BAB I PENDAHULUAN. layanannya menggunakan Hand phone, Tablet PC atau website maka dibutuhkan

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing

PP 82/2012. Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik 10/17/2014. Josua SITOMPUL Oktober Pasal 15

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

commerce di Indonesia sebesar US$ 230 juta, dan diperkirakan akan meningkat

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

Waspadai Penipuan Bermodus Phishing. Apa itu phishing? Bagaimana phishing dilakukan?

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

Panduan KlikBCA. Halo BCA (021) l fb.com/goodlifebca

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

Workshop Pengawasan Label dan Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan. BPOM-Kamis, 2 Maret 2017, Hotel Lumire

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi yang memudahkan kegiatan kehidupan manusia ini sangat

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

TUGAS E-COMMERCE MASALAH YANG TIMBUL DALAM E-COMMERCE DI SUSUN OLEH NAMA : RIDWAN M. YUSUF KELAS : S1 SI 4I NIM : JURUSAN SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

STUDI KASUS. Penipuan Identitas dan Pencenaran Nama Baik melalui Internet (Cyber Crime)

BAB 1 PENDAHULUAN. jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

Waspadai Penipuan Bermodus Phishing

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektr

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemrograman Web Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

BAB I PENDAHULUAN. dan pembelian produk melalui media elektronik. Hal ini disebabkan karena

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB VI KELEMBAGAAN. Bagian Kesatu Umum. Pasal 34

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB 3 KEBERLAKUAN DAN HAMBATAN PENERAPAN ELECTRONIC SIGNATURE Keberlakuan Electronic Signature dalam Electronic Commerce

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Internet sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam

KETENTUAN HUKUM INDONESIA TERKAIT KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING) ICCA CLOUD COMPUTING WHITE PAPER FOCUS GROUP DISCUSSION JAKARTA, 8 DESEMBER 2016

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa

PROSPEK BISNIS KONTEN PASCA PP 82 TAHUN 2012

BERITA NEGARA. No.1110, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Informasi Publik. Pelayanan. Standar.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

DRAFT KEBIJAKAN PENANGANAN KELUHAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya dari layanan perbankan kepada nasabah. Pelayanan yang diberikan

DISUSUN OLEH : MITA PERMATA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR XXXXX TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Pelaksanaan tugas jabatan notaris harus berpedoman pada kaidah hukum dan

Keywords: Phishing, Legal Confusion, Criminalization, Legal Reform

A. Latar Belakang Masalah Di ambang abad ke-21 ditandai dengan bertumbuhnya saling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Public Key Infrastructure (PKI)

FAQ AKSES ADIRA FINANCE

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pola kehidupan manusia dalam berkomunikasi dengan manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan

BAB I PENDAHULUAN. internet sebagai media baru, mendorong perubahan ini menjadi lebih maju.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Teknologi informasi secara signifikan telah mempengaruhi dan mengubah cara bisnis yang sedang dikelola dan dipantau saat ini (Hunton & Bagranoff, 2004:56). Seiring dengan perkembangan itu maka perilaku masyarakat juga berubah. Cara berkomunikasi, berbinis dan menyampaikan informasi telah lebih mudah dan cepat. Dengan teknologi informasi menghasilkan teknologi internet yang dapat menghubungkan umat manusia secara langsung seolah-olah tidak memiliki jarak. Dalam dunia bisnis transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja sejauh terdapat jangkauan jaringan internet. Perusahaan-perusahaan bersekala kecil, menengah dan besar menggunakan teknologi internet sebagai pendukung kegiatan bisnisnya. Internet digunakan sebagai wadah untuk promosi, bisnis dan fasilitas untuk mendapatkan informasi mengenai segala hal. Pemasaran yang dulunya dilakukan secara konvensional sekarang ini banyak yang dilakukan dengan bantuan teknologi internet (Marheni, 2013: 21). Banyaknya perusahaan yang mengalihkan layanannya menggunakan Hand phone, Tablet PC atau website maka dibutuhkan satu perlindungan terhadap konsumen secara khusus. Pentingnya perlindungan konsumen karena banyaknya penipuan yang sering terjadi di dunia maya sehingga cenderung merugikan konsumen atau pengguna. Pentingnya perlindungan 1

2 konsumen memenuhi asas keamanan, asas manfaat, asas keadilan, asas keseimbangan dan keselamatan konsumen, asas kepastian hukum dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan, manfaat, keadilan dan keselamatan dan kepastian hukum kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU PK). Oleh sebab itu karena sifatnya sudah menuju pada publik maka dibutuhkan satu pengaturan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan penyimpangan teknologi yang merugikan konsumen. Penyimpangan teknologi bisa saja terjadi karena kelemahan dalam sisi teknisnya. Selain itu perkembangan teknologi cenderung lebih cepat dan tidak adanya jaminan dari sisi kepastian hukum (editorial hukum, 2002:4). Perlindungan hukum atas transaksi melalui internet menjadi sangat dibutuhkan. Saat ini hampir semua bidang perbankan, penerbangan, pajak, asuransi dan masih banyak lagi menggunakan teknologi internet melalui website agar lebih mudah bertransaksi dalam hal melakukan transfer uang, pembayaran, pembelian tiket secara online dan lain lain. Penggunaan teknologi ini menimbulkan masalah baru bagi konsumen seperti data konsumen yang disebarkan kepihak ketiga, data dimanfaatkan sebagai sumber informasi promosi iklan, dll. Perlindungan hukum kepada konsumen hendaknya dapat diakomodasi oleh perundang-undangan. Ruang lingkup dari undang-undang yang akan dibentuk seharusnya dapat mencakup permasalahan yang mungkin timbul akibat pemanfaatan teknologi.

3 Perlindungan konsumen diharapkan dapat meliputi perlindungan akan pemanfaatan teknologi digital, perlindungan atas data, perlindungan keamanan, dan juga perlindungan terhadap kemudahan pengguaan teknologi yang bersifat user friendly. Saat ini Indonesia sudah memiliki Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang mengharuskan diterapkannya tata kelola keamanan informasi secara andal dan aman serta bertanggung jawab. Selain itu, ada pula standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI), yaitu SNI ISO/IEC 27001:2009 (www.hukumonline.com, Iskandar, 2012:1-2, Diakses pada tanggal 14 Agustus 2014). Undang-Undang tersebut diharapkan mampu memberikan rasa aman bagai konsumen dalam menggunakan layanan internet. Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang (www.bps.go.id, 2013, Diakses pada tanggal 14 Agustus 2014). Banyaknya pengguna internet tentu menjadi sasaran bagi para penjahat internet. Salah satu caranya adalah dengan memanipulasi tampilan website. Contoh kasus yang pernah terjadi adalah pada website yang mirip dengan www.klikbca.com dimana alamatnya disamarkan dengan www.kilkbca.com sehingga pelaku kejahatan dapat menyadap pin, dan user id nasabah (www.hukumonline.com, Iskandar, 2006, Diakses pada tanggal 14 Agustus

4 2014,). Kasus lainnya adalah dengan menggunakan email palsu misalnya info@bankmendiri.co.id (www.kompas.com, 2014, Diakses pada tanggal 14 Agustus 2014). Kasus kejahatan dengan cara ini menggunakan metode typosquatting atau phishing, sehingga nasabah menjadi tertipu karena kurang teliti dalam melihat nama domain website. Melalui beberapa kasus yang pernah terjadi maka dibutuhkan satu tanda pengenal pada website privat terutama pada layanan mencakup bisnis. Dimana tanda pengenal ini akan menjadi tanda bahwa website yang diakses adalah aman dan benar. Mendukung hal tersebut maka harus dibentuk lembaga atau badan yang berfungsi sebagai lembaga legalisasi. Dalam Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, lembaga untuk menjamin perlindungan data dan informasi disebut sebagai Lembaga Sertifikasi Keandalan. Dalam Pasal 1 ayat (24) & (25) Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik, dinyatakan bahwa Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam transaksi elektronik. Sertifikat Keandalan adalah dokumen yang menyatakan pelaku usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik telah lulus audit atau uji kesesuaian dari Lembaga Sertifikasi Keandalan seperti tertulis pada Pasal 1 ayat 25 Undang-

5 Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Penyelengaran Sistem dan Transaksi Elektronik. Saat ini Indonesia masih belum memiliki LSK sehingga perusahaan menggunakan LSK luar negeri. Salah satunya adalah Verisign (www.bisnisindonesia.com, 2013, Diakses pada tanggal 19 Agustus 2014). Selain itu ada LSK umum yang dimilik Telkom yakini i-trust namun hanya melayani website internal perusahaan (www.bisnisindonesia.com, 2013, Diakses pada tanggal 19 Agustus 2014,). Dilihat dari masalah tersebut terlihat bahwa pemerintah sangat lambat dalam membentuk LSK dalam negeri. Walau i-trust dapat dipakai untuk umum tetapi digunakan dalam internal Telkom saja, sehingga perusahaan nasional menggunakan lembaga LSK luar negeri. Banyak website-website privat yang tidak mencatumkan sertifikasi keandalan pada websitenya karena tidak ada anjuran jelas yang dapat diberlakukan kepada perusahaan yang tidak menyertakan LSK pada websitenya. Selain itu untuk mendapatkan sertifikasi keandalan dari LSK luar negeri tergolong cukup sulit, karena menyangkut kesiapan dan keamanan system yang harus dipenuhi oleh setiap penyedia website privat. Hal tersebut juga dikarenakan dalam pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 menentukan Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan. Di sana di tuliskan kata dapat artinya tidak ada keharusan bagi website privat menggunakan sertifikasi keandalan. Kata dapat dalam pembentukan lembaga sertifikasi keandalan tidak

6 akan berfungsi sebagai mana tujuan awalnya seperti tercantum dalam pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 yang menentukan pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunan informasi elektronik dan transaksi elektronik yang menggangu ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undangan. Pasal 67 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 menentukan bahwa sertifikasi keandalan bertujuan melindungi Konsumen dalam transaksi Elektronik. LSK dalam negeri yang belum terbentuk tesebut mendasari ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian mengenai perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik dengan judul Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik Oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan Pada Website Privat B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik pada website privat dan apakah Lembaga Sertifikasi Keandalan telah menjamin perlindungan konsumen berdasarkan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia? 2. Langkah apa yang dapat dilakukan untuk lebih menjamin perlindungan konsumen melalui LSK dalam transaksi elektronik yang memanfaatkan website privat?

7 C. Batasan Masalah dan Konsep Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam kaitannya dengan penelitian, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini hanya akan membahas mengenai perlindungan konsumen yang menggunakan transaksi elektronik menggunakan website privat. Transaksi yang dilakukan adalah transaki jual beli atau transaksi pembayaran yang membutuhkan input data pribadi atau data dari account bank atau kartu kredit. 2. Pada penelitian ini hanya akan membahas website privat online dalam negeri yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam negeri. Sesuai dengan apa yang di muat dalam Pasal 1 angka 25 Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE) menentukan bahwa Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, melalui perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. 3. Konsumen yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsumen akhir. Sesuai dengan Pasal 1 angka 2 UUPK memuat Konsumen akhir yang dimaksud adalah yaitu pemakai, pengguna dan/atau pemanfaat barang dan/atau jasa

8 konsumen untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Berdasarkan judul penelitian yang ada, maka batasan konsep yang diteliti dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Perlindungan Konsumen Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 2. Konsumen Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagankan. 3. Transaksi Elektronik Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyatakan bahwa transaki elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. 4. Lembaga Sertifikasi Keandalan

9 Menurut Pasal 1 ayat (24) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik menyatakan bahwa Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam transaksi elektronik. 5. Sertifikasi Keandalan Menurut Pasal 1 ayat (24) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Sistem dan Transaksi Elektronik menyatakan bahwa sertifikat keandalan adalah dokumen yang menyatakan pelaku usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik telah lulus audit atau uji kesesuaian dari Lembaga Sertifikasi Keandalan. 6. Website Privat Website Privat adalah kumpulan halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar, animasi, suara, yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan jaringan halaman yang dapat diakses secara bebas melalui media internet dimana website tersebut tebuka dan dapat diakses secara umum (www.proweb.co.id, Diakases pada tanggal 26 september 2014). Dalam penjelasan Pasal 40 ayat 3 PP PSTE menyatakan bahwa transaksi elektronik privat mencakup website

10 business to business, business to consumer, consumer to consumer, Antar- Instansi, Antar instansi dengan pelaku usaha. D. Keaslian Penelitian Melalui penelususan yang dilakukan oleh penulis melalui website Universitas Atma Jaya, http://library.uajy.ac.id/ dan karya tulis umum melalui http://artikelcendika.google.com, maka penelitian yang berjudul Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik Oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan Pada Website Privat belum pernah ditulis oleh orang lain, baik judul maupun permasalahannya, sehingga penelitian ini merupakan asli hasil karya peneliti. Beberapa penelitian yang memiliki kemiripan tema, yakni: 1. Penelitian oleh Andya Milano, dalam jurnal hukum teknologi dan informasi Universitas Padjadjaran tahun 2014 dengan judul Praktek pencantuman setifikasi keandalan (trusmark) palsu dalam laman (home page website) berdasarkan undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik meneliti permasalahan (1) Bagaimanakah kualifikasi hukum dari praktik pencantuman sertifikasi keandalan (trusmark) palsu dalam laman (home page website) berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang transaki elektronik?. (2) Bagaimanakah tanggung jawab hukum pengelola website yang mencantumkan sertifikai kenadalan (strusmark) palsu dalam laman (home page website) berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik?. Perbedaan dengan penelitian penulis adalah bahwa peneliti tidak hanya sekedar

11 mengklasifikasikan hukum dan tanggung jawab hukum nya saja tetapi lebih kepada mencari solusi untuk melindungi konsumen dengan memanfaatkan LSK melalui pembentukan Undang-Undang yang dapat memberikan perbaikan pada Undang-Undang yang berlaku sekarang menjadi lebih dapat memberikan kepastian hukum kepada LSK dan para pelaku bisnis terutama kepada konsumen akhir dalam menggunakan website privat. 2. Penelitian oleh Ni Nyoman Anita Candrawati dalam tesisnya yang berjudul Perlindungan hukum bagi pemegang uang Elektronik dalam melakukan transaksi E-money, Universitas Udayana Denpasar tahun 2013 meneliti permasalahan. (1) Bagimanakah bentuk pengaturan bagi pemegang kartu uang elektronik dalam melakukan transaksi e-money?. (2) Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pemegang kartu uang elektronik dalam melakukan transaksi e-money? Perbedaan dengan penelitian penulis adalah penulis meneliti pada pengguna website privat dalam upaya memberikan perlindungan kepada konsumen akhir, sementara penelitan yang dilakukan oleh Ni Nyoman lebih kepada pengaturan transaki e-money menurut Bank Indonesia dan pengaturannya berdasarkan Undang-Undang Transaksi Elektronik dan Informatika. Pada Penelitian Ni Nyoman tidak membahas mengenai LSK sebagai salah satu lembaga yang melindungi konsumen pemengang kartu e-money. Pada kesimpulan penelitiannya menyebutkan bahwa perlunya upaya perlindungan hukum terhadap pemegang kartu e- money.

12 3. Penelitian oleh Ni Putu Ria Dewi Marheni dalam tesisnya yang berjudul Perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dengan Pencantuman disclaimer oleh pelaku usaha dalam situs internet (website), Universitas Udayanya Denpasar tahun 2013 meneliti permasalahan. (1) Bagaimanakah pengaturan mengenai pencantuman disclaimer pada suatu situs internet (website) dalam perspektif hukum di Indonesia?. (2) Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dengan dicantumkanya disclaimer oleh pelaku usaha dalam situs internet (website)? Perbedannya dengan penelitian penulis adalah bahwa penulis membahas aspek yang lebih dalam meliputi syarat pemberian sertifikasi keandalan mencakup pengaturan disclaimer, standar minimal website privat, dan keamanan yang harus dimiliki oleh website privat. Dalam penelitian penulis tidak hanya membahas dari sisi perlindungan hukum dalam Undang-Undang yang berlaku tapi bagaimana perlindungan lebih melalui perbaikan Undang-Undang kedepan. 4. Penelitian oleh Moh.Yuda Sudawan dalam penelitiannya berjudul Upaya Menanggulangi Investasi Bodong Di Internet Universitas Hasanudin pada tahun 2013 menelitin permasalahan. (1) Pengaturan dalam berinvestasi di internet. (2) Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi investasi bodong di internet. Perbedaan dengan penelitian penulis adalah peneliti lebih menekankan pada perlindungan konsumen pada website layanan bisnis meliputi perbankan, jual beli online dan juga termasuk investasi di internet menggunakan media website privat sebagai sarana bertransaki. Hasil

13 penelitian Moh.Yuda Sudarwan belum menyebutkan LSK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memberikan perlindungan kepada setiap konsumen yang menggunakan media internet. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukanan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan bagaimana perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik pada website privat dan sejauh mana Lembaga Sertifikasi Keandalan telah menjamin perlindungan konsumen berdasarkan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia? 2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam melindungi konsumen dalam transaksi elektronik khusunya pada website privat. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretik Secara teori penelitian ini menambah pengetahuan dalam ilmu hukum khususnya mengenai perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini akan memberikan informasi kepada konsumen tentang perlindungan konsumen dalam memanfaatkan website privat.

14 b. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Lembaga Sertifikasi Keandalan dalam memberikan perlindungan kepada konsumen khususnya konsumen menggunakan teknologi internet dalam transaksi elektronik. c. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemilik web site privat untuk lebih menyiapkan sisi keamanan dan perlindungan kepada konsumen atas kesadaran untuk mendaftarkan websitnya Pada Sertifikasi Lembaga Keandalan. G. Sistematikan Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah dan batasan konsep, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini berisi tinjauan bahan-bahan pustaka (literature, peraturan dan teori) tentang perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik pada website privat oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan. BAB III : METODE PENELITIAN Bagian ini memaparkan tentang jenis penelitian, pendekatan yang digunakan, sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data dan proses berpikir. BAB IV : PEMBAHASAN Bagian ini menguraikan tentang bagaimana perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan Pada website privat

15 berdasarkan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia dan Langkah apa yang dapat dilakukan untuk lebih menjamin perlindungan konsumen melalui LSK dalam transaksi elektronik yang memanfaatkan website privat. BAB V : PENUTUP Bagian ini merupakan penutup dari keseluruhan penulisan yang terdiri atas kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian, yaitu Perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik pada penggunaan website privat oleh lembaga sertifikasi Keandalan.