KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

Definisi Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

.

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

..., Yang membuat pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

No responden : Diisi oleh peneliti. checklist (v) untuk jawaban motivasi yang dianggap benar. 1. Umur : tahun. 2. Pedidikan terakhir: ( ) SD ( ) SLTP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

Obat Diabetes Paling Ampuh

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan tentang penelitian ini serta

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. degenerative. Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Transkripsi:

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SLTA 4. PT e. Pekerjaan : 1. PNS 2. Swasta 3. Pensiunan/ Tdk bekerja f. Hubungan keluarga : Suami/ Istri/ Anak/dll II. DATA PENDERITA STROKE a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P g. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SLTA 4. PT h. Pekerjaan : 1. PNS 2. Swasta 3. Pensiunan/ Tdk bekerja d. Serangan stroke pertama : Tahun ( ) e. Serangan stroke ulang : (..kali) / f. Tipe Stroke : Hemoragik/Iskhemik g. Penyakit lain yang diderita : - Hipertensi - Jantung - Diabetes - Hiperkolesterol - Obesitas

III. DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA a. Dukungan Informasional 1. Keluarga memberi tahu kepada penderita bahwa beberapa penyakit seperti jantung, darah tinggi, diabetes, kolesterol maupun kegemukan dapat memicu terjadinya stroke. 2. Keluarga memberikan nasehat kepada penderita tentang gaya hidup yang berisiko seperti merokok karena bisa memicu terjadinya stroke 3. Keluarga membiarkan saja/ cenderung cuek pada penderita stroke yang memiliki penyakit pemicu stroke seperti jantung, darah tinggi, diabetes, kolesterol maupun kegemukan. 4. Keluarga senantiasa mencari & memberikan informasi tentang berbagai upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit stroke 5. Keluarga membiarkan saja penderita stroke melakukan kebiasaan hidup tidak sehat seperti merokok, makan dengan makanan berlemak atau jarang berolahraga. 6. Keluarga memberi tahu kepada penderita bahwa pengobatan yang teratur ke rumah sakit dapat membantu penyembuhan penyakit stroke penderita. 7. Keluarga sudah pasrah mencari informasi penyembuhan dan pemulihan penyakit stroke.

8. Keluarga menyarankan penderita agar rajin melatih gerakan tubuh untuk mengembalikan fungsi otot. 9. Keluarga lupa menngingatkan penderita agar kontrol penyakit ke rumah sakit. 10. Keluarga membiarkan saja penderita malas melakukan latihan gerak tubuh. 11. Keluarga menasehati penderita stroke agar menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu darah tinggi seperti makanan ringan (snack), daging kambing, kopi, alkohol dll 12. Keluarga membolehkan penderita mengonsumsi makanan apa saja yang disukai meskipun beresiko terhadap kesehatan penderita seperti gorengan, jeroan, makanan lemak bersantan. 13. Keluarga menyarankan penderita untuk rajin mengontrol berat badan dan tekanan darah. 14. Keluarga tidak peduli dengan kenaikan berat badan maupun kondisi tekanan darah penderita stroke.

b. Dukungan Penilaian 1. Keluarga memberikan pujian karena penderita mengalami kemajuan dalam perawatan dan pengobatan stroke yang sedang dijalani seperti sudah mulai membaiknya fungsi gerak tubuh. 2. Keluarga menganggap penderita sama seperti anggota keluarga lainnya yang sehat sehingga penderita tidak merasa menjadi beban keluarga 3. Keluarga cuek saja pada kemajuan kesembuhan penderita. 4. Keluarga memberi semangat kepada penderita bahwa ia pasti bisa pulih kembali seperti semula 5. Keluarga menganggap penderita sebagai orang yang lemah dan tidak berguna akibat penyakit yang diderita 6. Keluarga tetap mengikutsertakan penderita dalam kegiatan keluarga 7. Keluarga merasa pesimis bahwa penderita stroke bisa pulih kembali 8. Keluarga tetap meminta pendapat kepada penderita atas pemecahan masalah keluarga sehingga ia merasa tetap dihargai 9. Keluarga mengasingkan penderita jika ada kegiatan yang melibatkan keluarga besar (menghindari rasa malu) 10. Keberadaan penderita sudah tidak dianggap lagi sehingga pendapatnya tidak perlu didengar 11. Keluarga memberi ungkapan positif baik dalam ucapan maupun ekspresi tubuh atas perubahan kondisi psikologis penderita yang semakin baik seperti biasanya suka murung

atau menangis dan suka marah sekarang sudah tidak lagi. 12. Keluarga menganggap perkembangan kondisi psikologis penderita tidak perlu diperhatikan. 13. Keluarga memberi semangat secara spiritual/keagamaan kepada penderita stroke. 14. Keluarga membiarkan saja penderita stroke jauh dari aktivitas keagamaan c. Dukungan Instrumental 1. Keluarga membiayai pengobatan dan perawatan penderita 2. Keluarga mencukupi kebutuhan sehari-hari penderita seperti makan dan pakaian 3. Keluarga mengalami kesulitan dalam membiayai pengobatan dan perawatan penderita 4. Keluarga menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan layak bagi penderita 5. Keluarga cuek saja pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari penderita seperti makan dan pakaian 6. Keluarga membantu penderita jika ia tidak mampu melakukan perawatan dan kebersihan dirinya sendiri seperti mandi dan buang air 7. Keluarga cuek saja pada ketidaknyamanan dan kelayakan tempat peristirahatan penderita. 8. Keluarga membantu penderita minum obat secara teratur karena penderita sering lupa atau tidak mampu untuk melakukannya sendiri.

9. Keluarga membiarkan saja penderita yang mengalami kesulitan untuk merawat dan membersihkan dirinya sendiri. 10. Keluarga tidak membantu penderita yang kesulitan minum obat teratur. d. Dukungan Emosional 1. Keluarga mendengarkan keluhankeluhan yang diungkapkan oleh penderita stroke 2. Keluarga menjaga perasaan penderita stroke agar tidak merasa tersinggung karena perkataan dan perbuatan 3. Keluarga merasa bosan mendengarkan keluhan penderita stroke 4. Keluarga menghibur penderita saat merasa sedih dan patah semangat karena memikirkan penyakit dan akibat yang ditimbulkan. 5. Keluarga tidak peduli dengan perasaan penderita stroke 6. Keluarga mengungkapkan rasa kasih sayang kepada penderita baik dengan perkataan maupun perbuatan 7. Keluarga menunjukkan kesedihan dihadapan penderita 8. Keluarga memberi rasa nyaman pada penderita agar terhindar dari stress seperti berwisata atau berkumpul dengan kelompoknya 9. Keluarga merasa terpaksa membantu penderita dan memperlakukan penderita dengan kasar /tanpa perasaan

10. Keluarga membiarkan saja penderita dalam keadaan stress dan tertekan akibat penyakit yang diderita 11. Keluarga menunjukkan rasa empati melalui kontak fisik seperti sentuhan tangan/pelukan dengan penderita stroke. 12. Keluarga merasa tidak suka/jijik berdekatan apalagi bersentuhan dengan penderita stroke. IV. PENCEGAHAN STROKE BERULANG 1. Penderita pasca stroke menjauhi/menghentikan merokok 2. Penderita pasca stroke masih merokok. 3. Penderita stroke menghindari konsumsi minuman beralkohol 4. Penderita pasca stroke mengonsumsi minuman beralkohol 5. Penderita pasca stroke memeriksakan kadar kolesterol 6. Penderita pasca stroke tidak peduli dengan kadar kolestrolnya. 7. Penderita pasca stroke memeriksakan dan mengontrol gula darah (diabetes) 8. Penderita pasca stroke tidak peduli dengan tingkatan gula darahnya. 9. Penderita pasca stroke aktif bergerak/berolahraga dengan teratur 10. Penderita pasca stroke malas bergerak/berolahraga 11. Penderita stroke mengontrol konsumsi garam agar tidak berlebihan 12. Penderita pasca stroke gemar mengonsumsi makanan mengandung

garam tinggi 13. Penderita pasca stroke menghindari stress dan depresi 14. Penderita pasca stroke dilanda masalah berat dan membebani pikiran 15. Penderita pasca stroke menghindari makanan manis dan berlemak 16. Penderita pasca stroke mengonsumsi makanan manis dan berlemak 17. Penderita pasca stroke minum obat antiplatelet atau obat yang diberikan oleh dokter ahli syaraf 18. Penderita pasca stroke tidak minum obat yang diberikan dokter 19. Penderita pasca stroke mengonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan dan bergizi seimbang 20. Penderita pasca stroke makan tidak teratur dan makanannya tidak sehat (berlemak)