BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*).

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

BAB I PENDAHULUAN. pula hasrat dan keinginan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas, kemajuan sektor perdagangan sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HaKI BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA (Suatu Telaah Deskriptif)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan bisnis antar para pelaku usaha, tentu saja tiap-tiap pihak

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

MODUL KEKAYAAN INTELEKTUAL. Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2017

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BAB I PENDAHULUAN. kini diatur secara jelas dalam hukum, termasuk soal kepemilikan. Hak Kekayaan

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. penemuan-penemuan di bidang teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB I PENDAHULUAN. maupun memasarkan suatu produk haruslah ditingkatkan. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif manusia atau khususnya perlindungan hukum atas hasil kreativitas manusia

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia telah meratifikasi konvensi-konvensi internasional di bidang HKI salah

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EFEKTIFITAS PERJANJIAN TRIPS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. seorang wiraswasta. Dengan program Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan meningkat dengan pesat, khususnya ketika ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang. Perbankan (UU Perbankan) disebutkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. paparkan sebelumnya, dengan uraian sebagai berikut:

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat ini di satu sisi membawa dampak positif, tetapi disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. berkehidupan bersama dengan manusia yang lain. Mereka sebagai individu yang

BEBERAPA KOMPONEN YANG MENDUKUNG DALAM PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI DANDOKUMENTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL*

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN. karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Ada dua terjemahan resmi atas istilah Intellectual Property Rights (IPR),

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran yang ada, termasuk dalam bidang hak atas kekayaan intelektual.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang harus mengejar ketertinggalan dan terkadang memaksakan diri

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (intellectual property rights) Yuli Kurnia Ningsih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, di mana persaingan bisnis berlangsung sengit, para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus berupaya keras dan terus-menerus untuk membuat kreativitas dan inovasi. Bagaimana tidak, saat ini konsumen dibanjiri berbagai produk, termasuk produk sejenis yang sulit dibedakan lagi kekurangan dan kelebihan masing-masing produk tersebut. Untuk menghindari komoditisasi produk, para pemilik bisnis menggunakan strategi-strategi marketing unggulan untuk membuat produkproduk mereka lebih menonjol satu dengan yang lainnya. Karena itu, maka lahirlah terminologi-terminologi mutakhir dalam dunia pemasaran, seperti: branding, positioning, unique selling proposition, top of mind, dan lain-lain. Bila ingin sukses, produk harus menancap kuat di hati dan benak konsumen. Sekali produk berada di hati dan benak konsumen, niscaya keuntungan jangka panjang yang terus-menerus akan diperoleh si pemilik bisnis. Misalnya saja: pasta gigi Pepsodent, sabun Lux, sampo Sunsilk, margarin Blue Band, produk-produk tersebut sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu dan terus menjadi market leader hingga saat ini. Selama pemakaian yang sudah berjangka puluhan tahun itu, maka dapatlah dibayangkan 1

betapa besarnya profit yang telah diperoleh oleh perusahaan pembuat produk tersebut. Di era membanjirnya produk sejenis, maka unsur pembeda produk menjadi hal yang sangat penting agar konsumen tidak salah pilih produk yang dikehendaki dan dibutuhkannya. Dalam dunia pemasaran global saat ini, termasuk di Indonesia, produk biasanya dibedakan dari dua hal utama, yaitu: Merek dan Logo. Kerapkali di surat kabar kita melihat sengketa antara dua perusahaan yang memperebutkan merek dan logo sebuah produk. Pengumuman-pengumuman berukuran besar dan mahal di koran-koran memperlihatkan betapa pentingnya merek dan logo bagi suatu perusahaan. Logo adalah sebuah hasil proses karya cipta yang bersifat visual, dan penciptanya atau desainernya mendapatkan perlindungan hukum, yaitu Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hak Kekayaan Intelektual (HKI), adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir seseorang yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi kehidupan manusia. Objek mengenai kreativitas intelektual yang diatur dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) akan memberikan hak kepada seseorang/negara untuk dinikmati secara ekonomis. Dengan kata lain seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya-karya intelektualnya dalam bentuk hak privat (private right). Kemudian negara akan memberikan hak eksklusif kepada pelaku Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau kepada pemohon HKI. 2

Hak Kekayaan Intelektual adalah sebuah wilayah hukum yang menangani hak-hak yang berhubungan dengan hasil usaha kreatif manusia atau reputasi komersial dan goodwill. Secara umum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak Kekayaan Industri meliputi: Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang, Varietas Tanaman. Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. HKI adalah penting bagi masyarakat industri ataupun negara berkembang. Dan saat ini perdagangan global di dunia usaha meningkat dengan tajam, peraturan mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual sedang merevisi undang-undang yang ada. Keikutsertaan Indonesia dalam meratifikasi konvensi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) termasuk persetujuan aspek-aspek dagang terkait Hak Kekayaan Intelektual yaitu persetujuan TRIP s (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) memberikan pengaruh bagi perlindungan sistem Hak Kekayaan Intelektual yang berlaku di Indonesia. Persetujuan TRIP s / TRIP s Agreements mewajibkan negara anggotanya untuk menyesuaikan Undang-undang nasional di bidang Hak Kekayaan Intelektual dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam persetujuan TRIPs. Persetujuan TRIPs memuat standar perlindungan bagi karya intelektual. Persetujuan TRIPs juga mengatur pelaksanaan penegakan hukum di bidang HKI. 3

Keselarasan antara Hak Kekayaan Intelektual dan penegakan hukum akan menciptakan keharmonisan dalam masyarakat, yaitu dengan cara menghormati hasil karya cipta orang lain. Masalah HKI memang berkaitan erat dengan dunia bisnis. Karena itu tidaklah mengherankan apabila para pelaku bisnis mengeluarkan banyak dana untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk mereka. Tujuan dari riset tersebut yaitu untuk mengetahui apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat, ataupun melakukan suatu penelitian dalam bidang teknologi yang hasilnya kelak dapat dijual. Dalam situasi seperti ini, memang dituntut kreativitas yang cukup tinggi dari pelaku bisnis, inventor, dan kreator yang menghasilkan hasil karya dan kreasi yang mempunyai nilai jual di kemudian hari. Hasil karya yang dilahirkan tersebut, disampingi mempunyai nilai ekonomis, juga memiliki implikasi yuridis. Hal ini disebabkan apabila dilihat dari sudut pandang hukum antara pihak yang melahirkan suatu kreasi dengan hasil kreasinya ada hubungan yang erat. Hubungan hukum yang dimaksud yaitu adanya hak yang melekat pada hasil kreasi orang yang bersangkutan, baik hak moral (moral rights) yang berarti namanya sebagai pencipta tercantum dalam hasil karya tersebut, maupun hak ekonomis (economic rights) yang berarti ia berhak menikmati hasil dari penjualan hasil karyanya. Jadi hakikat HKI adalah adanya suatu kreasi (creation). Oleh karena itu apabila seseorang ingin hak kekayaan intelektualnya mendapat perlakuan khusus 4

atau tepatnya dilindungi oleh hukum, maka ia harus mengikuti prosedur tertentu yang ditetapkan oleh negara. Prosedur yang dimaksud adalah melakukan pendaftaran HKI di tempat yang sudah ditentukan oleh undang-undang. Perlunya melakukan pendaftaran tersebut mengingat di era globalisasi ini arus informasi datang begitu cepat bahkan hampir tidak ada batas antar negara. Sehingga tidaklah mengherankan apabila HKI merupakan salah satu obyek bisnis yang cukup diminati oleh pelaku bisnis karena dianggap dapat mendatangkan keuntungan dari pada mereka harus memulai dari nol. Karena itu dalam era perdagangan dunia sekarang ini hendaknya hak cipta segera didaftarkan agar setiap pencipta, penemu atau pelaku ekonomi tidak akan mudah dijatuhkan oleh pihak lain. Memang ada jenis HKI yang secara teoritis tidak perlu didaftarkan namun tetap dilindungi, dalam arti apabila hasil karyanya diumumkan oleh yang berhak, maka pada saat itu hak tersebut sudah dilindungi. Hanya saja apabila terjadi pelanggaran HKI akan sulit untuk membuktikan bagi pemegang HKI yang tidak mendaftarkan haknya, sebaliknya bisa terjadi orang lain yang mendaftarkan hak tersebut. Di sini penulis hendak mengangkat permasalahan yang ada pada salah satu hak kekayaan industri yaitu Hak Cipta Logo. Logo sebuah produk barang atau jasa yang bisa berupa gambar, huruf, atau angka. Logo tidak hanya memiliki arti fisik dalam arti bentuk, warna atau jenis huruf yang dipakai, namun memiliki makna yang lebih mendalam karena melalui 5

logo, maka konsumen dapat mengenali produk yang akan dibeli. Logo memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan konsumen dalam memilih suatu produk. Membuat sebuah logo menjadi dikenal bukan hal yang mudah, karena membutuhkan kreativitas, waktu dan dana yang tidak sedikit. Sering kita baca adanya pelaku usaha tertentu yang meniru logo atau membuat logo yang kelihatan mirip dengan pemilik logo pelaku usaha yang lain. Agar masalah ini bisa diatasi secara hukum maka diperlukan pengaturan mengenai Hak Cipta yaitu berupa Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis memilih judul Perlindungan Hak Cipta Logo Berdasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor 54/Hak Cipta/2009/PN Niaga Jkt Pst). Dalam kasus sengketa logo ini, permasalahan yang timbul antara Sambudi Ongko dengan Usman Joko adalah logo PLUS yang ada pada cakram optik yang dibuat baik oleh perusahaan Sambudi Ongko maupun Usman Joko. Karena merasa dirugikan, Sambudi Ongko melayangkan gugatan pembatalan hak cipta logo PLUS ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Menurut penggugat, logo PLUS miliknya adalah asli dan orisinal ciptaan penggugat, yang dihasilkan dari kreativitas dan olah pikir yang dipadukan dengan nilai seni yang menjadi satu kesatuan sehingga terciptalah logo tersebut. Sambudi Ongko juga menyatakan bahwa logo PLUS miliknya juga 6

memiliki karakteristik khusus yang sengaja diciptakan oleh penggugat, yang mana hanya penggugatlah yang tahu alasan diciptakannya karakteristik khusus pada huruf-huruf tersebut. Di Indonesia, pendaftaran ciptaan lebih bersifat pilihan atau optional. Pendaftaran berfungsi sebagai pencatatan hak pencipta atas ciptaan, identitas pencipta dan data lain yang relevan agar didapatkan catatan formal atas status kepemilikan hak cipta. B. Perumusan Masalah Permasalahan dari latar belakang di atas adalah : 1. Apakah Undang-undang Hak Cipta mampu melindungi pemilik Hak Cipta Logo bila ada pihak yang lain yang ingin menggunakan ciptaan logonya? 2. Bagaimana cara penyelesaian bila terjadi pengakuan Hak Cipta Logo oleh pihak lain yang bukan pencipta logo? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk : 1. Mengetahui dan menganalisa perlindungan hukum terhadap sebuah logo sebagai sebuah karya cipta. 2. Mengetahui dan memahami bagaimana Undang-undang Hak Cipta mampu menjadi cara penyelesaian yang efektif untuk melindungi sebuah logo sebagai ciptaan. 7

D.Keaslian Penelitian Dari pengamatan dan dalam pengetahuan penulis, di Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada belum pernah ada penelitian yang secara khusus sama seperti yang dilakukan terhadap bidang yang diusulkan penulis, khususnya lagi tentang logo sebagai sebuah karya cipta. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk perkembangan ilmu hukum khususnya di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Penelitian ini juga diharapkan sebagai masukan bagi kebijakan penyempurnaan peraturan bagi masalah di bidang Hak Kekayaan Intelektual khususnya Hak Cipta, dan juga diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa di bidang perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, khususnya Hak Cipta. 8