Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB II DATA PROYEK. yang kita semua ketahui ada titik titik letak dimana mereka bias lebih

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB II DATA PROYEK. masyarakat megapolitan untuk memiliki hunian yang modern dan ekonomis. Maka

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Bab berikut berisi tentang analisis penggunaan sisa material dan potongan bored pile

BAB II DATA PROYEK PADINA SOHO & RESIDENCE. penghubung antara dua provinsi, yaitu Tangerang dan Jakarta. Selain itu, jalan ini

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB II BAB II INFORMASI PROYEK. Kawasan jakarta khusus nya jakarta barat telah lama menjadi kawasan padat

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

UCAPAN TERIMA KASIH...

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek. konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Rencana Anggaran Biaya

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB II DATA PROYEK. 2.1 Pendahuluan Proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB II DATA PROYEK. usaha mereka, contohnya seperti di daerah Karawaci. diketahui bahwa kebutuhan papan merupakan kebutuhan utama manusia.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

4- PEKERJAAN PERSIAPAN

TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Struktur dan Konstruksi II

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

Transkripsi:

BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana, PT. Ciputra Puri Trisula sebagai Owner, Aedas Pte Ltd sebagai Arsitek Prinsipal, Blue Antz sebagai Konsultan Arsitektur, Wiratman Structure sebagai Konsultan Struktur Engineer, PT. Malmass Mitra Teknik sebagai Konsultan MEP, PT. Aramsa Infrayasa sebagai Konsultan Sipil dan Infrastruktur, Oemardi_Zain sebagai Konsultan Landscape. Proyek ini berencana membangun 2 apartemen dengan masing-masing jumlah lantai adalah 34 lantai. 3.1.2 Data Fisik Proyek Lokasi Proyek Proyek Pembangunan Apartemen Ciputra International berada di Jalan Lingkar Luar Barat, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Adapun batas-batas yang mengelilingi lokasi proyek : Sebelah Utara : Jalan Bojong Raya Sebelah Selatan : The Blue Green Office Tower Sebelah Barat : Jalan Tol Lingkar Luar Barat Sebelah Timur : Kali Angke 34

Gambar 1.1 Peta makro lokasi proyek (Dokumentasi Pribadi) 35

Gambar 1.2 Tampak atas Proyek Ciputra International seluruh Tower (Dokumentasi Pribadi) Data Administrasi Proyek Data-data umum dari Proyek Apartemen Ciputra International adalah sebagai berikut: a. Nama proyek : Apartemen Ciputra International b. Lokasi : Jalan Lingkar Luar Barat, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. c. Pekerjaan : Pekerjaan struktur d. Fungsi Bangunan : Apartemen e. Luas total lahan : ± 92.487 m² 36

f. Pemilik proyek (owner) : PT. Ciputra Puri International g. Konsultan Struktur : PT. Wiratman h. Kontraktor Utama : PT. Nusa Konstruksi Enjiniring i. MEP : PT. Pola Cakra Mandiri j. Jenis kontrak : Fixed Lumpsum Price k. Manajemen Konstruksi : PT. Nusapratama Dwikharisma l. Awal Pelaksanaan : 14 September 2015 m. Waktu pelaksanaan : 792 hari kalender Data Teknis Proyek Proyek Pembangunan Apartemen Ciputra International terdiri dari : 1. Luas Lahan : ± 92.487 m² 2. Jumlah Lantai : 3 Lantai Basemet + 34 Lantai Apartement + 1 Lantai Atap 3. Tinggi Bangunan : ± 133,40 m 4. Ketinggian Tiap Lantai : - Basement = 3 m/basement - Lantai Dasar = 4,10 m - Lantai 2-33 = 3,50 m - Lantai 34 = 3,75 m - Atap = 5 m Untuk proyek pembangunan ini terbagi dalam dua macam pelaksanaan pekerjaan yaitu pekerjaan struktur dan pekerjaan non struktur a. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur dibagi menjadi 2 macam yaitu pekerjaan struktur bawah (sub structure) dan struktur atas (upper structure). Pekerjaan yang diamati selama proses kerja praktek berlangsung adalah pekerjaan struktur atas. 1. Struktur Bawah (sub structure). 37

Struktur awal pada pelaksanaan Proyek Apartement Ciputra International adalah pekerjaan struktur bawah yang terdiri dari : Pondasi Bored Pile Bored pile merupakan pondasi yang dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, kemudian diisi dengan tulangan dan dicor dengan beton. Boredpile ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi di butuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik keatas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang. Kedalaman Bored pile pada proyek ini kurang lebih sekitar 31 m dari tanah asli dengan mutu beton f c 45 MPa. Boredpile yang digunakan yaitu dengan dimensi 45 x 45 cm. Gambar 1.3 Contoh bored pile pada basement 1 (Dokumentasi Pribadi) 38

Pile cap Pile cap digunakan untuk mendistribusikan beban dari struktur atas ke pondasi. Dalam implementasinya pada pekerjaan pile cap adalah sistem form worknya. Sistem form work yang digunakan adalah sistem form work permanen yaitu menggunakan pasangan batako yang permanen agar lebih rapi, lebih cepat tanpa adanya bongkaran. Gambar 1.4 Pile Cap atau Drop Panel (Dokumentasi Pribadi) 2. Struktur Atas (upper structure) Struktur atas merupakan bagian dari struktur yang berfungsi menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban-beban lainnya yang direncanakan. Selain itu, struktur bangunan atas harus mampu mewujudkan perencanaan arsitek sekaligus harus mampu menjamin segi keamanan dan kenyamanan serta ekonomis. 39

Bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan ini harus mempunyai kriteria perencanaan antara lain kuat, tahan api, awet dalam jangka waktu umur rencana, mudah didapat dan diaplikasikan. Bahan konstruksi yang memenuhi kriteria tersebut adalah beton bertulang. Struktur bangunan ini tersusun atas beberapa elemen yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya, bagianbagian tersebut antara lain: Kolom Balok Plat lantai Tangga Perencanaan Kolom Kolom adalah struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horizontal maupun beban momen, baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom direncanakan bervariasi menurut beban yang diterimanya. Perencanaan kolom pada proyek ini adalah: Dimensi Kolom : 100 x 600 mm Mutu Beton : 35 Mpa Mutu Baja : BJTP-40 Tulangan Pokok : D-25 Tulangan Sengkang : D-16 Semakin ke atas ukuran kolom semakin mengecil, selain itu jumlah tulangan kolom juga akan semakin sedikit. Tulangan menggunakan baja ulir. Pada sambungan tulangan ditempatkan pada posisi dimana kolom menerima gaya momen lebih kecil. Apabila ada sambungan, maka arah vertikal diperlukan panjang overlap sebesar 4D, dimana D adalah diameter tulangan yang digunakan. 40

Gambar 1.5 Pekerjaan kolom dan penyambungan tulangan kolom (Dokumentasi pribadi) Gambar 1.6 Proses pelepasan bekisting pada kolom 41

Perencanaan Balok Balok adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penahan beban di atasnya antara lain beban dinding, pelat lantai dan atap. Selain itu balok juga berfungsi sebagai: - Penghubung antar kolom yang satu dengan yang lain - Memikul beban yang diterima plat dan meneruskan beban ke kolom - Membagi pelat menjadi segmen-segmen yang lebih kecil Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada pelat dan meneruskan beban dari pelat ke balok induk. Dimensi yang dipakai bervariasi tergantung dari besar kecilnya beban dan luas pelat yang dipikuloleh balok induk. Spesifikasi balok adalah sebagai berikut: Dimensi Balok : 150mm x 350mm Mutu Beton : 35 MPa Tulangan Pokok : D-25 Tulangan Sengkang : D-16 Gambar 1.7 Pekerjaan penulangan balok (Dokumentasi pribadi) 42

Plat Lantai Plat lantai adalah bagian dari bangunan yang terletak pada posisi horizontal yang ditahan oleh balok dan kolom yang merupakan media yang berfungsi sebagai ruangan itu sendiri serta untuk menahan beban yang berasal dari penghuni baik beban orang ataupun beban barang yang disebut beban hidup dan beban plat lantai itu sendiri yang disebut beban mati, pengecoran plat lantai mengunakan sistem cor ditempat (cast in situ). Konstruksi pelat lantai pada proyek ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: Mutu Beton : f c 35 MPa Tebal Pelat : 150 mm Tulangan : D-10 Gambar 1.8 Pemasangan tulangan plat lantai (Dokumentasi pribadi) Gambar 1.9 Tahu Beton (guna memberi jarak agar terdapat selimut beton = jarak 3cm) (Dokumentasi pribadi) 43

Gambar 1.10 Tulangan cakar ayam (guna memberi jarak 5cm antar tulangan plat) Tangga Tangga dipergunakan sebagai sarana mobilisasi vertikal antara lantai yang satu dengan yang lain yang memiliki beda elevasi. Pada proyek ini tangga ditempatkan bersama dengan core lift di dalam inti bangunan. Tangga direncanakan dengan sistem tata letak sejajar dengan alur menerus. Dengan sistem ini, luasan yang digunakan semakin sedikit serta efisien dalam penggunaanstrukturnya, sehingga menghemat biaya. Spesifikasi dalam pembuatan tangga adalah sebagai berikut: Gambar 1.11 Tangga precast (Dokumentasi pribadi) 44

3. Pekerjaan Non Struktur Pekerjaan non struktur antara lain : Pekerjaan Persiapan yang terdiri dari : a) Pembersihan lahan proyek b) Kantor proyek / Direksi Keet c) Gudang material dan peralatan d) Los kerja besi dan kayu e) Pagar proyek f) Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing) g) Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan h) Mobiliasi peralatan dan alat berat i) Pelaksanaan di lapangan Pekerjaan Finishing Arsitektur yang terdiri dari : a) Pekerjaan pasangan b) Pekerjaan plesteran dinding c) Pekerjaan pengecatan d) Pekerjaan lantai keramik e) Pekerjaan pintu jendela dan perlengkapannya f) Pekerjaan kaca dan cermin g) Pekerjaan plafond Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal yang terdiri dari : a) Pekerjaan instalasi telepon b) Pekerjaan pemasangan sound system c) Pekerjaan pemasangan hydrant d) Pekerjaan pemasangan AC e) Pekerjaan instalasi air bersih f) Pekerjaan instalasi air kotor 45

g) Pekerjaan pemasangan sanitary h) Pekerjaan instalasi listrik i) Pekerjaan pemasangan kabel j) Pekerjaan pemasangan saklar dan stop kontak 3.2 Metode Pengadaan Proyek Metode pengadaan proyek yang dimaksud ialah hal-hal yang dilakukan di proyek dalam menerapkan system pengadaan konstruksi, dengan tujuan guna mencapai kelancaran pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi. 3.2.1 Mobilisasi Peralatan dan Bahan Sebuah proyek pasti membutuhkan alat dan bahan dalam proses pekerjaan proyek, alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembangunan dikirim secara bertahap. Pengiriman yang dilakukan di sesuaikan dengan jadwal pemakaian barang dan jasa. Oleh karena itu untuk proses pekerjaan yang berada di awal, pengiriman harus dilakukan terlebih dahulu. b. Pengangkutan menuju lokasi Peralatan dan bahan material yang akan digunakan untuk proses pembangunan diangkut dari supplier menuju lokasi proyek menggunakan mobil truk trailer dan alat berat lainnya, kemudian diletakkan pada area bahan material. c. Pengangkutan pada lokasi proyek Setelah peralatan dan bahan-bahan material tiba di lokasi proyek, peralatan dan bahan-bahan tadi diletakkan pada lokasi dimana peralatan dan bahan-bahan material akan dibutuhkan dan digunakan. 3.2.2 Pengadaan Gambar Kerja (Shop Drawing) Gambar kerja merupakan pedoman dalam bekerja di lapangan, hal ini dikarenakan agar pekerjaan di lapangan dapat berjalan dengan lancer dan tepat waktu sesuai dengan jadwal pekerjaan konstruksi yang sudah di targetkan. 46

3.3 Jadwal dan Tahapan Pekerjaan Suatu pekerjaan pasti memiliki suatu jadwal dan tahapan-tahapan tersendiri dalam menjalankan pekerjaan tersebut, dan pada pekerjaan pembangunan ini menggunakan tiga prosedur, prosedur-prosedur tersebut menunjukan beberapa rencana kegiatan yang dilakukan secara sistematis. Prosedur-prosedur tersebut di bagi menjadi beberapa bentuk yaitu Network Planning dan kurva S. Prosedurprosedur tersebut menunjukan sebuah hasil yang saling menunjang dan salling melengkapi namun dalam suatu perencanaan tidak selalu di haruskan untuk menggunakan semua prosedur-prosedur tersebut. Karena dalam Network planning dan kurva S, masing-masingnya sudah menunjukkan jadwal dan tahapan kegiatan secara rinci dalam bentuk yang berbeda-beda. Berikut penjelasan dari masingmasing prosedur : 3.3.1 Kurva S (S-Curve) Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus : Jumlah harga suatu jenis pekerjaan Bobot pekerjaan Total jumlah harga pekerjaan x 100 % Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macammacam pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya. Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut : 47

a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang akan diselesaikan. b. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya. c. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan apakah sesuai dengan rencana. 48