Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim Berbasis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI PENGOLAH GARAM RAKYAT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR INDONESIA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (PENPRINAS MP3EI )

KERAGAMAN KUALITAS AIR LAUT, GARAM RAKYAT, DAN GARAM EVAPORASI BERTINGKAT DI WILAYAH PESISIR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,

Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM

Zainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Prosiding KONAS IX Surabaya, November 2014

PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT

RANCANG BANGUN DUMP TANK DAN WASH TANK SECARA BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KADAR NaCl

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN R.I

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. China Germany India Canada Australia Mexico France Brazil United Kingdom

HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA

PENGUATAN KEMITRAAN INDUSTRI PENGGUNA DAN PETANI GARAM. Disampaikan : Ir. M. Zainal Alim, MM

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

KEBUTUHAN GARAM INDUSTRI NASIONAL. Hotel Santika Bogor Senin : 7 November 2016

PRODUKSI GARAM INDONESIA

RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI

I. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL MESIN PELEMBUT GARAM SAMUDRA NON IODIUM

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan. Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur dari

OPTIMALISASI PEMANFAATAN HASIL PEMURNIAN GARAM KROSOK SECARA MEKANIS UNTUK MENGHASILKAN GARAM BERYODIUM

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG 4. Indonesia Mt

I. PENDAHULUAN. Tahun Produksi Impor

Volume 5, No. 2, Oktober 2012 ISSN:

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan 2. Tenaga Pengajar di jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Negeri Gorontalo

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

2016, No Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian; Mengingat: 1. Undang-Undang

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH KUALITAS BAHAN BAKU DAN F:S PADA PROSES PEMURNIAN GARAM DENGAN METODE HIDROEKSTRAKSI BATCH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

R E A K S I U J I P R O T E I N

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Biomassa adalah segala material yang berasal dari tumbuhan atau hewan

MODUL PELATIHAN GARAM LANJUTAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2016 TENTANG PENGENDALIAN IMPOR KOMODITAS PERGARAMAN


KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

GARAM INDUSTRI BERBAHAN BAKU GARAM KROSOK DENGAN METODE PENCUCIAN DAN EVAPORASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. potensial. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, komoditas ini memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

STUDI KANDUNGAN NaCl DI DALAM AIR BAKU DAN GARAM YANG DIHASILKAN SERTA PRODUKTIVITAS LAHAN GARAM MENGGUNAKAN MEDIA MEJA GARAM YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN JUNI 2011

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar produk tersebut

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

Transkripsi:

REKRISTALISASI AIR TUA GARAM SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DIVERSIFIKASI PRODUK GARAM RAKYAT Dr. Bagiyo Suwasono 1, Ali Munazid MT 1, Prof. Dr. Sapto J. Poerwowidagdo 2 1. Fakultas Teknik & Ilmu Kelautan, FTIK - UHT Surabaya, ftik.hangtuah.ac.id 2. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, FISIP - UHT Surabaya, fisip.hangtuah.ac.id bagiyo.suwasono@hangtuah.ac.id Anggota HAPPI Jawa Timur ABSTRAK Saat ini pandangan masyarakat umum terhadap kegiatan produksi garam masih dianggap sebagai industri yang kurang menguntungkan dan tidak memerlukan tingkat keahlian apapun. Oleh karean itu pandangan ini memberikan dampak pada produk garam rakyat sebagai bahan baku belum mampu mencapai ketetapan mutu dan keseimbangan hasil produksi. Pengembangan teknologi evaporasi melalui metode rekristalisasi air tua garam rakyat dilakukan melalui (1) pengembangan unit rumah kaca dengan bahan baku dari sisa air tua garam yang berasal dari meja garam, dan (2) pengembangan unit evaporasi - distilasi dengan bahan baku dari sisa air tua garam yang berasal dari air cuci garam krosok. Hasil akhir kedua unit tersebut diperoleh kristal garam mencapai kualitas 1 (satu) dengan NaCl mencapai 97%, garam cair dengan kadar NaCl ± 60%, dan air mineral dengan kualitas layak konsumsi. Kata kunci: rekristalisasi, air tua garam, diversivikasi produk garam 1. PENDAHULUAN Garam alami selalu mengandung senyawa Magnesium Klorida, Magnesium Sulfat, Magnesium Bromida, dan senyawa runut lainnya, sehingga warna garam selain merupakan Kristal transparan juga bisa berwarna kuning, merah, biru atau ungu. Garam banyak dimanfaatkan dalam berbagai macam produk dan diestimasikan sekitar 14.000 produk menggunakan garam sebagai bahan tambahan (The Salt Manufacturer s Association, United Kingdom). Gbr 1. Molekul NaCl atau Garam Sumber: Chemical Index, 1993 Menurut Dit. Industri Kimia Hilir (2009) menunjukkan bahwa garam dapat juga digunakan untuk pengasinan ikan, industri khlor alkali, industri makanan, industri tekstil, penyamakan kulit, garam mandi/spa, perminyakan, farmasi dan perkebunan. Di sisi yang lain Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas lahan garam 43.052,10 Ha, tetapi sekitar 25.702,06 Ha (59,7%) dapat dimanfaatkan untuk memproduksi garam. Luas lahan garam tersebut tersebar dalam 10 propinsi, yaitu: Nanggroe Aceh Darusallam, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. Berdasarkan luas lahan tersebut, total produksi garam konsumsi tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011 berturutturut sebesar 1,3 juta ton, 1,37 juta ton, 0,031 juta ton, dan 1,1 juta ton. Sedangkan total kebutuhan garam konsumsi tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011 berturut-turut sebesar 2,89 juta ton, 2,96 juta ton, 3 juta ton, dan 3,4 juta ton. Di sisi yang lain sampai saat ini Indonesia belum mampu memproduksi garam industri, dimana kebutuhan garam industri tahun 2008 hingga 2011 mencapai 1,75 juta ton hingga 1,8 juta ton. Kondisi ini mendorong Indonesia untuk impor garam

industri dari berbagai Negara, khususnya Australia dan India (Dahuri, 2012). Berdasarkan kondisi pemanfaatan luas lahan garam mencapai 25.702,06 Ha (59,7%) yang tersebar di 10 propinsi dan berbagai pemanfaatan macam produk garam yang diestimasi 14.000 produk, maka dilakukan upaya penelitian diversifikasi produk garam melalui rekristalisasi air tua garam. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Air Tua Garam Identifikasi air tua garam dilakukan pada lahan garam milik H. Amiril di lokasi kecamatan Pademawu Pamekasan Madura dan rancang bangun alat evaporasi bertingkat skala laboratorium dengan sistem tertutup maupun terbuka seperti ditampilkan pada Gambar 3. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk rekristalisasi air tua adalah sebagai berikut: Gbr 2. Alur Penelitian Air Tua Garam Identifikasi Air Tua Garam Identifikasi air tua garam dilakukan pada meja garam dan air cuci garam, dimana kedua air tua tersebut akan diperlakukan sebagai bahan baku untuk proses rekristalisai dengan viskositas diantara 28 0 Be. Rekristalisasi Air Tua Garam Rekristalisasi dengan bahan baku dari air tua meja garam maupun air cuci garam dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1) Evaporasi energi matahari dengan perlakuan rumah kaca, dan (2) Evaporasi energi kayu bakar dengan perlakuan evaporasi-distilasi tertutup maupun terbuka. Gbr 3. Model Evaporasi Skala Laboratorium Sumber: Suwasono, Munazid, Widodo, 2013 Air tua garam di lahan kristalisasi memiliki endapan kristal garam berwarna putih dan air tua hingga 31 0 Be yang berwarna kuning tua, dimana energi evaporasi menggunakan panas matahari dan angin dengan sistem terbuka seperti ditampilkan pada Tabel 1. Sedangkan kegiatan kristalisasi skala laboratorium hingga air tua garam mencapai 23 0 Be yang berwarna kuning muda memiliki endapan kristal garam berwarna putih bening bersih dan air kondensat seperti ditampilkan pada Tabel 2. Tbl 1. Uji Kimia Evaporasi Lahan Garam Sumber : Suwasono, Munazid, Widodo, 2013 Tbl 2. Uji Kimia Evaporasi Skala Laboratorium Sumber : Suwasono, Munazid, Widodo, 2013

Rekristalisasi Air Tua Lahan Garam Bahan baku proses rekristalisasi air tua garam!28 0 Be diperoleh dari sisa air tua lahan kristalisasi milik H. Amiril di lokasi kecamatan Pademawu Pamekasan Madura, sedangkan proses rekristalisasi air tua garam melalui evaporasi energi matahari dengan perlakuan rumah kaca seperti ditampilkan pada Gambar 4. Paciran Lamongan, sedangkan proses rekristalisasi air tua garam melalui evaporasi energi kayu bakar dan distilasi cooling tower seperti ditampilkan pada Gambar 5. No. Paten Disc Mill S00201501148 No. Paten Wash Tank S00201508354 Gbr 4. Rekristalisasi Air Tua Lahan Garam Hasil uji kimia untuk kristal garam dari proses rekristalisasi air tua garam melalui evaporasi energi matahari dengan perlakuan rumah kaca memiliki kadar NaCl!96%, harga jual mencapai Rp. 5.000,- per kilogram, dan produk ekspor ke Jepang. Rekristalisasi Air Tua Cuci Garam Bahan baku proses rekristalisasi air tua garam!28 0 Be diperoleh dari sisa air cuci garam krosok milik H. Fathor Pademawu Pamekansan dan kegiatan rekristalisasi dilakukan di lokasi Litbang Garam Samudra No. Paten Evap-Dist P00201508023 Gbr 5. Rekristalisasi Air Tua Cuci Garam Hasil uji kimia untuk kristal garam dari proses rekristalisasi air tua cuci garam melalui evaporasi energi kayu bakar dengan perlakuan evaporasi-distilasi tertutup

maupun terbuka dengan memiliki 3 (tiga) produk, yaitu: (1) kristal garam dengan kadar NaCl!97%, garam cair dengan kadar NaCl!60%, dan air mineral. Evaporasi Bertingkat di Wilayah Pesisir Jawa Timur, Jurnal Segara, Vol. 9, No. 2, hal. 145~155. 4. KESIMPULAN Proses rekristalisasi air tua garam melalui evaporasi energi matahari dengan perlakuan rumah kaca maupun evaporasi energi kayu bakar dengan perlakuan evaporasi-distilasi tertutup maupun terbuka memiliki hasil berupa kristal garam kualitas 1 (satu) dengan kadar NaCl mencapai 97% dimana harga jual ekspor Jepang mencapai kisaran Rp. 5.000,- per kilogram (jika dibandingkan dengan garam rakyat pada kadar NaCl!93% memiliki harga jual lokal mencapai Rp. 650,- per kilogram), garam cair dengan kadar NaCl!50%, dan air mineral layak konsumsi. 5. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih ditujukan kepada: (1) Direktorat Jenderal Penguatan Riset & Pengembangan Kemenristekdikti dan LPPM Universitas Hang Tuah dalam Skema Hibah Penelitian MP3EI Tahun 2014~2016, (2) Puslitbang Sumberdaya Laut & Pesisir Balitbang KP Kementerian Kelautan dan Perikanan, (3) Drs. H. Amiril, M.Si melalui Lahan Garam Pademawu Pamekasan, dan (4) Hj. Biyati Ahwarumi, SE. M.Ak melalui UD. Garam Samudra Ponpes Sunan Drajat Lamongan. 6. REFERENSI Anonim, 1993, Sodium Chloride dalam Chemical Index. Anonim,, The Salt Manufaturers Association, Manchester, United Kingdom. Dahuri, R. 2012, Impor Meracuni Swasembada Garam, rokhmindahuri.info, Sinar Harapan 28 Pebruari 2012. Dit. Industri Kimia Hilir Dit. Jend, 2009, Agrokim, Paper Rapat Pengadaan dan Penyerapan Garam Tahun 2009 Suwasono, B., Munazid, A. & Widodo, AW., 2013, Keragaman Kualitas Air Laut, Garam Rakyat, dan Garam