Gajah Liar Ini Mati Meski Sudah Diobati

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu dari dua. taman nasional yang terdapat di Provinsi Lampung selain Taman Nasional

I. PENDAHULUAN. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

ORANGUTAN PELIHARAAN DI KALIMANTAN BARAT, MASALAH DAN SOLUSINYA.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

Erni Suyanti, Kartini Alumni UNAIR Sang Penyelamat Harimau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka yang terancam punah (IUCN Red List of Threatened

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

Written by Admin TNUK Saturday, 31 December :26 - Last Updated Wednesday, 04 January :53

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

I. PENDAHULUAN. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa dilindungi

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Konservasi Gajah (PKG) dan Elephant

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I PENDAHULUAN. dan satwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut rilis terakhir dari

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

Mengenal Satwa Liar dan Teknik Perlindungannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

GAJAH SUMATERA. BRR SAFETY TEAM Petunjuk Gangguan Gajah. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)

Penting Bagi Kehidupan, Harusnya Mangrove Tidak Dirusak

SMP NEGERI 3 MENGGALA

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu laju kerusakan hutan tercatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dunia di kenal dua jenis gajah yaitu gajah afrika (Loxodonta. (1984), ada tiga anak jenis gajah asia yaitu Elephas maximus

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

SUAKA ELANG: PUSAT PENDIDIKAN BERBASIS KONSERVASI BURUNG PEMANGSA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu dari sub

Azhar. Aceh Wildlife

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi habitat lebih dari 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. pertanggungjawaban pidana harus jelas terlebih dahulu siapa yang dipertanggungjawabkan

KARAKTERISTIK HABITAT GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI KAWASAN EKOSISTEM SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEMPA DAN TSUNAMI GEMPA BUMI

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1994 TENTANG PERBURUAN SATWA BURU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

KAJIAN KEBERADAAN TAPIR (Tapirus indicus) DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA. Surel :

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati dianggap sangat penting untuk kehidupan

DINAS KEHUTANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

51 INDIVIDU BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keragaman jenis satwa seperti jenis

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 46 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. benua dan dua samudera mendorong terciptanya kekayaan alam yang luar biasa

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

I. PENDAHULUAN. Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau

1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN. Banteng (Bos javanicus d Alton 1823) merupakan salah satu mamalia

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1994 Tentang : Perburuan Satwa Buru

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

PANTHERA MERAYAKAN KESUKSESAN ATAS UPAYA KONSERVASI HARIMAU SUMATRA

Transkripsi:

Gajah Liar Ini Mati Meski Sudah Diobati Gajah sumatera liar ini diobati oleh tim dari BKSDA dan Unsyiah, pada 16 Agustus 2017. Sejumlah luka bersemayam di tubuhnya. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Satu individu gajah sumatera betina yang ditemukan terluka parah di sekitar Gunung Seulawah Agam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh pada 15 Agustus 2017, akhirnya mati. Gajah yang menderita luka hebat di punggung, perut, dan kaki itu tidak terselamatkan nyawanya bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-72. Tim Dokter dan Mahout Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, dibantu Dokter Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, pada 16 Agustus 2017, sudah berupaya mengobati gajah tersebut. Akan tetapi, hidup mamalia 40 tahun yang diduga terluka akibat tembakan senjata api itu, tidak panjang. Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, yang ikut langsung mengobati satwa terancam punah ini mengatakan, tim Pusat Konservasi Gajah (PKG) menerima laporan masyarakat dari Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, tentang gajah liar terluka. Mendapatkan laporan tersebut, mahout bersama dokter hewan langsung ke lokasi. Tim berusaha mengobati gajah malang itu pada 15 Agustus 2017, namun tidak berhasil karena sang gajah tidak bisa dibius.

Keberadaan gajah liar terluka ini dilaporkan masyarakat dari Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, yang segera ditindaklanjuti BKSDA Aceh untuk dilakukan pengobatan. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Pada 16 Agustus 2017, mahout dan dokter hewan kembali mencari dengan membawa senjata penembak bius. Dibantu dua gajah jinak, tim menemukan gajah itu setelah lebih tiga jam berjalan kaki, mengikuti jejaknya. Saat ditemukan, kondisinya sangat memprihatinkan. Infeksi lukanya cukup parah. Bahkan, luka di perut telah banyak belatung, sebutnya. Sapto mengatakan, indikasi kuat menunjukkan gajah terluka akibat benda runcing seperti peluru senjata api. Dokter dari BKSDA dan Unsyiah berhasil membersihkan dan mengobati luka itu. Awalnya, kita ingin membawa ke pinggiran hutan untuk pengobatan lanjutan, tapi karena kondisinya yang sangat lemah, rencana dibatalkan. Khawatir akan mati kelelahan. Akhirnya, gajah dilepaskan dan kesehatannya tetap dipantau.

Gajah liar betina usia 40 tahun ini diduga terluka hebat akibat tembakan senjata api. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Namun, sambung Sapto, karena luka terlalu parah, meskipun tim telah berusaha maksimal mengobati, pada 17 Agustus 2017 pagi, gajah tersebut mati. Mahout menemukannya sekitar 100 meter dari lokasi pengobatan. Hari itu kami melaporkan ke kepolisian dan tim langsung melakukan nekropsi. Dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah, Arman mengatakan, infeksi luka di tubuh gajah sangat parah dan sudah lama. Tim dokter hanya membersihkan luka dan memberikan obat antibiotik. Karena tubuhnya begitu kurus dan lemah, dosis obat yang diberikan dikurangi hingga 50 persen, terangnya belum lama ini.

Kasus Kematian gajah betina di hutan Gunung Seulawah Agam ini menambah jumlah gajah yang mati di Aceh pada 2017. Sebelumnya, satu individu gajah jantan ditemukan mati tanpa gading di Kabupaten Aceh Tengah, 17 Juli 2017. Pada April 2017, satu individu gajah jantan juga ditemukan mati tanpa gading di Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues. Sedangkan Januari 2017, BKSDA Aceh menemukan satu bangkai gajah jantan liar yang mati di perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur. Sapto Aji Prabowo memaparkan, konflik antara satwa liar khususnya gajah dengan manusia di Aceh tidak akan berakhir jika habitat satwa dilindungi tersebut terus dirusak. Misalnya, untuk kegiatan perkebunan, pembangunan jalan, maupun pertambangan. Kalau menggiring gajah liar dari satu tempat ke tempat lain, bukan solusi yang tepat. Kegiatan ini hanya memindahkan konflik dari satu tempat ke tempat lain. Hal penting yang harus dilakukan adalah memastikan habitat gajah tidak diganggu, tegasnya.

Kasus kematian gajah sumatera masih terus terjadi meski mamalia ini hidupnya dilindungi. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Saat ini, hampir 80 persen gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) hidup di luar kawasan dilindungi. Fakta menyedihkan lainnya adalah, dalam 25 tahun terakhir, habitat gajah hilang seluas 70 persen. Jumlah populasinya juga, sekitar 50 persen lenyap meski dilindungi Undang- Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetaan Jenis Tumbuhan dan Satwa. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan gajah sumatera dalam status Kritis (Critically Endangered/CR) atau satu langkah menuju kepunahan di alam. Sumber: https://www.mongabay.co.id/2017/08/24/gajah-liar-ini-mati-meski-sudah-diobati/ Kamis 07 September 2017 09:20