BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan jaman, mahasiswa sudah tidak lagi didefinisikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

SETIAWAN /HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DAN. Arif Budi Setiawan, Tuti Hardjajani, Hardjono

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tercapai. Dengan adanya tujuan tersebut, maka mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkompeten. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. antara peserta didik dengan pendidik. Seorang siswa dapat dikatakan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia bisa menggapai cita-citanya. Untuk menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan aset nasional jangka panjang, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara, hingga Agustus 2012 tercatat ada sekitar orang

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berperan penting bagi manusia adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan jaman, mahasiswa sudah tidak lagi didefinisikan sebagai seorang pembelajar yang hanya duduk mendengarkan dosen mengajar, atau belajar untuk menghadapi ujian; akan tetapi mahasiswa sudah dituntut untuk menjadi ikon-ikon pembaharu dan pelopor perjuangan yang tanggap terhadap isu sosial serta permasalahan rakyat pada bangsa ini (Rifqy, 2011). Oleh karena itu, mahasiswa dianggap sebagai kaum intelek penjamin mutu suatu bangsa. Selain harus mengembangkan kemampuannya untuk bekal masa depan bagi dirinya sendiri, mahasiswa juga harus memberikan manfaat bagi orang disekitarnya dan bagi bangsanya. Hal tersebut berkaitan dengan peran mahasiswa di perguruan tinggi yang berkewajiban untuk melaksanakan tridarma perguruan tinggi. Tridarma perguruan tinggi meliputi melaksanakan pendidikan tinggi, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat (Djojodibroto, 2004). Tridarma perguruan tinggi bisa dilaksanakan oleh mahasiswa melalui organisasi kemahasiswaan. Terdapat banyak kegiatan dalam organisasi kemahasiswaan, terutama dalam hal memberikan manfaat bagi lingkungan universitas maupun bagi lingkungan yang lebih luas. Misalnya dalam hal mengadakan kegiatan pengembangan keilmuan ataupun mengadakan bakti sosial untuk membantu masyarakat pada umumnya. Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan ini akan menambah tugas dan tanggung jawab 1

digilib.uns.ac.id 2 yang harus dilaksanakan. Tugas mahasiswa tersebut akan bertambah dan kesulitan yang dihadapinyapun juga akan meningkat. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana keyakinan diri dalam menjalankan tugas dan bagaimana kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan. Menurut Sukirman (dalam Ardi, 2012), organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan adalah orang yang memberikan kontribusi bagi dirinya sendiri dan orang lain. Organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiswa (Ardi, 2012). Munir (2010) mengatakan bahwa, belajar di kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya pada pelajaran semata. hal tersebut dikarenakan esensi dari belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia (Hakim, 2005) dan proses ke arah kematangan (Kingsley dalam Ganda, 2004). Aktif dalam organisasi kemahasiswaan akan berefek pada perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan mengenai sosialisasi, ilmu-ilmu sosialisasi, kepemimpinan, dan manajemen kepemimpinan yang pada dasarnya tidak diajarkan dalam kurikulum normatif Perguruan Tinggi (Munir, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan memiliki banyak manfaat. Akan tetapi, dengan aktif dalam organisasi kemahasiswaan akan menambah tugas, tanggung jawab, dan kesulitan 2

digilib.uns.ac.id 3 tersendiri. Tugas tersebut meliputi tugas dalam kegiatan belajar mengajar di kampus dan tugas dalam memenuhi tanggung jawab di organisasi kemahasiswaan. Setiap tugas yang harus diselesaikan akan selalu mengalami hambatan. Selain itu, mahasiswa berada pada rentang usia 18 tahun sampai 25 tahun (Winkel, 1997) yang menurut Hurlock (1980) berada pada masa remaja akhir atau dewasa awal yang merupakan tahap perkembangan yang sulit dan kritis. Hal tersebut menunjukkan bahwa hambatan yang dihadapi mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan cukup banyak. Hambatan tersebut akan menghalangi tujuan yang akan dicapai oleh seseorang. Hambatan-hambatan tersebut berkaitan erat dengan tingkat kecerdasan adversitas individu. Kecerdasan adversitas adalah keinginan untuk sukses dalam mencapai suatu tujuan tertentu, ketahanan diri seseorang, kemampuan untuk bangkit kembali, dan sifat yang tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuan (Green, 2006). Dunia kerja sering tidak lagi menilai seberapa tinggi indeks prestasi atau kemampuan seseorang dalam kemampuan teknis (kecerdasan intelektual), melainkan seberapa tangguh lulusan untuk memiliki komitmen atas perjanjian yang telah dibuatnya pada pekerjaan pertama. Hal tersebut dikarenakan dunia kerja menginginkan kesiapan mental untuk bekerja. Banyak sumber daya manusia yang tidak siap untuk menghadapi tantangan dan tidak dapat menyikapi dengan tanggap pada masalah yang dihadapi akan tetapi malah mundur dan mencari pekerjaan lain. Kemampuan atau ketangguhan yang berupa seberapa baik seseorang bertahan atas cobaan yang dialami dan seberapa baik kemampuannya 3

digilib.uns.ac.id 4 untuk mengatasi masalah tersebut disebut sebagai kecerdasan adversitas (Wangsadinata dan Suprayitno, 2008). Syarief (2008) menjelaskan secara singkat mengenai arti dari kecerdasan adversitas sebagai kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan sudah mengetahui konsekuensi yang akan didapatkan ketika harus menjalankan tugas sebagai pelajar dan sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap organisasi. Oleh karena itu, mahasiswa sudah memperkirakan kesulitan yang akan dihadapinya ketika harus menjalankan tugas perkuliahan dan tugas sebagai organisatoris. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi harus memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai hambatan. Oleh karena itu, mahasiswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki semangat untuk mengatasi hambatan tidak akan terjun dalam organisasi kemahasiswaan karena merasa bahwa tugas perkuliahan sudah cukup berat. Aktif dalam organisasi kemahasiswaan berkaitan erat dengan dua tugas yang harus dijalankan oleh mahasiswa yang aktif di dalamnya yakni mengikuti perkuliahan dan bertanggung jawab dalam organisasi kemahasiswaan. Tugas dalam organisasi kemahasiswaan tersebut diungkapkan oleh Indrawijaya (dalam Umbara,dkk., 2012), yaitu manusia dalam setiap organisasi selalu bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dan memenuhi kebutuhan sosial. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana keyakinan diri mahasiswa dalam menjalankan tugastugas tersebut. Butler (2007) mengatakan bahwa keyakinan diri ini disebut juga sebagai kecakapan diri, yaitu bagaimana seseorang berbicara dengan diri sendiri yang mempertanyakan mengenai kemampuan dalam melakukan tugas tertentu. 4

digilib.uns.ac.id 5 Dalam kaitannya dengan mahasiswa, yaitu bagaimana keyakinan diri mahasiswa dalam menjalankan tugas-tugasnya. Mahasiswa yang ingin terjun dalam organisasi kemahasiswaan akan merasa yakin bahwa ia mampu melakukan tugasnya ketika dalam situasi perkuliahan dan dalam situasi organisasi kemahasiswaan. Sedangkan mahasiswa yang merasa tidak yakin mampu melaksanakan tugas perkuliahan dan organisasi dengan baik akan merasa raguragu dalam mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan. Mereka cenderung berpendapat bahwa kegiatan oraganisasi kemahasiswaan akan mengganggu kegiatan perkuliahan. Analisis dari Gist dan Mitchell (dalam Ivancevich, dkk., 2006) mengatakan bahwa efikasi diri berkaitan dengan kinerja seseorang dalam pekerjaan atau tugas. Artinya bahwa mahasiswa yang memiliki efikasi diri rendah kemungkinan besar akan menjadi tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan, bisa juga tidak aktif dalam perkuliahan juga. Berbeda dengan mahasiswa yang memiliki efikasi diri tinggi, ia akan memiliki keyakinan dalam menjalankan tugastugasnya. Sehingga ia tidak akan ragu jika memutuskan untuk aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Efikasi diri pada mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan juga akan berbeda-beda dan akan membedakan dalam keaktifannya dalam memberikan kontribusi pada organisasi. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri tinggi akan semakin aktif memberikan kontribusi kepada organisasi, sedangkan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan yang memiliki efikasi diri rendah akan menjadi rendah kontribusi yang ia berikan pada organisasi. 5

digilib.uns.ac.id 6 Berkaitan dengan tugas mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan dan dalam organisasi akan berhubungan dengan salah satu dimensi dari efikasi diri. Menurut Bandura (1997) salah satu dimensi dari efikasi diri yaitu generality. Generality adalah seberapa besar keyakinan diri seseorang terhadap seberapa luas bidang tugas yang harus diselesaikan. Orang yang memiliki efikasi diri tinggi akan merasa yakin jika dihadapkan oleh tugas yang banyak dan bervariasi. Berbeda dengan orang dengan efikasi diri rendah, ia akan merasa bahwa ia tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan baik. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri tinggi akan merasa yakin dan mampu bisa menjalankan dua tugas dengan baik yaitu dalam menjalankan tugas perkuliahan dengan tugas dalam organisasi. Berbeda dengan mahasiswa yang memiliki efikasi diri rendah, ia akan merasa tidak mampu untuk membagi energi dalam menjalankan dua tugas tersebut. Mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan yang berbeda tingkat efikasi dirinya juga akan menunjukkan keaktifan yang berbeda. Mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan yang memiliki efikasi diri tinggi akan menjadi semakin aktif dalam berkontribusi dalam organisasi. Berbeda dengan mahasiswa dalam organisasi yang memiliki efikasi diri rendah, ia akan menjadi kurang berkontribusi secara aktif dalam berkontribusi di organisasi. Secara tersirat, uraian di atas menjelaskan bahwa mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi merasakan memiliki kesibukan dan masalah lebih banyak daripada jika tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan, sehingga perlu dilakukan observasi prapenelitian. Observasi prapenelitian dilakukan pada 6

digilib.uns.ac.id 7 beberapa mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang aktif dalam organisasi. Tujuh dari sepuluh mahasiswa yang aktif dalam organisasi mengatakan bahwa banyak tugas dan permasalahan dalam organisasi kemahasiswaan yang mereka temui di luar kegiatan perkuliahan. Mereka merupakan mahasiswa yang bertanggung jawab pada tugas organisasi yang harus diselesaikannya, sehingga hal tersebut akan menstimulasi kemampuan kecerdasan adversitas dan efikasi dirinya. Kecerdasan adversitas berkaitan dengan bagaimana cara seseorang mengatasi masalah yang muncul dan efikasi diri berkaitan dengan tingkat keyakinan diri seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Uraian di atas menjelaskan mengenai dinamika dalam organisasi kemahasiswaan dalam kaitannya dengan tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dan tantangan-tantangan apa yang harus dihadapi oleh mahasiswa, terutama pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Akan tetapi untuk mengetahui lebih jelas mengenai hubungan antara kecerdasan adversitas dan efikasi diri dengan keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan maka penelitian ini perlu dilaksanakan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah efikasi diri dengan keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan? 7

digilib.uns.ac.id 8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan adversitas dan efikasi diri dengan keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan. 2. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan adversitas dengan keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan. 3. Untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan. D. Manfaat Penelitian Manfaat pada penelitian ini meliputi: 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan informasi mengenai kecerdasan adversitas dan efikasi diri terutama di bidang pendidikan pada tingkat perguruan tinggi. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan kecerdasan adversitas dan efikasi diri dalam mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, baik dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan mendatang. 8

digilib.uns.ac.id 9 b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada publik mengenai hubungan antara kecerdasan adversitas dan efikasi diri terhadap keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan sebagai bahan pertimbangan guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan kecerdasan adversitas dan efikasi diri sejak berada di lingkungan perguruan tinggi. c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa. 9