Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

Hubungan Karakteristik Akseptor dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi (Studi di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka)

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi di Puskesmas Padang Pasir Padang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

MA RIFATUL AULIYAH Subject : Dukungan Suami, MKJP, Akseptor KB DESCRIPTION ABSTRACT

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ANNISAH IRMAYANTI

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kepadatan penduduk di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk 2010

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

HUBUNGAN PARITAS TERHADAP MINAT PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PADA WANITA PUS DENGAN KEIKUTSERTAAN KB SUNTIK DI DESA DUREN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

Pengaruh Keinginan Pasangan Usia Subur (Pus) dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Kelurahan Pangolombian Kota Tomohon

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

1. BAB I PENDAHULUAN

Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

Disusun. oleh: FAKULTAS ILMU

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG AKSEPTOR KB SUNTIK. Suyati

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Usia, Paritas, dan Pendidikan Wanita Akseptor Keluarga Berencana dengan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang Tahun 2016 Aprillia Puspasari 1, Hidayat Widjajanegara 2, Amry Junus 3 1 Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Universitas Islam Bandung, 2 Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, 3 Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung Abstrak Keluarga Berencana merupakan strategi untuk menghindarkan kelahiran yang tidak di inginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, paritas, dan pendidikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang. Teknik pengambilan sampel yang sudah dilakukan dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling yang sudah selesai diambil dari data rekam medis sesuai kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Besar sampel ditentukan berdasarkan formula uji hipotesis dua proporsi dan diperlukan total sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasional analitik melalui pendekatan potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p yang didapat >0.05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kategori usia dengan pilihan jenis kontrasepsi. Dan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara paritas dengan pilihan kontrasepsi dengan nilai p yang didapat mendekati 0,05. Begitupula terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pendidikan dengan pilihan jenis kontrasepsi didapatkan nilai p < 0.05. Kata kunci: Paritas, Pemilihan Jenis KB, Tingkat Pendidikan, Usia Relationship Between Ages, Paritas, and Education Woman Family Place Acceptors with Types Of Contraception Used at Puskesmas Kaliori District Rembang 2016 Abstract Family Planning is a strategy to avoid unwanted births, regulate birth interval, control the time of birth in relation to the age of husband and wife, and determine the number of children in the family. This study aims to determine the relationship between age, parity, and education with the selection of types of contraceptives used in Kaliori Puskesmas Rembang District. Sampling technique that has been done in this research using simple random sampling that has been taken from medical record data according to the criteria of inclusion and exclusion that have been determined. The sample size was determined based on the hypothesis test formula of two proportions and required a total sample of 40 people. This research was conducted using analytic observational method through cross sectional approach. The results showed that the p value obtained> 0.05 so it can be concluded there is no statistically significant relationship between the age category with the choice Korespondensi: Aprillia Puspasari, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Jl. Hariang Banga No. 2, Bandung, Jawa Barat, E-mail: aprilliapuspasari@gmail.com 291

292 Aprillia Puspasari, et al. of contraceptive type. And there is a statistically significant relationship between parity and contraceptive choice with the p value obtained close to 0.05. Similarly, there is a statistically significant relationship between education with the choice of contraceptive type obtained p value <0.05 Keywords: Parity, Level of Education, Selection of contraceptive, Age Pendahuluan Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini yaitu jumlah penduduk yang banyak dan laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. 1 Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, dapat dilihat data jumlah penduduk Indonesia di Badan Pusat Statistik dari tahun 2010 sampai tahun 2035 nanti yaitu 305,652,40 juta jiwa. 2 Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer persegi, semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut.3 Banyaknya jumlah penduduk yang tidak di imbangi dengan pemenuhan kebutuhan serta fasilitas, menimbulkan berbagai macam persoalan sosial, mulai dari meningkatnya angka kriminalitas, pemukiman kumuh, kemacetan, kerusakan lingkungan, persaingan yang ketat dalam memperoleh lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan yang buruk, berkurangnya lahan pertanian dan permukiman, makin banyaknya limbah dan polusi, ketersediaan pangan semakin berkurang, hingga kesehatan masyarakat yang semakin menurun.4 Meningkatnya angka suatu kelahiran merupakan alasan diadakannya pelayanan Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.5 Pengaturan kehamilan di dalam Program Keluarga Berencana dapat dilakukan menggunakan alat kontrasepsi.6 Data Riskesdas 2013 menunjukkan wanita usia 15-49 tahun dengan status kawin sebesar 59,3 % menggunakan metode KB modern ( Implant, MOW, MOP, AKDR, Kondom, Suntikan, Pil), sebesar 0,4 % menggunakan metode KB tradisional (menyusui / MAL, Pantang berkala /kalender, senggama terputus), sebesar 24,7 % sudah pernah melakukan KB, dan sebesar 15,5 % tidak pernah melakukan KB.6 Faktor- faktor yang memengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi seperti sosial ekonomi,budaya, pendidikan, agama, status wanita, faktor-faktor ini nantinya juga akan memengaruhi keberhasilan program KB.4 Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal,termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB, penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku reproduksi dan penggunaan alat kontrasepsi.1 Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi menyatakan pemilihan kontrasepsi yang rasional terdapat adanya hubungan antara usia dengan pemilihan kontrasepsi yang rasional.7 Usia ideal dan paling aman bagi wanita untuk menjadi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun, dianggap aman secara fisik dan mental, mendukung dari pertumbuhan bayi.8 Pada usia 20-35 tahun alat kontrasepsi wanita umumnya ditujukan bagi yang sudah mempunyai anak supaya memberikan jarak antar kehamilan, jarak terbaik dua sampai empat tahun, sebelum dua tahun atau setelah lima tahun akan memperbesar resiko terjadi suatu komplikasi yang mungkin dialami oleh ibu. 7 Pilihan alat kontrasepsi yang dianjurkan pada usia 20-35 tahun antara lain Konvensional, AKDR, Pil KB, Suntik, Implan.7 Untuk kontrasepsi setelah kehamilan Volume 3, No.2, Tahun 2017

Hubungan antara Usia, Paritas, dan Pendidikan Wanita Akseptor... 293 sebaiknya adalah AKDR, dikarenakan tidak menekan produksi ASI (air susu ibu) bagi ibu yang masih sedang menyusui.7 Setelah berusia 35 tahun dianjurkan supaya tidak hamil lagi karena setelah umur 35 tahun, tubuh seorang wanita tidak mendukung untuk hamil sehingga lebih besar berisiko terjadinya komplikasi kehamilan, dan kontrasepsi terbaik setelah ini adalah tubektomi. 7 Penelitian yang dilakukan NF Fajrin dipuskesmas Gorontalo menunjukkan 45% responden yang menggunakan AKDR adalah pasangan usia subur yang memiliki anak 2 orang, dan 55% responden penggunaan alat kontrasepsi AKDR adalah pasangan usia subur yang memiliki anak > 2 orang.9 Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 4.784.150 peserta dengan rincian metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak 406.097 orang (8,49%), MOW sebanyak 262.761 orang (5,49%), MOP sebanyak 52.679 orang (1,10%), kondom sebanyak 92.072 orang (1,92%), implant sebanyak 463.786 orang (9,69%), suntik sebanyak 2.753.967 orang (57,56%), dan pil sebanyak 752.788 orang (15,74%).10 Jumlah Peserta KB baru dan KB aktif menurut profil kesehatan Kabupaten Rembang pada tahun 2014 dengan jumlah PUS sebanyak 131.056 orang, untuk peserta KB baru yaitu 16.466 orang untuk KB aktif 109.666, angka ini sangat meningkat jika di bandingkan dari empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2010.11 Berdasarkan data rekapitulasi tahunan BPMPKB (Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana) cakupan peserta KB aktif di Kecamatan Kaliori pada tahun 2015 sebanyak 7.786 orang dan peserta tidak aktif KB sebanyak 1.427 orang dengan jumlah PUS 9.258 orang.11 Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang hubungan antara usia, paritas dan pendidikan wanita akseptor KB dengan jenis kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang tahun 2016. Metode Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasional analitik melalui pendekatan potong lintang untuk mencari hubungan antara umur, paritas dan pendidikan dengan jenis kontrasepsi yang digunakan pada akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang yang mengukur variabel usia, paritas dan pendidikan dengan jenis kontrasepsi yang digunakan pada waktu bersamaan. Hasil Berdasar atas hasil penelitian pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang tahun 2016 didapatkan 40 subjek dan dijelaskan pada tabel 1,2 dan 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik anatara kategori usia dengan pemilihan jenis kontrasepsi dengan didapatkan nilai p > 0.05 dapat dilihat pada tabel 4. Terdapat hubungan antara paritas dengan pemilihan kontrasepsi terbanyak dalam kelompok primpara dan multipara yaitu suntik dan didapatkan nilai p <0.05 dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan tabel 6 didapatkan nilai p < 0.05 terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pendidikan dengan jenis kontrasepsi, dimana kelompok SD, SMP kontrasepsi suntik sebagai pilihan terbanyak, namun berbeda dengan kelompok SMA dimana implant sebagai pilihan terbanyak, dan AKDR sebagai pilihan terbanyak dalam kelompok pendidikan PT. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

294 Aprillia Puspasari, et al. Tabel 1. Karateristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang periode tahun 2016 Karakteristik n % Usia 20-24 25-29 30-34 35-39 40-45 46-50 6 7 11 8 5 3 15 17,5 27,5 20 12,5 7,5 Total Responden 40 100 Tabel 2. Karateristik Tingkat Pendidikan pada Wanita Akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang Periode Tahun 2016 Variabel n % Tingkat pendidikan SD 8 20,0 SMP 10 25,0 SMA 13 32,5 Perguruan Tinggi 9 22,5 Total 40 100,0 Tabel 3. Karateristik Paritas pada Wanita Akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang Periode Tahun 2016 Variabel n % Paritas 1 10 25,0 2 28 70,0 3 Total Kelompok Paritas Primipara Multipara Total Jenis kontrasepsi 2 40 10 30 0 5,0 100 25 75 100 AKDR 11 27,5 Suntik 19 47,5 Implant 10 25,0 Total 40 100,0 Volume 3, No.2, Tahun 2017

Hubungan antara Usia, Paritas, dan Pendidikan Wanita Akseptor... 295 Tabel 4. Hubungan antara usia dengan jenis kontrasepsi yang digunakan pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang Periode tahun 2016. Usia AKDR Suntik Implan N % n % n % Total % n Nilai P 20-24 2 33.33 4 66.67 0 0 6 100 0.81 25-29 2 28.57 3 42.86 2 28.57 7 100 30-34 3 27.27 6 54.55 2 18.18 11 100 35-39 2 25 2 25 4 50 8 100 40-45 1 20 3 60 1 20 5 100 46-50 0 0 2 66.67 1 33.33 3 100 *) Fisher s exact test Tabel 5. Hubungan paritas dengan jenis kontrasepsi yang digunakan pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang Periode tahun 2016. Jenis Kontrasepsi Variabel AKDR Pil Suntik Implant Tubekto Nilai p *) mi N % n % n % n % n % Paritas 0.08 Primipara 4 40 0 0 6 60 0 0 0 0 Multipara 6 20 0 0 14 46.67 10 33.33 0 0 Total 10 25 0 0 20 50 10 25 0 0 *) Fisher s exact Test Tabel 6. Hubungan pendidikan dengan jenis kontrasepsi yang digunakan pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang Periode tahun 2016. Variabel Pendidikan Jenis Kontrasepsi AKDR Pil Suntik Implant Tubekto mi N % n % n % n % n % Nilai p *) SD 1 11 0 0 8 88.89 0 0 0 0 0.00 SMP 0 0 0 0 10 100 0 0 0 0 SMA 4 33.33 0 0 2 16.67 6 50 0 0 PT 5 55.56 0 0 0 0 4 44.44 0 0 Total 10 25 0 0 20 50 10 25 0 0 *) Fisher s exact test Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

296 Aprillia Puspasari, et al. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia disimpulkan tidak terdapat hubungan yang secara statistik antara kategori usia wanita akseptor KB dengan pilihan jenis kontrasepsi. Hasil Penelitian in tidak sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Luluk Erdika Grestari (2014) bahwa adanya hubungan antara usia dengan pemilihan jenis kontrasepsi dari perbedaan ini mungkin nanti akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variable yang ditambahkan. 12 Sesuai pada teori yang dikemukakan oleh Saifudin (2010) yakni usia ibu diatas 35 tahun di anjurkan menggunakan kontrasepsi yang efektifannya lebih tinggi sepeti KB yang non hormonal. 12 Hubungan yang signifikan antara paritas dengan pilihan kontrasepsi terbanyak dalam kelompok primipara dan multipara yaitu kontrasepsi suntik. Terdapat juga kelompok multipara yang memilih kontrasepsi implan, berkebalikan dengan primipara. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani ( 2014) didapatkan data ibu dengan paritas primipara dan multipara yang berada pada urutan atas, disebabkan karena adanya faktor lingkungan dan dalam diri individu seperti keinginan dan keikutsertaan terhadap sesuatu. 13 Jumlah anak hidup memberikan pengaruh yang sangat bermakna dalam menentukan pemilihan kontrasepsi. 12 Secara statistik antara pendidikan dengan pilihan jenis kontrasepsi, dalam kelompok SD, SMP kontrasepsi suntik menjadi pilihan terbanyak, tetapi berbeda dengan kelompok SMA dimana implant sebagai pilihan terbanyak, dan AKDR sebagai pilihan terbanyak dalam kelompok pendidikan dan PT. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman dan Riyanto (2013) yaitu pendidikan akan menentukan dalam memperoleh infomasi begitupula dalam memperoleh informasi tentang pemilihan jenis kontrasepsi yang sesuai. Sagala (2007) mengatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup atau sampai mati, dimana pendidikan seumur hidup merupakan sistem pendidikan yang menjelaskan semua peristiwa kegiatan belajar dan mengajar seseorang. 12 Simpulan Usia terbanyak pada wanita akseptor KB di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang yaitu 30-34 tahun, ( 27,5%), dan yang paling rendah dengan rerata usia 46-50 tahun (7,5%). Paritas terbanyak pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang ialah kategori Primipara. Tingkat pendidikan wanita akseptor KB paling banyak SMA sebanyak 13 orang. Jenis kontrasepsi pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang adalah suntik. Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan jenis kontrasepsi pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang dengan nilai p>0,05.terdapat hubungan bermakna antara paritas dengan jenis kontrasepsi pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang dengan nilai p mendekati 0,05.Dan terdapat hubungan bermakna antara pendidikan jenis kontrasepsi pada wanita akseptor KB di Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang dengan nilai p < 0.05. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada staf rekam medik Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Volume 3, No.2, Tahun 2017

Hubungan antara Usia, Paritas, dan Pendidikan Wanita Akseptor... 297 Daftar Pustaka 1. Rismawati. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2013;1 7. 2. BPS. Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi Seluruh Indonesia. Available from: https://www.bps.go.id/linktabelstatis/view/id/1274 3. Kemenkes. Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. p. 2. Available from: http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin /infodatin-harganas.pdf 4. Marmi. Buku Ajar Pelayanan KB. 2015. 472 p. 5. Pengertian Keluarga Berencana. Available from: http://posyandu.org/pengertian-kb.html 6. Kementerian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Vol. 51, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. 40 p. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf 7. Affandi S. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3rd ed. Jakarta; 2012. 300 p. 8. http://tipskesehatanlengkap.com/alat-kontrasepsi-wanita-berdasarkanusia.2012; Available from: http://tipskesehatanlenkap.com/alatkontrasepsi-wanita-berdasarkan-usia 9. NF Fajrin. Hasil Penelitian. 2011;41 57. 10. BKKBN. Statistik Daerah Prov Jawa Tengah. 2012; 11. Pemerintah Kabupaten Rembang. Kabupaten Rembang Tahun 2014. 2014;(85). 12. Erdika L. Hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, dan usia ibu pus dengan pemilihan jenis kontrasepsi di desa jetak kecamatan sidoharjo kabupaten sragen. 2014; 13. Kaporina M. Hubungan paritas terhadap minat penggunaan alat kontrasepsi di puskesmas banguntapan ii bantul yogyakarta. 2016; Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017