BAB IV ANALISA DAN HASIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Content Delivery Network adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN

ANALISIS KINERJA NON CDN DAN GEO DNS PADA CDN MENGGUNAKAN NS-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN. 4.1 Lingkungan Pengujian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENGEMBANGAN

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

KINERJA PENGIRIMAN VIDEO MENGGUNAKAN ADAPTIVE MAPPING e EDCA

BAB III PEMODELAN SISTEM DAN SIMULASI

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. QoS, yaitu : pengujian terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter, pengujian

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

BAB III METODE PENELITIAN. studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk

ANALISA KINERJA TEKNIK KOMPRESI VIDEO PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan simulasi dan analisis perbandingan unjuk kerja

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS

METODE PENELITIAN. Studi Pustaka. Proses Simulasi. Analisis Hasil. Gambar 11 Metode penelitian.

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

telah diaplikasikan oleh vendor router pada produkproduknya

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Gambar 3.1 Alur Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

ANALISA KINERJA TEKNIK KOMPRESI VIDEO PADA INTERNET PROTOKOL TELEVISION (IPTV)

Journal of Control and Network Systems


Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

Gambar 3.1 Tahapan NDLC

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2)

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

JARINGAN MULTIMEDIA. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI LAYANAN VOICE OVER IP PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP,SCTP,DAN TFRC

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan simulasi pengaruh

BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN. Gambar 3.1 Arsitektur Sistem EvalVid [11]

PERBANDINGAN PENGARUH BANDWIDTH REQUEST WIMAX TERHADAP KUALITAS TRANSMISI VIDEO

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

5. QoS (Quality of Service)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

Nama Penulis

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL)

BAB I PENDAHULUAN. suara, melainkan juga sudah merambah kepada komunikasi multimedia seperti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN HASIL Hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan simulasi ini ada berbagai macam jenis data output yang dinginkan. Seperti file trace video, file trace sender serta file trace receiver yang akan diolah informasinya seperti throughput, jitter, paket loss, delay serta psnr. Hasil-hasil inilah yang akan dijadikan penghitungan sehingga terdapat perbandingan antara data sebelum simulasi dan setelah simulasi yang dilakukan berdasarkan paramaeter-parameter yang ditentukan dan juga berdasarkan dari hasil pengamatan. Tabel 4.1 dibawah ini adalah nilai tunning yang didapatkan dari melakukan penelitian untuk mencari titik optimum nilai threshold dari tiap nilai Threshold berurutan 5, 4, 5 dan 4 dengan paket loss yang dihasilkan hanya 15 paket. Tabel 4.1 Nilai Optimum dari threshold yang digunakan Threshold1 Threshold2 Threshold3 Threshold4 Total Paket LOSS 1 5 5 2 17 1 4 5 15 22 1 3 5 1 29 5 5 5 2 16 5 4 5 15 15 5 3 5 1 24 4.1 FILE TRACE INPUT Video traffic trace yang digunakan adalah video dengan nama highway yang menggunakan video coding H.264 dengan tool JM 1.7 untuk Codec nya. Video ini berformat qcif 176 x 144. Video trace ini terdiri dari 2 Frames dimana masing-masing Frame terbagi kedalam slices transmisi. Masing-masing slices sebesar 5 bytes dan di transmisikan melalui RTP/UDP/IP paket dengan transmisi bersifat unicast. Video ini juga mempunyai Frame rate sebesar 3 Frame/second dengan total paket video yang dikirimkan sebanyak 4829 paket selama 67 detik.

4.2 Throughput Throughput yang merupakan besarnya kecepatan transmisi data yang dikirimkan pada waktu tertentu. Throughput di tiap-tiap topologi mempunyai hasil yang berbeda-beda. Pada skenario ke-1 (tanpa mekanisme EAFEC) nilai rata-rata throughput sebesar 222,176 kbps dan pada skenario ke-2 didapat nilai rata-ratanya adalah 22,368 kbps. Terdapat selisih antara rata-rata nilai throughput nilai yang lebih besar ada pada skenario pertama dikarenakan pada skenario ini tidak terdapat terjadi proses mekanisme EAFEC sehingga keluarannya lebih besar sedangkan pada skenario ke-2 ada proses penambahan mekanisme EAFEC sehinga berpengaruh terhadap transmisi data. 4.3 DELAY Delay masing-masing skenario dapat dilihat pada parameter end-to-end delay. Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa skenario ke-1 (mekanisme FEC statis) didapat nilai rata-rata delay sebesar,347 detik dan pada skenario ke-2 pada Gambar 4.3 didapat nilai rata-rata delay sebesar,249 detik sedikit lebih kecil dari nilai rata-rata delay pada skenario pertama.,8 Delay tanpa EAFEC Delay,6,4,2 5 1 15 2 25 3 35 4 45 Gambar 4.1. Delay mekanisme FEC Statis Nomor packet Delay,7,6,5,4,3,2,1 delay dgn EAFEC 5 1 15 2 25 3 35 4 45 Gambar 4.2 Delay dengan mekanisme EAFEC Nomor packet

Nilai yang sedikit lebih kecil pada skenario ke-2 dikarenakan paket drop-nya lebih kecil dari pada skenario pertama. Disini sistem mengatur antrian untuk mengurangi kehilangan paket akibat jumlah data yang dikirimkan terlalu banyak. Hal ini yang nantinya berpengaruh pada kualitas video yang akan dihasilkan. Dengan kecilnya nilai delay maka hasilnya akan lebih berkualitas dari pada skenario pertama yang nilai delay-nya lebih besar. 4.4 JITTER Nilai jitter pada pada tiap skenario dijelaskan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Dari hasil pengamatan pada masing-masing gambar didapat dilihat bahwa rata-rata jitter dari skenario pertama yaitu mekanisme FEC Statis yaitu 9,67 ms sedangkan pada skenario kedua yang melalui recovery EAFEC nilai rata-rata jitter-nya yaitu u 9,759 ms.,1,8,6 JITTER no EAFEC JITTER,4,2 5 1 15 2 25 3 35 4 45 Gambar 4.3 Jitter pada mekanisme FEC Statis Gambar 4.4 Jitter pada skenario dengan EAFEC

4.5 Packet Loss Ada perbandingan antara jumlah packet loss dari skenarioo simulasi pertama dengan skenario yang ke dua. Ini terlihat dari hasil persentase masing- 4.5 dan masing skenario. Hasilnya dapat dilihat dari visualisai grafik pada Gambar Gambar 4.6. Pada skenario pertama ( FEC Statis ) jumlah packet loss sebanyak 29 packet dari total paket yang dikirimkan 4829 paket atau sebesar.6 % sedangkan pada gambar 4.6 yaitu skenario dengan perbaikan EAFEC didapat packet loss sebesar 15 paket dari total paket yang dikirimkan sebanyak 4829 paket atau sebesar,31%. 483 482 4829 4814 Sender trace 481 receiver trace EAFEC 48 479 received trace static FEC 478 Gambar 4.5 Perbandingan antara jumlah paket yang dikirim dan diterima 3 25 29 2 packet loss STATIC FEC 15 15 packet loss EAFEC 1 5 Gambar 4.6 Jumlah Packet loss

4.6 Peak Signal Noise to Ratio (PSNR) Pada akhir dari simulasi ini dilakukan pengukuran dari kualitas video yang berdasarkan perbandingan Frame dari file yang dikirim dan Frame file yang diterima. Nilai PSNR juga di visualisasi dengan grafik seperti pada Gambar 4.7 berikut ini. 42 41 4 39 38 37 36 35 34 33 32 psnr pada EAFEC psnr no EAFEC 25 5 75 1 125 15 175 2 Gambar 4.7 Perbandingan psnr pada skenario dengan EAFEC vs Statis FEC. Dari gambar tersebut didapat nilai rata-rata masing-masing psnr. Pada skenario pertama yaitu tanpa EAFEC didapat nilai rata-rata dari psnr sebesar 38,898 db. Dan pada skenario kedua diperoleh nilai rata-rata psnr sebesar 38,739 db. Nilai psnr ini juga dapat mengambarkan sifat dasar dari karakteristik masing-masing skenario. Perbedaaan fluktuasi dari psnr diatas terjadi karena packet error/loss. 4.7 Kualitas Tampilan Video Pada simulasi ini juga dilakukan perbandingan kualitas dari masingmasing skenario yang didasari dengan nilai subjektif yang diberikan oleh user. Didapat 3 jenis video yaitu video mentahan seperti pada tampilan Gambar 4.8a, video static FEC seperti pada Gambar 4.8b dan video dengan optimalisasi algoritma pada Gambar 4.8c. Dari ke-3 jenis video ini didapatkan hasil kualitas terbaik dimiliki oleh video mentahan dikarenakan masih berupa raw video yang belum mengalami distorsi dan kehilangan jumlah paketnya dan kualitas

berikutnya ada pada video dengan optimalisasi EAFEC yang ditunjukkan pada Gambar 4.8c. hal ini dikarenakan video yang dihasilkan telah direcovery melalui EAFEC sehingga jumlah packet lossnya lebih kecil. Dan yang kualitas terakhir adalah video tanpa optimalisasi algoritma. Hal ini dikarenakan jumlah paket lossnya lebih besar dan video yang di-streaming tidak mengalami optimalisasi.

Gambar 4.8a Gambar Video Mentahan (raw video) Gambar 4.8b Gambar Video pada Skenario Pertama (FEC Statis) Gambar 4.8c Gambar Video pada Skenario kedua (dengan EAFEC) 47 Universitas Indonesia