H. PEI.IYA}TYIASI DA}I AIIIALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

Metode Pembelajaran Dengan Menggunakan Audio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Usaha tersebut

LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui

Oleh : Hari Winarto STRATEGI PEMASARAN. Hari Winarto

PENGGUNAAN VARIABEL GAMBAR BUAH-BUAHAN DAN HURUF UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

layanan pendidikan pemerintah (negeri),

LAMPIRAN 1: KISI-KISI KUESIONER SIKAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Aktivitas Siswa Dengan Menerapkan Media Animasi

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN GAMBAR SERI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN SEDEHANA

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

ofself-reflective enquiry undertaken byparticipant (teacher, student orprincipals).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan (Kurniasari, 2007:1). Seorang guru harus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Pembina Menggala pada bulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan menjawab semua permasalahan yang dirumuskan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Diantaranya adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

M a t a l i A B S T R A K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Minat. 1. Pengertian Minat Belajar. Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi

BAB I PENDAHULUAN. memaknai materi dalam kehidupannya sehari-hari. Kemampuan intelektual siswa

Paket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, desain penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 2010), hlm. 1. Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 20.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

B A B V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian-uraian mengenai landasan teori pada. bab II, kondtsi sesungguhnya yang terjadi pada perusahaan,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

4lk?- c' 11 H. PEI.IYA}TYIASI DA}I AIIIALISIS DATA sesuai dengan judul penelitian "Korelasi Antara strategi Guru-Guru Bahasa Inggris SLTP Negeri- Dan Prestasi siswanya se- Propinsi Riau" memillki dua variable yakni : a. Strategi mengajar guru-guru (x) dan b. Prestasi belajar siswanya (Y)' Padabagianpertamapenyajiandanana}isisdataakan didiskusikan tentang keadaan strategi mengajar guru-guru yang mencakup dua strategi umum yakni strategi Iangsung dan strategi tidak langsung. Kedua jenis strategi tersebut terdiri dari6(enam)aspek.sepertistrategimemorj-,strategi kognitif,. strategi kompensasi, strategi meta kognitif' strategj- afektif, dan strategi sosj-a-l-. untuk l-ebih ielasnya pelaksanaan semua strategi tersebut, berikut ini akan dipresentasikan satu Per satu' No. 1. : PengelomPokan : bahasan sesuai : tema TabeJ. H. f Inplenentasj-kan Strategi Merpri pokok: dq s ;D/$ :E/$ 71 29 2. : Pemberian Penjelasan singkat tentang suatu fopik uacaai 14 t-9 21 3 3 6o 3. :Pemakaian Kosakata kunci sesuai dq kon teksnlra 11 4. : Menyuruh murid mem bayangkan penj elas uru 5. :pemberian Kerangka 10 18 ide suatu bacaan 16 25 72 18

l l '.f fl L2 6.: Pemantapan pemaham an kata kunci terlebih dahulu oleh murid 1B 79 15 7. : Penggunaan alat bu nyi tertentu untuk pemahaman suatu ka ta 8. : Peninjauan ulang terhadap bahan-ba han ajar secara ber urutan 1 18 15 15 5 13 20 17 9.:Melakukan peragaan terhadap suatu kata yang sulit dipa hami 11 74 23 6 10: Penyiapan rangkaian tekhnik-tekhnik memahami suatu pokok bahasan T4 1_6 22 50 ilum]-ah 115 159 2LO 96 20 0 Persentase 19,16 26,5O 35 16 3-33 100$ Tabel diatas telah menunjukkan variasi pilihan dalam pengimplementasian strategj- memori yang dilakukan oleh guruguru dalam proses belajar mengajar bahasa fnggris di SLTP se- Propinsi Riau. Pilihan yang menonjol berada pada dua kelompok yakni pada katagori sangat sering dan sering yaitu sebesar 61.50 %. HaI itu berarti startegi memori cukup mendominasi startegi- mengajar yang ditempuh oleh guru-guru terutama dalam hal memahami ide pokok suatu pokok bahasan. Strategi ini juqa untuk mengaitkan pemahaman antara hal sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari. Hal i-tu memang sejalan dengan penerapan

strategi kognitif seperti yang tergambar pada taber berikut dl bawah in1. fabel H. 2 Iqrl.enentasi Strategi Kogmitif No: Item Nomor Frekuensi,/persentase jawaban 11 :Menyuruh murj-d ulangi di waktu l-ain mengyang 12 1_0 23 12 12 :Menyuruh murid mengerjakan l-atihan tertentu 27 18 11 13. :Menyuruh murid me.l-akukan praktek percakapan se-alamiah mungkin 15 27 r_ 14. :Menyuruh murid mengasosiasikan pelajararan yang lalu dengan pelajaran baru. tr J L9 22 15. :Menyuruh murj-d memahami ide-ide pokok bahasan secepat mung kin 16. :Menyuruh murid membe rikan tanggapan deng an dise,rtai oleh con toh-contoh. 12 25 15 13 26 77 17. :Menggunakan alat ban tu dalam menerangkan pelaj aran 10 2B 11

l4 18. :Mempraktekkan segala bentuk kesalahan Yangdilakukan murid sewak tu memberikan tanggap- pan - 19. :Menyuruh murid memberikan perbedaan antara satu konsep dengan kon sep yang lainnya 20. :Menyuruh murid menerie mahkan teks bahasa Ing geris kedalam bahasa Indonesia 21. :Menyuruh murid menerje mahkan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inqgeri-s 14 20 19 L9 22 10 L4 22 11 13 26 \6 22. :Menyuruh murj-d mencatat hal-hal yang dite ranqkan 22 T7 18 23. :Menyuruh murid membuat rj-ngkasan Pelajararan 24. :Menyuruh murid mengga ris bawahi ha.l--hal Pen ting dari setiap Pokok bahasan t4 23 50 Ll 19 11,fum].ah LzL 2L5 275 L74 55 840 Persentase 14.40 25.59 32.73 20.7L 6.54 100$ Data yang ada dalam tabel- diatas ini yakni tentang penerapan strategj- kognitif agak sedikit berbeda dengan keadaan penerapan strategi memori. Tekanannya terl-etak pada

tiga kelompok yakni sangat seri-ng, sering, dan agak sering yakni sebesar.30 %. Dengan demikian guru-guru sudah mulai memberikan keleluasaan kepada muridnya dalam pemanfaatan daya fikir dan kreatifitas mereka. HaI itu secara nyata sudah tergambar dari hampir seimbangannya kategori agak sering dengan sangat sering- dal-am kata lain, guru memiliki kesadaran yang berarti tentang artj- pentingnya suatu kreatifitas dan penggunaan daya fikir murid. sejalan dengan data diatas, tabel berikut ini yakni tentang penerapan strategi kompensasi juga hampir senada keadaannya dimana kategori- agak sering juga hampir seimbang keadaanya dengan aspek sangat sering dan paling sering. untuk lebih jelasnya dapat dilihat keadaan data pada tabel berikut ini. fabe]. H. 3 Inplerentasi Strategi Konpensasi No: Item Nomor Frekuensi / Persentase iawaban 25. :Memberikan Pancingan dengan kata-kata Yang berhubungan dengan maksud-maksud setiap pokok bahasan 15 19 1B 26.:Memberikan Iam bentuk kata-kata bantuan da yang bukan 5 15 22 74 21.:Menqgunakan bahasa l,!u murid dalam penj e Iasan pelaiaran 28. :Membantu murid Yang mengalami Permasalahan dalam menyerap Pelajar an. t6 2L 15 11_ 23 71

16 29. :Menggerakkan tangan da J-am menerangkan pelaja ran 11 2L 23 30. :Memberj-kan pengajaran dengan topik yang mudah terl-ebih dahulu 15 25 31. :Menyesuaikan topik den gan daya jangkau murid murid 16 19 11 5 32. :Mengaitkan konsep atau kata dengan hal- halyang sudah mereka keta hui 13 t2 31 33.:Menyuruh si-noni-m tentu murid mencari kata-kata ter- 9 30 13 50 ilum].ah 80 L22 200 96 42 540 Persentase L4.82 22.59 37.03 L7.77 7.77 100 Seperti apa yang ter1ihat pada tabel F.3 diatas, pada tabel F.4 berikut ini lebih meningkat frekuensi strategi pada kelompok agak seri-ng yakni sebesar 30.30%. HaI ini menandakan bahwa guru-guru sudah cenderung melonggarkan perannya terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan pendayagunaan meta kognitif murid-muridnya dalam menentukan langkah-langkah yang tepat untuk berkonsentrasi terhadap materi yang diaj arkan

IT fabe]. E. 4 Inplerentasi Strategi!fieta Kogrnitj.f No: ftem Nomor Frekuensj-/persentase iawaban 34:Mengaj-tkan materi dengan hal-hal yang sudah diketahui sebe lumnya 35.:Memusatkan murid-murid dahul-u perhatian terlebih 36. :Menyuruh murid-murid untuk mendengar deng an penuh perhatian keti.mbang bertanya 37. :Menyuruh murid-murid menentukan cara sendiri mengatasi masa- Iahnya : A/% : B/%: C/%: D/% z El%: Ket 18 22 13 20 1,7 16 25 20 5 10 2B 10 38. : Menyuruh membuat ri murid-murid rencana sen- 16 2B 12 39. :Menyuruh murid-murid menetukan sendiri tu juannya dalam kegiat an belajar 40. :Mencermati hasil TIK vang dicapai murid 41. :Memberikan tugas-tu gas tertentu kepada murid untuk meningkatkan hasil TIK '7 13 23 11 11 18 1B 13 13 79 1B 10

18 42. :Memberikan latihan 1 I 26 18 25 berbi-cara tambahan kepada murid. 43.:Menyuruh murid me- 1 3 25 20 11 monitor sendiri ke giatan yang dilaku kan murid 44.:Menyuruh murid meng 1 I 1,4 21, 16 evaluasi sendiri se gala kemajuan yang mereka capai Juml-ah 77 11s 203 200 7t 6 Persentase 10.75 ]-7.42 30.75 30.30 10.75 100% fab l H. 5 InpJ.erentasj- Strategi Afelctif No.: Item Nomor : Frekuensl/persentase jawaban A/% B/% c/% D/% E/% Ker 45.:Merilekkan murid j j-- 7 24 23 6 ka suasana sudah mem bosankan 46.:Memilihkan musik ter 1 3 72 16 28 tentu menyegarkan fi kiran murid 47.:Menggunakan a-l-at-alat 2 6 18 24 10 tertentu untuk membuat murid tertawa 48.:Membuat pernyataan 3 21 23 6 1 pernyataan yang menye nangkan murid 49.:Berusaha untuk tidak I 19 79 7 7 meneruskan kegiatan murid

19 50.:Memuji murid jika meka berbuat hal yang positif 51. :Menyuruh murid-murld untuk memperhatikan emosi masing-masing 25 12 20 6O 11 22 23 3 40 85 138 101 56 420 Persentase 9.52 20.23 32.85 24.O4 13. 33 100 Ka.l-au kita lihat pada tabel F.4 tersebut diatas sebelumnya juga berlanjut pada tabel F.5 diatas. Bahkan tabel ini sudah l-ebih meningkat lagi frekuensi yang terjadi pada kategori agak sering dan tidak pernah sama sekali yakni sebesar 37.31 % dari kesel-uruhan jawaban yang mereka berikan. Hal ini menandakan bahwa guru-guru tidak lagi memainkan peranan yang sangat dominan dalam konteks pembangki-tan semangat belajar murid-muridnya. Dengan kata laj-n, muridmuridnya sudah dapat mengatasi segala bentuk kejenuhan yang mereka hadapi sewaktu proses belajar mengajar berlangsung. Sejalan dengan keadaan pada tabel F. 5 tersebut diatas, data pada tabel 8.5 juga menunjukkan hal yang hampir bersamaan keadaannya meskipun frekuensi pada kelompok agak sering dan tidak pernah sama sekalj- agak sedikit -l-ebih rendah dari data pada tabel F.5 diatas. Namun demikianr perbedaan ini tidaklah sangat besar. Dengan demikian guru-guru juga tidak cenderung untuk menentukan Iangkah-langkah muridnya dalam aspek-aspek yang tercakup dalam strategi sosial- seperti menentukan rencana harian mereka yang sangat detail sifatnya.

20 fabe]. H..6i Inplenentasi StraEegi Sosial No.: Item Nomor : Erekuensj-/persentase iawaban A/% z B/%: C/% z D/% z E/%: Ket 52. :Mencek hal-ha} yang sudah dan yang belum 1 I 21 20 4 mereka pelajari 53. :Menyuruh murid untuk membuat daftar hari-- 6 22 18 '1,4 annya 54. :Menyuruh murid tertentu mendiskusikan I 14 t9 22 3 masalah tertentu dengan murid lain. 55. :Melakukan klarifika sj- tentang pelajar- 4 1'7 23 13 2 an yang telah di aj arkan 56. :Menyuruh murid meng oreksi sendiri- kesa 3 10 24 2t 2 lahan yang dialaminya 57.:Menyuruh murid saling bekerja sama 5 16 27 11 1- dalam belajar 58.:Menyarankan murid berpraktek dengan 2 10 77 22 9 orang asj-ng bila memungkinkan 59. :Menyuruh murid meng hargai perbedaan bu 9 18 21 9 3 daya sesama murid 50. : Menyuruh murj-d mema hami fikiran dan pe t2 72 24 11 1 rasaan murid-murid lainnya. Juml-ah 39 111 204 ]-41 39 540 Persentase 7.22 20-55 31.71 21.22 7-22 100