BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPERHENSIVE INCOME PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ARTIKEL ILMIAH

Yudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmar. Hasil dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan status penyajian akun-akun Other Comprehensif Income (OCI)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung

BAB V PENUTUP. yang merupakan ruang bagi keuntungan atau kerugian komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. IFRS ( International Financial Reporting Standard ) adalah standar

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

RELEVANSI NILAI OTHER COMPREHENSIVE INCOME DAN KOMPONEN-KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TUJUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga mengambil cara lain yaitu dengan menjual sahamnya kepada para

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Nilai relevansi informasi akuntansi (value relevance) mempunyai arti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

PENDAHULUAN. dalam satu periode (Kieso et al., 2011). Terdapat dua pendekatan untuk melaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB V 5 PENUTUP. Penjabaran terhadap perkembangan Other Comprehensive Income (OCI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. International Federation of Accountants (IFAC). Sebagai komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB I PENDAHULUAN. pada aktiva keuangan yang sifatnya financial asset atau real asset

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

PERSIAPAN PENERAPAN PSAK ETAP Oleh : Syarief Basir, CPA, SH, MBA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

INVESTIGASI PENYAJIAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINDAN KOMPONENNYA PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI PASCA IFRS

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang masalah. Laporan keuangan merupakan penggunaan kinerja yang penting

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, relevansi, dan keseragaman agar dapat diperbandingkan. dengan laporan keuangan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

PENYAJIAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN DAN KOMPONENNYA PADA INDUSTRI KEUANGAN

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN LABA-RUGI MENGGUNAKAN METODE PSAK DAN IFRS PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA.Tbk

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang bersangkutan,

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan

PENDAHULUAN. yang go public. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan

ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPERHENSIVE INCOME PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA SEKTOR INDUSTRI KEUANGAN PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. Laporan keuangan adalah ringkasan data moneter sebuah perusahaan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sektor industri secara global saat ini sangat menuntut untuk adanya pengaturan secara standar dalam sebuah laporan. Berbagai sektor industri menjadikan standar tersebut sebagai hal penting untuk daya saing, serta dapat memperoleh informasi yang sama bagi setiap pembacanya dan investor. Bagi investor kesamaan dalam standar laporan keuangan sangat memudahkan untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat terhadap investasi yang akan dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional. Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) merupakan implementasi dari terbantuknya kesamaan standar laporan terutama laporan keuangan secara mendunia. Di Indonesia penerapan Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) dipublikasikan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), secara organisasi yang merupakan tempat para akuntan di Indonesia, namun secara implementasi dan regulasi diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga pemerintah yang memiliki wewenang dalam pengaturan regulasi bagi perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Otoritas Jasa Keuangan telah mendatangani perjanjian kerjasama dengan IFRS Foundation. 1

2 Penerapan Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) untuk diadopsi penuh kepada semua industri yang Go Public. Sebelumnya pada laporan keuangan masing-masing perusahaan yang Go Public telah memiliki Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Namun setelah munculnya Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) tentu akan terjadinya perbedaan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia, hal ini menjadi sebuah tantangan bagi para regulator untuk mewujudkannya. Bagi perusahaan yang ada di Indonesia bukan hal yang mudah untuk melakukan transformasi dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menjadi Internasional Financial Reporting Standar (IFRS), dari tahun 2012 transformasi Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) dilakukan dengan secara bertahap untuk diadopsi secara penuh oleh semua perusahaan yang ada di Indonesia dalam laporan keuangannya. Yuetang, et al (2001) menyampaikan bahwa penilaian informasi akuntansi dengan nilai wajar merupakan bagian dari reformasi akuntansi. Isu ini didasari kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam G-20. Dichev, et al (2013) mensurvey 169 kepala bagian keuangan dan menemukan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laba adalah standar akuntansi. Syarat kualitas laba yang baik adalah memiliki sedikit akun akrual. Standar akuntansi yang dapat mendorong peningkatan kualitas laba adalah jika didasarkan pada nilai wajar. Strandar akuntansi berbasis IFRS dipercaya mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi karena penggunaan fair value dalam penilaian dapat

3 mencerminkan kondisi riil ekonomi perusahaan (Cahyonowati dan Ratmono, 2012). Pengadopsian akan mengubah standar akuntansi Indonesia yang sebelumnya mengacu pada Rule Based (berbasis aturan) menjadi Principal Based (berbasis prinsip). Di Indonesia dalam melakukan konvergensi IFRS dilakukan beberapa tahap. Adapun tahapan Indonesia dalam melakukan konvergensi IFRS adalah sebagai berikut: 1. Tahap Adopsi (2008-2011), meliputi aktiitas dimana seluruh IFRS diapdopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. 2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS. 3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evalusi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif. Pada tahun 2011, laporan keuangan telah mengalami sedikit perubahan. Perubahan yang paling terlihat dalam laporan laba rugi yang menjadi laporan laba rugi komprehensif. Mulai tahun 2011, pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan. Karena tidak ada hal yang luar biasa (Extraordinary). Pada tahun 2011, manajemen diaharapkan diharapkan memiliki manajemen risiko yang baik. Jika dahulu kejadian kebakaran atau bencana alam dicatat sebagai kerugian luar biasa

4 pada akun yang terbakar. Sekarang, jika terjadi kebakaran atau bencana alam dan aset masih tersisa, maka aset tersebut diturunkan nilainya (impairment). Selain tidak adanya lagi pos luar biasa, saat ini muncul pendapatan komprehensif lain karena pos-pos ini menampung peningkatan aset karena peningkatan ekuitas yang bukan karena transaksi oleh pemilik. Pos-pos yang menampung hasil revaluasi nilai wajar ini belum terealisasi (unrealized), maka tidak cocok masuk laba-rugi. Pos-pos ini juga tidak dimasukkan ke ekuitas karena memenuhi definisi pendapatan. Oleh karena itulah, pos-pos ini disenidirikan dalam pendapatan komprehensif lain. Berdasarkan PSAK tahun 2011 munculnya OCI (Other Comperhensive Income) berasal dari : 1. PSAK No. 10 tentang penjabaran laporan mata uang asing ke mata uang pelaporan. 2. PSAK No. 16 tentang revaluasi aset tetap ke nilai wajarnya. 3. PSAK No. 24 tentang program imbalan pasti yang terkait perubahan asumsi aktuaria. 4. PSAK No. 50 tentang investasi tersedia untuk dijual. 5. PSAK No. 55 tentang aktivitas lindung nilai dari cash flow. Implementasi transformasi dalam laporan keuangan berbasis Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) sangat signifikan dalam mengatur struktur laporan keuangan seperti munculnya Other Comperhensive Income (OCI) di struktur laporan laba rugi yang bagian dalam laporan secara utuh. Sangat penting

5 laporan laba rugi untuk disajikan secara tepat dan benar untu informasi mengenai kemampuan sebuah perusahaan dalam menyajikan laba perusahaan secara nyata. Penerapan Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) dilakukan untuk semua sektor bisnis bagi perusahaan yang Go Public. Pada sektor industri dasar dan kimia seperti kimia, logam dan sejenisnya, pakan ternak, semen dan lain sebagainya yang telah Go Pulic diwajibkan untuk menerapkan laporan yang berbasis Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) agar perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang sangat tinggi dan akan menjadi industri yang banyak diperhatikan oleh investor domestik maupun investor internasional. Perusahaan memiliki yang tercatat pada laporan laba rugi yang menggambarkan bahwa arus kas dimasa yang akan datang untuk menilai pekembangan bisnis di sektor industri dasar dan kimia. Investor maupun calon investor sangat perlu sebuah informasi untuk mengambil sebuah keputusan investasinya ntuk jangka panjang, jangga menengah, maupun jangka pendek. Implementasi Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) memberikan ruang kepada pendapatan komperhensif lainnya (OCI), untuk disajikan dan mengetahui keuntungan dan kerugian yang belum ataupun telah terealisasi seperti selisih kurs mata uang asing, revaluasi aset tetap berwujud dan yang tidak berwujud, penyesuaian program imbalan kerja / pensiun, investasi asset keuangan yang tersedia untuk dijual, lindung nilai arus kas, dan bagian entitas asosiasi dan ventura bersama yang tercatat dengan menggunakan metode ekuitas dalam OCI. Penggunaan Other Comperhensive

6 Income (OCI) mempengaruhi sebuah penyajian informasi yang akan lebih terpisah sehingga dapat mempengaruhi harga saham. Other Comperhensive Income (OCI) sebagai penerapan dari Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) tidak bias lepas dari sebuah laporan perusahaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai regulator harus terus memberikan pemahaman transformasi dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menjadi penerapan Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) secara penuh. Pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus melakukan transformasi pelaporannya sejak tahun 2012 secara penuh. Other Comperhensive Income (OCI) bagian dari laporan laba rugi perusahaan sangat penting dalam penyajian sebuah laporan arus kas yang belum terealisasi secara akurat, karena secara struktur dapat mempengaruhi hubungan informasi dengan harga saham segingga dapat berpengaruh terhadap perubahan return nilai saham sektor industri dasar dan kimia. Saat ini pertumbuhan industri barang konsumsi terus membaik, Karena sifatnya konsumtif dan disukai banyak orang. Dari sebanyak lima dari enam emiten terbesar mencatatkan peningkatan pada emiten indeks konsumer, sehingga dapat dikatakan bahwa sektor konsumer merupakan contributor terbasar di semua sektor. Semua saham dari emiten ini akan menjadi sebuah pilihan yang tepat karena hingga kini masih memperlihatkan potensi peningkatan. Tumbuhnya industri barang konsumsi menjadikan semua perusahaan ini banyak perhatian dari para investor lokal maupun investor internasional, sehingga

7 bukan dari kinerja operasionalnya saja tetapi kinerja pelaporan yang baik dan implementasi Internasional Finance Reporting Standar (IFRS) harus dilakukan agar laporan yang akan dihasilkan menjadi transparasi serta mengikuti standar internasional. Penerapan Internasional Financial Reporting Standar (IFRS) sangat pentin bagi semua perusahaan agar kinerja pelaporannya akan terus terjaga. Standar pelaporan yang baik secara internasional menjadikan perusahaan terus tumbuh sehingga tidak hanya investor lokal tetapi investor internasional juga akan tertarik berinvestasi. Penelitian tentang other comprehensive income (OCI) pernah dilakukan oleh Ahmar dan Mulyadi (2016), Bratten et al. (2016). Ahmar dan Mulyadi (2016) menemukan bahwa terdapat perbedaaan penyajian perkembangan OCI pertahun selama tahun 2012-2015, dengan sampel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bretten et al. (2016) menemukan bahwa penyajian OCI yang diakibatkan penyesuaian nilai wajar mampu memprediksi kinerja bank. Du et al. (2015) menemukan bahwa investor lebih memilih penyajian OCI dalam format satu pernyataan (gabungan) dibandingkan format dua pernyataan (terpisah). Pentingnya penyajian OCI dan standar terkait dengan hal tersebut pernah diteliti oleh Ress dan Shane (2012), Chambers (2011), dan Concarov dan Hodson (2011). Sedangkan Fredzal dan Szytya (2013) menemukan bahwa penyajian OCI tidak berhubungan ukuran perusahaan pada sampel perusahaan di Warsaw stock pada tahun 2012. Bukti empiris lain terkait dengan peran OCI adalah kemampuannya mempengaruhi manejemen laba. Hal tersebut dibuktikan oleh Lin dan Rong (2015) dan Lestari (2013).

8 Berdasarkan pada semua uraian pembahasan yang terdapat pada latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui penyajian Other Comperhensive Income (OCI) pada perusahaan Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor industri dasar dan kimia pasca adopi Internasional Financial Reporting Standard (IFRS) periode 2012-2016. Judul dari penelitian ini Analisis Penyajian Other Comperhensive Income Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2012-2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan mencapai sasaran yang diharapkan. Adapun perumusan masalah yang muncul yaitu: 1. Apakah terdapat perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) selisih kurs mata uang asing pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 2. Apakah terdapat perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 3. Apakah terdapat perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) penyesuaian program imbalan kerja / pensiun pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016?

9 4. Apakah terdapat perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) perubahan investasi aset tersedia untuk dijual pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 5. Apakah terdapat perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) lindung nilai arus kas pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 6. Apakah terdapat perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) asosiasi arus kas pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 7. Apakah terdapat perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) selisih kurs mata uang asing pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 8. Apakah terdapat perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 9. Apakah terdapat perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) penyesuaian program imbalan kerja / pensiun pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 10. Apakah terdapat perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) perubahan investasi aset tersedia untuk dijual pada sektor industri barang konsumsi tahun 2012-2016?

10 11. Apakah terdapat perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) lindung nilai arus kas pada sektor industri barang konsumsi tahun 2012-2016? 12. Apakah terdapat perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) asosiasi arus kas pada sektor industri barang konsumsi tahun 2012-2016? 13. Bagaimana metode penyajian Other Comperhensive Income (OCI) pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016? 1.3 Tujuan Penelitian Sehubung dengan permasalahan yang ada, penyajian laporan pendapatan komperhensif lain penting dalam memberikan informasi bagi investor sehingga sangat diperlukannya penelitian ini. Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini, untuk mengetahui dan menganalisis sebagai berikut: 1. Menganalisis perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) selisih kurs mata uang asing pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 2. Menganalisis perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 3. Menganalisis perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) penyesuaian program imbalan kerja / pensiun pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016.

11 4. Menganalisis perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) perubahan investasi aset tersedia untuk dijual pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 5. Menganalisis perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) lindung nilai arus kas pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 6. Menganalisis perbedaan dalam nilai Other Comperhensive Income (OCI) asosiasi pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 7. Menganalisis perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) selisih kurs mata uang asing pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 8. Menganalisis perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 9. Menganalisis perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) penyesuaian program imbalan kerja / pensiun pada sektor industry dasar dan kimia tahun 2012-2016. 10. Menganalisis perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) perubahan investasi aset tersedia untuk dijual pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 11. Menganalisis perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) lindung nilai arus kas pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016.

12 12. Menganalisis perbedaaan dalam penyajian Other Comperhensive Income (OCI) asosiasi pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 13. Menganalisis metode penyajian Other Comperhensive Income (OCI) pada sektor industri dasar dan kimia tahun 2012-2016. 1.4 Manfaat Penelitian Pada penelitian ini sangat diharapkan berguna dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan baik secara akademisi maupun praktisi. 1. Bagi Peneliti Dapat mengetahui penyajian Other Comperhensive Income (OCI) pada sektor industri dasar dan kimia (dalam penelitian ini yang menjadi pengukuran adalah selisih kurs, revaluasi berwujud dan tidak berwujud, program imbalan kerja, investasi yang tersedia untuk dijual, lindung nilai). 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberi saran terhadap kajian atau lainya tentang penyajian Other Comperhensive Income (OCI) dan komponen berdasarkan sub sektor industrinya, serta dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi Praktisi Secara praktek diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen perusahaan atau emiten dalam melakukan kegiatan operasionalnya

13 dalam menentukan kebijakan serta penyajian untuk Other Comperhensive Income (OCI) dan komponennya berdasarkan sub sektor industrinya. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan pada Skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang ancangan penelitian, batasan penelitian serta identifikasi variabel. Lalu dilanjutkan dengan definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, dan juga teknik analisis data.

14 BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran subyek penelitian yang menjelaskan tentang populasi dan kriteria sampel yang akan dianalisis. Lalu ada analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif, analisis uji hipotesis dari pengolahan sampel yang telah dikumpulkan, dan juga ada pembahasan yang berisikan penjelasan hasil penelitian secara teoritik dan/atau empirik. BAB V PENUTUP Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan peneltian, dan juga saran peneliti untuk peneliti selanjutnya.