MAKALAH BIOSEPARASI FILTRASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA FILTRASI ACARA D-6

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR I. 2. Chintya Arditta 3. Esa Sismarela 4. Okta Hafsy PERCOBAAN : ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN

Filtrasi Mekanika Fluida dan Partikel BAB I PENDAHULUAN

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 1% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

UJI ALAT FILTER PRESS DENGAN MENGANALISA HASIL ENDAPAN YANG DIDAPAT PADA KONSENTRASI CaCO 3 2%

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 2% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

Pengantar Teknik Kimia Sesi 1: Peralatan Proses. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

II. DESKRIPSI PROSES

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

BAB I PENDAHULUAN. - Pabrik gula menjalankan operasi filtrasi untuk memisahkan larutan gula dengan padatan-padatan. - Industri pemurnian air

KAJIAN METODE FILTRASI GRAVITASI DAN FILTRASI SISTEM VAKUM UNTUK PROSES PENYEMPURNAAN REKRISTALISASI AMONIUM PERKLORAT

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

Jason Mandela's Lab Report

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Perubahan zat. Perubahan zat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

Lithografi ditemukan oleh aloys Senefelder (1798) Munich. Sebagai medium artistik dan alat reproduksi gambar.

Mengapa Air Sangat Penting?

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

BAB II DASAR TEORI. Misalkan sembarang persamaan fisik melibatkan k variabel seperti berikut. u 1 = f ( u 2, u 3,..., u k )

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

LAPORAN KIMIA PEMISAHAN BAB CAMPURAN

Kimia Analisis II. Annisa Fillaeli

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

SEPARATION EQUIPMENT

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SMP N 2 Yogyakarta. : Hidup sehat dengan air bersih. : 4 x pertemuan (6 x 40 menit)

BAB III METODE PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

Transkripsi:

MAKALAH BIOSEPARASI FILTRASI NAMA NIM RAJIAN SOBRI REZKI 100405030 NOFRIKO PRATAMA 100405046 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

1. Definisi Filtrasi Dalam makalah ini, kita akan berusaha memahami filtrasi, prinsip-prinsipnya, dan segala hal lain berkaitan dengan filtrasi yang sepatutnya kita ketahui dalam kaitannya dengan bidang keteknikkimiaan. Pertama-tama, mari kita mulai dengan definisi. Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat. Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrate (Zulfikar, 2011). Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat. Pada industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, dll (Geankoplis, 1987). 2. Klasifikasi Filtrasi Berdasarkan tempat, filtrasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni : a) Penyaringan permukaan yaitu jika bahan padat tertahan akibat kerja ayakan dari material penyaring. Hal ini terjadi, jika ukuran partikel bahan padat memiliki garis tengah yang lebih besar dari pada pori penyaring (Rakesh, 2010). Penyaringan permukaan mutlak menjamin bahwa partikel dengan garis tengah lebih besar daripada lebar lubang penyaring tidak akan turun masuk kedalam

filtrate dan tidak akan terjadi kehilangan zat dalam jumlah yang berarti. Karena itu material penyaring akan relatif cepat tersumbat (Kurniawan, 2012). b) Penyaringan kedalaman yaitu suatu partikel bahan padat tidak tertahan pada permukaan penyaring, tetapi di bagian dalam matriks, artinya teradsorpsi pada bagian dalam pori yang berliku (Rakesh, 2010). Keuntungan penyaringan kedalaman adalah tingginya volume penyaring sehingga memudahkan pengamatan tingginya tingkat pencemaran dari penyaring. Keburukannya adalah adanya kehilangan bahan dan pelepasan material penyaring (ion asing, serabut) (Kurniawan, 2012). 3. Filtrasi konvensional Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat. Kelemahan kertas saring : 1. Dapat rusak oleh asam dan basa kuat 2. Kekuatan mekanisnya kurang dan mudah sobek jika terkena pengaduk sehingga bocor dan mengotori endapan karena serat-seratnya terbawa, terutama untuk penyaringan vakum agak menyulitkan 3. Dapat mengadsorbsi bahan-bahan dari larutan yang disaring 4. Untuk gravimetric perlu di bakar habis karena tidak dapat di keringkan sampai mencapai bobot tetap

Keuntungan kertas saring: 1. Murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi di sebabkan antara lain karena permukaannya yang luas, teknik dan peralatan penunjangnya sederhana. 2. Untuk kecepatan penyaringan tersedia kertas dengan pori- pori halus medium, dan kasar. 3. Untuk menyaring di gunakan corong dengan kerucut bersudut 60 derajat. Endapan yang akan dipijarkan harus di saring dengan kertas saring tak berabu (Eugene, 1974). Proses pemisahan dengan cara filtrasi konvensional dengan kertas saring dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya (Eugene, 1974). (Pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan) Proses pemisahan dengan tekanan, umumnya dengan cara di vakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya (Eugene, 1974). (Gambar Pemisahan dengan cara meningkatkan tekanan)

4. Filtrasi Modern Dalam proses filtrasi modern ada 3 jenis komponen, yaitu: Filter Medium Filter Bahan penolong Filtrasi 1. Filter Filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan : yang pertama adalah filter klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake filter). 1.1. Filter klarifikasi Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter), karena partikel-partikel zat padat diperangkap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada lapisan zaat padat yang terlihat dari permukaan medium. Filter ini biasanya digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas yang bersih atau zat cair yang bening, seperti minuman. Klarifikasi berbeda dengan penapisan karena pori medium filter ini jauh lebih besar dari diameter partikel yang harus dipisahkan. Partikel-partikel itu ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan dibuat tidak bias bergerak di dalam saluran aliran, dan walaupun mengakibatkan diameter efektif saluran itu menjadi lebih kecil, namun biasanya tidak sampai menyebabkan saluran itu buntu (McCabe, 1990). (Gambar deep bed filter )

1.2. Filter Ampas (Cake Filter) Filter ampas digunakan untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar dalam bentuk kristal atau lumpur ataupun ampas. Biasanya filter ini diperlengkapi untuk pencucian zat padat dan untuk mengeluarkan sebanyakbanyaknya sisa zat cair dari zat padat itu sebelum zat padat itu dikeluarkan dari filter. Medium filter pada filter ini relatif lebih tipis dibandingkan dengan yang digunakan dalam medium filter klarifikasi. Pada awal filtrasi sebagian partikel padat masuk ke dalam pori medium dan tidak dapat bergerak lagi, tetapi segera setelah itu bahan itu terkumpul pada permukaan septum. Setelah periode pendahuluan yang berlangsung beberapa saat itu, zat padat itulah yang melakukan filtrasi, bukan septum lagi. Ampas itu terlihat mengumpul sampai ketebalan tertentu pada permukaan itu dan harus dikeluarkan secarra berkala atau teratur setelah penggunaan atau sewaktu-waktu dikeluarkan apabila diperlukan (McCabe, 1990). (Gambar Cake Filter) Jenis dari filter kempa antara lain adalah: Filter kempa (press filter) Filter selongsong dan daun (sheel and leaf filter) Filter plat dan bingkai (plate and frame filter) (Geankoplis, 1987). 2. Medium Filter Suatu medium filter (septum) pada setiap filter harus memenuhi syarat antara lain: Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat yang cukup jernih. Tidak mudah tersumbat. Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.

Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara total dan bersih. Tidak boleh terlalu mahal (cost effective) Dalam proses filtrasi di industry medium filter yang banyak digunakan adalah kain kanvas. Untuk zat cair yang bersifat korosif digunakan medium filter lain seperti kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas. Kain sintetis seperti nilon, polipropilene, saran dan darcon termasuk bahan yang sangat tahan secara kimia (Geankoplis, 1987). 3. Bahan Penolong Filtrasi Berupa zat padat yang sangat halus, dapat membentuk ampas yang rapat dan impermeable yang dapat menyumbat medium filtrasi. Bahan yang termasuk antara lain seperti tanah diatom, silica, perlit, selulosa kayu yang dimumikan atau bahan-bahan padat lain yang tidak bereaksi (inert). Penambahan bahan penolong filtrasi (filter aid) dapat membantu memperlancar proses filtrasi serta mempertinggi umur dari medium filtrasi dan dapat menghilangkan zat warna serta bau yang terdapat dalam cairan. Terdapat cara lain untuk penggunaan filtrasi aid, yaitu dengan cara membuat lapisan pendahuluan. Lapisan pendahuluan adalah mengedepankan suatu lapisan bahan penolong filtrasi terlebih dahulu di atas medium filter sebelum melakukan filtrasi. Dengan cara ini dapat mencegah pembuntuan medium filter dan menghasilkan filtrate yang lebih baik (Geankoplis, 1987).

DAFTAR PUSTAKA Eugene L. Parrott, 1974, Pharmaceutical Technology, Minneapolis : Burgess Publishing Company. Geankoplis, C.J.,?Transport Process and Unit Operations?,Second Edition, Allyn and Baccon Inc., 1987, Hal : 746. Kurniawan, Wahyu Dhadang.2012.teknologi sediaan farmasi. Laboratorium farmasetika Unsoed. Purwokerto. McCabe W.L., Smith J.C., and Harriot P,?Operasi Teknik Kimia?, Edisi keempat, Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1990, Hal : 394. Rakesh Patel, Devarshi Shah, Bhupendra G. Prajapti and Manisha Patel.2010. Overview of industrial filtration technology and its applications vol 3. Ganpat University, Ganpat Vidyanagar, Kherva, Mehsana-Gozaria Highwa Mehsana, Gujarat, India. Bhupalaka. 2010. Bab 7UnitFiltrasi..bhupalaka.files.wordpress.com/2010/12/filter_cepat.pdf