BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. atau merevisi peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

KEGIATAN PEMETAAN DAN PERENCANAAN TEKNIS PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI DI PROVINSI BANTEN (83.

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF (Rp) 1) Skala 1:10.000, 7 (tujuh) layer Per Nomor (NLP) ,00. Per Km² 20.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Tantangan masa depan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan Penyusunan Kajian Anomali Air Tanah di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT PENYUSUNAN STATUS MUTU LAUT KOTA BATAM DAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Aplikasi Data Penginderaan Jauh untuk Mendukung Perencanaan Tata Ruang di Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL B A D A N G E O L O G I PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

TOPIK I Pengantar Sistem Informasi Geografi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


SNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

Gambar 1 Lokasi penelitian.

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV METODOLOGI Bahan dan Alat yang Digunakan Data Data Relevan

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

1) BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Ubahan Hidrotermal Daerah Sumberboto dan Sekitarnya, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur 1

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Ditulis oleh Aziz Rabu, 07 Oktober :16 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 11 Oktober :06

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN

12.1. Pendahuluan Peta Geologi Definisi

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

I-1 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Sumberdaya alam yang berlimpah baik hayati maupun non hayati yang terdapat di Provinsi Papua akan memberikan manfaat yang lebih besar jika pemanfaatannya dapat dikembangkan. Pemanfaatan potensi sumberdaya mineral dapat dikembangkan bukan hanya digunakan seperti sekarang ini tetapi dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan lainnya. Untuk mengembangkan pemanfaatan sumberdaya mineral diperlukan tersedianya data dasar. Hal yang sama dalam perencanaan pengembangan wilayah juga diperlukan tersedianya data dasar yang dapat dipercaya, mudah diakses, terkini dan dapat di mutakhirkan. Data dasar tersebut dapat merupakan data primer maupun data sekunder yang dikumpulkan sepanjang waktu yang cukup lama, dan perlu disajikan dalam bentuk yang bersistem, relevan dan mudah dipahami oleh pihak pemakai, baik dinas instansi pemerintah yang berkepentingan dengan sumberdaya mineral maupun pihak swasta yang ingin berusaha dalam bidang sumberdaya mineral. Pemerintah Daerah Provinsi Papua merasakan perlu tersedianya data dasar mengenai potensi sumberdaya mineral di Provinsi Papua. Data tersebut dapat digunakan sebagai dasar perencanaan kebijakan pengembangan sumberdaya yang diharapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, pengembangan infra struktur, serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Disamping itu, dengan tersedianya data tersebut dapat memberikan informasi yang akurat kepada calon investor yang berminat dalam pengembangan pemanfaatan sumberdaya mineral. Mengingat aspek pengembangan wilayah harus berbasis spasial, maka data yang disajikan juga perlu memperlihatkan hubungan spasial yang akurat, serta lingkungan terdapatnya sumberdaya; mengingat pengembangan pemanfaatan sumberdaya di kemudian hari akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Semua persyaratan tersebut dapat tercapai bila penyampaian informasi mengenai sumberdaya mineral tersebut disampaikan dalam bentuk tulisan dan peta tematik spasial yang komprehensif. Industri pertambangan merupakan industry yang dicirikan dengan padat modal, teknologi dan sumberdaya manusia serta mengandung resiko tinggi. Agar industry pertambangan dapat eksis dan memperoleh keuntungan secara ekonomi, maka potensi sumber daya mineral yang menjadi inti industry pertambangan harus diketahui secara tepat dan pasti. Demikian pula mengenai resiko pengusahaanya harus dapat dikurangi atau dihindari. Resiko dalam industry pertambangan meliputi resiko geologi (akibat alam), Laporan AkhirII - 1 I - 1

resiko ekonomi (bisnis), resiko teknologi dan resiko lingkungan. Sumber daya mineral, batubara, minyak dan gas bumi merupakan salah satu andalan sumber daya alam yang menjanjikan dalam nilai ekonomi tinggi dan penguatan fiskal daerah. Informasi mengenai sebaran mineral dan bahan galian tambang lainnya menjadi informasi penting dalam upaya menghitung kemampuan ekonomi daerah setempat. Oleh karenanya informasi sumber daya alam makin dibutuhkan. Pengetahuan tentang potensi sumber daya mineral diperoleh melalui beberapa metoda kegiatan diantaranya dengan penginderaan jauh (remote sensing) berdasarkan geoinformasi dari satelit / citra teknologi hasil dari kajian tersebut akan memberikan informasi awal mengenai lokasi, penyebaran, keterdapatan, jenis dan potensi sumber daya mineral yang terdapat pada suatu daerah beserta kondisi geologinya. Informasi ini nantinya menjadi dasar dalam menentukan perencanaan kegiatan eksplorasi lebih lanjut dalam upaya memperoleh data potensi bahan galian secara terukur serta menjadi dasar menentukan nilai ekonominya. Berdasarkan kajian geologi, wilayah Papua merupakan daerah yang kaya sumber daya mineral, batubara, minyak dan gas bumi. Keberadaan sumber daya alam tersebut tersebar mulai dari laut, daratan hingga ke pegunungan. Informasi keterdapatan, penyebaran, lokasi dan potensi sumber daya mineral tersebut perlu pembuktian dan studi yang lebih detail. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup pada tahun anggaran 2012 akan melaksanakan Studi Potensi Sumber Daya Mineral wilayah coastal melalui kajian penginderaan jauh dengan ground truth cek (verifikasi lapangan) khususnya pada wilayah Coastal Papua. Diharapkan dari kajian ini akan memberikan informasi tentang keberadaan dan potensi bahan galian mineral secara lengkap dan akurat. Salah satu keberhasilan pemerintah daerah dalam pembangunan adalah ditentukan dari kemampuan memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan daya dukung lingkungan yang dimilikinya, dengan memperhatikan azas pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dengan diketahui informasi kondisi geologi yang komprehensif dan terintegrasi, maka hasil kajian ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan, baik oleh pemerintah maupun calon investor. Juga dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan kebijakan Penataan Wilayah Pertambangan dan Energi serta Wilayah Usaha Pertambangan. Laporan AkhirII - 2 I - 2

Para investor yang ingin menanam modal dan berusaha di bidang sumberdaya mineral sangat memerlukan data yang akurat tentang potensi sumberdaya mineral di Provinsi Papua. Hal yang sama tentang tersedianya data juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah baik kabupaten kota maupun provinsi. Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa data tentang sumberdaya mineral serta data-data yang berkaitan dengan aspek pengelolaannya masih terbatas dan tersebar, baik data yang tersedia di pemerintah daerah Provinsi Papua dan Kabupaten Kota, pemerintah Pusat, maupun swasta yang bergerak dalam usaha pemanfaatan sumberdaya mineral. Data dan informasi potensi sumberdaya mineral yang keadaanya tebatas dan tersebar tersebut perlu dikumpulkan, dikaji, dievaluasi dan dikelola secara bersistem, terpadu dan akurat, serta dapat disajikan menjadi informasi potensi sumberdaya mineral terpadu. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari Studi Potensi Sumber Daya Mineral wilayah coastal di Provinsi Papua adalah melakukan pengumpulan data primer dan sekunder guna menghasilkan peta sebaran potensi sumberdaya mineral dan aspek yang terkait, untuk dikaji, dievaluasi dan disajikan dalam bentuk sistem informasi sumberdaya mineral yang terpadu. Tujuan dari kegiatan ini adalah : 1. Menghasilkan peta sebaran potensi sumber daya mineral dan inventarisasinya agar dapat dimanfaatkan. 2. Menghasilkan data bahan galian mineral dalam bentuk peta secara digital. 3. Menghasilkan gambaran peluang dalam pemanfaatan dan pengembangannya potensi sumberdaya mineral. 1.3. Sasaran Adapun sasaran kajian ini adalah : - Terkumpulnya data dan terpetakannya potensi sumberdaya mineral wilayah coastal di Provinsi Papua. - Tersedianya peta digitasi dan cetakannya. - Tersedianya data hasil analisis labortaorium sebanyak 60 conto batuan/tanah. - Tersedianya laporan sebanyak 20 buah lengkap dengan lampiran peta, album, hasil analisis laboratorium dan informasi pendukung lainnya. Laporan AkhirII - 3 I - 3

Manfaat : - Sebagai bahan acuan perencanaan pengembangan pengelolaan pertambangan maupun zona WP/wilayah pertambangan wilayah coastal. - Pengawasan dan pengendalian pada tahap eksplorasi dan eksploitasi 1.4. Keluaran (Out Put) Indikator Keluaran yaitu tersedianya data-data geologi permukaan kaitannya dengan potensi sumber daya mineral di wilayah coastal di Provinsi Papua. Hasil pekerjaan berupa : 1. Peta digital (Soft copy) dalam bentuk GIS (Sistem Informasi Geografis) dengan format Map-Info atau Arc GIS/Art View mencakup wilayah pesisir utara Kabupaten Jayapura, Sarmi, Waropen, Nabire dan pesisir selatan Merauke, Timika, Provinsi Papua. 2. Penyusunan Studi Potensi Sumber Daya Mineral di wilayah coastal Provinsi Papua. 3. Media untuk dokumentasi pada kegiatan ini dibuat dalam format softcopy dan hardcopy. Format yang digunakan dalam dokumentasi dalam bentuk softcopy adalah menggunakan standar format Windows Office, MapInfo/Auto Cad, PDF, JPG, SIG Dokumen yang diserahkan tersebut harus merupakan versi final dari analisa yang telah dikembangkan/direncanakan melalui tahapan kegiatan. 4. Tersedianya rekomendasi dari aspek peluang pemanfaatan dan pengembangan selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Kegiatan Kajian Potensi Sumber Daya Mineral di wilayah Coastal Provinsi Papua akan dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : Persiapan meliputi mempersiapkan data-data, pustaka, bahan kerja, peralatan studio, lapangan, kesiapan laboratorium, konsolidasi personil, rencana kerja. Pengumpulan data dan informasi data sekunder. Analisa citra landsat untuk memberikan gambaran, penyebaran, lokasi, potensi sumber daya mineral wilayah coastal. Survey Lapangan yaitu untuk memperoleh gambaran umum dan target berdasarkan hasil penafsiran citra satelit landsat. Adapaun pekerjaan yang dilakukan antara lain identifikasi dan verifikasi sumber daya mineral untuk menentukan deliniasi daerah prospek sumber daya mineral seperti jenis sumber Laporan AkhirII - 4 I - 4

daya mineral, lokasi keterdapatan, potensi dan penyebarannya dan aksesibilitas untuk wilayah pesisir utara yaitu Kabupaten Jayapura, Sarmi, Waropen, Nabire dan wilayah pesisir selatan yaitu Kabupaten Meraeke, Timika, Provinsi Papua. Pengambilan beberapa conto batuan/tanah untuk analisa laboratorium seperti sifat fisik, mineral, petrografi, Xray dan kimia dan memberikan informasi lokasi, jenis yang akan dianalisa guna keperluan rencana pengembangan dan pemanfaatannya. Pendokomentasian data-data pengamatan lapangan, obyektif kondisi setempat, lokasi pengamatan dan pengambilan conto dengan menggunakan GPS dan pengeplotan lokasinya. Kompilasi dan Analisis Studio meliputi penggambaran peta, pembuatan informasi pendukung, tabel-tabel data geologi kaitannya dengan potensi sumber daya mineral di wilayah Coastal/ pesisir. Perhitungan potensi sumber daya mineral dengan persyaratan klasifikasi sesuai data-data yang diperoleh luasan sebarannya (luas (km 2 atau ha), satuan volume (m 3 ) atau ton. Penyusunan laporan yang meliputi hasil kegiatan data geologi lapangan, laboratorium dan rekomendasi hasil survey geologi di wilayah pesisir utara Kabupaten Jayapura, Sarmi, Waropen, Nabire dan pesisir selatan Merauke, Timika, Provinsi Papua (disertai peta, sketsa, tabel, foto dan hasil laboratorium). 1.6. Tenaga Pelaksana dan Peralatan Untuk melakukan kegiatan ini, maka personil yang terlibat dalam pelaksanaannya terdiri dari : Tenaga Ahli : Koordinator/ Ahli geologi Ahli Geologi Penginderaan Jauh Ahli Geologi Eksplorasi Ahli Geologi Lingkungan Ahli SIG (Sistem Informasi Geografi) : 3 orang Peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan ini antara lain : - Kompas geologi - Palu Geologi - Kantong contoh Laporan AkhirII - 5 I - 5

- GPS - Kamera foto - Komputer/PC atau Laptop - Peta topografi skala 1 : 25.000 (Bakosurtanal) - Alat-alat tulis, kertas HVS A4 dan A3 - Dan peralatan lain 1.7. Sistimatika Pelaporan Sistematika penyusunan laporan antara pekerjaan Studi Potensi Sumber Daya Mineral di Provinsi Papua adalah sebagai berikut : BAB 1 Pendahuluan Pada bab ini berisi mengenai penjelasan latar belakang kegiatan, maksud, tujuan dan sasaran dan ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan. BAB 2 Tinjauan Kebijakan Pembangunan Pada bab ini berisi dasar hukum yang mendasari pekerjaan Studi Potensi Sumber Daya Mineral di Provinsi Papua, aspek geologi dalam perencanaan dan pengembangan wilayah serta tinjauan umum RTRW dan kebijakan fungsi kawasan di Provinsi Papua. BAB 3 Metodologi Pada bab ini menjelaskan mengenai pendekatan kerangka pemikiran dan pelaksanaan penyusunan Studi Potensi Sumber Daya Mineral di Provinsi Papua, yang akan menguraikan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan terutama sejauh mana data-data yang diperoleh. Dalam penyusunan tersebut dengan pendekatan identifikasi dan inventarisasi data, pengumpulan data sekunder, primer, review data terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan kaitannya dengan aspek kawasan pertambangan serta pemilihan metodologi yang diterapkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini. BAB 4 Gambaran Umum di Provinsi Papua Pada bab ini berisi mengenai tinjauan gambaran umum wilayah studi serta gambaran terhadap kondisi geologi kaitannya dengan RTRW di wilayah studi dimana dalam Laporan AkhirII - 6 I - 6

penjelasannya akan mengetengahkan mengenai gambaran umum wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan kondisi eksisting terkini. BAB 5 Hasil potensi sumber daya mineral wilayah coastal di Papua. Pada bab ini dijelaskan mengenai konsep, kreteria dan parameter dalam analisa dan pembahasan permasalahan kawasan pertambangan berdasarkan zonasi potensi bahan galian yang diperoleh baik data primer dan sekunder di Provinsi Papua. BAB 6 Arahan Rencana Pengelolaan potensi potensi sumber daya mineral wilayah coastal di Papua dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kawasan Pertambangan Pada bab ini dijelaskan mengenai rencana arahan dan strategi pengelolaan potensi bahan galian / tambang yang diperoleh baik data primer dan sekunder dalam wilayah kawasan pertambangan di di Provinsi Papua. BAB 7 Kesimpulan dan rekomendasi Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran kesimpulan dan rekomendasi dari hasil Studi Potensi Sumber Daya Mineral di Provinsi Papua. Laporan AkhirII - 7 I - 7