BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, bahkan lebih meningkatkan kualitas barang atau jasanya agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sangat bergantung pada kinerja manajemen yaitu, perencanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI ASIH ROHMANI,M.KOM

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS. Total quality management secara harafiah berasal dari kata total yang

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik (BPS), 2010, Statistik Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009, BPS, Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat dengan perusahaan lainnya dari seluruh dunia. Peran telekomunikasi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO) DI SURABAYA. Disusun Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kinerja Manajerial. Pengaturan staf (staffing), Negosiasi, dan Perwakilan (representatif).

BAB I PENDAHULUAN. usaha perusahaan (Soemarso 2004:34). Laporan keuangan digunakan oleh

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009) Sistem Informasi Akuntansi Manajemen merupakan alat yang efektif dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Suyadi, 1999) Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

Tata Yustia Putra

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas di lingkungan ASEAN Free Trade Area

BAB I PENDAHULUAN. dalam bersaing dengan kompetitornya. manfaat bersaing adalah sesuatu yang dapat didukung. Hopwood (1976);

BAB I PENDAHULUAN. demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengaruh Total Quality Management dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Industri Pesawat Terbang PT Dirgantara Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) yang berlaku pada tahun 2003 dan

MUHAMMAD ARDIANSYAH /FE/EA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

BAB I. Pendahuluan. yang dihasilkan perusahaan jasa ini lebih bersifat intangible atau tidak terlihat.

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Sistem pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Total Quality Manajement, dan Sistem Kinerja. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian. 2.1.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi terdiri dari dua kata teknologi dan informasi. Kata Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, dan kata informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai teknologi informasi. Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005) menyatakan bahwa teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi berbasis komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis komputer dapat disajikan tepat waktu dan

akurat, seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen, 1997 (Yunita, 2011) dengan penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan, dilaporkan kepada manajer dengan segera, dan apa yang terjadi di berbagai bagian tertentu dapat diketahui, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu perpaduan antara teknologi komputer, teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya dapat menyajikan informasi yang di butukkan lebih cepat dan lebih akurat. Teknologi informasi sangat berperan penting dalam sebuah perusahaan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga dapat mengelolah data dengan cepat dan akurat, selain itu teknologi informasi berperan penting bagi perusahaan dalam penghematan waktu dan biaya agar lebih efektivitas dan efesiensi pada perusahaan. Peran teknologi informasi dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang dikutip oleh Mulyadi (2001) ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu: 1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. 2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehariharinya.

4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi. 2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja Menurut Fathansyah (2002), pengertian sistem adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu himpunan suatu benda nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif, sedangkan Jogianto (2005) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut Kim dan Larry, 1998 (Syaiful, 2007) sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. Sedangkan menurut Handoko (2000) sistem pengukuran kinerja merupakan proses dimana organisasi organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Narsa dan Yuniawati, 2003). Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan perbaikan secara terus-menerus dalam melaksanakan kegiatan oprasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan. Horggren dan Foster, 1991 (Narsa dan Yuniawati, 2003) berpendapat, sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam pengendalian, memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu: 1. Memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan. 2. Sistem pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi. 3. Sistem pengukuran kinerja sebagai dasar sistem penghargaan perusahaan. Jadi peranan sistem pengukuran kinerja selain dalam pengendalian, perencanaan dan pengambilan keputusan juga memberikan kemudahan manajer untuk mengawasi bisnisnya, sebagai suatu alat komunikasi dan sebagai sistem penghargaan perusahaan. Adapun tujuan pengukuran kinerja organisasi dan manfaat penilaian kinerja organisasi menurut Mulyadi dan Setyawan (2001), adalah sebagai berikut: Tujuan Pengukuran kinerja a. Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan lalai mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,

agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. b. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta reward. Manfaat Penilaian kinerja a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personil secara optimal. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil dan untuk menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi. 2.1.3. Sistem Reward Penghargaan merupakan segala bentuk pengembalian yang diterima karyawan maupun manajer karena jasa yang telah disumbangkan kepada perusahaan. Penghargaan ini bisa berupa financial maupun nonfinancial. Pemberian reward dapat memotivasi karyawan dan manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Para manajer dan karyawan akan lebih terpacu dalam bekerja sehingga kinerjanya meningkat dan pada akhirnya dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Sistem Reward adalah pemberian kompensasi kepada para manajer yang terdiri atas pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (performance contingent reward), Kurnianingsih, 2000 (Mardiyati, 2015). Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) Reward menghasilkan dua macam manfaat, antara lain :

a. Memberikan Informasi Reward dapat menarik perhatian personil dan member informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan hal yang lain. b. Memberikan motivasi Reward akan meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka. Berdasarkan pengelompokkannya,menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu : a. Reward Intrinsik Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapain sasaran tertentu. Untuk meningkatkan reward intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik. b. Reward Ekstrinsik Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari : 1) Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil. 2) Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan, tunjangan masa sakit. 3) Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya. Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung maupun non moneter memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargaan. 2.1.4. Total Quality Manajement Total Quality (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses Total Quality bermula dari

pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Total Quality merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana 1994). Total Quality merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi, seperti yang dikutip oleh Husein, 2004 (Noviyanti, 2013) ada 4 prinsip utama dalam TQM yaitu sebagai berikut: a. Kepuasan pelanggan Total Quality merupakan konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan. b. Respek terhadap setiap orang Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai, maka dari itu setiap orang dalam suatu organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi langsung dalam tim pengambilan keputusan. c. Manajemen berdasar fakta Maksudnya bahwa setiap keputusan didasarkan pada data bukan sekedar perasaan (feeling). d. Perbaikan berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan agar dapat melakukan proses sistematika dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Perusahaan yang menerap kan teknik Total Quality akan memperoleh beberapa manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara lain: 1. Rute pertama Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya pengahasilan sehinagga laba yang diperoleh juga semakin besar. 2. Rute kedua

Perusahaan dapat mening ka tkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat. 2.1.5. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni kinerja kepala dinas, kepala bidang, kepala bagian, kepala seksi, dan kepala sub bidang, kepala sub bagian, kepala sub seksi. Dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan, pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan. kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, 1963 (Noviyanti, 2013) di mana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan. Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan yang memberikan sumbangan yang kelihatan jika mungkin dapat ditukar demi keberhasilan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Terdapat faktor faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja sehingga mempermudah pelaksanaan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2001) yaitu: Pengetahuan akan pekerjaan, Keandalan, Kerjasama, Kemampuan beradaptasi, Pelayanan, Pemeliharaan. 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mardiyah (2005), Penelitian menggunakan topik pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality terhadap kinerja manajerial. Objek penelitian lebih difokuskan pada manager tingkat menengah dan manager pemasaran pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dan kedua yaitu pengaruh antara interaksi Tota Quality dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara Total Quality dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungannya negatif. Sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh interaksi Total Quality dengan profit center terhadap kinerja manajerial. Nurfitriana (2005) Penelitian ini menggunakan topik tentang teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Quality dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Total Quality berpengaruh terhadap kinerja manajerial, teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality dengan kinerja manajerial,

sistem pengukuran kinerja sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality dengan kinerja manajerial dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap hubungan Total Quality dengan kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ. Suwastiko (2011) Pengaruh Total Quality Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya. Hasil penelitian adalah variabel Total Quality, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, dan bahwa sistem reward memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya. Noviyanti (2013) Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Sebagai Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Hasil penelitian adalah Secara Simultan dan Parsial Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dan dalam pengujian moderating, diperoleh hasil bahwa berdasarkan hasil bahwa variabel Total Quality bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah

hubungan antara Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward dengan Kinerja Manajerial pada perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Meidiyana, dkk (2014) Pengaruh Total Quality (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA (Persero) MADIUM. Hasil penelitian adalah Total Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, Uji Interaksi Sistem Pengukuran Kinerja, Total Quality di moderasi dengan system pengukuran kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Uji interaksi Sistem Penghargaan, Total Quality di moderasi dengan Sistem Penghargaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Kinerja Manajerial dan Total Quality yang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian 1 Mardiyah (2005) Pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality terhadap kinerja manajerial independen: sistem pengukuran kinerja, sistem reward profit center dan Total Quality dependen: kinerja manajerial Pengaruh antara interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara TQM dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungannya negative 2 Nurfitriana (2005) Teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Quality dengan kinerja manajerial dependen : antara Total Quality independen : kinerja manajerial TQM berpengaruh terhadap kinerja managerial, sedangakan variabel pemoderasinya tidak berpengaruh terhadap hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial.

3 Suwastiko (2011) Pengaruh Total Quality Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya 4. Noviyanti (2013) Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Sebagai Moderating Pada PT. Pelabuhan independen: Pengaruh Total Quality dependen: Kinerja Manajerial Moderating : Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward Independen : Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Dependen: Kinerja Manajerial Moderating : Total Quality Total Quality (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan atau bersamasama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar TQM dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya Secara Simultan dan Parsial Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dan Total Quality bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau

Indonesia- I Medan. memperlemah hubungan antara Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward dengan Kinerja Manajerial pada perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. 5. Meidiyana, dkk (2014) Pengaruh Total Quality (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA (Persero) MADIUM independen : Total Quality dependen : Kinerja Manajerial Moderating : Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Total Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, Uji Interaksi Sistem Pengukuran Kinerja, Total Quality di moderasi dengan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Uji interaksi Sistem Penghargaan, Total Quality di moderasi dengan Sistem Penghargaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial

2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan masalaah penelitian, maka peneliti mengembangkan kerangka konseptual penelitian yang akan diuji secara simultan dan parsial sebagaimana telihat pada gambar 2.1. Total Quality (X4) H4 Teknologi Informasi (X1) H1 H5 H6 Sistem Pengukuran Kinerja (X2) H2 Kinerja Manajerial (Y) Sistem Reward (X3) H3 Gambar 2.1 kerangka konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Teknologi Informasi (X1),

Sistem Pengukuran Kinerja (X2) dan Sistem Reward (X3) sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah Kinerja Manajerial, dan menambah satu variabel lagi yaitu variabel moderating, yang digunakan dalam variabel moderating (X4) adalah Total Quality. 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2011) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan satu pernyataan yang dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya menegnai konsep atau konstruk yang menejelaskn atau mempredisksi fenomena-fenomena. Hipotesi merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. 2.4.1. Hubungan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Teknologi informasi dapat beraneka ragam definisi memiliki inti yang sama, seperti Hansen dan Mowen, 1997 (dalam Yunita, 2011) dengan penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera, dan apa yang terjadi di berbagai bagian tertentu dapat diketahui, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Menurut Mhoney et l. 1963 (dalam laksmana, 2002: 11), Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan representasi.

Pada Penelitian Noviyanti (2013) menyatakan teknologi informasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Hal ini menunjukkan teknologi merupakan sistem informasi berbasis perangkat sangat memainkan peranan penting bagi perusahaan khususnya pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan semakin luas basis teknologi informasi yang digunakan, maka dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis perusahaan, serta manajer dalam mengambil keputusan yang tepat. H1: Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial 2.4.2. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Pengukuran terhadap kinerja adalah suatu hal yang penting dilakukan agar diketahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat kesenjangan dari rencana yang telah ditentukan atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan memotivasi manajer untuk bekerja lebih baik karena prestasi kerjanya sangat diperlukan perusahaan. Kren, 1992 (dalam Syaiful, 2006) menyatakan bahwa informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses pengambilan keputusan, sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial. Kren, 1992 (dalam Syaiful, 2006) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara informasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan kinerja manajerial dan juga

memberikan hasil bahwa Sistem Pengukuran Kinerja memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial. Jadi informasi kinerja memberikan para manajer prediksi yang lebih akurat tentang keadaan lingkungan, sehingga menghasilkan sebuah pengambilan keputusan alternatif yang lebih baik dengan rangkaian tindakan yang lebih efektif dan efisien. Penelitian lain yang dilakukan oleh Milgrom dan Roberts, 1990 (dalam Mardiyah dan Aida, 2004) menyatakan bahwa suatu organisasi membutuhkan sistem pengukuran kinerja sebagai komplemen dari Sistem Akuntansi Manajemen untuk menghasilkan kinerja yang tinggi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aida dan Mardiyah (2004) sendiri memberi hasil bahwa sistem pengukuran kinerja berperan dalam hubungan antara total quality management dan kinerja manajerial. Pada Penelitian Noviyanti (2013) menyatakan sistem pengukuran kinerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial, berdasarkan pengaruh signifikan tersebut, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja memperngaruhi Kinerja Manajerial, hal ini dapat dilihat berdasarkan bagaimana kinerja manajerial dalam mencapai targettarget yang telah ditetapkan perusahaaan. Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem pengukuran kinerja akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu sarana untuk mengetahui kinerja manajerial sehingga para manajer diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya. H2: Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial

2.4.3. Hubungan Sistem Reward berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Menurut Handoko, 1997 (Rosa, 2009) reward adalah segala sesuatyang diterima karyawan sebagai balas jasuntuk kinerja mereka. Pemberian reward merupakan pemotivasi yang lebih kuat untuk meningkatkan kualitas kerja. Aida dan Mardiyah (2004) sendiri menyimpulkan hasil bahwa sistem reward terhadap kinerja manajerial memiliki pengaruh yang negatif melalui interaksinya dengan total quality management suatu organisasi. Usaha seorang manajer dipengaruhi oleh nilai reward yang diterimanya, jika seseorang memperoleh kepuasan dengan reward yang diterimanya karena reward tersebut dirasakan pantas dan adil, maka usaha untuk berprestasi akan meningkat. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Nur, 2001 (Nurfitriana, 2004) serta Narsa dan Rani (2003) menjelaskan bahwa ada pengaruh positif antara sistem reward terhadap kinerja manajerial melalui interaksinya dengan Total Quality management. Pada Penelitian Noviyanti (2013) menyatakan Sistem Reward secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial. H3: Sistem Reward berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial 2.4.4. Hubungan Total Quality Manajemen terhadap Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial Unsur Total Quality yang berfokus pada pelanggan memberikan kewajiban kepada para manajer untuk meningkatkan kinerja mereka

sehingga perusahaan mendapat kepercayaan dari para pelanggan, dan dengan kemajuan teknologi akan memudahkan perusahaan dalam semua bidang, penerapan Teknologi Informasi dalam perusahaan lebih efisiensi waktu dan biaya, dan dengan teknologi informasi memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Pada Penelitian Noviyanti (2013) bahwa Total Quality (TQM) bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah pengaruh antara Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial. Walaupun tidak signifikan pengaruh Total Quality terhadap Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial, namun arah koefisien positif, menandakan bahwa semakin baik Total Quality maka semakin baik pula Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial. H4 : Total Quality Manajement memoderasi pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kinerja Manajerial. 2.4.5. Hubungan Total Quality Manajement terhadap Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial Sistem pengukuran kinerja terdiri serangkaian ukuran yang dapat untuk menilai kinerja manajerial. Pengukuran kinerja manajerial dapat memberikan informasi untuk pengambilan keputusan dalam bentuk promosi dan gaji. Dengan adanya pengukuran kinerja yang baik, maka secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkan pula kinerja perusahaan (Narsa dan Yuniawati, 2003).

Pada Penelitian Pada Penelitian Noviyanti (2013) bahwa Total Quality (TQM) bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah pengaruh antara Sistem pengukuran kinerja dan Kinerja Manajerial. Walaupun tidak signifikan pengaruh Total Quality terhadap Sistem pengukuran kinerja dan Kinerja Manajerial, namun arah koefisien positif, menandakan bahwa semakin baik Total Quality maka semakin baik pula Sistem pengukuran kinerja dan Kinerja Manajerial. H5 : Total Quality Manajement memoderasi pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial. 2.4.6. Hubungan Total Quality Manajement terhadap Sistem Reward dan Kinerja Manajerial Total Quality merupakan cara yang sering digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja manajerial, Sistem Reward adalah salah satu contohnya. Pemberian reward dapat memotivasi karyawan dan manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Para manajer dan karyawan akan lebih terpacu dalam bekerja sehingga kinerjanya meningkat dan pada akhirnya dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Pada Penelitian Pada Penelitian Noviyanti (2013) bahwa Total Quality (TQM) bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah pengaruh antara Sistem Reward dan Kinerja Manajerial. Namun Sistem Reward menurut mereka merupakan faktor terpenting, dan tidak dapat dipungkiri bahwa Total Quality yakni komitmen sumber

daya insani merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. H6 : Total Quality Manajement memoderasi pengaruh Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial.