BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris. Penguasaan jumlah kosa kata yang memadai

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunikasi secara lisan maupun dalam komunikasi secara tertulis. kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa Inggris tidak akan terlepas dari mempelajari 4

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa Inggris sering diawali dengan mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia berkembang ke arah yang lebih maju. Oleh karena itu, tiada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang profesional. Salah satu syarat untuk mencapainya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, bahasa Inggris memegang peranan penting dalam hal komunikasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional karena telah dipakai sebagai bahasa utama dan bahasa resmi di berbagai negara. Bahasa Inggris diucapkan oleh lebih dari 340 juta orang sebagai bahasa utama di Inggris, Amerika, Australia, dll. Baugh dan Cable (dalam Teresia Yuliana dan Siswanto, 2014:73) menyatakan bahwa bahasa Inggris menjadi penting karena merupakan bahasa yang diucapkan oleh negara-negara yang memiliki pengaruh pada bidang politik, ekonomi, kesejahteraan manusia, serta ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi budaya pada peradaban manusia. Maka dari itu menyadari akan pentingnya penguasaan bahasa asing atau bahasa Inggris, Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Itulah salah satu alasan terpenting mengapa kita harus mempelajari bahasa Inggris di sekolah. Menyadari akan pentingnya bahasa Inggris di masa depan, maka pembelajaran bahasa Inggris harus diberikan dan diterapkan sedini mungkin di sekolah-sekolah. Maka dalam kurikulum 2004 bahasa Inggris dinyatakan termasuk di dalam muatan lokal yang tercantum dalam: Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya pengajaran muatan lokal Bahasa Inggris Sekolah Dasar. Pada tahun anggaran

2 2005 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah telah menyusun kurikulum Muatan lokal Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Dasar untuk kelas I s.d kelas VI. Sementara dalam kurikulum 2013 yang digunakan tahun ini, mata pelajaran bahasa Inggris di jenjang SD menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh merupakan salah satu jenis muatan lokal yang bebas diberikan atau tidak tergantung pada sarana dan prasarana sekolah apakah menunjang pembelajaran bahasa Inggris atau tidak. Jadi, dalam kurikulum 2013 ada tidaknya mata pelajaran bahasa Inggris menjadi otoritas sekolah masingmasing. Pada pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sudah tersusun pengelompokan materi yang sudah sistematis bagi siswa-siswa. Namun kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan vocabulary (kosakata), sehingga menyebabkan nilai tiap aspek dalam berbahasa Inggris antara lain: writing (menulis), listening (mendengarkan), speaking (berbicara), reading (membaca) belum memenuhi target KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh sekolah seperti pada tabel 1.1. Di SD Negeri 023971 Binjai Barat, siswa hanya menguasai sedikit vocabulary (kosakata) bahasa Inggris. Maka dilihat dari indikasi sedikitnya penguasaan vocabulary bahasa Inggris sudah jelas bahwa empat aspek berbahasa Inggris belum tercapai. Dari hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kurangnya vocabulary yang dikuasai siswa banyak sekali hal yang diindikasikan antara lain, siswa yang kesulitan dalam pembelajaran bahasa Inggris hal ini dikarenakan sulit untuk mengingat kata-kata dalam bahasa Inggris, hasil data yang ditemukan peneliti dari guru bahasa Inggris terdapat 29 orang siswa yang belum

3 tuntas dari 36 orang siswa, pembelajaran yang cenderung membosankan hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan media pembelajaran, dan minimnya penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari di kelas atau bahasa Inggris masih awam untuk digunakan. Padahal kenyataannya jika ingin bisa menggunakan bahasa Inggris dengan baik maka usahakanlah untuk digunakan setiap hari walaupun hanya beberapa vocabulary atau kosakatanya saja itu sudah bisa membantu untuk menguasai bahasa Inggris. Minimnya kemampuan anak dalam vocabulary membuat pembelajaran bahasa Inggris sedikit terhambat. Dalam penguasaan kosakata dalam setiap tema guru menetapkan standar minimal sepuluh kosa kata yang dikuasai. Namun kenyataanya masih banyak siswa yang tidak menguasai sepuluh kosakata tersebut. Sebagian besar kesulitan didalam pelafalan dan penulisannya. Tabel 1.1. Daftar Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas V SD Negeri 023971 Binjai Barat Kelas Tahun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Rata-Rata Nilai Bahasa Inggris Grammar Vocabulary Pronouncation Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Semester 2013 65 62 59 62 61 V 2014 65 62 60 61 61 2015 65 64 60 62 62 Sumber: Kantor SD Negeri 023971 Binjai Barat Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris masih dianggap sulit oleh siswa. hal ini dapat dilihat dari data nilai rata-rata ujian akhir semester siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris selama

4 tiga tahun terakhir. Secara rata-rata menunjukkan hasil di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, padahal KKM yang ditentukan tergolong masih rendah yaitu 65. Pada tahun 2013 rata-rata nilai ujian akhir semester siswa yaitu 61, pada tahun 2014 yaitu 61, dan pada tahun 2015 yaitu 62. Dan berdasarkan data tersebut juga dapat diketahui bahwa nilai kosakata bahasa Inggris siswa merupakan nilai yang paling rendah dibandingkan dengan komponen lainnya. Pada tahun 2013 nilai rata-rata kosakata (vocabulary) siswa adalah 59, pronouncation 62, dan grammar 62. Pada tahun 2014 nilai rata-rata kosakata (vocabulary) siswa adalah 60, pronouncation 61, dan grammar 62. Dan pada tahun 2015 nilai rata-rata kosakata (vocabulary) siswa adalah 60, pronouncation 62, dan grammar 64. Dari data tersebut dapat dibuktikan bahwa nilai kosakata bahasa Inggris siswa juga rendah. Ada beberapa komponen yang harus dikuasai dalam bahasa Inggris yaitu grammar, vocabulary, dan pronuncation. Untuk dapat dimengerti dan diterima sebagai siswa yang belajar bahasa Inggris, ketiga komponen itu harus dipelajari dengan benar. Untuk siswa tingkat sekolah dasar atau SD yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang tidak digunakan di masyarakat, pengajaran ketiga komponen bahasa ini perlu dikemas secara terpadu dan cermat. Menurut Taringan (dalam Teresia Yuliana dan Siswanto, 2014:74), keterampilan berbahasa seseorang akan meningkat apabila kualitas dan kuantitas kosakatanya meningkat. Dengan kata lain, siswa yang mempunyai jumlah kosakata yang banyak akan lebih pandai dalam berbahasa daripada siswa yang memiliki jumlah kosakata yang lebih sedikit. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila siswa dapat mengingat lebih banyak kosakata dalam bahasa Inggris karena hal ini dapat meningkatkan

5 keterampilan siswa dalam berbahasa Inggris. Wilkin (dalam Sri Kusuma, 2013) says that without grammar very little can be conveyed, but without vocabulary, nothing can be conveyed. Kata-kata tanpa grammar sangat sedikit bisa tersampaikan, tapi tanpa kosakata, tak ada yang bisa disampaikan. Jadi untuk bisa dalam penguasaan kosakata/vocabulary itu sangat penting untuk mendukung kemampuan bahasa Inggris. Berkaitan dengan hal tersebut, sudah seharusnya bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran mendapatkan perhatian yang lebih serius. Ada beberapa komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah guru, sarana dan prasarana, metode pembelajaran, kurikulum dan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan harus saling mendukung dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Dunia pendidikan yang sudah berkembang saat ini banyak menggunakan berbagai macam media atau alat pembelajaran sebagai sarana penyampaian pelajaran. Salah satu contohnya yaitu penggunaan permainan dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya bermain adalah dunia anak, karena dalam aktivitas bermain anak mengalami kegembiraan dalam keingintahuan dari berbagai aspek baik afektif, kognitif maupun psikomotorik. Dengan perkembangan bahasa dan fantasi bermain, kegembiraan berfungsi untuk menciptakan dan mencari tahu serta melakukan tindakan dan akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik. Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun menghasilkan. Melalui aktifitas bermain, berbagai kegiatan terwujud. Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar adalah bermain yang kreatif, menyenangkan dan bersifat

6 mendidik. Dengan demikian peserta didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara belajar di jenjang berikutnya. Permainan edukatif adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan merupakan cara atau alat yang bersifat mendidik. Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan berfikir, berbahasa, serta bergaul dengan orang lain. Selain itu, anak dapat menguatkan anggota badan menjadi lebih terampil dan menumbuhkan serta mengembangkan kepribadian. Permainan edukatif (education games) dapat dijadikan sebagai salah satu alat pembelajaran yang mana permainan ini mempunyai pengaruh terhadap kosakata bahasa Inggris siswa. Hasil penelitian yang sudah berhasil menggunakan permainan edukatif (education games) dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Rekapitulasi Hasil Penelitian Hipotesis Model Pembelajaran Education Konvensional Total Bentuk Asesmen Games Portofolio = 84,205 = 71,714 A1 = 78,388 Konvensional = 72,146 = 75,119 A2 = 73,405 Total B1 = 78,104 B2 = 73,638 Sumber:Jurnal Pengaruh Penggunaan Education Games dan Asesmen Portofolio Terhadap Pemerolehan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas V Gugus I Kecamatan Gianyar Volume 3 Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan hasil uji hipotesis pertama telah berhasil menolak Ho dan menerima Ha, yang berarti bahwa pemerolehan kosakata bahasa Inggris siswa yang mengikuti pelaksanaan Education Games lebih baik dari siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V

7 SD Gugus I Kecamatan Gianyar. Nilai rata-rata pemerolehan kosakata bahasa Inggris siswa yang mengikuti pelaksanaan education games adalah 78,388 dan rata-rata nilai pemerolehan kosakata bahasa Inggris siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah 73,404. Sehingga secara keseluruhan, pemerolehan kosakata bahasa Inggris siswa yang mengikuti pelaksanaan education games lebih baik dari siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dilihat dari masalah yang diuraikan di atas, peneliti mangambil kesimpulan untuk memberikan sebuah inovasi yang aktif, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama pada penyampaian kosakata (vocabulary) yang menjadi unsur dasar dalam penguasaan bahasa Inggris. Untuk itu penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul "Pengaruh Permainan Edukatif (Education Games) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri 023971 Binjai Barat Tahun Ajaran 2016/2017" 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi beberapa permasalahan: 1. Penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa tergolong masih rendah 2. Siswa kesulitan dalam pembelajaran bahasa Inggris 3. Pembelajaran cenderung membosankan karena guru tidak menggunakan media pembelajaran 4. Minimnya penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari hari di dalam kelas

8 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang disampaikan di atas, penelitian ini dibatasi pada satu masalah utama. Masalah tersebut adalah rendahnya penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 023971 Binjai Barat. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Adakah pengaruh permainan edukatif (education games) terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 023971 Binjai Barat Tahun Ajaran 2016/2017? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan sasaran utama yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan edukatif (education games) terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 023971 Binjai Barat Tahun Ajaran 2016/2017. 1.6. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan muncul setelah dilakukan pembelajaran bahasa Inggris melalui permainan edukatif adalah: 1.6.1. Manfaat Praktis

9 a. Bagi sekolah: dapat dijadikan masukan dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris serta kualitas sekolah di SD Negeri 023971 Binjai Barat. b. Bagi siswa: siswa kelas V di SD Negeri 023971 Binjai Barat bisa mendapat pengalaman belajar berupa penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui permainan edukatif yang menyenangkan; siswa bisa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kosakata pada mata pelajaran bahasa Inggris; serta siswa memiliki motivasi yang lebih pada mata pelajaran bahasa Inggris yang dianggap sulit. 1.6.2. Manfaat Konseptual a. Bagi guru: dapat dijadikan alternatif pembelajaran bahasa Inggris oleh guru di SD Negeri 023971 Binjai Barat untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar kosakata bahasa Inggris di sekolah; dan dapat dijadikan referensi bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan. b. Bagi peneliti: bekal bagi peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai calon guru; dan menambah wawasan sebagai calon guru. c. Bagi peneliti lanjut: sebagai bahan bacaan dan menjadi rujukan yang relevan dengan judul penelitian yang dimiliki.