AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Implant dengan Kenaikan Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP SURAKARTA TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Nur Hayati 2) AKBID Mamba`ul `Ulum Surakarta

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

SINOPSIS RENCANA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya. pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN, 2010).

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEJADIAN EKSPULSI KB IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR KB IUD DIPUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL

Transkripsi:

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI Oleh: Elisya Handayani S, S.ST Efek samping yang paling tinggi frekuensinya dalam pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi 1 bulan maupun 3 bulan adalah permasalahan berat badan. tujuan dari penelitian ini adakah hubungan lama penggunaan akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan. Kontrasepsi suntik adalah suatu upaya untuk mencegah kehamilan dengan cara menyuntikan cairan hormone secara intramuscular dalam di daerah gluteus maksimus atau deltoid. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah sebanyak 390 akseptor. Sampel pada penelitian ini menggunakan Cluster random sampling dan didapatkan hasil 195 akseptor. Analisa data menggunakan uji statistic Chi-square dengan menggunakan instrument lembar ceklis dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian responden sudah lama menggunakan KB suntik yaitu sebesar 83,41% sebanyak 161 akseptor dan sebagian besar mengalami kenaikan berat badan yang tinggi atau >3kg yaitu sebesar 59,48% sebanyak 116 akseptor. Hasil analisa bivariat diperoleh P value = 0,000, artinya terdapat hubungan lama penggunaan akseptor kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan terdapat hubungan lama penggunaan Akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan. saran yang dapat penulis sampaikan kepada puskesmas untuk sebagai bahan evaluasi dalam memberikan pelayanan dan memberikan penyuluhan kepada akseptor KB Suntik bahwa kenaikan berat badan tersebut dapat dicegah. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Berat badan.

PENDAHULUAN Pertumbuhan yang pesat merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh Negara berkembang termasuk negara Indonesia, secara garis besar masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk besar dengan laju pertumbuhan yang relative tinggi (Sulistyawati, 2011). Semua dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur umur muda dan kualitas penduduk yang harus ditingkatkan sehingga permasalahan ini harus ditangani. Menurut BKKBN (2010) Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan adalah dengan mencanangkan Keluarga Berencana (KB) sebagai Program Nasional. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Kontrasepsi dapat bersifat reversible (kembali) dan permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk kembali memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan karena melibatkan tindakan operasi (Sulistyawati, 2011). Kontrasepsi adalah upaya menunda kehamilan. Ada dua jenis kontrasepsi hormonal dan nonhormonal. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang menggunakan hormone yaitu kontrasepsi pil, suntik dan implan, sebaliknya non-hormonal berarti tidak menggunakan hormone yaitu IUD, MOW, MOP, dan kondom (Siswosuharjo, 2004). Berdasarkan Laporan Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Pengendalian Lapangan tahun 2013 menunjukan bahwa secara nasional jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 46.489.414 dengan jumlah peserta KB tercatat sebanyak 35.276.105 peserta. Dari jumlah peserta KB tersebut, pengguna KB IUD (11.41%), peserta MOW (3.52%), peserta MOP (0.69%), peserta Implant (9.75%), peserta Kondom (3.22%), peserta Suntikan (46.87%) dan peserta Pil (24.54%) (BKKBN Direktorat Pelaporan dan Statistik, 2013). Berdasarkan laporan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Sukabumi tahun 2013, menyebutkan bahwa jumlah peserta KB aktif mencapai 34.194 peserta. Dari jumlah peserta KB tersebut, pengguna KB suntik (51.6%), peserta implant (5.7%), dan peserta pil (26.6%) (BPMPKB Kota Sukabumi 2013).

Menurut Saifuddin (2006) Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorrhoe, menoragia dan muncul bercak(spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat badan. Beberapa efek samping yang terjadi dari pemakaian kontrasepsi suntik ialah gangguan siklus haid, depresi, keputihan (lechorea), jerawat, rambut rontok, bahkan mual dan muntah namun yang paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan berat badan (Saifuddin, 2012). Berdasarkan dari data yang telah diperoleh memang efek samping yang sering timbul dan dirasakan dalam pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan adalah permasalahan berat badan dibandingkan dengan kontrasepsi suntik 1 bulan. Selain dari efek samping yang lainnya, berat badan juga merupakan keluhan terbanyak yang dirasakan oleh para pengguna kontrasepsi 3 bulan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap 10 orang responden akseptor KB suntik 3 bulan atau DMPA dan KB suntik 1 bulan, ternyata 7 dari 10 responden mengaku mengalami penambahan berat badan dengan lama penggunaan KB suntik > 12 bulan, dan 3 orang responden tidak mengalami peningkatan berat badan selama menjadi akseptor KB suntik selama 12 bulan. Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pengambilan judul Hubungan lama penggunaan akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu factor dengan variasi factor lain berdasarkan koefisien korelasi dan bertujuan apakah terdapat hubungan antara dua variable atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada antara variable yang diteliti (Hidayat, 2011).Melakukan pendekatan Cross Sectional adalah penelitian yang dilakukan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama, karena penelitian ini akan dilakukan hanya sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaaan (Notoatmodjo, 2006).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Karakteristik Responden Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Esponden Berdasarkan Usia Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi No Usia Jumlah Persentase (%) 1 <20 tahun 3 1.5 2 20-30 tahun 111 57.0 3 >30 tahun 81 41.5 Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh data bahwa dari 195 responden didapatkan sebagian besar responden berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 111 responden (57,0%) dan sebagian kecil responden berusia <20 tahun yaitu sebanyak 3 responden (1,5%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. No Paritas Jumlah Persentase (%) 1 1 anak 86 44.1 2 2-4 anak 96 49.2 3 >4 anak 13 6.7 Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data bahwa dari 195 responden berdasarkan paritas sebagian besar responden mempunyai 2-4 anak yaitu sebanyak 96 responden (49,2%) dan sebagian kecil responden mempunyai >4 anak yaitu sebanyak 13 responden (6,7%) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kontrasepsi Suntik Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. No Kontrasepsi Jumlah Persentase (%) 1 Kontrasepsi 1 62 31.8 bulan 2 Kontrasepsi 3 133 68.2 bulan Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh data bahwa dari 195 responden didapatkan sebagian besar responden adalah akseptor KB suntik 3 bulan yaitu sebanyak 133 responden (68,2%) dan sebagian kecil responden adalah akseptor KB suntik 1 bulan yaitu sebanyak 62 responden (31,8%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Prnggunaan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. No Lama Jumlah Persentase penggunaan (%) 1 <12 bulan 34 17.4 2 >12 bulan 161 82.6 Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh data dari sebagian besar responden adalah akseptor yang sudah >12 bulan menggunakan KB suntik yaitu sebanyak 161 responden (82,6%) dan sebagian kecil responden adalah akseptor yang <12 bulan menggunakan KB suntik yaitu sebanyak 34 responden (17,4%). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. No Perubahan Jumlah Persentase Berat badan (%) 1 >3kg 120 61.5 2 <3kg 75 38.5 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami perubahan berat badan >3kg yaitu sebanyak 120 responden (61,5%) dan sebagian kecil mengalami perubahan berat badan <3kg yaitu sebanyak 75 responden (38,5%). Tabel 4.6 Hubungan Lama Penggunaan Akseptor KB Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. Lama penggunaan Perubahan Berat Badan >3kg <3kg Total persentase P Value <12bulan 4 30 34 (2,1%) (15,3%) (17,4%) 0,000 >12 bulan 116 (59.5%) 45 (23,1%) 161 (82,6%) Total 120 (61,6%) 75 (38,4%) 195 (100%) Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh data bahwa persentase lama penggunaan akseptor KB suntik dengan perubahan berat badan sebanyak 161 responden (82,6%) dimana sebagian besar mengalami perubahan berat badan >3 kg yaitu sebanyak 116 responden (59,5%) dan sebagian kecil mengalami perubahan berat badan <3 kg yaitu sebanyak 45 responden (23,1%). Sedangkan persentase yang <12 bulan menggunakan KB suntik sebanyak 34 responden (17,4%) dimana sebagian besar mengalami perubahan

berat badan >3kg sebanyak 4 responden (2,1%) dan sebagian kecil mengalami perubahan berat badan <3 kg sebanyak 30 responden (15,3%). Berdasarkan hasil analisa dengan uji statistic chi-square dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh nilai P-value = 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lama penggunaan akeptor KB suntik dengan perubahan berat badan karena P-value 0,005 dan ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Lama Penggunaan Akseptor KB Suntik Dengan Perubahan Berat Badan di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Gambaran lama penggunaan KB suntik di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi sebagian besar yaitu sudah menggunakan KB Suntik dengan waktu penggunaan selama >12bulan. 2. Gambaran perubahan berat badan akseptor KB Suntik di Kelurahan Karamat Wilayaha Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi sebagian besar yaitu mengalami perubahan berat badan yang tinggi yaitu >3 kg. 3. Terdapat hubungan antara lama penggunaan akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi dengan nilai P value = 0,000. SARAN 1. Bagi Puskesmas Karang Tengah Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi terus meningkatkan dan mempertahankan pelayanan kesehatan misalnya dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan efek samping yang terjadi agar tidak menjadikan kekhawatiran terhadap para pengguna akseptor KB suntik dan memberikan pilihan lain dalam menentukan alat kontrasepsi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan Penelitian ini dapat dikembangkan kembali mengenai faktor-faktor lain yang berkaitan dengan efek samping alat kontrasepsi KB suntik ini.

DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 2013. Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan, Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik BPMPKB Kota Sukabumi 2013, Laporan Tahunan Kota Sukabumi Tahun 2013 Hartanto, 2004. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC Hidayat, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Notoadmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta PLKB Kecamatan Gunung Puyuh, 2013. Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Tingkat Kelurahan (SIDUGA) 2013 Saifuddin, 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bima Pustaka Sarwono Prawihardjo Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika. Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Medika Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC. www.artikelkesehatan99.com. Diposting Tanggal 5 April 2014 www.bkkbn.go.id Diposting Tanggal 23 Feb 2014 www.pendidikanpelatihan.com. Diposting Tanggal 23 Maret 2014