JURNAL MANAJEMEN PENDARATAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Management of Artisanal Fishing Port: a case study on Labuhanhaji fishing port, South Aceh Regency, Aceh Province. Abstract

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JOM. VOL 3. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

JURNAL STUDI PEMANFAATAN FASILITAS FUNGSIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

Oleh Linois D Simarmata 1), Jonny Zain 2), Syaifuddin 2) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University ABSTRACT

(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

PETA LOKASI PENELITIAN 105

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

Ayodhyoa, Lokasi dan Fasilitas Pelabuhan Perikanan. Bagian Penangkapan Ikan Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 29 halaman.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

ABSTRACT. Keywords: private port, purse seine, efficiency charging time supplies

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

7 KAPASITAS FASILITAS

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN PAGURAWAN DI DESA NENASSIAM KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA.

Fish Debarkation Time Efficiency Toward Fishery Tether Time Of Ship Draft In Tangkahan Bunga Karang Sibolga City North Sumatera

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

6 STRATEGI PENGEMBANGAN PENYEDIAAN/ PENYALURAN BAHAN KEBUTUHAN MELAUT PERIKANAN PANCING RUMPON DI PPN PALABUHANRATU

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IDENTIFICATION SERVICE SYSTEM UNLOADING FISHING BOATS IN THE OCEAN FISHING PORT BELAWAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN (TPI) DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

JOM VOL.3. 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

JURNAL STUDI TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS POKOK DI KAWASAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TASIKAGUNG KABUPATEN REMBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENGEMBANGAN DERMAGA PELABUHAN PERIKANAN PANTAI MORO DEMAK UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS KAPAL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

URNAL kuppstudy on utilization of Tiku fishing port facilities, Agam Regency, West Sumatera Province. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERANAN FASILITAS PPI TERHADAP KELANCARAN AKTIVITAS PENDARATAN IKAN DI CITUIS TANGERANG

Wiga Yullia Utami 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2)

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

Analisis Lama Waktu Pembongkaran Ikan Pada Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

Evaluasi Rencana Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Soreang Ditinjau dari Aspek Teknis dan Biologis di Kota Parepare Sulawesi Selatan

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

EVALUATION THE USE OF FACILITY FISHING PORT TELAGA PUNGGUR BATAM CITY. Keywords: Utilization of facilities, facilities, fishing port, Batam

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

BAB 4 ANALISIS. Hulu. Hilir

ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

EVALUATION UTILIZATION FACILITIES FISH LANDING BASE (PPI) DUMAI OF DUMAI CITY RIAU PROVINCE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

Oleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT

Transkripsi:

JURNAL MANAJEMEN PENDARATAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT OLEH DAUD HASIAN JOEL FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2017

JURNAL MANAJEMEN PENDARATAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau OLEH DAUD HASIAN JOEL NIM. 1304115371 FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2017

Manajemen Pendaratan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Provinsi Jawa Barat Daud Hasian Joel 1), Jonny Zain 2), Pareng Rengi 2) 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau daud_hasian@yahoo.com Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April 2017 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Provinsi Jawa Barat. Penelitian bertujuan mengetahui mengetahui penyebab perbedaan pelaksanaan pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu dengan panduan pengelolaan tata cara pendaratan ikan Direktorat Bina Prasarana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu dengan melakukan pengamatan unsur unsur dan fungsi manajemen yang berkaitan dengan fasilitas dan aktivitas pendaratan ikan yang ada di PPN Palabuhanratu. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan pelaksanaan aktivitas pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu dengan panduan tata cara pendaratan ikan Direktorat Bina Prasarana. Pertama, kapalkapal yang akan merapat akan diberikan nomor antrian dan petugas menentukan tempat pembongkaran, namun yang terjadi kapal tersebut merapatkan kapal nya di dermaga bongkar tanpa pengawasan petugas pelabuhan. Kedua, kapal mendaratkan ikan di dermaga bongkar depan TPI dan ketika selesai melakukan pembongkaran kapal tersebut seharusnya di pindahkan ke dermaga tambat kapal, namun yang terjadi selesai melakukan bongkar hasil tangkapan, kapal tersebut tidak langsung dipindahkan menuju tempat parkir kapal, melainkan memarkirkan kapal nya di dermaga bongkar tersebut. Sehingga kapal lain melakukan pembongkaran di dermaga tambat. Kata kunci: Pendaratan Ikan, Manajemen, Palabuhanratu

Fish landing management Fishery Port of Palabuhanratu West Java province Daud Hasian Joel 1), Jonny Zain 2), Pareng Rengi 2) 1) Student of Fisheries and Marine Faculty, University of Riau 2) Lecture of Fisheries and Marine Faculty, University of Riau daud_hasian@yahoo.com This research was conducted in March until April 2017 at Fishery Port of Nusantara Palabuhanratu West Java Province. The purpose of this research is to know the cause of difference of fish landing implementation in PPN Palabuhanratu with guidance of fishery landing fishery management of Directorate of Infrastructure. The method used in this research is survey method, that is by observing the elements - elements and management functions associated with fish landing facilities and activities in the VAT Palabuhanratu. From the results of the research indicate that there are differences in the implementation of fish landing activity in the VAT Palabuhanratu with guidance of fish landing method Directorate of Infrastructure Development. First, the ships that will be docked will be given the queue number and the officer determines the demolition site, but the ship is closing its vessel on the dock unloading without the supervision of the port officer. Secondly, the ship landed the fish at the front loading pier of TPI and when it was completed the demolition of the vessel was supposed to be transferred to the boat mooring dock, but that happened finished unloading the catch, the ship was not directly transferred to the parking lot of the ship, but parked his ship on the dock Unloading it. So the other vessels do the demolition at the mooring dock. Keywords: Fish Landing, Management, Palabuhanratu

Manajemen Pendaratan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Provinsi Jawa Barat Daud Hasian Joel 1), Jonny Zain 2), Pareng Rengi 2) 3) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau 4) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau This research was conducted in March until April 2017 at Fishery Port of Nusantara Palabuhanratu West Java Province. The purpose of this research is to know the cause of difference of fish landing implementation in PPN Palabuhanratu with guidance of fishery landing fishery management of Directorate of Infrastructure. The method used in this research is survey method, that is by observing the elements - elements and management functions associated with fish landing facilities and activities in the VAT Palabuhanratu. From the results of the research indicate that there are differences in the implementation of fish landing activity in the VAT Palabuhanratu with guidance of fish landing method Directorate of Infrastructure Development. First, the ships that will be docked will be given the queue number and the officer determines the demolition site, but the ship is closing its vessel on the dock unloading without the supervision of the port officer. Secondly, the ship landed the fish at the front loading pier of TPI and when it was completed the demolition of the vessel was supposed to be transferred to the boat mooring dock, but that happened finished unloading the catch, the ship was not directly transferred to the parking lot of the ship, but parked his ship on the dock Unloading it. So the other vessels do the demolition at the mooring dock. Keywords: Fish Landing, Management, Palabuhanratu PENDAHULUAN Kabupaten Sukabumi adalah sebuah kabupaten di Tatar Pasundan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Palabuhanratu. Dengan luas wilayah 4.128 km², Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) adalah salah satu pelabuhan perikanan yang dibangun pemerintah pusat guna menunjang aktivitas perikanan seperti melayani kapalkapal yang sedang melakukan operasi penangkapan ikan di daerah penangkapan ikan (fishing ground), melakukan pelayanan terhadap kapal-kapal perikanan baik untuk keberangkatan maupun pada saat kedatangan dan saat berada di pelabuhan, memfasilitasi kegiatan pendaratan ikan dan pengelolaan ikan guna mempertahankan mutu ikan yang didaratkan. Perbedaan antara pelaksanaan aktivitas pendaratan ikan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu dengan aturan yang seharusnya berlaku akan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi operasional PPN Palabuhanratu. Perbedaan antara SOP dan pelaksanaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain kondisi fasilitas, jumlah pengelola, etos kerja pengelola dan faktor lainnya sehingga melalui penelitian ini akan dicarikan solusinya. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2017 di PPN Palabuhanratu Provinsi Jawa Barat. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, stopwatch, dan alat tulis untuk mencatat hasil wawancara yang diperoleh di lokasi penelitian. Bahan yang digunakan berupa kuisioner yang digunakan untuk bertanya kepada nelayan dan insransi terkait dengan judul penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Prosedur Penelitian Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan antara lain data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh Pengamatan langsung ke lapangan dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan kondisi fasilitas fasilitas serta aktivitas yang ada ditempat pendaratan ikan kemudian Melakukan wawancara kepada responden yaitu dengan cara membagikan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu PPN Palabuhanratu (dasar dasar operasional, fasilitas pendaratan ikan, struktur organisasi pengelola aktivitas pendaratan ikan, unit penangkapan ikan seperti : armada, alat tangkap, produksi, jumlah nelayan). Analisis Data Data yang dikumpulkan ditabulasikan kemudian dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan membandingkan penerapan manajemen pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu yang ada dengan panduan pengelolaan pendaratan ikan menurut Direktorat Bina Prasarana (1994). Data yang dikumpulkan disusun dan diuraikan bila terdapat perbedaan pelaksanaan fungsi dan penerapan manajemen di PPN Palabuhanratu dengan ketentuan yang ada maka akan di carikan penyebab perbedaannya sehingga masalah-masalah yang dijumpai dapat dicari alternatif pemecahannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) berada di kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi yang memiliki delapan Desa atau Kelurahan diantaranya Desa Palabuhanratu, Citarik, Citepus, Cibodas, Pasirsuren, Cikadu, Tonjong, dan Banyuwangi. Secara astronomi wilayah Palabuhanratu berada pada 106 31 BT 106 37 BT dan antara 6 57 LS 7 04 LS, secara administratif Kecamatan Palabuhanratu berbatasan langsung dengan Kecamatan Cikakak dan Cikondang di sebelah utara, Kecamatan Cimanggu disebelah timur, Kecamatan Simpenan di sebelah selatan dan Teluk Palabuhanratu sebelah Barat. Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Susunan organisasi PPN Palabuhanratu sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 20/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan. Adapun susunan organisasi di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada gambar berikut: Kepala Seksi Kepal Sumber: PPN Palabuhanratu, 2016 Kepala Kepala Seksi Kelompok Jabatan Kepala Seksi Seksi Operasional Pelabuhan Seksi Operasional Pelabuhan mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pengumpulan data, informasi, publikasi, inspeksi pembongkaran ikan, bimbingan teknis, dan penerbitan Sertifikat CPIB. Kepala Seksi Kesyahbandaran Seksi Kesyahbandaran mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal perikanan, pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor, pemeriksaan Log Book, penerbitan Surat Persetujuan Berlayar, penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan, pengawasan pengisian bahan bakar, bimbingan teknis, serta kegiatan kesyahbandaran lainnya sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam proses pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu petugas pelabuhan dari Seksi Operasional pelabuhan bertugas untuk melakukan inspeksi pembongkaran ikan yang bekerja sama dengan seksi kesyahbandaran untuk mencatat kedatangan kapal, sedangkan dalam proses distribusi dan pemasaran di kelola oleh Sub bagian Tata Usaha. Fasilitas Pelabuhan di PPN Palabuhanratu Berikut adalah fasilitas yang membantu aktivitas pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu : Dermaga PPN Palabuhanratu memiliki 2 dermaga yang berfungi sebagai tempat kapal bertambat, sebagai tempat bongkar muat dan

juga untuk aktivitas pendaratan ikan. Dermaga di PPN ini dikelola langsung oleh pihak pelabuhan, dan dermaga ini memiliki konstruksi jeti yang terbuat dari beton, memiliki bolder yang terbuat dari beton dengan ukuran tinggi 40 cm dan diameter 30 cm. Fender yang terbuat dari bahan karet dengan ukuran panjang 100 cm dan diameter luar 50 cm serta diameter dalam 25 cm. Dermaga 1 memiliki panjang 509 meter, di sediakan untuk kapal yang bertambat berukuran kurang dari 10 GT. Sedangkan dermaga 2 memiliki panjang 410 meter, khusus untuk kapal yang berukuran lebih dari 10 GT. Kolam Pelabuhan Pada PPN Palabuhanratu memiliki 2 kolam pelabuhan, kolam pelabuhan I yang terletak di depan kantor pengelola PPN Palabuhanratu, dan kolam pelabuhan II yang terletak di depan kantor Badan Pengawas Sumberdaya Perikanan dan Kelautan. Pada Kolam dermaga 1 memiliki luas 30.000 m 2 dan memiliki kedalaman 1,5 m sampai 2,5 m sedangkan kolam 2 memilki luas 20.000 m 2 dan memiliki kedalaman 3,5 m sampai 4 m. Tempat Pelelangan Ikan Bangunan TPI PPN Palabuhanratu berada di dermaga I PPN Palabuhanratu, tepatnya di depan dermaga pendaratan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu. Tempat pelelangan ikan ini memiliki luas 920 m² dan pengelolaan TPI ini dilakukan oleh KUD MSL (Mina Sinar Laut). Unit Penangkapan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Kapal Jenis kapal penangkapan ikan yang beroperasi di PPN Palabuhanratu pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: No Jenis Kapal Jumlah (unit) 1 Perahu Motor Tempel 333 2 Kapal Motor 227 Jumlah 560 Sumber: Buku Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap 2016 (data diolah kembali) Alat Tangkap Jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: No Jenis Alat Tangkap Jumlah (unit) 1 Payang 41 2 Dogol 28 3 Jaring Insang 3 4 Jaring Rampus 30 5 Pancing Tonda 100 6 Pancing Ulur 246 7 Long Line 57 8 Bagan Apung 125 Jumlah 630 Sumber: Buku Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap 2016 (data diolah kembali) Nelayan Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tahun Jumlah Nelayan (orang) 2012 5112 2013 5081 2014 4072 2015 4000 2016 1437 Sumber: Buku Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap 2016 (data diolah kembali) Kegiatan dan Aktivitas Produksi Ikan Produksi ikan merupakan gambaran yang ada di dalam dan di wilayah kerja PPN Palabuhanratu. Produksi ikan tersebut adalah hasil tangkapan kapal perikanan yang didaratkan di pelabuhan serta produksi ikan yang masuk dari luar pelabuhan melalui darat dan dipasarkan ke perusahaan yang ada di dalam lokasi pelabuhan.

Sumber: Buku Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap 2016 (data diolah kembali) Aktivitas Pendaratan Ikan Aktivitas pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Palabuhanratu Sukabumi dilakukan setiap hari dan jam melakukan pendaratan ikan dimulai pukul 08.00 WIB. Aktivitas pendaratan hasil tangkapan meliputi pembongkaran hasil tangkapan, penyortiran, dan pengangkutan. Pembongkaran hasil tangkapan dilakukan di dua dermaga pembongkaran yang tersedia. Berikut adalah aktivitas pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu : 1. Pendaratan ikan di kolam 1 PPN Palabuhanratu untuk kapal yang berukuran dibawah 6 GT di lakukan di dermaga tambat, Ikan tersebut tidak di bawa ke tempat pelelangan di karenakan hasil tangkapannya berjumlah sedikit, namun akan dibawa ke pengumpul lalu akan di bawa ke PT yang ada di PPN Palabuhanratu untuk di pasarkan. 2. pendaratan ikan di kolam 1 PPN Palabuhanratu untuk kapal berukuran 10 GT melakukan pembongkaran di dermaga bongkar di depan TPI agar mempermudah mengangkut ikan menuju TPI, kemudian dilakukan penyortiran, lalu ikan tersebut akan dimasukkan kedalam tong yang kemudian di bawa ke TPI untuk melakukan proses pelelangan. Di dalam proses pelelangan, juru lelang akan menawarkan harga kepada para pembeli, ketika harga sudah tercapai maka ikan tersebut akan menjadi pemilik pembeli tersebut. 3. Pendaratan ikan di kolam 2 PPN Palabuhanratu khusus untuk kapal diatas 10 GT, pembongkaran dilakukan di tempat kapal tersebut tambat, ikan di keluarkan dari palkah, kemudian Ikan tersebut akan dikeluarkan menuju dek kapal, setelah dari dek kapal, akan di teruskan ke dermaga menggunakan papan panjang dengan cara di luncurkan, kemudian dimasukkan es ke dalam ikan tersebut untuk mempertahankan kualitas tuna tersebut lalu dimasukkan ke dalam mobil box yang sudah di lapisi oleh es yang kemudian di bawa menuju jakarta. Pada PPN Palabuhanratu, aktivitas pendaratan ikan belum berjalan dengan lancar. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan aktivitas pendaratan ikan yang sebenarnya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah ikan (kg) Tahun 2015 2016 941.697 619.133 582.889 701.496 1.074.079 1.240.977 727.744 410.135 717.588 985.647 873.037 882.681 1.048.216 514.008 536.176 572.952 914.047 1.168.243 1.312.412 621.668 703.195 785.104 551.916 1.394.313 Total 9.757.103 10.122.250 dengan panduan tata cara pendaratan ikan Direktorat Bina Prasarana. Ketika kapal merapat, pada dermaga 1 dan dermaga 2 tidak mendapatkan nomor antrian untuk melakukan pembongkaran. Seharusnya pihak pelabuhan memberikan nomor antrian kepada kapal yang ingin melakukan pembongkaran agar tidak berebut untuk bongkar ikan sesuai dengan panduan pengelolaan pelabuhan direktorat bina prasarana (1994) kapal yang telah merapat di dermaga harus diberikan nomor antrian untuk pengaturan bongkar ikan di dermaga. Petugas mencatat hasil tangkapan pada dermaga 1 dan dermaga 2, namun pihak petugas pelabuhan tersebut tidak menentukan tempat untuk membongkar ikan kepada kapal yang ingin membongkar. Seharusnya petugas mengatur tempat untuk kapal yang ingin membongkar agar waktu untuk pembongkaran dapat dimaksimalkan. Dalam panduan pengelolaan pelabuhan direktorat bina prasarana (1994), seharusnya Petugas dermaga pelabuhan menentukan tempat pembongkaran ikan dan selanjutnya kapal perikanan segera melakukan pembongkaran ikan dan petugas dermaga mencatat waktu bongkar untuk menghitung biaya tambatnya. Pada kolam dermaga 2, kapal melakukan pembongkaran hasil tangkapan dimana tempat kapaal tersebut bertambat, ini dikarenakan kolam dermaga 2 tidak memiliki

dermaga khusus untuk pembongkaran. Sedangkan pada kolam dermaga 1, selesai melakukan bongkar hasil tangkapan di dermaga bongkar, kapal tersebut tidak langsung dipindahkan menuju tempat parkir kapal, melainkan memarkirkan kapal nya di dermaga bongkar tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan panduan pengelolaan pelabuhan direktorat bina prasarana (1994) yang menyatakan bahwa setelah menyelesaikan kegiatan bongkar ikan, nahkoda kapal wajib memindahkan kapal ketempat/dermaga istirahat/labuh kapal. Hal ini menyebabkan kapal-kapal lain tidak bisa membongkar ikan di dermaga bongkar di depan TPI, sehingga mereka membongkar ikan di dermaga tempat parkir kapal. Seharusnya semua pembongkaran dilakukan di dermaga bongkar agar hasil tangkapan bisa di bawa menuju ke TPI untuk dilelang, sesuai dengan pendapat Bismuttantya (2016) bahwa Fungsi pokok dermaga bongkar ialah untuk memberikan kemudahan pelayanan bongkar hasil tangkapan ikan yang diangkut langsung ke TPI untuk menjaga kondisi higienis dan mencegah penurunan mutu, maka pelaksanaan bongkar perlu dilakukan pelayanan secepat mungkin dan jarak angkut dari kapal hingga TPI diusahakan sependek mungkin. Disarankan agar selalu tersedia ruang kosong sepanjang dermaga sedekat mungkin dengan TPI. Ketika membongkar di dermaga tambat, petugas akan mencatat hasil namun ikan-ikan hasil tangkapan tersebut yang seharusnya di bawa ke TPI untuk dilelang tidak dibawa ke TPI, akan tetapi ikan tersebut langsung dibawa ke pengolah/pt yang ada di PPN Palabuhanratu. Ditambah lagi, keterlambatan pembayaran oleh petugas lelang dalam proses pembayaran kepada pembeli atau pemenang lelang yaitu nelayan, hal ini menyebabkan nelayan tidak ingin lagi menjual hasil tangkapannya melalui kegiatan pelelangan. Hal ini menyebabkan nelayan tidak mau melelang hasil tangkapan nya di TPI. Pada kolam dermaga 1, ditemukan beberapa nelayan melakukan perbaikan jaring diatas kapal dan melakukan perbaikan kapal saat bertambat di kolam dermaga. Hal ini dapat mengganggu kelancaran keluar/masuk kapal, sesuai dengan panduan pengelolaan pelabuhan direktorat bina prasarana (1994) yang menyatakan bahwa kapal-kapal yang melakukan kegiatan tambat/labuh di dermaga pelabuhan dilarang melakukan kegiatan perbaikan kapal di dermaga kolam. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan pelaksanaan aktivitas pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu dengan panduan tata cara pendaratan ikan Direktorat Bina Prasarana (1994). Pertama, kapal-kapal yang akan merapat akan diberikan nomor antrian dan petugas menentukan tempat pembongkaran, namun yang terjadi kapal tersebut merapatkan kapal nya di dermaga bongkar tanpa pengawasan petugas pelabuhan. Kedua, kapal mendaratkan ikan di dermaga bongkar depan TPI dan ketika selesai melakukan pembongkaran kapal tersebut seharusnya di pindahkan ke dermaga tambat kapal, namun yang terjadi selesai melakukan bongkar hasil tangkapan, kapal tersebut tidak langsung dipindahkan menuju tempat parkir kapal, melainkan memarkirkan kapal nya di dermaga bongkar tersebut. Sehingga kapal lain melakukan pembongkaran di dermaga tambat. Saran Kepada pihak pelabuhan, menambah jumlah pegawai yang bertugas untuk mencatat hasil pendaratan ikan dan memberikan ketegasan kepada pihak nelayan dalam hal mendaratkan ikan, bongkar muat, dan juga dalam hal parkir kapal. Kepada pihak nelayan yang berada di PPN Palabuhanratu untuk mematuhi peraturan yang di buat agar aktivitas pendaratan ikan dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Perikanan, 1994. Tentang petunjuk teknis pengelolaan pelabuhan perikanan. Jakarta. Haro., S. B.T. Surbakti, S dan Nurhasanah. 2014. Kajian Pran Strategi Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan Hamadi. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1. Hal 12-18.

Joel, 2016. Aktivitas pendaratan ikan di PPN Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Laporan Praktek Magang Pada Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 48 hal. Pendidikan. Universitas Riau. Pekanbaru. 176 hal. Lubis, E. 2000. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Laboratorium Pelabuhan Perikanan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan dan Ilmu kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 72 hal. Manullang, M. 1981. Dasar Dasar Manajemen. Ghalia Indonesia. Jakarta. 189 hal. Malik, B.A. 1998. Prospek pembangunan Perikanan di daerah Sumatera Utara. Medan. Hal 158-185. Permen KP No 16 tahun 2016. Tentang Kartu Nelayan. Septemberiani, 2009. Skripsi Pelabuhan Perikanan. Jakarta. 59 hal. Sibarani, E.A. 2006. Manajemen Pamgkalan Pendaratan Ikan Batubara Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Skripsi Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kealautan Universitas Riau. Pekanbaru. 60 hal. Supriatna, 1993. Skripsi Pelabuhan Perikanan. Jakarta. 63 hal. UU Perikanan NO. 31 Tahun 2004. Tentang Perikanan. Jakarta. Yahya, E. Rosyid, A dan Suherman, A. 2013. Tingkat Pemanfaatan fasilitas dasar dan Fungsional Dalam Strategi Peningkatan Produksi Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal Jawa Tengah. Jurnal Pemanfaatan Sumberdaya Manajemen dan teknologi Perikanan. Vol 2 No 1. Hal 9-13. Zain, J. Syaifudin. Alit, H. 2011. Pelabuhan Perikanan. Pusat Pembangunan dan