Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang beralamat di Gd. Pepadun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh restoran/rumah makan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PP 46 TAHUN 2013 UNTUK UMKM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBAYARAN PAJAK AKHIR TAHUN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pemotongan yang bersifat final Objek pemotongan (Pasal 2, PP Nomor 68 Tahun 2009) Pemotong (Pasal 1 angka 9, PP Nomor 68 Tahun 2009)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap adalah:

DAFTAR ISI. JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR...

METODE PENELITIAN. dan data sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sumber-sumber

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembara

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada 2013 pemerintah mengeluarkan PP No 46 Tahun 2013 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara. dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. melakukanpembangunan Negara adalah Pajak. Pajak selain untuk. pembangunan Negara pajak juga digunakan untuk pendanaan di beberapa

PENERAPAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 197/PMK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. menimbulkan kepatuhan pajak secara sukarela (voluntary tax compliance)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari

2013, No

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu negara terdapat suatu sistem dimana setiap warga negara berhak

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pelaporan Kewajiban Perpajakan yang Selama Ini Dilakukan Tuan X atas

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Ekonomi. Pajak Penghasilan. Pesangon. Langsung. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 169)

Copyright (C) 2000 BPHN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. dari sektor pajak disajikan pada Tabel I di bawah ini:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, disusun

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

PPh Pasal 25. Rp Rp. Angsuran PPh pada tahun Berjalan

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

MEY N.NAWAITU 1, ZULKIFLI BOOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki bermacam-macam ketentuan pajak untuk para

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

APAKAH TARIF PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGGUNA NORMA SUDAH ADIL? STUDI KASUS PEDAGANG ECERAN MINUMAN DI JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-32/PJ/2009 TANGGAL : 25 MEI 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kep DJP No.536/PJ.2/2000 memberikan kebebasan kepada Wajib

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tercapainya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

BAB III GAMBARAN DATA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG

BAB 3 GAMBARAN UMUM SEJARAH BESARAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah (PP) untuk pajak penghasilan (PPh) di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa Pemerintah akan menarik pajak bagi sektor UKM beromzet Rp

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pajak langsung, dan pajak tidak langsung. Contoh pajak langsung adalah

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

EVALUASI PENGENAAN KEBIJAKAN PPH FINAL PADA UMKM. Abstrak. Berdasarkan Skema ketentuan mengenai PPh Final dalam PP 46 dan

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN. Nomor : SE-42/PJ/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang besar di sektor ini. Selain itu, tentu saja karena kontribusi yang besar

TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA PADA KATEGORI USAHA TERTENTU

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan yaitu PT. Medco Energi Internasional,

Transkripsi:

23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada pelaku UMKM khususnya Rumah Makan yang terdapat di Kota Bandar Lampung dengan data diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang beralamat di Gd. Pepadun Lt. 1, Komplek Kantor Walikota Bandar Lampung, Jl. Dr. Susilo No. 2, Bandar Lampung 35214. III.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh restoran/rumah makan yang tercatat sebagai Wajib Pajak Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung tahun 2013. Populasi yang diperoleh berjumlah 63 restoran dan rumah makan yang terdapat di kecamatan Enggal Kota Bandar Lampung. Kecamatan Enggal merupakan kecamatan dengan jumlah rumah makan terbanyak dibandingkan dengan 18 Kecamatan lainnya yang terdapat di Kota Bandar Lampung sehingga kecamatan Enggal dipilih sebagai tempat pemilihan sampel penelitian.

24 Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Sampel merupakan rumah makan/restoran yang tercatat sebagai Wajib Pajak Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Kecamatan Enggal tahun 2013. 2. Sampel merupakan rumah makan/restoran yang masih aktif beroperasi dari bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013. 3. Sampel merupakan rumah makan/restoran yang memiliki omset di bawah Rp4.800.000.000,00 per tahun. 4. Sampel merupakan rumah makan/restoran yang berbentuk badan hukum Orang Pribadi. 5. Sampel merupakan rumah makan/restoran memiliki NPWP. Tabel III.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria NO. Kriteria Jumlah Akumulasi 1 Sampel merupakan rumah makan/restoran yang tercatat 63 sebagai Wajib Pajak Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Kecamatan Enggal tahun 2013 2 Sampel merupakan rumah makan/restoran yang masih aktif (24) 39 beroperas dari bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013. 3 Sampel merupakan rumah makan/restoran yang memiliki (2) 37 omset di bawah Rp4.800.000.000,00 per tahun. 4 Sampel merupakan rumah makan/restoran yang berbentuk (7) 30 badan hukum Orang Pribadi. 5 Sampel merupakan rumah makan/restoran memiliki NPWP (4) 26 Jumlah Sampel yang terpilih 26

25 III.3 Jenis Data dan Sumber Data III.3.1 Jenis Data Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari catatan atau sumber lain yang telah ada yang sudah diolah oleh pihak ketiga, secara berkala (time series) untuk melihat perkembangan objek penelitian selama periode tertentu. Dalam penelitian ini data sekunder yang dikumpulkan adalah daftar Wajib Pajak Rumah Makan atau Restoran, dan daftar omzet bulanan dari bulan Januari s.d Desember 2013 Rumah Makan atau restoran yang terdapat di Kecamatan Enggal Kota Bandar Lampung. III.3.2 Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data-data sekunder diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. III.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan secara langsung ke objek penelitian, metode yang digunakan yaitu mengumpulkan dan memilah data yang diperlukan untuk dijadikan data penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data Wajib Pajak Restoran, daftar omzet per bulan Rumah Makan atau Restoran bulan Januari 2013 s.d Desember 2013, serta daftar tarif pemungutan pajak untuk UMKM khususnya Rumah Makan atau Restoran (norma pembukuan).

26 III.4 Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu peneliti menampilkan angka-angka, gambar atau tabel yang dapat menggambarkan dan menjelaskan kondisi riil di lapangan. Alat analisis dalam penelitian ini yaitu perhitungan pajak terutang sebelum dan sesudah diterapkannya PP 46 Tahun 2013 yaitu 1. Menghitung besaran penghasilan neto berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.03/2007 yaitu Penghasilan Neto = Omzet x Tarif Norma Penghitungan Dimana, Omzet = Peredaran bruto yang diterima oleh UMKM per tahun. Kemudian untuk menentukan pajak terutang yaitu dengan cara: Menghitung besaran pajak terutang untuk Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Undang-Undang PPh Nomor 36 tahun 2008 Pasal 17 adalah: Pajak terutang = Tarif PPh Terutang x (Penghasilan Neto PTKP) Dimana, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) per 1 Januari 2013 berdasarkan status perkawinan adalah sebesar: 1) TK/0 : Rp24.300.000,- 2) K/0 : Rp26.325.000,- 3) K/1 : Rp28.350.000,- 4) K/2 : Rp30.375.000,- 5) K/3 : Rp32.400.000,-

27 Besaran tarif PPh terutang yaitu: Lapisan Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp50.000.000,00 5 % (lima persen) (lima puluh juta rupiah) Di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh 15 % (lima belas persen) juta rupiah) sampai dengan Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) Di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus 25 % (dua puluh lima persen) lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah) Di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus 30 % (tiga puluh persen) juta rupiah) 2. Menghitung besaran pajak terutang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yaitu Pajak Terutang= Omzet x Tarif 1% Dimana, Omzet = Peredaran bruto yang diterima oleh UMKM per bulan.