Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BAB II TINJAUAN UMUM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. 1.1 Pengertian Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

Marita Ahdiyana, M. Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN. secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas, dengan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan bukan menjadi hal baru bagi negara berkembang, salah satunya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

I. PENDAHULUAN. juga berarti investasi bagi pembangunan negara. Karena itu setiap upaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

panduan praktis Pelayanan Ambulan

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

ANALISIS BPJS KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Menurut UU No. 36

GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 126 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PENGARUH BPJS TERHADAP MINAT MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DI RSUD DOLOKSANGGUL KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 20 Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Sehingga dengan adanya jaminan sosial ini resiko keuangan yang dihadapi oleh seseorang diambil alih oleh lembaga yang menyelenggarakan jaminan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BPJS terhadap minat Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat Deskriptif analitikdengan pendekatan Retrospektif. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan melakukan wawancara. Menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square. Jumlah sampel 84 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas menerima BPJS dengan minat baik sebanyak 35 responden (83,3%), berpendidikan SMA 22 responden (75,9%), bekerja sebagai petani 23 responden (59,0%), sumber informasi dari petugas kesehatan 40 responden (83,3%).. Selain itu mayoritas yang berminat baik mengatakan program BPJS akan meningkatkan kesehatan masyarakat sebanyak 38 responden (90,5%), berpendidikan SMA 26 responden (89,7%), bekerja sebagai petani 30 responden (76,9%), sumber informasi dari petugas kesehatan 42 responden (87,5%). Berdasarkan hasil penelitian dapatdisarankan hendaknya masyarakat lebih meningkatkan kesehatan dengan ikut serta dalam memanfaatkan program BPJS. Kata kunci : BPJS, Minat, Kesehatan Masyarakat PENDAHULUAN Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Pembangunan kesehatan pada saat ini masih dihadapkan pada permasalahan belum optimalnya akses, keterjangkauan, dan mutu pelayanan kesehatan antara lain disebabkan oleh sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas, dan jaringannya belum sepenuhnya dijangkau oleh masyarakat, terutama bagi penduduk miskin terkait dengan adanya permasalahan dalam hal biaya dan juga jarak pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau. (BPJS Kesehatan, diakses 18/03/20). Ada hal yang berubah pada awal Januari 20, terutama di sektor Sesuai UU No 24 tahun 2011 tentang mengamanatkan PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari (BPJS, diakses 18/03/20). Seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS, termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. Program ini diharapkan dapat menaungi seluruh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat dilindungi dengan asuransi merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa. Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dahulu bernama Jamsostek merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 20, sedangkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2015. 123

TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Minat merupakan perhatian, kesukaan, ataupun kecenderungan hati. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Minat adalah kecenderungan yang menetap/kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya serta berfungsi untuk daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat a. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses atau kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan pembelajaran atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Demikian juga jika pendidikan SD, SMP, SMA, dan DIII/Sarjana hendak digabungkan kedalam satu variabel bernama tingkat pendidikan (Notoadmodjho, 2010). b. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerja/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan menerima upah dan gaji baik berupa uang atau barang, sedangkan lapangan pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan atau ditugaskan pada seseorang (Notoatmodjho, 2010). c. Sumber Informasi Sumber informasi merupakan data yang diperoleh dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata yang terasa bagi keputusan mendatang (Notoatmodjho, 2010). adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (UU No 24 tahun 2011). Fungsi UU BPJS (Badan penyelenggara Jaminan Sosial) menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan Jaminan kesehatan menurut UU SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar Tugas Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas bertugas untuk : 1. Melakukan dan menerima pendaftaran peserta 2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja 3. Menerima bantuan iuran dari pemerintah 4. Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta 5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial 6. Membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial 7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta atau masyarakat Wewenang Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berwenang untuk : 1. Menagih pembayaran iuran. Kewenangan menagih pembayaran iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran. 2. Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai. 3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional. 4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. 5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas 6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajibannya 7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan sosial. Hak dan Kewajiban Peserta.a. Hak Peserta 1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan kesehatan 2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3. Mendapatkan pelayanan kesehatan pertama, yaitu Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) 4. Mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) 5. Mendapatkan pelayanan persalinan 124

6. Mendapatkan pelayanan gawat darurat 7. Mendapatkan pelayanan ambulan bagi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antar fasilitas kesehatan 8. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan b. Kewajiban Peserta 1. Mendaftarkan dirinya sebagi peserta serta membayar iuran yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I. 3. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak. 4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan Iuran Wajib Peserta BPJS Besar iuran untuk peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja berdasarkan nominal bukan presentase yaitu untuk rawat inap perorang perbulan yaitu : a. Kelas 1 sebesar Rp 59.500,- b. Kelas 2 sebesar Rp 42.500,- c. Kelas 3 sebesar Rp 25.500,- METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Retrospektif. Deskriptif analitik adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu objek yang diteliti melalui sampel atau data yang terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum, sedangkan pendekatan retrospektif adalah penelitian yang bersifat melihat ke belakang (Notoatmodjo, 2010). Bertujuan untuk mengetahui Pengaruh BPJS terhadap minat masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan di RSUD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 20. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di RSUD Doloksanggul Kecamatan Hasundutan. Fasilitas yang dimiliki oleh RSUD Doloksanggul adalah tempat tidur 75 unit, UGD, ICU, Rontgen, Laboratorium, UTDRS, Kamar bedah dan unit penunjang lainnya. Adapun hasil penelitian yang dilakukan berjudul Pengaruh BPJS Terhadap Minat Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan di RSUD Doloksanggul Kecamatan Hasundutan Tahun 20 adalah sebagai berikut Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan penyajian data dari beberapa variabel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi meliputi distribusi frekuensi berdasarkan minat, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi tentang program BPJS dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat di RSUD Doloksanggul Kecamatan Hasundutan tahun Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Minat, Pendidikan, Pekerjaan, dan Sumber Informasi tentang BPJS Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan di RSUD Kabupaten Humbang Hasundutan tahun No Variabel Jumlah Persentase (%) 1 Minat Baik Cukup Kurang Total 2 Pendidikan SD SMP SMA PT 43 27 84 51,2 32,1 100 24 29 17 28,6 34,5 20,2 3 Pekerjaan Petani IRT PNS Wiraswasta 39 8 23 46,4 9,5 27,4 4 Sumber Informasi Petugas Kesehatan Media Elektronik Media Cetak Lingkungan 48 13 6 17 57,1 15,5 7,1 20,2 5 BPJS Menerima Menolak 60 71,4 24 28,6 6 Kesehatan Masyarakat Meningkat Tidak meningkat 71 84,5 13 15,5 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 84 responden mayoritas responden memiliki minat yang baik terhadap program BPJS sebanyak 43 responden (51,2%) dan minoritas memiliki minat yang kurang sebanyak responden (%). Analisa Bivariat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengaruh BPJS Terhadap Minat Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan di RSUD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 20 No. Minat BPJS df X 2 1. Baik 35 83,3 7 42 100 2. Cukup 16 57,1 12 42,9 28 100 2 6,067 3. Kurang 9 64,3 5 35,7 100 125

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 2 responden yang berminat baik mayoritas menerima BPJS sebanyak 35 responden (83,3%), minoritas menolak BPJS sebanyak 7 responden (%). Dari 28 responden yang berminat cukup mayoritas menerima BPJS sebanyak 16 responden (57,1%), minoritas menolak BPJS sebanyak 12 responden (42,9%). Dari responden yang kurang berminat mayoritas menerima BPJS sebanyak 9 responden (64,3%), minoritas menolak BPJS sebanyak 5 responden (35,7%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengaruh BPJS Terhadap Minat Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Berdasarkan Pendidikan di RSUD Doloksanggul Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 20 No. Pendidikan BPJS df X 2 1. SD 7 50,0 7 50,0 100 2. SMP 16 66,7 8 33,3 24 100 3 6,049 3. SMA 22 75,9 7 24,1 29 100 4 PT 15 88,2 2 11,8 17 100 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari responden berpendidikan SD yang menerima BPJS sebanyak 7 responden (50%), menolak sebanyak 7 responden (50%). Dari 24 responden berpendidikan SMP mayoritas menerima BPJS sebanyak 16 responden (66,7%), minoritas menolak sebanyak 8 responden (33,3%). Dari 29 responden yang berpendidikan SMA mayoritas menerima BPJS sebanyak 22 responden (75,9%), minoritas menolak sebanyak 7 responden (24,1%). Dari 17 responden yang berpendidikan perguruan tinggi mayoritas menerima BPJS sebanyak 15 responden (88,2%), minoritas menolak sebanyak 2 responden (11,8%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengaruh BPJS Terhadap Minat Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 20 No. Pekerjaan BPJS df X 2 1. Petani 23 59,0 16 41,0 39 100 2. IRT 7 87,5 1 12,5 8 100 3 9,616 3. PNS 100 0 0 100 4 Wiraswasta 16 69,6 7 30,4 23 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 39 responden yang bekerja sebagai petani mayoritas menerima BPJS sebanyak 23 responden (59,0%) dan minoritas menolak BPJS sebanyak 16 responden (41,0%). Dari 8 responden yang bekerja sebagai IRT mayoritas menerima BPJS sebanyak 7 responden (87,5%) dan minoritas menolak BPJS sebanyak 1 responden (12,5%). Dari responden yang bekerja sebagai PNS mayoritas menerima BPJS sebanyak responden (100%) dan minoritas menolak BPJS tidak ada. Dari 23 responden yang bekerja sebagai wiraswasta mayoritas menerima BPJS sebanyak 16 responden (69,6%) dan minoritas menolak BPJS sebanyak 7 responden (30,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara pekerjaan terhadap kesehatan masyarakat dengan program BPJS di RSUD Doloksanggul Kecamatan Hasundutan tahun Menurut asumsi peneliti, pekerjaan tidak terlalu berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, ini mungkin disebabkan oleh variabel lain dalam penelitian seperti pendidikan. SIMPULAN Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan tentang pengaruh BPJS peningkatan kesehatan di RSUD Doloksanggul Kecamatan Doloksanggul Kabupaten humbang Hasundutan tahun 20, pada 84 responden maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh BPJS terhadap minat kesehatan di RSUD Doloksanggul Kecamatan 2. Tidak ada pengaruh BPJS terhadap minat kesehatan berdasarkan pendidikan di RSUD Kabupaten Humbang 3. Ada pengaruh BPJS terhadap minat kesehtaan berdasarkan pekerjaan di RSUD Kabupaten Humbang 4. Ada pengaruh BPJS terhadap minat kesehatan berdasarkan sumber informasi di RSUD Doloksanggul Kecamatan 5. Tidak ada pengaruh kesehatan masyarakat peningkatan kesehatan di RSUD Kabupaten Humbang 6. Ada pengaruh kesehatan masyarakat terhadap minat kesehtan berdasarkan pendidikan di RSUD Kabupaten Humbang 7. Tidak ada pengaruh kesehatan masyarakat peningkatan kesehatan berdasarkan pekerjaan di RSUD Doloksanggul Kecamatan 126

8. Tidak ada pengaruh kesehatan masyarakat peningkatan kesehatan berdasarkan sumber informasi di RSUD Doloksanggul Kecamatan 9. Ada pengaruh BPJS terhadap minat masyarakat berdasarkan peningkatan kesehatan masyarakat di RSUD Doloksanggul Kecamatan Doloksanggul kabupaten Humbang Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada petugas kesehatan yang bekerja di RSUD Doloksanggul Kecamatan Hasundutan agar lebih meningkatkan pengetahuan pasien tentang program BPJS dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menggunakan BPJS. 2. Kepada responden agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai program BPJS dalam 3. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat masyarakat terhadap BPJS dalam upaya peningkatan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta Fachmi idris. Sistem Rujukan Berjenjang. Download 15/03/20 Idris, Fachmi. 2013. Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Idris, Fachmi. 2013. Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS. Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Idris, Fachmi. 2013. Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan. Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kementerian koordinator bidang kesejahteraan rakyat. http://www.menkokesra.go.id/ada-pihak-taksetuju-bpjs Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Prasetyawati, Arsita. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika Sembiring, Yustinus. 2013. Humbang Hasundutan dalam Angka. Doloksanggul: BPS Kabupaten Humbang Hasundutan Simanjuntak, Budiman. 2013. Profil Kesehatan Humbang Hasundutan Tahun 2012. Doloksanggul: Dinas Kesehatan Humbang Hasundutan Syafrudin. 2009. Ilmu Kesehatan masyarakat. Jakarta: Trans Info Media Thabrany, Hasbullah 127