BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual,

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MAKALAH SENAM LANTAI

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan individu secaraneuromuscular, perseptual, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Penulisan. 1.3 Metode penulisan

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

UPAYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SIMPAI DAN BOLA JURNAL. Oleh CANDRA BUANA

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

HEADSTAND / KOPSTAND

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

I. TINJAUAN PUSTAKA. bergerak. Namun yang melakukan senam ini hanya kaum pria. pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. back over merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

KOMPETENSI DASAR PENJASORKES SEKOLAH DASAR KELAS I - VI. Kompetensi Dasar Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto ( 1999), menyatakan bahwa masa

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

PENGERTIAN ROLLING DEPAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya dalam materi. Materi senam terdapat pada kurikulum Sekolah Menengah Atas dengan

Peta Konsep GERAK RITMIK

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB III METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

HUBUNGAN POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HANDSTAND. Jurnal. Oleh. Ririn Efrina

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhannya sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh manusia (Purwanto 2002:84). Winkel (1996:53) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interkasi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas. Surya brata (2002:203) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli tentang belajar, yaitu: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan. b. Bahwa perubahan itu pada dasarnya adalah di dapatkannya kecakapan baru. c. Bahwa peubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

7 Kegiatan belajar sendiri tidak dapat di paksakan dari seseorang kepada orang lain, belajar harus di lakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan siswa secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai belajar di atas, dapat di katakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang di timbulkan oleh suatu pengalaman dan mempegaruhi oleh lingkungan. Perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang di lakukan individu. Ketiga faktor di atas merupakan faktor intern, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya adalah faktor ektstern. Faktor-faktor ekstern berpengaruh terhadap belajar di kelompokkan menjadi tiga faktor yakni: a. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi. b. Faktor Sosial Faktor sekolah yang mepengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor Masyarakat Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

8 B. Pengertian Belajar Mengajar Hampir semua ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah memodifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu dan bukan suatu hasil dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya meningkatkan akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengusaan hasil latihan, melaikan perubahan kelakuan. Menurut Hamalik (2003) Menagajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Husdarta dkk (2002) mengatakan bahwa mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja, tetapi guru juga harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang di sengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang disajikan kepada siswa. Dalam pengertian luas, belajar dapat di artikan sebagai kegiatan psikofik perkembangan menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar di maksudkan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan denga ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan.

9 C. Pengertian Senam Sebelum kita mengetahui pengertian senam, sebaiknya kita harus mengetahui ciri ciri senam telebih dahulu, antara lain: 1. Gerakan gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja. 2. Gerakan gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh) 3. Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis. Berdasarkan ciri ciri diatas, batasan senam adalah aktivitas fisik atau latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis sesuai dengan tata urutan gerak dengan tujuan membentuk rangkaian gerak artistik yang menarik dan mengembangkan pribadi secara harmonis. D. Pengertian Senam Lantai Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang. Jenis senam ini juga disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat

10 untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan. 1. Gerakan Dasar Senam Lantai Sebelum mempelajari gerakan dasar diperlukan pembinaan dan pembentukan fisik yang teratur, hal ini perlu karena adanya fisik yang sudah terbentuk akan memudahkan dalam mempelajari gerakan dasr. Beberapa contoh gerakan dasar senam lantai: Roll depan, yang dimaksud roll depan ialah gerakan badan berguling ke arah depan melali bagian belakang (tengkuk), pinggul, pinggang, dan panggul bagian belakang. Kayang, yang dimaksud kayang ialah suatu bentuk sikap badan terlentang yang membusur, bertumpu pada kedua kaki dan kedua tangan siku-siku dan lutut lurus. Sikap lilin - Posisi tidur terlentang. - Kedua tangan ditekuk dekat sisi telinga - Angkat kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan tangan menopang pinggang. Meroda, gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan dengan sikap menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan ketika berputar menggunakan kedua tangan dan kaki.

11 2. Kompetensi Gerak Dasar Lantai Senam merupakan bentuk latihan pada senam lantai atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh. Menurut Hidayat (1995) Kompetensi dasar senam lantai yaitu memahami gerak dasar senam lantai dengan mempraktikkan senam dasar dengan bentuk latihan baling-baling bertumpu pada kaki-tangan serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab. Menurut Hidayat (1995) E. Gerakan Meroda Gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan dengan sikap awal menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan ketika berputar menggunakan kedua tangan dan kaki. Teknik gerakan meroda dapat dilakukan sebagai berikut ; Tahap persiapan - Berdiri sikap menyamping arah gerakan - Kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lengan terenatang serong atas. Tahap gerakan - Bila gerakan diawali tangan kiri, letakkan telapak tangan kiri pada matras yang diikuti kaki kanan terangkat lurus ke atas. Saat tangan kanan diletakkan pada matras kaki kiri

12 terangkat lurus ke atas, hingga badan membentuk berdiri dengan tangan. - Turunkan dengan cepat kaki kanan pada matras disusul terangkatnya tangan kiri dari matras dan kaki kiri mendarat matras Akhir gerakan - Berdiri sikap menyamping arah gerakan dengan posisi kedua kaki terbuka selebar bahu. - Sikap kedua lengan terentang serong atas. - Pandangan ke depan atas. Model Peraga. Gerakan Meroda Gambar. Ade Jubaedi. 2010. Bahan Ajar Senam 1: Universitas Lampung. F. Model Pembelajaran Hasil belajar yang dicapai siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan yang sesuai dengan karakteristik materi atau siswa.

13 Menurut Soekamto dan Winataputra (1997:101) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan akitivas pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran adalah sebuah perancangan atau pola yang dapat digunakan ntuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi pembelajaran dan untuk memandu kegiatan pembeajaran didalam kelas atau setting kelas lain. Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus, yaitu: 1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya. 2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana. 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai. Menurut Soekamto dan Winataputra (1997:101) Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut lagkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan teroganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran.

14 Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah model pembelajaran dengan bantuan guru dengan penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan bantuan guru dan penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien. G. Model Pembelajaran Dengan Bantuan Guru Menurut Surya brata (2002) Model bantuan guru adalah metode yang paling umum dalam proses pembelajaran, dimana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemulaan gerak. Dalam penggunaannya, metode ini mempunyai beberapa tujuan dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan. Penggunaan model bantuan guru sangat penting dalam cabang olahraga yang berbahaya seperti senam sehingga memerlukan bantuan untuk mengurangi timbulnya bahaya. Demikian juga dalam renang, ketika pertama kali mempelajarinya dan merasa takut. Di sini siswa tentu perlu dibantu, baik secara langsung oleh bimbingan guru atau lewat pakaian alat-alat penolong. Model bantuan guru bisa dilakukan dengan berbagai cara bergantung setting pembelajarannya. Beberapa bentuk bimbingan sedikit longgar, sehingga hanya memberikan sedikit bantuan untuk tampil kepada siswa. Bentuk lain dari

15 bimbingan ada yang lebih ketat dan besifat kontak langsung dengan siswanya. Bimbingan jenis ini bisa kontak langsung dengan guru atau dengan alat tertentu seperti pada senam. Setiap bentuk bimbingan tentunya memberi bantuan yang bersifat sementara selama fase awal latihan. Setelah proses selanjutnya, siswa diharapkan mampu melakukannya sendiri tanpa adanya bantuan dari guru. Beberapa penelitian mengenai model ini telah memberi gambaran yang jelas mengenai kapan, pada kondisi apa, dan pada jens keterampilan yang bagaimana model ini paling baik digunakan. Penelitian menyatakan bahwa model bantuan guru memang efektif dalam membantu siswa melakukan tugas geraknya. Namun demikian, kemampuan siswa dalam menampilkan tugasnya itu segera hilang ketika bimbingan yang semula diterimanya itu ditiadakan. Hal ini menandakan bahwa model bantuan guru ini hanya efektif jika keberadaannya tetap dipertahankan terus. Menurut Surya brata (2002) keuntungan dari model bantuan guru diterapkan pada dua kondisi dibawah ini: 1. Latihan dini Dalam latihan yang sangat dini, ketika siswa sedang mengembangkan gagasan tugas yang sangat primitif, prosedur bimbingan sangat berguna. Prosedur itu akan dapat membantu siswa memperjelas gambaran dasar suatu keterampilan, memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan, serta memicu perhatia siswa kappa ia harus memulai gerak tubuhnya. Uuntuk menghindari efek buruk model bantuan guru ini, maka

16 bantuan harus segera dihilangkan ketika siswa mulai mampu melakukan tugasnya secara mandiri. 2. Tugas berbahaya Kekecualian lain penggunaan model bantuan guru ini adalah situasi yang berbahaya. Bimbingan fisik, seperti sabuk penopang yang sering digunakan siswa ketika mempelajari keterampilan senam, dapat mencegah terjadinya salah gerak yang membahayakan. Jika alat tidak tersedia, guru harus mampu memberikan bimbingan fisik pada saat kritis. Model Pembelajaran Gerakan Meroda Model I Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan. Latihan ini dibantu oleh guru Gambar I. Latihan gerakan meroda Model II Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan dan sampai

17 dengan akhiran (berdiri seperti gerak awalan). Latihan ini dibantu oleh guru Model Peraga. Latihan gerakan meroda Gambar II. Latihan gerakan meroda H. Keterampilan Gerak Keteampilan itu dapat juga di pahami sebagai indikator tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh. (Lutan, 1988:95) Keterampilan gerak adalah yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks ketermpilan gerak yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yakni : (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif dan (3) tahap otomatis. (Lutan 1988:305)

18 1. Tahap Kognitif Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien bahkan hasilnya tidak konsisten. 2. Tahap Asosiatif Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara cara siswa melakukan tugas gerak dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap dan lambat laun semakin konsisten. 3. Tahap Otomatis Pada tahap ini keterampilan motorik yang dilakukannya akan dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangktutan tidak seberapa terganggu oleh kegiatan lainnya.

19 I. Kerangka Pemikiran Model bantuan guru adalah metode yang paling umum dalam proses pembelajaran, dimana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemulaan gerak. Dalam penggunaannya, metode ini mempunyai beberapa tujuan dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan. Gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan dengan sikap awal menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan ketika berputar menggunakan kedua tangan dan kaki. Dengan menggunakan dua model pembelajaran bantuan guru yaitu: Model I Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan. Latihan ini dibantu oleh guru Model II Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan dan sampai dengan akhiran (berdiri seperti gerak awalan). Latihan ini dibantu oleh guru. Dengan harapan bisa meningkatkan pembelajaran gerak dasar meroda. J. Hipotesis Kunandar (2009:89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bahkan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan menghasilkan perbaikan yang di inginkan.

20 Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut: H1. Jika pembelajaran meroda menggunakan bantuan guru yaitu Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan.. Maka pembelajaran meroda dapat ditingkatkan dan diperbaiki. H2. Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan dan sampai dengan akhiran (berdiri seperti gerak awalan). Latihan ini dibantu oleh guru. Maka pembelajaran meroda dapat di tingkatkan dan diperbaiki.