BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia mengalami kelesuan. Hal ini tentu berdampak pula pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nida Afifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan yang sangat penting

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari adanya pajak. Pajak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu arti usaha adalah pekerjaan yang melibatkan perbuatan, daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, dan investasi nasional. Industri mikro dan kecil telah membuktikan bahwa mereka merupakan industri yang tangguh dan mampu bertahan melewati kondisi-kondisi sulit, yaitu krisis ekonomi. UMKM di Negara berkembang seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan social dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan pedeasaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut. Besarnya peran usaha mikro dalam perekonomian nasional paling tidak dapat dilihat dari : 1) dalam aneka dimensinya telah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, 2) dalam pembentikan prosuksi nasional, 3) UMKM adalah pelaku ekonomi utama dalam pelayanan kegiatan ekonomi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat lapisan bawah, dan 4) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh UMKM mempunyai implikasi langsung untuk meredam persolanpersoalan yang berdimensi sosial dan politik (Atin Hafidiah, 2010:5). Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diakui memainkan peran yang sangat penting didalam pertumbuhan pembangunan ekonomi tidak hanya dinegara sedang berkembang, tetapi juga dinegara maju. Dinegara berkembang, UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB) tetapi juga dibanyak Negara karena kontribusinya terhadap pembentukan pertumbuhan produk

2 domestik bruto (PDB) lebih besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar seperti yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan (2009:2) yaitu : UMKM dinilai sangat penting karena karakteristik-karakteristik usaha mereka dari usaha besar hingga usaha mikto, seperti sektor informal, terutama karena UMKM adalah usaha-usaha padat karya, terdapat disemua lokasi terutama pedesaan, lebih tergantung pada bahan-bahan baku lokal dan penyedia utama barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau miskin. Usaha sekala mikro di Indonesia merupakan subjek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan mikro tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi peluang kerja yang potensial. Para ahli ekonomi sudah lama menyadari bahwa sektor industri sebagai salah satu karakteristik keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri mikro menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, memperluas angkatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun 2009-2013 Tahun Jumlah UMKM 2009 52.764.603 2010 53.823.732 2011 55.206.444 2012 56.534.592 2013 57.895.721 Sumber: bps.go.id Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 52.764.603 unit usaha dan pada tahun 2013 jumlah UMKM meningkat menjadi 57.895.721 unit usaha. Berikut adalah beberapa keunggulan UMKM di Indonesia 1. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk. 2. Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil. 3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerpannya terhadap tenaga kerja.

3 4. Fleksibiltas dari kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan skala yang besar yang pada umumnya birokratis. 5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan. Saat ini UMKM telah berkembang di seluruh provinsi Indonesia tidak terkecuali di provinsi Jawa Barat. Berikut adalah perkembangan UMKM di Provinsi Jawa Barat periode 2009-2013 : Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat Tahun 2009-2013 Tahun Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah 2008 8.108.834 9.832 7.095 2009 8.410.246 106.752 7.496 2010 8.616.254 106.592 7.408 2011 8.626.671 116.062 8.181 2012 9.042.519 115.749 8.235 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah usaha mikro 8.108.834 unit usaha sedangkan tahun 2012 menjadi 9.042.519 unit usaha. Hal ini menandakan bahwa dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa barat Kota Bandung memiliki kontribusi cukup besar dalam pembentukkan ekonomi Provinsi Jawa Barat salah satunya dari sektor UMKM dan industri kreatif. Keberadaan wirausaha yang banyak di Kota Bandung mampu mengurangi tingkat pengangguran. Para pencari kerja yang tidak terserap oleh perusahaan mencoba membuka usaha sendiri. Kota Bandung memiliki industri usaha mikro kecil dan menengah yang cukup banyak. Salah satu usaha mikro yang banyak di kota Bandung adalah para pedagang ikan hias. Keberadaan para pedagang ikan hias ini sudah ada sejak tahun 2000 hingga sekarang. Penjualan ikan hias telah dijadikan sebagai mata pencaharian utama

4 oleh para pedagangnya. Mereka yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi tidak mampu untuk bekerja di suatu perusahaan, maka dari itu mereka mencoba menjadi wirausaha dengan menjual ikan hias. Namun saat ini, para pedagang ikan hias Jalan Peta Bandung memiliki hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Sehingga banyak pedagang yang menutup usahanya karena tidak dapat mengatasi hambatan dan permasalahan yang ada. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, semenjak tahun 2009-2013 banyak para pedagang yang gulung tikar. Dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 30 pedagang mengalami kebangkrutan karena sudah tidak seimbang antara peanawan dan permintaan. Sementara tidak sedikit di antara para pedagang mengandalkan modalnya pada pinjaman kredit. Berikut adalah jumlah pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung dari tahun 2009-2013 : Tabel 1.3 Jumlah Pedagan Ikan Hias di Jalan Peta Kota Bandung No Tahun Jumlah Pedagang Ikan Hias Pertumbuhan (%) 1 2009 90-2 2010 126 40 3 2011 72-42.85 4 2012 62-13.89 5 2013 60-3.23 Sumber : LSM Ikan Hias Peta Berdasarkan Tabel 1.3 jumlah pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang ditemukan pada pedagang ikan hias saat pra penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Minimnya dukungan dari pemerintah setempat. 2. Kurang taatnya pedagang terhadap aturan yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini yang menyebabkan para pedagang mengalami penggusuran. 3. Kurangnya pengetahuan dalam mencari modal luar. 4. Konsep usaha yang kurang berkembang. 5. Perizinan legalitas yang sulit.

5 Selain kelemahan yang dihadapi di atas, usaha-usaha mikro di Kota Bandung termasuk para pedagang ikan hias adalah kesulitan untuk dapat berkembang sehingga daya saingnya rendah. Permasalahan utama yang banyak dihadapi para pedagang untuk dapat berkembang adalah kurangnya modal untuk mengembangkan usaha, pengusaha mikro umumnya tidak memisahkan pembukuan usaha dengan pengeluaran pribadi sehingga modal usaha sering terpakai untuk kebutuhan pribadi, kurangnya pengetahuan serta kemampuan manajerial. Kelemahan diatas jika terus dibiarkan akan memberikan dampak bagi keberhasilan usaha para pedagang ikan hias. Hambatan yang dihadapi oleh para pedagang ikan hias ini akan menyebabkan menurunnya laba yang diterimanya. Berikut adalah data laba yang diterima oleh beberapa pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung : Tabel 1.4 Laba Penjualan Ikan Hias Periode Oktober Desember 2014 (Rupiah) No Nama Laba Oktober November Desember 1 Cawan 2.500.000 2.800.000 2.000.000 2 Itang 2.400.000 2.500.000 1.500.000 3 Yati 2.800.000 2.000.000 1.500.000 4 Asep 3.000.000 2.500.000 2.000.000 5 Igun 1.500.000 2.000.000 1.700.000 6 Pepeng 2.500.000 2.000.000 2.000.000 Total Pendapatan 14.700.000 13.800.000 10.700.000 Sumber : Data hasil pra penelitian Berdasarkan data diatas bahwa laba yang diterima oleh pedagang ikan hias cenderung berfluktuatif. Pada bulan desember rata-rata pedangang ikan hias mengalami penurunan laba yang diterima. Hal ini disebabkan karena cuaca yang kurang mendukung. Adanya musim hujan dapat mengurangi laba para pedagang ikan hias, kualitas ikan yang jelek pada musim hujan serta kurangnya pembeli di musim hujan menyebabkan laba menurun di bulan Desember. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel perkembangan laba pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung periode Oktober-Desember 2014 :

6 Tabel 1.5 Perkembangan Laba Pedagang Ikan Hias di Jalan Peta Kota Bandung Periode Oktober-Desember 2014 (Rupiah) Bulan Rata-Rata Laba Persentase (%) Ket Oktober 2.450.000 - - November 2.300.000-6.12 Turun Desember 1.783.333-22.46 Turun Sumber: Data hasil pra penelitian, diolah Seperti pada tabel 1.5, perkebangan laba pedagang ikan hias di Jalan peta Kota Bandung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kenaikan dan penurunan laba memang hal biasa dalam suatu usaha namun laba pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung dari bulan oktober hingga desember 2014 cenderung mengalami penurunan daripada kenaikan. Adanya penurunan pendapatan menunjukkan bahwa perkembangan usaha sedang tidak baik. Persaingan yang terjadi diantara pedagang ikan hias membuat para pedagang harus lebih gesit dan pandai dalam meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah para pengusaha memiliki sikap usaha, kemampuan manajerial serta modal usaha yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Bandung. Judul yang diangkat adalah Pengaruh Kemampuan Manajerial, Sikap kewirausahaan dan Modal Usaha Terhadap (Studi Kasus Pedagang Ikan Hias Jalan Peta Bandung). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang diatas, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah penurunan laba pedagang dalam 3 bulan terakhir. Penurunan laba ini disebabkan dari faktor internal dan eksternal. Kurangnya pengetahuan manajerial, sikap kewirausahaan, dan modal usaha yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. oleh karena itu para pedagang di tuntut untuk mampu menghadapi masalah internal dan eksternal tersebut untuk mencapai keberhasilan usaha yaitu dengan peningkatan laba.

7 Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu pada faktor kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan, dan modal usaha. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran umum kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan, modal usaha dan keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung? 2. Bagaimana pengaruh kemampuan manajerial terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung? 3. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung? 4. Bagaimana pengaruh kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung? 5. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung? 6. Bagaimana pengaruh modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Gambaran umum kemampuan manajerial, sikap kewirausahaan dan modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. 2. Pengaruh kemampuan manajerial terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung 3. Pengaruh sikap kewirausahaan terhadap modal usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. 4. Pengaruh kemampuan manajerial terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. 5. Pengaruh sikap kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung. 6. Pengaruh modal usaha terhadap keberhasilan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta Kota Bandung.

8 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Dari segi ilmiah, penelitian inii diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya ekonomi mikro dalam memberikan gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan usaha mikro. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi pedagang, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan usaha. 2. Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih mendorong usaha mikro. 3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. 4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah keberhasilan usaha dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang penelitian ini.