BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana, PT. Ciputra Puri Trisula sebagai Owner, Aedas Pte Ltd sebagai Arsitek Prinsipal, Blue Antz sebagai Konsultan Arsitektur, Wiratman Structure sebagai Konsultan Struktur Engineer, PT. Malmass Mitra Teknik sebagai Konsultan MEP, PT. Aramsa Infrayasa sebagai Konsultan Sipil dan Infrastruktur, Oemardi_Zain sebagai Konsultan Landscape. Proyek ini berencana membangun 2 apartemen dengan masing-masing jumlah lantai adalah 34 lantai. 3.1.2 Data Fisik Proyek Lokasi Proyek Proyek Pembangunan Apartemen Ciputra International berada di Jalan Lingkar Luar Barat, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Adapun batas-batas yang mengelilingi lokasi proyek : Sebelah Utara : Jalan Bojong Raya Sebelah Selatan : The Blue Green Office Tower Sebelah Barat : Jalan Tol Lingkar Luar Barat Sebelah Timur : Kali Angke 34
Gambar 1.1 Peta makro lokasi proyek (Dokumentasi Pribadi) 35
Gambar 1.2 Tampak atas Proyek Ciputra International seluruh Tower (Dokumentasi Pribadi) Data Administrasi Proyek Data-data umum dari Proyek Apartemen Ciputra International adalah sebagai berikut: a. Nama proyek : Apartemen Ciputra International b. Lokasi : Jalan Lingkar Luar Barat, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. c. Pekerjaan : Pekerjaan struktur d. Fungsi Bangunan : Apartemen e. Luas total lahan : ± 92.487 m² 36
f. Pemilik proyek (owner) : PT. Ciputra Puri International g. Konsultan Struktur : PT. Wiratman h. Kontraktor Utama : PT. Nusa Konstruksi Enjiniring i. MEP : PT. Pola Cakra Mandiri j. Jenis kontrak : Fixed Lumpsum Price k. Manajemen Konstruksi : PT. Nusapratama Dwikharisma l. Awal Pelaksanaan : 14 September 2015 m. Waktu pelaksanaan : 792 hari kalender Data Teknis Proyek Proyek Pembangunan Apartemen Ciputra International terdiri dari : 1. Luas Lahan : ± 92.487 m² 2. Jumlah Lantai : 3 Lantai Basemet + 34 Lantai Apartement + 1 Lantai Atap 3. Tinggi Bangunan : ± 133,40 m 4. Ketinggian Tiap Lantai : - Basement = 3 m/basement - Lantai Dasar = 4,10 m - Lantai 2-33 = 3,50 m - Lantai 34 = 3,75 m - Atap = 5 m Untuk proyek pembangunan ini terbagi dalam dua macam pelaksanaan pekerjaan yaitu pekerjaan struktur dan pekerjaan non struktur a. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur dibagi menjadi 2 macam yaitu pekerjaan struktur bawah (sub structure) dan struktur atas (upper structure). Pekerjaan yang diamati selama proses kerja praktek berlangsung adalah pekerjaan struktur atas. 1. Struktur Bawah (sub structure). 37
Struktur awal pada pelaksanaan Proyek Apartement Ciputra International adalah pekerjaan struktur bawah yang terdiri dari : Pondasi Bored Pile Bored pile merupakan pondasi yang dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, kemudian diisi dengan tulangan dan dicor dengan beton. Boredpile ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi di butuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik keatas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang. Kedalaman Bored pile pada proyek ini kurang lebih sekitar 31 m dari tanah asli dengan mutu beton f c 45 MPa. Boredpile yang digunakan yaitu dengan dimensi 45 x 45 cm. Gambar 1.3 Contoh bored pile pada basement 1 (Dokumentasi Pribadi) 38
Pile cap Pile cap digunakan untuk mendistribusikan beban dari struktur atas ke pondasi. Dalam implementasinya pada pekerjaan pile cap adalah sistem form worknya. Sistem form work yang digunakan adalah sistem form work permanen yaitu menggunakan pasangan batako yang permanen agar lebih rapi, lebih cepat tanpa adanya bongkaran. Gambar 1.4 Pile Cap atau Drop Panel (Dokumentasi Pribadi) 2. Struktur Atas (upper structure) Struktur atas merupakan bagian dari struktur yang berfungsi menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban-beban lainnya yang direncanakan. Selain itu, struktur bangunan atas harus mampu mewujudkan perencanaan arsitek sekaligus harus mampu menjamin segi keamanan dan kenyamanan serta ekonomis. 39
Bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan ini harus mempunyai kriteria perencanaan antara lain kuat, tahan api, awet dalam jangka waktu umur rencana, mudah didapat dan diaplikasikan. Bahan konstruksi yang memenuhi kriteria tersebut adalah beton bertulang. Struktur bangunan ini tersusun atas beberapa elemen yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya, bagianbagian tersebut antara lain: Kolom Balok Plat lantai Tangga Perencanaan Kolom Kolom adalah struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horizontal maupun beban momen, baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom direncanakan bervariasi menurut beban yang diterimanya. Perencanaan kolom pada proyek ini adalah: Dimensi Kolom : 100 x 600 mm Mutu Beton : 35 Mpa Mutu Baja : BJTP-40 Tulangan Pokok : D-25 Tulangan Sengkang : D-16 Semakin ke atas ukuran kolom semakin mengecil, selain itu jumlah tulangan kolom juga akan semakin sedikit. Tulangan menggunakan baja ulir. Pada sambungan tulangan ditempatkan pada posisi dimana kolom menerima gaya momen lebih kecil. Apabila ada sambungan, maka arah vertikal diperlukan panjang overlap sebesar 4D, dimana D adalah diameter tulangan yang digunakan. 40
Gambar 1.5 Pekerjaan kolom dan penyambungan tulangan kolom (Dokumentasi pribadi) Gambar 1.6 Proses pelepasan bekisting pada kolom 41
Perencanaan Balok Balok adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penahan beban di atasnya antara lain beban dinding, pelat lantai dan atap. Selain itu balok juga berfungsi sebagai: - Penghubung antar kolom yang satu dengan yang lain - Memikul beban yang diterima plat dan meneruskan beban ke kolom - Membagi pelat menjadi segmen-segmen yang lebih kecil Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada pelat dan meneruskan beban dari pelat ke balok induk. Dimensi yang dipakai bervariasi tergantung dari besar kecilnya beban dan luas pelat yang dipikuloleh balok induk. Spesifikasi balok adalah sebagai berikut: Dimensi Balok : 150mm x 350mm Mutu Beton : 35 MPa Tulangan Pokok : D-25 Tulangan Sengkang : D-16 Gambar 1.7 Pekerjaan penulangan balok (Dokumentasi pribadi) 42
Plat Lantai Plat lantai adalah bagian dari bangunan yang terletak pada posisi horizontal yang ditahan oleh balok dan kolom yang merupakan media yang berfungsi sebagai ruangan itu sendiri serta untuk menahan beban yang berasal dari penghuni baik beban orang ataupun beban barang yang disebut beban hidup dan beban plat lantai itu sendiri yang disebut beban mati, pengecoran plat lantai mengunakan sistem cor ditempat (cast in situ). Konstruksi pelat lantai pada proyek ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: Mutu Beton : f c 35 MPa Tebal Pelat : 150 mm Tulangan : D-10 Gambar 1.8 Pemasangan tulangan plat lantai (Dokumentasi pribadi) Gambar 1.9 Tahu Beton (guna memberi jarak agar terdapat selimut beton = jarak 3cm) (Dokumentasi pribadi) 43
Gambar 1.10 Tulangan cakar ayam (guna memberi jarak 5cm antar tulangan plat) Tangga Tangga dipergunakan sebagai sarana mobilisasi vertikal antara lantai yang satu dengan yang lain yang memiliki beda elevasi. Pada proyek ini tangga ditempatkan bersama dengan core lift di dalam inti bangunan. Tangga direncanakan dengan sistem tata letak sejajar dengan alur menerus. Dengan sistem ini, luasan yang digunakan semakin sedikit serta efisien dalam penggunaanstrukturnya, sehingga menghemat biaya. Spesifikasi dalam pembuatan tangga adalah sebagai berikut: Gambar 1.11 Tangga precast (Dokumentasi pribadi) 44
3. Pekerjaan Non Struktur Pekerjaan non struktur antara lain : Pekerjaan Persiapan yang terdiri dari : a) Pembersihan lahan proyek b) Kantor proyek / Direksi Keet c) Gudang material dan peralatan d) Los kerja besi dan kayu e) Pagar proyek f) Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing) g) Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan h) Mobiliasi peralatan dan alat berat i) Pelaksanaan di lapangan Pekerjaan Finishing Arsitektur yang terdiri dari : a) Pekerjaan pasangan b) Pekerjaan plesteran dinding c) Pekerjaan pengecatan d) Pekerjaan lantai keramik e) Pekerjaan pintu jendela dan perlengkapannya f) Pekerjaan kaca dan cermin g) Pekerjaan plafond Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal yang terdiri dari : a) Pekerjaan instalasi telepon b) Pekerjaan pemasangan sound system c) Pekerjaan pemasangan hydrant d) Pekerjaan pemasangan AC e) Pekerjaan instalasi air bersih f) Pekerjaan instalasi air kotor 45
g) Pekerjaan pemasangan sanitary h) Pekerjaan instalasi listrik i) Pekerjaan pemasangan kabel j) Pekerjaan pemasangan saklar dan stop kontak 3.2 Metode Pengadaan Proyek Metode pengadaan proyek yang dimaksud ialah hal-hal yang dilakukan di proyek dalam menerapkan system pengadaan konstruksi, dengan tujuan guna mencapai kelancaran pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi. 3.2.1 Mobilisasi Peralatan dan Bahan Sebuah proyek pasti membutuhkan alat dan bahan dalam proses pekerjaan proyek, alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembangunan dikirim secara bertahap. Pengiriman yang dilakukan di sesuaikan dengan jadwal pemakaian barang dan jasa. Oleh karena itu untuk proses pekerjaan yang berada di awal, pengiriman harus dilakukan terlebih dahulu. b. Pengangkutan menuju lokasi Peralatan dan bahan material yang akan digunakan untuk proses pembangunan diangkut dari supplier menuju lokasi proyek menggunakan mobil truk trailer dan alat berat lainnya, kemudian diletakkan pada area bahan material. c. Pengangkutan pada lokasi proyek Setelah peralatan dan bahan-bahan material tiba di lokasi proyek, peralatan dan bahan-bahan tadi diletakkan pada lokasi dimana peralatan dan bahan-bahan material akan dibutuhkan dan digunakan. 3.2.2 Pengadaan Gambar Kerja (Shop Drawing) Gambar kerja merupakan pedoman dalam bekerja di lapangan, hal ini dikarenakan agar pekerjaan di lapangan dapat berjalan dengan lancer dan tepat waktu sesuai dengan jadwal pekerjaan konstruksi yang sudah di targetkan. 46
3.3 Jadwal dan Tahapan Pekerjaan Suatu pekerjaan pasti memiliki suatu jadwal dan tahapan-tahapan tersendiri dalam menjalankan pekerjaan tersebut, dan pada pekerjaan pembangunan ini menggunakan tiga prosedur, prosedur-prosedur tersebut menunjukan beberapa rencana kegiatan yang dilakukan secara sistematis. Prosedur-prosedur tersebut di bagi menjadi beberapa bentuk yaitu Network Planning dan kurva S. Prosedurprosedur tersebut menunjukan sebuah hasil yang saling menunjang dan salling melengkapi namun dalam suatu perencanaan tidak selalu di haruskan untuk menggunakan semua prosedur-prosedur tersebut. Karena dalam Network planning dan kurva S, masing-masingnya sudah menunjukkan jadwal dan tahapan kegiatan secara rinci dalam bentuk yang berbeda-beda. Berikut penjelasan dari masingmasing prosedur : 3.3.1 Kurva S (S-Curve) Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus : Jumlah harga suatu jenis pekerjaan Bobot pekerjaan Total jumlah harga pekerjaan x 100 % Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macammacam pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya. Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut : 47
a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang akan diselesaikan. b. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya. c. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan apakah sesuai dengan rencana. 48