MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MS 6 DI SMA NEGERI 2 BANJARMASIN MELALUI STRATEGI ARCS DALAM SETTING PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION)

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 31 BANJARMASIN MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOOPERATIF TIPE STAD

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

MENINGKATKAN HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

Risna Cahyani

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

E.ISSN P.ISSN Vol.3 No.1 Edisi Januari 2018

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II C SD NEGERI 21PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Titi Solfitri 1, Indah Rahmania 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2 1

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL BELAJAR SAINS FISIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 UKUI.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

BAB III METODE PENELITIAN

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM POSING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR


PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR Norhasanah, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak: Kurangnya peran aktif siswa selama proses pembelajaran berdampak pada rendahnya hasil belajar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas dengan model Hopkins. Tujuan khusus mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, hasil belajar, aktivitas, dan respon siswa terhadap proses pengajaran langsung. Hasil penelitian menunjukkan (1) kategori keterlaksanaan RPP pada siklus I 61% (baik), II 82% (sangat baik), dan III 89% (sangat baik), (2) peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I 42% (belum tuntas), II 73% (belum tuntas), dan III 96% (tuntas), (3) aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan kriteria baik, (4) respon siswa terhadap proses pengajaran langsung berkategori baik. Simpulan bahwa penerapan model pengajaran langsung pada materi pokok gerak melingkar di kelas X-1 SMAN 12 Banjarmasin dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: Hasil belajar, pengajaran langsung, gerak melingkar. PENDAHULUAN Proses pembelajaran fisika sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang mengacu pada standar proses, melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreatifitas, dan dialogis, diharapkan siswa mencapai pola fikir dan kebebasan berfikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berfikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi yang pada gilirannya membantu tercapainya hasil belajar yang lebih tinggi. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika SMAN 12 Banjarmasin diperoleh informasi bahwa selama ini hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika masih rendah. Selama ini proses belajar mengajar fisika hanya bersumber pada guru. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berperan aktif, akibatnya siswa tidak terlatih untuk mengembangkan kemampuan deklaratif dan prosedural. Hal ini dapat dilihat dari 151

hasil ujian tengah semester menunjukkan bahwa dari 26 siswa hanya 3 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM), sedangkan 23 siswa di bawah KKM. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu mengoptimalkan hasil belajarnya. Gerak melingkar merupakan materi yang menarik, karena mudah ditemukan bahkan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, dimana materi ini membahas tentang gerak dan percepatan sentripetal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil materi gerak melingkar sebagai bahan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pengajaran langsung yaitu suatu model pengajaran dimana siswa belajar secara langsung dari demonstrasi pengetahuan oleh guru khususnya untuk memperoleh pengetahuan deklaratif dan prosedural. Gerak melingkar bagian dari materi fisika, menghafal hukum atau rumus tertentu dalam materi gerak melingkar merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana (informasi faktual), sedangkan bagaimana melakukan operasi matematika misalnya pada gerak melingkar mencari kecepatan sudut, percepatan sudut, percepatan sentripetal, dan sebagainya merupakan contoh pengetahuan prosedural. Teori belajar yang melandasi model pengajaran langsung dengan strategi belajar kelompok yaitu teori behavioral, penelitian tentang efektifitas guru, dan teori belajar sosial atau biasa juga disebut belajar melalui observasi (Nur, 2008: 19). Berdasarkan hasil penelitian Stalling (1970) menunjukkan bahwa model pengajaran langsung memberikan hasil belajar siswa paling tinggi diseluruh aspek seperti kemampuan dasar, kemampuan akademik, dan kemampuan berperilaku dan guru yang memiliki kelas terorganisasi dengan baik menghasilkan rasio keterlibatan siswa yang lebih tinggi. Pembelajaran menggunakan model pengajaran langsung dapat mempermudah siswa mengeksploitasi pengetahuan dan pengalaman belajarnya melalui interaksi dengan siswa lain, bekerja secara kelompok, presentasi, dan memperoleh umpan balik (refleksi) untuk memperbaiki dan menyempurnakan pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan landasan teori belajar dan kajian empirik diatas, maka peneliti berkeyakinan bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN 12 Banjarmasin dapat ditingkatkan melalui penerapan model pengajaran langsung. 152

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah mendeskripsikan: keterlaksanaan RPP model pengajaran langsung, peningkatan hasil belajar, aktivitas siswa, dan respon siswa terhadap proses pengajaran langsung. kualitatif. Data yang berseifat kuantitatif akan dianalisis dengan persentase sedangkan data yang bersifat kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata atau kalimat akan dilakukan reduksi data, pemisahan atau pengelompokkan sehingga dapat disimpulkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Hopkins. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 12 Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013 pada pokok bahasan gerak melingkar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan Januari 2013. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar: keterlaksanaan RPP, tes hasil belajar, aktivitas siswa, dan respon siswa. Data dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pengajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Berikut ini deskripi tentang hasil penelitian beserta pembahasannya. Keterlaksanaan RPP model pengajaran langsung Hasil observasi keterlaksanaan RPP model pengajaran langsung pada siklus I, II, dan III dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Persentase dan reliabilitas keterlaksanaan RPP No Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III. Pembelajaran % Kategori % Kategori % Kategori 1 Pendahuluan 75 Sangat baik 79 Baik 88 Sangat baik 2 Kegiatan Inti 70 Baik 89 Sangat baik 91 Sangat baik 3 Penutup 38 Kurang 79 Baik 88 Sangat baik 4 Reliabilitas 83 Baik 90 Baik 96 Sangat baik Tabel 1 di atas menunjukkan hasil observasi keterlaksanaan RPP pada siklus I guru mengalami masalah pada pengelolaan waktu. Ketika jam pelajaran hampir berakhir, guru baru selesai membimbing kelompok menuliskan hasil diskusi siswa di papan tulis sehingga ada beberapa pada bagian penutup yang kurang maksimal dalam keterlaksaannya bahkan ada fase yang 153

tidak dilaksanakan yaitu guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi materi selanjutnya. Untuk mengatasi masalah pada siklus I, dilakukan upaya guru dengan lebih bijaksana lagi mengelola waktu yang tersedia agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan tepat waktu. Selain itu guru juga harus bersikap lebih tegas terhadap siswa yang memancing keributan di kelas. Pada pelaksanaan siklus II guru tidak lagi mengalami masalah pada pengelolaan waktu. Namun, masalah terjadi pada fase 1 yaitu guru kurang optimal dalam memotivasi siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias siswa pada saat pelajaran baru dimulai. Beberapa saat kemudian selama proses pembelajaran berlangsung antusias siswapun mulai terlihat dan proses pembelajaran mulai optimal. Untuk mengatasi masalah pada siklus II, dilakukan upaya guru memberikan motivasi yang lebih optimal lagi misalnya mengaitkan pelajaran yang akan dibahas dengan kehidupan seharihari. Pada pelaksanaan siklus III guru tidak lagi mengalami masalah pada pengelolaan waktu. Pembelajaran berjalan tepat waktu dan optimal. Siswa yang memancing keributanpun tidak sebanyak pada siklus I dan II. Berdasarkan hasil analisis data pengamatan terhadap aspek keterlaksanaan RPP secara umum berkategori baik, dengan persentase keterlaksanaan pada siklus I yaitu sebesar 63,5%, kemudian pada siklus II sebesar 82% dan pada siklus III sebesar 91%. Hal ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan RPP ini menunjukkan bahwa peneliti yang juga sebagai guru dapat beradaptasi dengan siswa dan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Untuk reliabilitas instrumen keterlaksanaan RPP pada setiap pertemuan juga dapat dikatakan sangat baik karena besarnya lebih dari atau sama dengan 75% yaitu pada siklus I sebesar 83%, siklus II sebesar 90%, dan siklus III sebesar 96%. Hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III Grafik hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 1. Grafik hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal 154

Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal hanya sebesar 42% karena hanya 11 orang siswa saja yang tuntas. Hal yang menyebabkan ini adalah sebagian besar siswa gagal menjawab TPK nomor 3, 4, dan 5. Hasil perhitungan THB siswa siklus II memberikan ketuntasan hasil belajar secara klasikal meningkat menjadi 73% karena ada 19 siswa yang tuntas sedangkan 7 siswa yang tidak tuntas. Dari 7 siswa yang tidak tuntas sebagian besar siswa gagal menjawab TPK nomor 4. Hasil perhitungan THB siswa siklus III memberikan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal meningkat menjadi 96% karena ada 25 siswa dari 26 siswa yang tuntas dan hanya 1 siswa yang tidak tuntas. Dari satu siswa yang tidak tuntas tersebut nilainya sebenarnya sudah cukup baik akan tetapi masih dibawah KKM sekolah yaitu lebih besar atau sama dengan 70. Hal yang menyebabkan siswa ini tidak tuntas adalah gagal menjawab TPK no 4. Ketuntasan klasikal meningkat daripada siklus I dan siklus II, hal ini sejalan dengan teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura, sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modeling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah penting pelatihan pada peserta didik dalam melatihkan keterampilan proses. Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Keunggulan model pengajaran langsung adalah siswa dapat memahami proses/prosedural dan dapat menerapkan proses/prosedural tersebut yang akan mempengaruhi pada tercapainya hasil belajar siswa yang lebih tinggi. Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa pada siklus I, II, dan III secara lengkap berdasarkan hasil pengamatan dapat di lihat pada Tabel 2. 155

Tabel 2. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III No Aktivitas Siswa 1. Membaca (mencari informasi dan sebagainya) 2. Mendiskusikan tugas Hasil Pengamatan Siklus I Siklus II Siklus III % Kriteria % Kriteria % Kriteria 50 Kurang 62,5 Baik 75 Baik 62,5 Baik 75 Baik 62,5 Baik 3. Mencatat 62,5 Baik 50 Kurang 62,5 Baik 4. Mendengarkan penjelasan guru 37,5 Sangat kurang 62,5 Baik 75 Baik 5. Bertanya pada 62,5 Baik 62,5 Baik 75 Baik guru 6. Menyampaikan pendapat/mengko munikasikan 62,5 Baik 62,5 Baik 75 Baik informasi kepada kelas dan guru Tabel 2 menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I kurang dibanding siklus II dan III. Ini dapat dilihat dari kriteria siswa yang memiliki kriteria kurang dan sangat kurang. Siklus II terjadi sedikit peningkatan meskipun tidak signifikan karena masih adanya kriteria siswa yang kurang yaitu pada aktivitas mendengarkan penjelasan guru. Siklus III terjadi peningkatan aktivitas siswa dengan meningkatnya aktivitas menyampaikan pendapat/ mengkomunikasikan informasi kepada kelas dan guru, bertanya pada guru, membaca, mencatat, mendengarkan penjelasan guru. Rendahnya aktivitas siswa pada siklus I disebabkan sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar melalui penerapan model pengajaran langsung. Pada siklus II dan III terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam KBM, yaitu sudah mengarah ke model pengajaran langsung dengan metode atau strategi belajar kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model pengajaran langsung. Adanya peningkatan aktivitas siswa ini sejalan dengan hipotesis Bandura (1977) bahwa tingkah laku lingkungan dan kejadian kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh. 156

Respon siswa Tabel 3. Respon siswa terhadap pembelajaran Aspek Minat Respon Siswa Motivasi Rerata Kategori Rerata Kategori A : Attention 3,47 Cukup baik 3,54 Baik R : Relevance 3,63 Baik 3,52 Baik C : Confidence 3,53 Baik 3,55 Baik S : Satisfaction 3,55 Baik 3,59 Baik Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa respon minat pada aspek attention kategori cukup baik, ini berarti perhatian siswa terhadap pembelajaran masih kurang maksimal. Sedangkan respon minat pada aspek relevance, confidence, dan satisfaction kategori baik serta respon motivasi pada aspek attention, relevance, confidence, dan satisfaction kategori baik. Secara umum respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pengajaran langsung pada materi pokok gerak melingkar di kelas X-1 SMAN 12 Banjarmasin terkategori baik. Hal ini turut dikuatkan oleh teori belajar behavioristik yang pada hakikatnya adalah pembentukkan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon (Sanjaya, 2005). SIMPULAN Hasil penelitian penerapan model pengajaran langsung pada materi pokok gerak melingkar di kelas X-1 SMA Negeri 12 Banjarmasin dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena temuan hasil penelitian menunjukkan: (1) keterlaksanaan RPP selama proses pembelajaran meningkat pada tiap siklusnya, (2) peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal terjadi peningkatan pada tiap siklunya, (3) aktivitas siswa secara umum mengalami peningkatan dengan kriteria baik, (4) respon minat dan motivasi siswa terhadap proses pengajaran langsung dalam aspek attention, relevance, confidence, dan satisfaction berkategori baik. DAFTAR PUSTAKA Nur, M. (2008). Model Pengajaran Langsung. Surabaya: PSMS Unesa. Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. 157

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suparno, S. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. 158