BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

dokumen-dokumen yang mirip
AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

BAB II LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian Auditing

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

Topik 3 : Laporan Akuntan

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion)

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

Pertemuan 1 AUDITING

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT. Segmen audit :

BAB II LANDASAN TEORI. memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Presentation Outline

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Pengujian Substantif Persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

AUDITING. Ahmad Try Handoko ( ) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

SURAT PERIKATAN AUDIT

AUDIT I AUDIT REPORTS. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Pengertian auditing menurut beberapa ahli: Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens, Elder, dan Beasley 2015:2). Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Sukrisno Agoes:2014:4). 18

19 2.2 Standar Auditing Auditor sangat berkepentingan dengan kualitas jasa yang diberikan. Suatu kriteria diperlukan untuk mengukur kualitas pelaksanaan audit. Standar auditing merupakan salah satu ukuran kualitas pelaksanaan auditing. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah menetapkan dan mengesahkan standar auditing yang terdiri dari sepuluh (10) standar. Setiap standar dalam standar auditing ini saling berkaitan erat dan saling tergantung antara satu dengan lainnya. Standar tersebut dituangkan ke dalam sebuah buku yaitu buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Standar Auditing terdiri atas tiga (3) bagian. Pertama, bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor (standar umum). Kedua, bagian yang mengatur mengenai pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit (standar pekerjaan lapangan). Ketiga, bagian yang mengatur tentang pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan audit (standar pelaporan). 2.3 Auditing dan Asersi Manajemen Asersi adalah representasi manajemen mengenai kewajaran laporan keuangan. Auditing Standards Board (ASB) mengklasifikasikan asersi laporan keuangan sebagai berikut:

20 1. Existence atau occurance: Apakah semua aset, liabilitas, dan ekuitas yang tercantum di Laporan Posisi Keuangan betul-betul ada, dan/atau apakah semua transaksi yang dipresentasikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif betul-betul terjadi. 2. Completeness: Apakah ada aset, liabilitas, dan ekuitas, atau transaksi yang dihilangkan dari laporan keuangan. 3. Rights and obligations: Apakah aset yang tercantum di Laporan Posisi Keuangan dimiliki perusahaan dan apakah liabilitas yang tercantum di Laporan Posisi Keuangan merupakan liabilitas perusaan per tanggal laporan posisi keuangan. 4. Valuation atau allocaton: Apakah aset, liabilitas, dan ekuitas dinilai dengan tepat sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK/ETAP/IFRS) dan apakah saldo-saldo sudah dialokasikan secara wajar antara Laporan Posisi Keuangan dan Laba Rugi Komprehensif. 5. Presentation and disclosure: Apakah pengklasifikasian seperti current verus noncurrent assets and liabilities dan operating versus nonoperating revenues and expenses sudah direfleksikan secara tepat di laporan keuangan dan apakah pengungkapan dalam Catatan atas Laporan Keuangan sudah memadai agar laporan keuangan itu tidak misleading (menyesatkan). Tugas auditor adalah untuk menentukan apakah asersi tersebut betulbetul wajar dan untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut

21 dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk tujuan pelaporan keuangan, yang dimaksud dengan kriteria yang ditetapkan adalah standar akuntansi yang berlaku umum seperti ETAP, PSAK, dan IFRS. 2.4 Tujuan Audit Standar Audit (SA) 200 menerangkan bahwa dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan keseluruhan auditor adalah: 1. Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan 2. Melaporkan atas laporan keuangan dan mengomunikasikannya sebagaimana ditentukan oleh SA berdasarkan temuan auditor. Arens, Elder, dan Beasley (2015:168) mengelompokkan beberapa jenis tujuan audit, diantaranya: A. Tujuan audit terkait kelompok transaksi Tujuan audit ini terkait dengan asersi manajemen. Pada dasarnya tujuan audit terkait transaksi membantu auditor untuk menemukan bukti audit yang memadai. Dalam tujuan audit ini terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, perbedaannya adalah untuk tujuan audit khusus dapat diterapkan

22 pada setiap kelompok transaksi akan tetapi harus dinyatakan dalam istilah yang disesuaikan dengan kelompok transaksi tersebut. Enam tujuan audit terkait transaksi diantaranya keterjadian (occurrence), kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy), pemindah bukuan dan pengikhtisaran, klasifikasi (classification), dan penetapan waktu. B. Tujuan audit terkait saldo Tujuan audit ini mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk membantu auditor untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadai terkait saldo. Perbedaan antara tujuan audit saldo dan transaksi adalah audit terkait saldo diterapkan pada saldo akun seperti piutang dagang, persediaan dan lainnya bukan pada transaksi terkait seperti penjualan dan pembelian. Delapan macam tujuan audit terkait saldo diantaranya keberadaan (existence), kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy), klasifikasi (classification), pisah batas (cutoff), keterkaitan perincian saldo akun, nilai realisasi, serta hak dan kewajiban (right & obligations). C. Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan Tujuan audit ini mengikuti asersi manajemen dengan meningkatnya kompleksitas transaksi dan kebutuhan untuk meningkatkan pengungkapan terkait transaksi-taransaksi yang dilakukan. Empat macam tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan diantaranya keterjadian dan hak serta

23 kewajiban, kelengkapan, penilaian dan alokasi, klasifikasi dan pemahaman. 2.5 Bukti Audit Berdasarkan pada SA 500, bukti audit merupakan Informasi yang digunakan oleh auditor dalam menarik kesimpulan sebagai basis opini auditor. Bukti audit mencakup baik informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan maupun informasi lainnya. Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan. Data akuntansi ini seringkali dalam bentuk elektronik. Data akuntansi saja tidak dapat dianggap sebagai pendukung yang cukup bagi suatu laporan keuangan; di pihak lain, tanpa cukup perhatian atas kewajaran dan kecermatan data akuntansi yang melandasinya, pendapat auditor atas laporan keuangan tidak akan terjamin. Dalam memilih dan menetapkan bukti audit ada empat hal yang harus dipertimbangkan yaitu (1) prosedur audit, (2) ukuran sampel, (3) pemilihan item, dan (4) pemilihan waktu. Kesalahan dalam pemilihan bukti audit maka akan menjadikan auditor salah mengambil kesimpulan. Oleh karena itu

24 auditor harus melihat kelayakan dan yakin atas bukti audit yang dipilih berdasarkan sampel. Adapun beberapa tipe-tipe bukti audit yaitu; A. Pemeriksaan fisik (physical examination) Auditor dapat melihat secara langsung tentang keberadaan sebuah aset. Dapat dicontohkan seperti auditor melakukan stock opname, disini auditor mengumpulkan bukti audit dari keberadaan persediaan barang entitas atau melihat keberadaan sebuah aset tetap entitas yang digunakan untuk proses produksi. Selain itu pemeriksaan fisik dapat meyakinkan auditor apakah barang atau aset tersebut masih layak atau tidak sehingga auditor dapat menyimpulkan dari temuan-temuan yang ada. B. Konfirmasi (confirmation) Konfirmasi biasanya didapat dari pihak ketiga dimana hal ini didapatkan dengan otorisasi dari pihak ketiga tersebut. Bukti audit ini digunakan untuk melihat akurasi informasi yang disajikan manajemen. Konfirmasi didapat dari pihak ketiga yang independen sehingga dianggap bahwa tingkat keandalan bukti audit ini sangat tinggi. Konfirmasi mengandung tanggung jawab pihak ketiga dalam pengakuannya. Contoh dari bukti audit ini adalah auditor dapat mengirimkan surat konfirmasi kepada bank atas persetujuan manajemen. Biasanya konfirmasi dilakukan sampai dengan dua kali jika dibutuhkan.

25 C. Dokumentasi (documentation) Bukti audit yang didapatkan dari investigasi auditor terhadap data-data yang disajikan. Terdapat dua jenis dokumentasi yaitu dokumentasi internal yang dibuat oleh pihak entitas dan dokumentasi eksternal yang dibuat oleh pihak ketiga. D. Prosedur analitik (analytical prosedure) Perbandingan informasi keuangan entitas dengan beberapa informasi terkait, perbandingan dengan entitas lain tetapi dalam satu jenis industri, memahami sifat alami entitas serta komparasi antar performance entitas. E. Meminta keterangan dari klien (inquiry) Bukti audit yang akan didapatkan melalui inquiry adalah bukti audit yang berupa hasil wawancara antara auditor dan klien. Auditor dapat meminta keterangan langsung dari klien terkait temuan yang didapatkan. Dengan meminta keterangan langsung auditor juga dapat memahami bisnis klien secara detail. F. Perhitungan kembali (recalculate) Untuk memastikan apakah tidak ada salah saji pada akun-akun tertentu auditor dapat menghitung kembali sehingga ada perbandingan sama atau tidaknya antar klien dan auditor. G. Penilaian atas performa Melihat perbandingan keadaan entitas selama tahun berjalan.

26 H. Pengamatan Pengamatan dapat dilakukan dengan cara melihat langsung bisnis klien, turun kelapangan ataupun berada diperusahaan klien untuk beberapa waktu. 2.6 Opini audit Berdasarkan SA 700, auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), opini audit ada lima (5) macam, yaitu: 1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Dalam SA 411 dikatakan bahwa laporan keuangan yang wajar dihasilkan setelah melalui pertimbangan apakah: a. Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah berlaku umum. b. Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan.

27 c. Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman, dan penafsiran. d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan semestinya, yang tidak terlalu rinci ataupun terlalu ringkas. e. Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang dapat diterima, yaitu batas-batas yang layak dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan. 2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion) Opini ini diatur di dalam SA 508 par.11. Terdapat beberapa kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam paragraph pengantar untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam pelaksanaan audit.

28 b. Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang terpaksa dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan auditan. c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material. d. Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. e. Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi. 3. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Sesuai dengan SA 508 par.20 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila: a. Tidak ada bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.

29 4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion) Opini ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 5. Pernyataan Tidak Memberikan Opini (Disclaimer of Opinion) Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini layak diberikan apabila: a. Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu. b. Auditor tidak independen terhadap klien. Pernyataan ini tidak dapat diberikan apabila auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.