BAB I PENDAHULUAN. kreatif manusia atau khususnya perlindungan hukum atas hasil kreativitas manusia

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual sebagai konsep hukum merupakan terminologi umum untuk menyebut berbagai hak atau sekumpulan hak yang melindungi upaya kreatif manusia atau khususnya perlindungan hukum atas hasil kreativitas manusia yang mengandung keuntungan ekonomis. Berbagai hasil kreatif manusia tersebut digolongkan menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu Hak Cipta (Copyright) dan Hak Milik Industri (Industrial Right) yang meliputi Hak Paten, Hak Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang. 1 Semua hak-hak tersebut diatur dan dilindungi dalam sistem hukum Hak Kekayaan Intelektual. Hukum juga memberikan jaminan perlindungan dengan menerapkan ancaman sanksi, dan upaya pemulihan hak lainnya yang dapat dipertahankan oleh pemilik hak apabila terjadi pelanggaran. Pranata hukum yang mengatur Hak Kekayaan Intelektual telah secara lengkap dan efektif telah berlaku yang didasarkan pada masing-masing objek Hak Kekayaan Intelektual sebagai berikut: 2 1. Undang-Undang No 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang 2. Undang-Undang No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri 1 Aspek Hukum Perlindungan Hak Paten dan Hak Cipta untuk Hasil Penelitian di Perguruan Tinggi, 2016, diakses 9 Februari Ibid

2 2 3. Undang-Undang No 31 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 4. Undang-Undang No 14 Tahun 2001 tentang Paten 5. Undang-Undang No 15 Tahun 2001 tentang Merek 6. Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Salah satu yang menjadi objek Hak Kekayaan Intelektual adalah Hak Cipta. Sesuai dengan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta disebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 3 Hak Cipta adalah hak alamiah, dan menurut prinsip ini bersifat absolut dan dilindungi haknya selama si Pencipta hidup dan beberapa tahun setelahnya. Sebagai hak absolut maka hak itu pada dasarnya dapat dipertahankan terhadap siapapun, yang mempunyai hak dapat menuntut tiap pelanggaran yang dilakukan oleh siapapun. Dengan demikian suatu hak absolut memiliki segi balikannya (segi pasif), yaitu bahwa bagi setiap orang mempunyai kewajiban untuk menghormati hak tersebut. 4 Melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujaun WTO, Indonesia telah ikut serta dalam pergaulan masyarakat dunia dengan menjadi angota dalam Agreement Establisihing the World Trade 3 Pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak cipta 4 Muhammad Djumhana & R. Djubaedillah, 2014, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori, dan Praktiknya di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, hal 71

3 3 Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup pula Agreement on Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual), selanjutnya disebut TRIPs. Selain itu, Indonesia meratifikasi Berne Convention for the protection of Artistic and Literary Works (Konvensi Berne tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra) melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World Intellectual Property Organization Copyrights Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO), selanjutnya disebut WCT, melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun Dengan diratifikasinya persetujuan-persetujuan tersebut dan setelah beberapa kali megalami perubahan atas Undang-undang dibidang Hak Cipta yang lama, akhirnya diundangkan ketentuan baru yang menggantikan ketentuan yang lama tersebut yaitu dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri dari 2 (dua) hak 5, yaitu hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait.berarti Hak Cipta mempunyai nilai ekonomis dan dapat dieksploitasi. Sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun Hak Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan atau bisa disebut juga hak yang bersifat manunggal antara ciptaan dan diri pencipta, atau dapat juga dikatakan integritas dari si pencipta. 6 5 Pasal 4, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 6 Hak Ekonomi dan Hak Moral Suatu Ciptaan, diakses 8 September 2016.

4 4 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, salah satu diantara ciptaan yang dilindungi adalah program komputer 7. Program Komputer adalah seperangkat instruksi yang diekspresikan dalam bentuk bahasa, kode, skema, atau bentuk apapun yang ditujukan agar komputer bekerja melakukan fungsi tertentu atau untuk mencapai hasil tertentu. 8 Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi di dunia, program komputer yang dilindungi oleh Undang- Undang Hak Cipta juga terdapat pada Modulator-Demodulator (Modem). Modem adalah merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan internet melalui telepon, line kabel, dan layanan dari penyedia jasa telekomunikasi lainnya. 9 Fungsi modem yang pertama adalah melakukan modulasi sinyal digital ke analog untuk ditransfer, dan fungsi modem yang kedua adalah melakukan demodulasi sinyal untuk mengembalikan sinyal ke dalam bentuk digital sehingga mempresentasikan informasi tertentu. Terdapat beberapa jenis modem yang berada di pasaraan, untuk yang paling muktahir dan cukup digemari pasar Indonesia adalah wifi portable wireless modem. Banyak pelaku usaha menawarkan modem jenis tersebut di pasaran sehingga masyarakat dapat memilih sesuai kebutuhan. Modem yang ditawarkan dipasaran pada umumnya ditawarkan berikut kartu simcard yang berasal dari provider modem 7 Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak CIpta 8 Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 9 Pengertian Modem, Diakses 17 April 2016

5 5 tersebut, sehingga para pelaku usaha mengkunci (lock) modem tersebut agar tidak dapat digunakan dengan menggunakan simcard dari provider lain. Namun terdapat oknum yang menawarkan jasa untuk melakukan unlocking modem, unlocking modem dilakukan dengan cara mengubah atau memodifikasi firmware dari modem tersebut. Firmware adalah program yang ditanamkan ke dalam hardware yang bersifat tetap agar hardware tersebut dapat melaksanakan perintah-perintah tertentu agar modem tersebut dapat memakai simcard dari provider lain. Yang dilakukan oleh para oknum yang memberikan jasa unlocking modem adalah tindakan yang berkaitan dengan permasalahan Hak Kekayaan Intelektual dalam hal ini adalah Hak Cipta. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual diarahkan untuk memungkinkan penggunaan ciptaan, penemuan, dan hasil-hasil pengembangan intelektual berlangsung aman dan memberi manfaat ekonomis pada diri pemilik Hak Kekayaan Intelektual sendiri. 10 Nampaknya hukum memberikan perlindungan demikian itu untuk memacu kreatifitas dan daya inovasi masyarakat sehingga dapat dilahirkan ciptaan-ciptaan yang lebih banyak dan beragam maupun invensi yang lebih baik dan bermanfaat Henry Soelistyo, 2002, Hak Kekayaan Intelektual, Sekretariat Jendral Perhimpunan Masyarakat HKI Indonesia, Jakarta, hal 5 11 Ibid, hal 6

6 6 Firmware 12 adalah perangkat lunak atau bisa disebut sebagai program yang bersifat tetap, yang tertanam pada unit perangkat keras seperti alat-alat elektornik, alat telekomunikasi dan komponen-komponen komputer. Tidak ada batasan yang jelas yang dapat memisahkan antara firmware dan software, hal ini dikarenakan keduanya merupakan istilah desktriptif yang cukup luas. Secara garis besar perbedaan dari keduanya adalah software berfungsi untuk menjalankan program komputer sedangkan firmware berfungsi untuk mengendalikan hardware komputer dan firmware tidak diberbolehkan untuk mengubahnya, hanya diperbolehkan untuk di upgrade. 13 Merujuk pada Pasal 1 angka 14 Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang mendefinisikan komputer sebagai alat untuk memproses data elektronik, magnetic, optik, atau system yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan. Dengan pemahaman diatas, firmware dapat dikatakan sebagai program komputer karena firmware dapat dianggap sebagai instruksi yang disampaikan dengan tujuan agar komputer dapat melakukan fungsi tertentu untuk mencapai hasil tertentu. Oleh karenanya, dalam prespektif Hak Kekayaan Intelektual, firmware dapat dilindungi oleh rezim Hak Cipta sebagai suatu program komputer. 12 Pengertian Firmware dan Contoh Firmware, diakses 14 Februari Perbedaan antara Firmware dan Software, diakses 14 Februari 2016.

7 7 Perlindungan hukum terhadap program komputer di Indonesia penting untuk ditegaskan karena masyarakat Indonesia telah terbiasa melakukan pembajakan dan unlocking perangkat lunak (software dan firmware) yang mengakibatkan hilangnya pendapatan negara berupa pajak. Di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sampai saat ini masih saja terjadi pelanggaran Hak Cipta, khususnya terhadap perangkat lunak sepeti pembajakan software dan unlocking firmware. Perangkat lunak komputer dijual di pasaran dengan harga yang tidak murah, hal ini dikarenakan hasil karya intelektual dari programmer yang membuat program tersebut baik sendiri maupun bersamasama sehingga programmer tersebut berhak untuk memperoleh manfaat ekonomi atau nilai ekonomi dari ciptaannya tesebut. Mahalnya harga perangkat lunak komputer inilah yang menyebabkan maraknya pembajakan dan Unlocking Firmaware secara ilegal di Indonesia. Di Indonesia sedang maraknya tindakan pelanggaran Hak Cipta yaitu dengan melakukan Unlocking Firmware secara ilegal khususnya firmware yang terdapat pada modem portable. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Wahyu Wibowo selaku pemilik Toko Cumi Laut Software Development (Selanjutnya Toko Cumi Laut) dengan kesadarannya tidak memiliki hak serta izin yang ada padanya untuk menyiarkan, memamerkan, modem wifi merek ZTE MF90 dan modem wifi merek Huawei E5372S (slim) serta Huawei E5327TS yang berdasarkan adanya perjanjian khusus dengan PT Internux selaku pemilik hak cipta penyedia atau penyelenggara layanan data internet dengan jaringan LTE 4G dengan

8 8 nama BOLT. Bahwa didalam modem wifi tersebut dibuat sarana kontrol teknologi sehingga pada modem tersebut hanya bisa digunakan dan dinikmati layanan internet BOLT 14, tetapi Wahyu Wibowo telah dengan sengaja merusak, atau membuat tidak berfungsi (unlock) modem wifi tersebut sehingga bisa mengunakan layanan internet dari provider penyedia jasa internet lainnya selain BOLT. Yang dilakukan oleh Wahyu Wibowo selaku pemilik dari Toko Cumi Laut merupakan tindakan yang merugikan PT Internux dan tidak menghargai Hak Moral dan Hak Ekonomi yang dimiliki oleh PT Internux sebagai pencipta/ pemegang hak cipta dari modem wifi portable LTE 4G dengan nama BOLT. Mengetahui tindakan yang dilakukan oleh Toko Cumi Laut, PT Internux melaporkan tindakan tersebut perihal perbuatan illegal yang telah melanggar Hak Cipta yang dilakukan oleh Toko Cumi Laut. Berdasarkan uraian Latar Belakang diatas, penulis bermaksud untuk melakukan penulisan Tesis dengan judul ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN HAK CIPTA PADA FIRMWARE YANG TERDAPAT DI DALAM MODEM YANG DI UNLOCK (STUDI KASUS PELAPORAN PT INTERNUX TERHADAP TOKO CUMI LAUT SOFTWARE DEVELOPMENT YANG MEMBERIKAN JASA UNLOCK MODEM). 14 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat, No.416/Pid.Sus/2015/PN.JKT.BRT, 06 Agustus 2015

9 9 B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka pokok permasalahan yang dibahas dan disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Apakah ketentuan hukum yang mengatur tentang hak cipta cukup untuk melindungi hak eksklusif pencipta terkait hak moral dan hak ekonomi bagi pemegang hak cipta pada firmware? 2. Bagaimana perlindungan terhadap hak eksklusif pencipta terkait hak moral dan hak ekonomi bagi pemegang hak cipta pada firmware ditinjau dari pelaporan PT Internux terhadap Toko Cumi Laut Software Development yang memberikan jasa unclock modem? C. Tujuan Penelitian Penelitian secara umum bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mengenai perlindungan hak cipta pada firmware. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisa ketentuan hukum hak cipta yang mengatur dapat mencakupi untuk melindungi hak moral dan hak ekonomi bagi pemegang hak cipta pada firmware 2. Untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisa pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak moral dan hak ekonomi bagi pemegang hak cipta pada firmware ditinjau dari pelaporan PT Internux terhadap Toko Cumi Laut Software Development yang memberikan jasa unlock modem. 3. Sebagai syarat kelulusan dalam menyelesaikan program studi pasca sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

10 10 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari seluruh rangkaian penulisan thesis ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Hukum dan juga berguna untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap hal yang serupa. 2. Manfaat Praktis: Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bawa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai Hukum Kekayaan Intelektuan khususnya Hak Cipta. lebih spesifik lagi tentang perlindungan hak cipta bagi pencipta/ pemegang hak cipta pada program komputer/ firmware, sehingga terwujud masyarakat yang sadar akan haknya dan tau bagaimana cara melindungi hak tersebut apabila merasa dirugikan. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelurusan kepustakaan yang dilakukan oleh penulis pada program Studi Magister Hukum Bisnis, Program Pasca Sarjana Universitas

11 11 Gadjah Mada dan di berbagai Universitas, ditemukan penelitian terkait dengan apa yang akan dibahas oleh penulis, diantaranya: 1. Penelitian tesis dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS PROGRAM KOMPUTER MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA (STUDI KASUS DI KECAMATAN PULAU LATU UTARA, KABUPATEN KOTABARU). Yang ditulis oleh Dimien Raharjo mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian tersebut mengambil permasalahan tentang perlindungan hak cipta terhadap program komputer atau software. 2. Penelitian tesis dengan judul PEMBAJAKAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) DARI SUDUT PANDANG UNDANG-UNDANG HAK CIPTA. Yang ditulis oleh Aulia Andriani Giarttono, S.T. mahasiswa pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian tersebut mengambil permasalahan tentang pembajakan perangkat lunak (software) dan perlindungan hukummnya. 3. Penelitian tesis dengan judul TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN KARYA CIPTA PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) KOMPUTER BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Yang ditulis oleh Sandy Kurniawan SIngarimbun, SH. Mahasiswa pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

12 12 Penelitian tersebut mengambil permasalahan tentang perlindungan software berdasarkan Undang-Undang no 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Judul yang diangkat oleh penulis adalah ANALIS TERHADAP PERLINDUNGAN HAK CIPTA PADA FIRMWARE YANG TERDAPAT PADA MODEM YANG DI UNLOCK (STUDI KASUS PELAPORAN PT INTERNUX TERHADAP TOKO CUMI LAUT SOFTWARE DEVELOPMENT YANG MEMBERIKAN JASA UNLOCK MODEM) yang belum pernah ada penelitian yang secara khusus sama seperti yang dilakukan terhadap bidang yang diusulkan penulis, khusunya lagi tentang perlindungan hak cipta pada firmware yang di unlock. Penulis juga meneliti berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta yang paling terkini yaitu Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk perkembangan ilmu hukum khususnya di bidang Hak Kekayaan Intelektual.