolah dasar menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar glukosa darah dengan tingkat konsentrasi belajar. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, menurut Soemantri (1978) secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis, status gizi yang dipengaruhi juga oleh asupan energi dan protein.

Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sarana keluarga, dan guru. Glukosa adalah salah satu bahan bakar normal yang digunakan oleh sel otak. Makan makanan tinggi gula dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran insulin oleh pankreas, segera setelah itu glukosa yang tersedia dalam otakpun menurun, sehingga hal ini dapat menyebabkan krisis energi yang dapat menyebabkan dalam beberapa jam kemudian yaitu lemah, bingung dan atau tegang sehingga kemampuan untuk fokus dan berfikir menurun (Prabowo, 2010). D. PENUTUP SIMPULAN 1. Siswa kelas 4 dan kelas 5 SD Negeri 4 Cikoneng memiliki asupan energi yang bervariasi mulai dari yang terendah sebesar 73 kkal dan tertinggi sebesar 731 kkal dengan rata-rata asupan energi pada keseluruhan siswa sebesar 383,407 kkal. 2. Siswa kelas 4 dan kelas 5 SD Negeri 4 Cikoneng memiliki kadar glukosa darah yang bervariasi dengan rata-rata kadar glukosa darah sebesar 101,7 mg/dl, kadar glukosa darah tertinggi sebesar 126 mg/dll dan kadar glukosa darah terendah sebesar 84 mg/dl. 3. Siswa kelas 4 dan kelas 5 SD Negeri 4 Cikoneng memiliki hasil nilai ulangan yang bervariasi dengan rata-rata 64,94 dan nilai tertinggi adalah sebesar 100 sedangkan nilai terendah adalah sebesar 25.

4. Hubungan antara asupan energi sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 4 Cikoneng dengan menggunakan uji korelasi pearson didapatkan hasil nilai p value lebih dari 0,05 yaitu p= 0,554 yang berarti hubungan asupan energi sarapan pagi dengan prestasi belajar menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energi pada sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 4 Cikoneng (p=0,554). 5. Hubungan antara kadar glukosa darah dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 4 Cikoneng dengan menggunakan uji korelasi pearson diperoleh nilai p value lebih dari 0,05 yaitu p= 0,194 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar glukosa darah dengan prestasi belajar siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 4 Cikoneng (p=0,194). SARAN 1. Guru menginformasikan dan mengarahkan mengenai jajanan yang sehat serta makanan yang seimbang bagi siswa. 2. Orang tua hendaknya memperhatikan menu sarapan yang dikonsumsi oleh anak, yaitu memberikan anak makanan yang sehat dan seimbang dan memenuhi standar minimal asupan energi pada sarapan pagi yaitu 600 kkal untuk anak laki-laki dan 570 kkal untuk anak perempuan, dan membiasakan anak untuk selalu mengkonsumsi sarapan agar anak tetap dalam keadaan fit saat beraktifitas di pagi hari. 3. Perlu diadakan intervensi pada pihak yang memiliki keterkaitan erat dengan subjek (orang tua dan guru), seperti menginformasikan bahwa

jajanan memberikan kontribusi energi yang cukup berarti, tetapi tetap memperharikan kandungan zat gizi dalam jajanan tersebut. 4. Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan mengukur makan malam sebelumnya, dan memperhatikan kualitas dan kuantitas dari sarapan pagi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arijanto, A. Apriyantini, V. Wijayanti, I. et al. 2008. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dengan prestasi Belajar yang Dicapai dalam Bidang IPA, IPS, Olah Raga, Total Nilai dan Daya Ingat pada Siswa Kelas VI SDN Pranti Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi seimbang. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat ; Jakarta Faridi, Ahmad. 2002. Hubungan Sarapan Pagi dan Kadar Glukosa Darah dengan Konsentrasi Belajar pada Siswa Sekolah Dasar. Skripsi Institut Pertanian Bogor Gustian, Edi. 2002. Menangani Anak Uderchiever : anak cerdas dengan prestasi rendah. Puswaswara ; Jakarta Judarwanto, W. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. Jakarta. http://kesulitanmakan.bravehost.com Di akses 30 Juli 2013 Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Bumi Aksara ; Jakarta Prabowo, Yulisetio. B. 2010. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa Tingkat III Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Tahun Ajaran 2010. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Ratnawati. 2001. Sehat Pangkal Cerdas. Kompas : Jakarta Soemantri, A. G. 1978. Hubungan Anemia Kekurangan Zat Besi dengan Konsentrasi dan Prestasi Belajar. Tesis Program Pascasarjana Universitas Dipenogoro Semarang Sulistyanto, Joko. 2005. Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Kecukupan Energi dan Protein serta Status Gizi dalam kaitannya dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah dasar. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro Semarang

Suntari, Ni. Y. dan, Widianah, L. 2012. Hubungan Kalori Sarapan dengan Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah di SD Negeri 3 Canggu Tahun 2012. Skripsi Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali Tortora, G. J. dan Derrickson, B. 2006. An Introduction to The Human Body. Principles of Anatomy and Physiology. 11th ed. USA : John Wiley & Sons. Inc, 4-7 Wiharyanti, Rooslain. 2006. Anak yang Sarapan Daya Ingatnya Lebih Baik. http://bernas.co.id Di akses 30 Juli 2013 Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia ; Jakarta