RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUUXIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) I. PEMOHON 1. Fathul Hadie Utsman; 2. Sanusi Afandi, SH., MM; 3. Saji, S.Pd; 4. Ahmad Aziz Fanani, S.Pd.I., M.Pd.I.; 5. Muiz Maghfur, S.Pd.I; 6. Erike Yani Sonhaji; 7. Abdul Rahman, SP; 8. Dedi Rahmadi, SP; 9. Ratih Rose Mery, S.Pd.I. Kuasa Hukum: Fathul Hadie Utsman, berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 20 Oktober 2014 II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Para Pemohon menjelaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji UndangUndang adalah: Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menyatakan Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi ; Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyatakan, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UndangUndang terhadap UndangUndang Dasar 1
Republik Indonesia, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UndangUndang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum ; Pasal 10 ayat (1) UndangUndang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menyatakan, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk : 1. Menguji UndangUndang terhadap UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Memutus pembubaran partai politik, dan 4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING) Para Pemohon adalah perseorangan warga Indonesia yang merasa dirugikan dan/atau berpotensi dirugikan hakhak konstitusionalnya dengan berlakunya Pasal 1 angka 4, Pasal 96 ayat (1), Pasal 98 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 99 ayat (1) dan ayat (2) Pasal 105 ayat (1) huruf a, dan Pasal 135 UU ASN. Hak konstitusional yang dimaksud para Pemohon adalah hak untuk memperoleh kepastian hukum yang adil yang berupa hak untuk dapat bekerja sebagai PPPK yang tidak memakai sistem kontrak dan hak untuk dapat ditetapkan sebagai PNS secara otomatis. Pemohon 1 adalah perorangan warga negara Indonesia sebagai pembayar pajak yang peduli terhadap peraturan dan perundangundangan, merasa memiliki hak yang tercantum dalam Pasal 28C ayat (2) UUD 1945. Pemohon 2 sampai dengan Pemohon 9 merasa dirugikan hak konstitusionalnya untuk dapat bekerja sesuai yang diatur dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28D ayat (2) UUD 1945. 2
V. NORMANORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DI UJI DAN NORMA UUD 1945 A. NORMA MATERIIL Norma yang diujikan yaitu: Pasal 1 angka 4 UU ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan ; Pasal 96 ayat (1) UU ASN (1) Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi Pemerintah. Pasal 98 ayat (1) dan ayat (2) UU ASN (1) Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. (2) Masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja. Pasal 105 ayat (1) huruf a UU ASN (1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena: a. Jangka waktu perjanjian kerja berakhir. Pasal 135 Pada saat UndangUndang ini mulai berlaku, PNS Pusat dan PNS Daerah disebut sebagai Pegawai ASN. B. NORMA UNDANGUNDANG DASAR 1945. Pasal 27 ayat ( 2) UUD 1945 Tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 3
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Pasal 28D ayat (2) UUD 1945 Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Pada saat ini pada instansi pemerintah sudah terdapat pegawai tidak tetap pemerintah/pegawai NonPNS yang sudah bekerja dengan status pegawai NonPNS. Pegawai tersebut harus secara otomatis dapat ditetapkan sebagai pegawai ASN dengan status sebagai PPPK, sebab apabila tidak ditetapkan secara otomatis sebagai PPPK maka akan terjadi PHK masal terhadap pegawai NonPNS tersebut, dan pegawai tersebut akan kehilangan haknya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai ASN/PPPK, padahal pegawai pemerintah yang berstatus sebagai PNS secara otomatis ditetapkan sebagai pegawai ASN. Menurut para Pemohon, hal tersebut merupakan perlakuan yang diskriminatif; 2. Pasalpasal/muatan pasalpasal yang menyatakan bahwa masa kerja PPPK itu hanya untuk jangka waktu tertentu, masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan pegawai PPPK dapat diberhentikan dari pekerjaannya sebagai PPPK, jika jangka waktu perjanjian kerja berakhir, apabila ketentuan dalam pasalpasal tersebut tidak dibatalkan maka akan merugikan hakhak konstitusional para Pemohon untuk dapat tetap bekerja sebagai PPPK. Hal tersebut menurut para Pemohon tidak dapat menjamin adanya kepastian hukum yang adil sebab sewaktuwaktu para Pemohon dapat kehilangan pekerjaan. Hal tersebut juga dianggap diskriminatif sebab pegawai ASN yang sudah berstatus sebagai PNS tidak dibatasi oleh jangka waktu dan tidak diberhentikan sewaktuwaktu karena tidak terikat oleh jangka waktu tertentu, 4
sedangkan yang berstatus sebagai PPPK dapat diberhentikan sewaktuwaktu, apabila jangka waktunya berakhir; 3. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU/IX/2011 menyatakan frasa perjanjian kerja waktu tertentu pada Pasal 65 ayat (7) dan frasa perjanjian kerja untuk waktu tertentu pada Pasal 66 ayat (2) UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja bertentangan dengan UUD 1945, yang pada intinya melarang mengangkat pegawai yang mempunyai pekerjaan tetap dengan sistem kontrak/dengan jangka waktu tertentu; 4. Apabila para Pemohon tidak ditetapkan sebagai PNS maka dipastikan para Pemohon tidak akan memperoleh jaminan sosial berupa jaminan pensiun, sebab dalam UU ASN a quo tidak ada ketentuan yang menjamin bahwa PPPK berhak memperoleh jaminan pensiun apabila tidak bekerja lagi, hal tersebut para Pemohon anggap bertentangan Pasal 28H ayat (3) UUD 1945 dan UU SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional). VII. PETITUM 1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Pasal 96 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi Pemerintah, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai dengan menetapkan secara otomatis seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS) yang sudah bekerja pada instansi pemerintah sebagai PPPK. Dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (Non PNS) yang sudah bekerja pada instansi pemerintah ditetapkan secara otomatis sebagai PPPK. 3. Menyatakan Pasal 96 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi Pemerintah, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai dengan menetapkan secara otomatis seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS) yang sudah bekerja pada instansi pemerintah sebagai PPPK ; 5
4. Menyatakan Pasal 98 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Republik Indonesia 1945 sepanjang tidak dimaknai menetapkan secara otomatis dengan seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS) yang sudah ada pada saat UU ASN disahkan sebagai PPPK. Dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (Non PNS) yang sudah bekerja pada instansi pemerintah sebelum UU ASN disahkan, ditetapkan secara otomatis sebagai PPPK. 5. Menyatakan Pasal 98 ayat (1) yang menyatakan, (1) Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai dengan menetapkan secara otomatis seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS) yang sudah ada pada saat UU ASN disahkan sebagai PPPK. Dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca seluruh pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS) yang sudah bekerja pada instansi pemerintah sebelum UU ASN disahkan, ditetapkan secara otomatis sebagai PPPK ; 6. Menyatakan Pasal 135 UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, Pada saat UndangUndang ini mulai berlaku, PNS Pusat dan PNS Daerah disebut sebagai Pegawai ASN, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Republik Indonesia 1945, apabila tidak dimaknai serta pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS), Dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca Pada saat UndangUndang ini mulai berlaku, PNS Pusat dan PNS Daerah disebut sebagai Pegawai ASN serta pegawai tidak tetap pemerintah (Non PNS), disebut sebagai Pegawai ASN ; 7. Menyatakan Pasal 135 UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, Pada saat UndangUndang ini mulai berlaku, PNS Pusat dan PNS Daerah disebut sebagai Pegawai ASN tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, apabila tidak dimaknai serta pegawai tidak tetap pemerintah (pegawai Non PNS), disebut sebagai Pegawai ASN ; 8. Menyatakan Pasal 1 angka 4 UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, 4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang 6
selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan, sepanjang frasa untuk jangka waktu tertentu, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca 4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. 9. Menyatakan Pasal 1 angka 4 UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, 4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan, sepanjang frasa untuk jangka waktu tertentu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 10. Menyatakan Pasal 98 ayat (2) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan (2) Masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja. bertentangan dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 11. Menyatakan Pasal 98 ayat (2) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (2) Masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 12. Menyatakan Pasal 105 ayat (1) huruf a UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena: a. Jangka waktu perjanjian kerja berakhir, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 13. Menyatakan Pasal 105 ayat (1) huruf a UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK 7
dilakukan dengan hormat karena a. Jangka waktu perjanjian kerja berakhir, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 14. Menyatakan frasa tidak yang terdapat dalam Pasal 99 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca (1) PPPK dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS ; 15. Menyatakan frasa tidak yang terdapat dalam Pasal 99 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (1) PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 16. Menyatakan Pasal 99 ayat (2) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan (2) Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, sepanjang frasa seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS, bertentangan dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan dinyatakan konstitusional apabila dibaca (2) Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 17. Menyatakan Pasal 99 ayat (2) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 yang menyatakan, (2) Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, sepanjang frasa seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 18. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam lembaran berita Negara. Atau apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, memohon putusan yang seadiladilnya. 8