BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu penopang yang memperkuat sistem

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana (fund

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AGUS MAULANA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. atau melakukan penagihan. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank yang terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting karena perbankan mempunyai fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. atas dana yang diterima dari nasabah. Sesuai dengan Undang undang RI nomor

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam perekonomian. Bila sistem perbankan sehat maka perekonomian negara akan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Perbankan yang sehat akan mampu menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan baik, yaitu dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Melalui sistem perbankan yang sehat dana mengalir dari pihak yang mengalami surplus dana kepada yang membutuhkannya. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 telah dijelaskan mengenai tujuan pendirian sebuah bank yaitu Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Lembaga perbankan juga merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan kinerja sehat menjadi tujuan penting, agar fungsi intermediasi bisa berjalan lancar.

2 Perkembangan sektor perbankan nasional sangat terpengaruhi oleh krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, sehingga mengakibatkan pada industri perbankan Indonesia yang harus menjaga modalnya agar keberadaan bank-bank di Indonesia tidak mengalami kehancuran seperti krisis 1998 lalu. Sampai pada masa sekarang, perbankan Indonesia masih mengalami masa pemulihan atau juga masa dimana mulai bangkitnya perbankan di Indonesia. Kecukupan modal merupakan salah satu kinerja keuangan yang menjadi perhatian pemerintah, sehingga dibuatnya aturan baru mengenai standar minimum Rasio Kecukupan Modal, yakni Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan tujuan agar bank dapat mengembangkan aktivanya secara aman sehingga dapat mendorong pemberdayaan bank. Berdasarkan pada SE BI No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya CAR yang harus dicapai bank minimal 8% dan sejak akhir tahun 1997 CAR yang harus dicapai minimal 9%. Tetapi kondisi perbankan nasional sejak akhir 1997 terpuruk yang ditandai dengan banyaknya bank yang dilikuidasi. Hingga sekarang standar minimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia adalah sebesar 8%. CAR merupakan salah satu indikator kesehatan bank. Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk menghadapi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur resiko dimasa mendatang. Dalam perhitungan kecukupan modal bank, bobot kategori risiko (ATMR) berperan dalam menentukan jumlah minimum permodalan yang harus dimiliki

3 oleh bank. Semakin kecil ATMR yang dikenakan pada satu debitur/kelompok debitur maka jumlah modal minimum yang harus disediakan bank akan semakin kecil. Jadi kalau ATMR bank semakin besar maka bank juga harus meningkatkan modalnya kalau tidak persentase CAR akan menurun. Tabel 1.1 Kinerja CAR BUSN Devisa Tahun 2006 2010 Miliar Rp (Bilion Rp) 2006 2007 2008 2009 2010 MODAL 70.049 82.094 85.315 100.158 119.559 ATMR 353.108 450.710 575.699 603.116 758.511 CAR 19,84% 18,21% 14,82% 16,61% 15.76% (sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali) Dalam data Statistik Perbankan Indonesia Volume 9 Nomor 11 Oktober 2011, perbandingan sederhana antara modal terhadap kekayaan bank dilihat dari CAR pada tahun 2006 sebesar 19,84%, lalu menurun di tahun 2007 dan juga tahun 2008 menjadi 14,82%, CAR yang meningkat menjadi 16,61 di tahun 2009 setelah itu pada tahun 2010 CAR BUSN Devisa menurun kembali menjadi 15,76%. Ini diakibatkan pada nilai ATMR yang naik tidak sebanding dengan besaran kenaikan modal. Sehingga berdampak pada nilai CAR yang menurun. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk sebagai salah satu bank yang masuk dalam kategori Bank Umum Swasta Nasional Devisa (BUSN) memiliki CAR yang kurang baik. Berdasarkan penjelasan diatas yang menggunakan data Bank Indonesia sebagai acuannya, terjadi tren yang menurun pada CAR PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk bahkan berada dibawah rata-rata Perbankan Indonesia. Seperti terlihat pada data dibawah ini :

4 Tabel 1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Periode Tahun 2006 Tahun 2010 TAHUN CAR PERUBAHAN (%) 2006 23,34 % - 2007 20,19 % (-) 3,15 13,49 % 2008 19,44 % (-) 0,75 3,71 % 2009 14,71 % (-) 4,73 24,33 % 2010 12,65 % (-) 2,06 14 % (sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa nilai CAR mengalami tren menurun. Dimulai pada tahun 2006 CAR yang dimiliki PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk mencapai 23,34%, lalu menurun menjadi 20,19% pada tahun 2007, penurunan terus terjadi hingga tahun 2010 dengan nilai CAR menginjak pada angka 12,65% setelah di tahun 2008 dan 2009 menurun dari 19,44% menjadi 14,71%. 25 20 15 10 5 Bank BII BUSN Devisa 0 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) BUSN Devisa dan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Periode Tahun 2006 Tahun 2010 (sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)

5 Semakin besar nilai CAR maka semakin besar modal yang dapat disalurkan oleh bank yang dapat berpengaruh pula pada keputusan investor untuk berinvestasi, namun pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan, bila ini terus berlangsung akan berakibat fatal bagi perkembangan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. PT. Bank Internasional Indonesia,Tbk dikhawatirkan tidak mempunyai cukup dana untuk menghadapi rush, apabila terjadi lagi krisis seperti tahun 1997. Ditunjukan dengan ATMR PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk yang setiap kuartalnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan namun tidak diikuti dengan peningkatan modal, sehingga mengakibatkan nilai CAR turun. Menurut Abdullah (2005:67) tinggi rendahnya kecukupan modal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik faktor Eksternal maupun Internal. Faktor Eksternal antara lain seperti BI rate dan nilai tukar, keamanan dan sosial politik. Faktor internal yaitu faktor yang terkait langsung dengan bank itu sendiri, seperti tingkat kualitas manajemen bank, tingkat likuiditas, tingkat kualitas dari asset bank, struktur deposito, laba ditahan, tingkat kualitas sistem dan prosedurnya, tingkat kualitas dan karakter para pemilik saham, kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, riwayat pemupukan modal dan peratutan pembagian laba. Dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi kecukupan modal terdapat 2 kelompok (profitabilitas dan likuiditas) yang juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan bank. Rasio Profitabilitas yang tercermin dalam Return on Asset (ROA) menunjukan tingkat kemampuan bank untuk

6 memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Jika tingkat laba suatu bank semakin tinggi akan berdampak pada meningkatnya modal sendiri. Faktor profitabilitas dapat mempengaruhi kecukupan modal seperti yang dijelaskan oleh Abdullah (2005:67) bahwa laba usaha bank akan menambah kebutuhan modalnya sementara apabila bank tersebut rugi akan ada kemungkinan modalnya terkikis sedikit demi sedikit. Salah satu rasio yang digunakan dalam penilaian profitabilitas ini adalah menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Rasio Likuiditas tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio yang menggambarkan kesehatan bank terutama dalam posisi jangka pendek. Bahkan untuk dunia perbankan, likuiditas merupakan hal penting bagi bank. Sebesar apapun aset suatu bank jika kondisi likuiditasnya terancam, maka saat itu juga bank akan mengalami kesulitan dalam penarikan dana yang dilakukan oleh pihak deposan. Apalagi dalam menghadapi rush (penarikan secara serentak dari para deposan). LDR paling sering digunakan oleh analisis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank. Menurut Dendawijaya (2005:116) semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Salah satu faktor yang sering digunakan dalam penilaian likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Berdasarkan laporan keuangan perbankan di Indonesia, rata-rata laba BUSN Devisa pada tahun 2009 sebesar 2,20% naik menjadi 2,47% pada tahun

7 berikutnya 2010, berbeda dengan pada ROA tahun 2008 yang sempat mengalami penurunan menjadi 1,25% setelah pada tahun 2006 ke tahun 2007 ROA BUSN Devisa naik dari 2,35% menjadi 2,44%. Hal ini berpengaruh pula pada perolehan profitabilitas PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk yang diindikasikan dengan Return on Asset (ROA) yang fluktuatif dalam tiap tahunnya dan bahkan berada pada posisi dibawah ratarata Perbankan Indonesia, bahkan dibawah standar Bank Indonesia yaitu 1,5% untuk ROA, seperti dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1.3 Perbandingan Return On Asset (ROA) BUSN Devisa & PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Periode Tahun 2006 Tahun 2010 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0-0.5 2006 2007 2008 2009 2010 Bank BII 1.43 1.12 1.23-0.05 1.01 BUSN Devisa 2.35 2.44 1.25 2.2 2.58 (sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali) Dalam tabel 1.3 terlihat bahwa Nilai ROA PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk pada tahun 2006 sebesar 1,43% lalu turun menjadi 1,12% di tahun 2007, pada tahun 2008 ROA meningkat kembali menjadi 1,23 namun pada tahun 2009 ROA PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk mengalami kerugian yaitu -0,05% dan hingga akhir tahun 2010 ROA kembali meningkat menjadi 1,01%. Nilai LDR BUSN Devisa juga mengalami petumbuhan yang fluktuatif. Berdasarkan data statistik perbankan 2011 diperoleh data nilai LDR pada tahun

8 2006 LDR sebesar 60,03% naik menjadi 67,18% pada tahun 2007, meningkat lagi pada tahun 2008 menjadi 74,72%, pada tahun 2009 sempat mengalami penurunan nilai LDR menjadi 71,74%, setelah itu pada tahun 2010 terjadi peningkatan kembali menjadi 72,47%. Berdasarkan data statistik perbankan diatas, rasio kinerja keuangan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk berada pada kondisi yang baik dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai LDR yang berada pada standar ketentuan Bank Indonesia yaitu sebesar 78%-100%, namun bila dilihat dari laporan keuangan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk periode tahun 2006 hingga tahun 2010, nilai LDR memiliki tren naik. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut : Tabel 1.4 Perbandingan Loan to Deposit Ratio (LDR) BUSN Devisa & PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Periode Tahun 2006 Tahun 2010 100 80 60 40 20 0 2006 2007 2008 2009 2010 BUSN Devisa 60.03 67.18 74.72 71.74 72.47 Bank BII 70.01 88.01 86.53 82.93 89.03 (sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali) Dalam tabel 1.4 terlihat bahwa nilai LDR PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk mengalami tren meningkat. Terlihat mulai tahun 2006 nilai LDR sebesar 70,01% lalu naik menjadi 88,01% pada tahun 2007. Tahun 2008 hingga

9 2009 nilai LDR PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk terus mengalami penurunan dari 86,53% menjadi 82,93% setelah itu pada tahun 2010 LDR kembali mengalami peningkatan menjadi 89,03%. Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa penelitian mengenai kecukupan modal yang telah dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Harry Sukamto (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat penyaluran kredit dan pemanfaatan aktiva terhadap kecukupan modal perusahaan perbankan yang go public. Secara parsial, LDR kurang berpengaruh terhadap tingkat CAR dan ROA berpengaruh terhadap CAR. Secara simultan, LDR dan ROA berpengaruh terhadap CAR perbankan. Fatma Zuleira Sinaga (2008) melakukan penelitian pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap kecukupan modal pada bank umum nasional. Hasilnya, secara parsial, ROE, IML, NPM berpengaruh signifikan terhadap CAR. LDR dan QR berpengaruh, tetapi tidak signifikan. Secara simultan, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap CAR. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada industri perbankan khususnya pada periode tahun 2006-2010 dan beragamnya hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang terjadi pada perbankan Indonesia ini dengan mengambil judul penelitian PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL PADA PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA, TBK

10 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Bank merupakan lembaga yang menjadi salah satu penilaian perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan kinerja sehat menjadi tujuan penting, agar fungsi intermediasi bisa berjalan lancar. Perbankan di Indonesia dinilai cukup sehat untuk dinilai dari rasio CAR. Namun beberapa kondisi, nilai CAR perbankan Indonesia mengalami penurunan. Bila kondisi ini terus terjadi dengan batas CAR yang tidak begitu aman, bukan tidak mungkin bila terjadi rush seperti krisis terdahulu, perbankan Indonesia mengalami ketidakstabilan kembali. Penelitian ini peneliti membatasi masalah yang diteliti terfokus pada pengaruh faktor Profitabilitas dengan indikator Return On Asset (ROA) dan Likuiditas dengan indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kecukupan Modal dengan indikator Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. 1.2.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana tingkat profitabilitas pada PT. Bank Internasional Indonesia,Tbk? 2. Bagaimana tingkat likuiditas pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk?

11 3. Bagaimana tingkat kecukupan modal pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk? 4. Seberapa besar pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap kecukupan modal pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas pada PT. Bank Internasional Indonesia,Tbk 2. Untuk mengetahui tingkat likuiditas pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 3. Untuk mengetahui tingkat kecukupan modal pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 4. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas dan likuditas terhadap kecukupan modal pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Kegunaan Teoritis Untuk menambah atau memperkuat pengetahuan dan pemahaman mengenai manajemen keuangan, khususnya dalam kinerja keuangan

12 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. Sehingga penulis dapat berbagi ilmu dan pengetahuan, serta diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan informasi dalam mengembangkan bidang kajian sejenis. 2. Kegunaan Praktis Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang di dapat dan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya adalah untuk menambah pengetahuan tentang kondisi keuangan perbankan di Indonesia.