BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Begitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

warga negara yang memiliki kekhususan dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Salah satu usaha yang tepat dalam upaya pemenuhan kebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan bagi kehidupan suatu bangsa. Undang-undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

2014 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNANETRA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Namun terkait

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkan orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Muhammad Miftahul Ulum Pendidikan Luar Biasa Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peranan sangat strategis dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan, yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

2013 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB B Karnnamanohara Yogyakarta ) T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN PENERAPAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS I SDLB

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dan terpusat pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia akhir-akhir ini sangat terbilang pesat, seiring dengan perkembangan dunia kebutuhan akan pendidikanpun semakin meningkat. Pendidikan akan selalu dibutuhkan dalam kehidupan setiap manusia di dunia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Begitu pentingnya pendidikan bagi keterlangsungan hidup manusia maka setiap bayi yang baru lahirpun juga mendapatkan pendidikan yaitu pendidikan dari ibunya. Pendidikan diperoleh dari manusia sejak lahir sampai ke liang lahat. Di dalam alqur an dalam surah at-taubah ayat 22 yang berbunyi: Artinya: Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya 1

2 apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa madharat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha agar individu dapat mengembangkan kepribadian dan potensinya baik dari segi fisik, intelektual, emosional, soaial, dan spiritual melalui proses belajar maupun pengalaman. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia maka perhatian pemerintah terhadap pendidikan mengalami peningkatan dari sebelumnya. Hal ini ditandai dengan upaya penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan kurikulum pendidikan, maupun upaya pembinaan tenaga kependidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan 1 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Sisdiknas No.20 Th.2003,(Jakarta: Sinar Grafinda,2009),hal.3

3 merupakan suatu usaha yang strategis dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional, tidak terkecuali bagi anak luar biasa berupa pendidikan khusus, sebagaimana ditegaskan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 5 bagian pertama; setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, bagian ke dua; warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. 2 Berdasarkan pernyataan diatas jelas bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini menunjukkan anak berkelainanpun berhak memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (normal) dalam pendidikan. Setiap anak harus diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Dalam paragraf diatas dijelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan khusus, mereka bersekolah di sekolahan khusus yaitu di Sekolah Luar Biasa (SLB). Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dengan kurikulum dan cara mendidik yang khusus, begitu pula dalam pembelajaran matematika harus menggunakan cara belajar yang khusus pula 3. Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala 2 Ibid, hal.8 3 Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat:Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khususs,(Jogjakarta:Katahati,2012), Hal.91

4 bidang (terutama sains dan tekhnologi), dibandingkan dengan negara lain yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting. Bagi anak berkebutuhan khusus belajar matematika dengan baik sangatlah diperlukan untuk mengasah kecerdasannya. Fakta yang terjadi di dunia pendidikan saat ini bahwa pelajaran matematika masih dianggap sulit bagi siswa normal. Apalagi anak berkebutuhan khusus (ABK) yang notabennya memiliki tingkat kecerdasan kurang dari anak yang normal. Seperti halnya yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB Kemala Bhayangkari Trenggalek masih merasa kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat membutuhkan penanganan khusus untuk mengenyam pendidikan terutama dalam pelajaran matematika yang sifatnya abstrak agar hak-haknya dapat terpenuhi. Hasil belajar matematika siswa di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek khususnya anak tunarungu sebagian besar siswa nilainya masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). 4 Anak berkebutuhan khusus (ABK) khususnya anak tunarungu masih punya secerca harapan untuk masa depannya. Proses pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) tidaklah semudah pada anak normal pada umumnya, dimana guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan mencari metode pengajaran yang sesuai. Apabila guru dapat mengajarkan dengan metode yang tepat maka pelajaran akan Trenggalek 4 Hasil wawancara dengan wali kelas VIII (tuna rungu) SLB Kemala Bhayangkari 1

5 berubah menjadi pelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya prestasi anak berkebutuhan khusus (ABK) meningkat ditinjau dari hasil belajarnya. Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. 5 Hasil belajar yang baik dapat diperoleh apabila pesan dalam pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Suatu pesan dalam pelajaran agar tersampaikan dengan baik maka diperlukan media pembeajaran yang tepat. Media pembelajaran adalah segala bentuk perantara membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Salah satu media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran matematika adalah media gambar karena dalam media gambar materi pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa. 6 Pada anak berkebutuhan khusus yang secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual dibawah rata-rata. 7 Penjelasan tersebut menguatkan bahwa media gambar merupakan media yang sangat sesuai untuk pembelajaran matematika anak berkebutuhan khusus (ABK) karena dapat mengkongkritkan objek 5 Hamalik, Kurikulum dan Pelajaran,(Jakarta:Bumi Aksara,2008), hal. 31 6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006), hal.4-38 7 Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Seting Pendidikan Inklusi, (Sleman:PT Intan Sejati Klaten,2009), hal.64

6 matematika yang abstrak sehingga pesan dalam pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan pemaparan di atas bahwa media visual gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus (ABK) maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas VIII Tunarungu dengan Media Visual Di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek B. Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan media visual dalam mata pelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa kelas VIII tunarungu di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek? 2. Apakah melalui penerapan media visual dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa kelas VIII tunarungu di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek? 3. Apakah melalui penerapan media visual dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa kelas tunarungu VIII di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek? C. Tujuan Penelitian Dari permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Untuk menjelaskan penerapan media visual dalam mata pelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa kelas VIII tunarungu di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek. 2. Untuk mendiskripsikan penerapan media visual dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa kelas VIII tunarungu di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek 3. Untuk mendiskripsikan penerapan media visual dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa kelas VIII tunarungu di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu antara lain sebagai berikut dibawah ini: 1. Manfaat Bagi Siswa Melalui media visual dalam pelajaran matematika memungkinkan anak berkebutuhan khusus (ABK), khususnya siswa kelas VIII tunarungu SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek melakukan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Manfaat Bagi Guru Melalui media visual guru dapat memberikan nuansa mengajar yang berbeda dan mearik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), khususnya siswa kelas VIII tunarungu SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek dalam upaya meningkatkan hasil belajar serta penelitian ini juga

8 diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi bagi guru yang bersangkutan dan memacu guru untuk lebih semangat dalam memilih strategi, model, ataupun media pembelajaran. 3. Manfaat Bagi Sekolah Bagi SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek yang menjadi tempat dilaksanakannya penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya siswa tunarungu serta Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. 4. Manfaat Bagi Peneliti yang Akan Datang Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian sejenis dalam lingkup yang lebih luas. E. Hipotesis Tindakan Jika media visual gambar diterapkan pada pembelajaran matematika terhadap anak berkebutuhan khusus, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek. F. Definisi Istilah

9 1. Media visual adalah media pembelajaran yang umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana. 8 2. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan ank pada umumnya. 9 3. SLB (Sekolah Luar Biasa) adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dengan kurikulum dan cara mendidik yang khusus dengan kurikulum dan cara mendidik yang khusus, Begitu pula dalam pembelajaran matematika harus menggunakan cara belajar yang khusus pula 10. G. Sistematika Penulisan Skripsi Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul luar, halaman sampul dalam, lembar persetujuan, lembar pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan diagram, daftar lampiran, abstrak Bagian utama (inti), terdiri dari: Bab I pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hiotesis tindakan, definisi istilah, sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka yang meliputi landasan teori dan penelitian 8 Sadiman, Arif S. (dkk), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanny, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), Hal.29 9 Aqila Smart,..., Hal.33 10 Aqila Smart,..., Hal.91

10 terdahulu. Bab III metode penelitian berisi: rancangan penelitian, lokasi penelitian, kehadiran penelitian, data dan sumber data, tekhnik pengumpulan, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan meliputi: deskripsi hasil penelitian, temuan penelitian dan pembahasan. Bab V penutup meliputi: kesimpulan dan saran. Bagian akhir, terdiri dari: Daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, daftar riwayat hidup