Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I
Hakikat Belajar Belajar merupakan proses mencapai berbagai dan sikap untuk bekal hidup di masa mendatang. macam kompetensi, Belajar adalah proses mendapatkan perubahan dalam diri seseorang melalui pelatihan-pelatihan maupun pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan proses pembiasaan pemecahan permasalahan ataupun menyesuaikan diri dengan lingkungan
Belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain
Perubahan tingkah laku (change Behavior) Berproses sesuai situasi dan kondisi (relative permanent) Berbasis potensi yang dimiliki Merupakan hasil latihan & pengalaman Memotivasi bukan menghukumi
Faktor(internal) yang mempengaruhi proses Belajar Fisiologis 1. keadaan (tonus) fisik / jasmani 2. fungsi fisik / jasmani Psikologis 1. Kecerdasaan / intelegensi siswa 2. Motivasi 3. Minat (interest) 4. Bakat (aptitude)
Faktor(eksternal / eksogen) yang mempengaruhi proses Belajar Lingkungan Sosial 1. Lingkungan sosial sekolah 2. Lingkungan sosial masyarakat 3. Lingkungan sosial keluarga Lingkungan non-sosial 1. Lingkungan Alamiah 2. Lingkungan instrumental (hardware ; gedung, fasilitas belajar ataupun software ; kurikulum, peraturan, silabi dsb.) 3. Materi pelajaran
Konsep Belajar (kuno) Socrates (470 399 SM) bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang bersifat statis sehingga tidak hanya diajarkan melalui transfer yang dogmatis melainkan melalui suatu diskusi yang kritis (mendalam). Plato (427 347) manusia memiliki tiga aspek utama yang harus dikembangkan melalui pendidikan yaitu akal pikiran yang berfungsi untuk mengenali kebaikan dalam hidup, selera makan (nafsupenulis) yang berfungsi untuk membangun kesempurnaan kerja tubuh dan aspek ketiga kehendak yang dapat menegakkan kekuatan akal pikiran dalam melawan unsur nafsu Aristoteles (384 323 SM) Dalam mencari kebenaran Aristoteles lebih utama menggunakan observasi langsung di alam (fisika) untuk kemudian direnungkan menggunakan logika analitis menghasilkan kebenaran yang lebih dalam yang disebutnya metafisik
Behaviorisme (mekanistik antara stimulus-respons) Kognitivisme (penggunaan mental dalam proses pembelajaran) Humanisme Konstruktivisme belajar sebagai proses membangun / menciptakan pengetahuan
Behaviorisme (mulai akhir abad ke-19) Ivan Pavlov Seorang ahli fisika rusia di akhir 1800-an yang memelopori clasical conditioning (kondisional klasik) atau dikenal dengan kondisioning Pavlov setelah meneliti perilaku anjing+daging+bel. Hukum pengkondisian terdiri dari pemerolehan (acquisition), pemadaman (extinction), generaliasi (generalization), diskriminasi (discrimination) dan kondisioning tandingan. Prinsip-prinsip ini apabila digunakan dalam kelas sebagai berikut (Woolfolk) : 1. Memberikan suasana menyenangkan dan menantang dalam proses pembelajaran. 2. Membantu siswa mengatasi secara bebas dan sukses mengatasi situasi yang mencemaskan atau menekan dan 3. Membantu siswa mengenal perbedaan dan persamaan terhadap berbagai situasi sehingga dapat membedakan dan mengeneralisasikan secara tepat
Behaviorisme (mulai akhir abad ke-19) Edward Lee Throndike Seorang psikolog Amerika yang mengadakan eksperimen hubungan S-R (stimulus-rangsangan) dengan hewan kucing (kucing+daging+ tombol pintu keluar) melalui prosedur dan aparatus yang sistematis. Dia menyatakan hukum low effect bahwa jika sebuah tindakan diikuti oleh perubahan memuaskan dalam lingkungan maka kemungkinan tindakan itu akan di ulang kembali akan semakin meningkat. Belajar sebagai proses trial dan error Dia berpendapat bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respons secara refleks.stimulus yang terjadi setelah sebuah perilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
Behaviorisme Burhuss Frederic Skinner Sang pemimpin behaviorisme ini lahir pada 20 mei 1904 dan menempuh pendidikan psikologi di hardvard university AS. Dia menjadikan tikus diamati perilkunya dalam sebuah box yang dikenal dengan skinner box. Dia menawarkan teori operant condizioning dengan hukum law effect. Skinner mendefinisikan belajar sebagai proses perubahan perilaku melalui proses penguatan perilaku baru yang muncul yang biasanya disebut kondisioning operan (conditizioning operant). Dirumuskan sebagai A-B-C (antecendence-behavior-consecuences) dimana peristiwa yang mendahului perilaku dengan kondisioning operan dapat mengubah konsekuensinya. Prinsip belajar menurut Skinner adalah reinforcement (sebuah konsekuen yang mengubah perilaku), punishment (sebuah situasi yang dihindari untuk menurunkan perilaku), shaping (penguatan untuk menguasai ketrampilan), extinctin (kunci mengatur perilaku) serta antesenden dan perubahan perilaku
Kognitivisme Teori Gestalt menekankan bahwa manusia bukanlah sekedar makhluk yang hanya bisa bereaksi jika ada stimulus yang mempengaruhinya, tetapi lebih dari itu manusia adalah individu yang utuh antara jasmani dan rohani. Tokoh teori ini : Max wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.
Konstruktivisme ; bahwa belajar adalah proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan Proses menghubungkan informasi yang diterima dengan struktur pengetahuan yang sudah ada melalui 4 proses : Adaptasi ; berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik tingkahlaku maupun pemikirannya. Asimilasi ; proses kognitif dan penyerapan pengalaman baru ketika seseorang memadukan stimulus atau persepsi ke dalam perilaku yang sudah ada. Akomodasi ; proses kognitif dan penyerapan pengalaman baru sehingga menghasilkan terbentuknya skemata baru dan berubahnya skemata lama. Equilibrasi ; keseimbangan dalam proses adaptasi terhadap lingkungan sehingga mencapai struktur yang stabil (antara proses asimilasi & akomodasi). Jean Piaget Belajar adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya yang melibatkan dua elemen utama yakni elemen biologi sebagai proses dasar dan proses psikososial sehingga terjadilah proses sosialisasi sebelum akhirnya hal tersebut berada dalam diri individu (internalisasi) Teori lainnya Vygotsky adalah Scaffolding adalah memberikan dukungan dan bantuan kepada seorang anak yang sedang pada awal belajar, kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut setelah anak mampu memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya sehingga anak dapat belajar mandiri. Vygotsky
Strategi belajar konstruktivisme Top-down processing ; siswa belajar dimulai dari masalah yang kompleks untuk dipecahkan kemudian menghasilkan atau menemukan ketrampilan yang dibutuhkan. Cooperative learning ; siswa belajar kelompok atau berpasangan untuk saling membantu memecahkan problem yang dihadapi. Menekankan lingkungan sosial belajar, mengeksplorasi pengetahuan dan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Generative learning ; yakni menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata.
Discovery learning Reception learning Assisted learning Model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivisme Active learning Accelerated Learning Quantum teaching learning (QTL) Contextual teaching and learning (CTL)
Humanisme Bahwa proses belajar bukan sebagai sarana transformasi pengetahuan saja tetapi lebih dari itu proses belajar merupakan bagian dari mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Tokoh teori pendidikan ini adalah John P. Miller (Humanizing classroom) atau pendidikan afektif / pendidikan nilai. Sehingga siswa di dorong untuk : Menyadari diri sebagai suatu proses perwujudan yang sedang dan akan terus berubah (self regulated learning) Mencari konsep dan identitas diri Memadukan kesadaran hati dan pikiran. Metode pembelajaran yang terbangun dari filosofi humanisme ini adalah : open school, multiple intellegence, emotional intellegence, spiritual intellegence dan experential learning.