BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tersebut dapat menjadi landasan untuk menilai bagaimana Fungsi Terminal

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

Proses Inovasi Dalam Pengembangan Fungsi Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Di Kota Pekanbaru SITI AISYAH SOFIA ACHNES ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SURAT IZIN KERJA (SIK) DI TERMINAL BUS KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

MASALAH TERMINAL MAYANG TERURAI DAN EVALUASI PROGRAM PENANGANANNYA

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN MASSAL

Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang.

BAB ~1. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja di terminal AKAP Mayang Terurai

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : 1453/HK.402/DRJD/2005

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 62 TAHUN 2006 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TAHUN : 2006 NOMOR : 04

BAB I PENDAHULUAN. dan atau jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TERTIB LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 14 TAHUN 2001

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tataguna lahan yang kurang didukung oleh pengembangan

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era sekarang ini Salatiga banyak mengalami kemajuan pembanguan secara fisik.hal

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TERMINAL BIS KOTA BEKASI

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Kelurahan Simpang Baru

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

C merupakan terminal Watukelir, terminal Mojolaban,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang mana wilayah ini terletak di jantung Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Terminal berdasarkan Juknis LLAJ pada tahun 1995 yang berisi Terminal Transportasi merupakan:

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam. UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru Tahun 2012-2017 kota pekanbaru telah ditetapkan sebagai pusat pembangunan wilayah dengan segala konsekuensinya, maka tidak ada alasan apabila perencanaan dan pembangunan kota dituangkan dalam suatu kebijakan dasar yang dikaitkan dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota hingga Desa secara berimbang serta memasukkan unsur kesatuan Indonesia didalamnya. Kebanyakan Kota di wilayah Indonesia pada masa lalu mengalami perkembangan yang kurang didasarkan pada suatu rancangan atau tatanan yang baik. Sehingga minimnya rancangan tata kota pada masa lampau itu mengakibatkan penggunaan tanah kota dalam menyusun ruang dan fasilitas kota menjadi kurang teratur. Akibatnya terjadi campur aduk atau berbenturannya satu fasilitas dengan fasilitas yang lainnya. Pembangunan Kota Pekanabaru dalam pelaksanaannya berkaitan dengan salah satu misi kota pekanbaru yakni meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta pinggiran kota. Hal ini kota telah berusaha membenahi bidang transportasi dengan menyediakan sarana dan prasarana transportasi tersebut. Kondisi ini dilakukan agar terciptanya ketertiban dan keteraturan lalu lintas. Terbukti deng an prestasi yang didapat oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dibidang lalu lintas yaitu sudah 1

2 tujuh kali berturut-turut Kota Pekanbaru menerima Piala Wahana Tata Nugraha (WTN). Prestasi dibidang lalu lintas ini menuntut motivasi Pemerintah dan masyarakat untuk selalu menjaga dan membenahi lalu lintas serta pengembangan sistem transportasi di Kota Pekanbaru. Untuk mencapai tujuan dan sasaran Pemerintah Kota dari pengembangan sistem transportasi di Kota Pekanbaru antara lain: 1. Menyediakan suatu sistem angkutan transportasi darat yang teratur. 2. Menyediakan fasilitas dan kemudahan angkutan umum di lingkungan Kota Pekanbaru. 3. Meningkatkan dan memperluas jaringan transportasi yang telah ada dan melakukan tindakan-tindakan yang pengaturan lalu lintas yang layak guna mengurangi kemacetan dan meningkatkan kecepatan perjalanan. 4. Meningkatkan peralatan dan sistem angkutan umum agar bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua sektor. (Dinas Perhubungan : 2001). Dinas Perhubungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses keamanan masyarakat Indonesia. Pada sektor pengawasan Dinas Perhubungan ini merupakan keamanan masyarakat dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Di dalam peran Dinas Perhubungan untuk menertibkan terminal atau angkutan penumpang dan barang yang tidak pada tempat resmi, pemerintah telah memberikan lokasi untuk para angkutan penumpang dan barang yang telah dibuat dan ditetapkan melayani route perjalanan antar kota dalam kota diwajibkan masuk dalam terminal atau pangkalan yang dibuat pemerintah.

3 Berdasarkan Peraturan Daerah No 8 Tahun 2008 tentang pembentukan susunan organisasi, kedudukan dan tugas pokok dinas-dinas dilingkungan pemerintah kota pekanbaru terdapat tugas pokok dinas perhubungan yakni antara lain pada pasal 17 adalah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian Urusan Pemerintah Daerah Kota di Bidang Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Oleh karena itu melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2002-2005, proyek pembangunan terminal AKAP terus dianggarkan dan dipercepat penyelesaian pembangunannya. Dalam mendukung hal tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Keputusan Walikota No. 235 tahun 2005 tentang penetapan angkutan jalan dalam kota Pekanbaru dan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 2 Tahun 2009 (Pasal 82 ayat 1-7) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Di Kota Pekanbaru, menjelaskan bahwa: 1. Tipe terminal penumpang terdiri dari : a. Terminal penumpang tipe A. b. Terminal penumpang tipe B. c. Terminal penumpang tipe C. 2. Fungsi terminal terdiri dari : a. Terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

4 b. Terminal penumpang tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. c. Terminal penumpang tipe C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. d. Setiap kendaraan umum dalam trayek wajib memasuki terminal sebagaimana yang tercantum dalam kartu pengawasan. e. Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan usaha didalam terminal penumpang dan/ atau terminal barang wajib mendapat izin tertulis dari Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. f. Setiap orang dilarang : a. Menjajakan barang dagangan dengan cara mengasong atau melakukan usaha tertentu selain sebagaimana dimaksud ayat (6) dengan mengharapkan imbalan didalam terminal penumpang dan terminal barang; b. Melakukan pekerjaan atau betindak sebagai perantara karcis kendaraan umum. Terminal AKAP Payung Sekaki atau Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (TBRPS) adalah sebuah terminal besar yang terletak di Pekanbaru, Riau. Terminal ini dibangun untuk menggantikan Terminal Mayang Terurai yang terletak di jalan Nangka (Tuanku Tanbusai). Dipindahkannya terminal ini

5 dikarenakan mengingat lokasi terminal yang lama sudah tidak layak atau sudah tidak efisien karena mengganggu aktifitas di sekitar terminal tersebut. Untuk melihat pola penggunaan lahan dan fasilitas-fasilitas yang terdapat di terminal Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel I.1 Pola Penggunaan Lahan dan Fasilitas-Fasilitas Pada Terminal Bandar Raya Payung Sekaki No. Penggunaan Lahan Keterangan 1. Kode 08 2. Jenis Penggunaan Lahan Terminal 3. Nama Terminal Bandar Raya Payung Sekaki 4. Nama Pengelola Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru 5. Lokasi Jl. Air Hitam-Kecamatan Payung Sekaki 6 Kota Pekanbaru 7. Tipe Terminal Tipe A 8. Luas Kawasan Terminal 27 Ha 9. Luas Bangunan Pendukung 7 Ha 10. Jumlah Mobil Yang Terdaftar Berdasarkan Jenis ±160 PO 11. Luas Area Parker 4 Ha 12. Fasilitas Yang Ada Di Dalam Terminal - Musholla - Klinik Umum - Penginapan - Wartel - Kantin - Parkir Pengunjung - Loket Penjualan Tiket - Bank - Toilet - Counter Hp - Counter Pedagang - Pelayanan Informasi 24 Jam Sumber: UPTD Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, 2013 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa fasilitas pada terminal bandar raya payung sekaki ini lengkap, kerena fasilitas seperti Musholla, Toilet, Bank, Parkir merupakan fasilitas yang sering digunakan oleh calon penumpang, supir angkutan

6 yang berada di terminal tersebut. Lahan yang luas juga berfungsi untuk keteraturan angkutan yang berada di dalam terminal bandar raya payung sekaki, agar tidak terjadi kepadatan angkutan yang dapat menyebabkan kemacetan dalam masuk atau keluar angkutan di terminal bandar payung sekaki. Untuk mengetahui lebih jelasnya pelanggaran yang terjadi di terminal Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru, dapat dilihat sebagai berikut. Jenis pelanggaran yang dilakukan PO dan angkutan pada terminal Bandar Raya Payung Sekaki Pekanbaru pada Tahun 2013 yakni : 1. Parkir/ Rambu-Rambu. 2. Persyaratan Teknik Layak Jalan. 3. Tidak Memiliki Bukti Lulus Uji. 4. Izin Operasi. 5. Izin Trayek. 6. Menaikkan dan Menurunkan Penumpang di Luar Terminal. 7. Penyimpangan Izin Operasi. 8. Penyimpangan Izin Trayek. Dari jenis pelanggaran diatas dapat diketahui bahwa terlihat jelas masih banyak pelanggaran yang terjadi selama diberlakukannya terminal Bandar Raya Payung Sekaki pada tahun 2013. Dimana pelanggaran yang sering terjadi adalah menaikkan dan menurunkan penumpang diluar terminal oleh mobil angkutan, sehingga tercipta kemacetan lalu lintas. Misalnya yang terjadi hampir disetiap sudut jalan penjuru ke luar Kota Pekanbaru, seperti di Jalan H.R. Soebarantas yang merupakan jalan ke luar Kota menuju Provinsi Sumatera Barat.

7 Table I.2 Daftar Mini Bus dan PO yang melakukan pelanggaran padaterminal Tidak Resmi Garuda Sakti Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Tahun 2013 No Tanggal/Bulan Angkutan Po 1 25-Jan-13 M.Bus Cahaya Kampar 2 22-Feb-13 M.Bus Harmonis 3 08-Mar-13 M.Bus Silvana 4 08-Mar13 M.Bus Setangkai 5 22 -Mar-13 M.Bus Batang Kampar 6 03- Mei- 13 M.Bus Putra Minang 7 17-Mei-13 M.Bus Nusantara 8 16 Agust- 13 M.Bus Silvana Abadi Sumber : Dinas perhubungan kota pekanbaru tahun 2013 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terlihat jelas masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh mini bus beserta PO yang terdaftar dalam kawasan lintas Barat. Data diatas juga telah tersusun menurut tanggal/bulan kemudian yang akan melakukan persidangan atas pelanggaran yang dilakukan mobil atau mini bus tersebut. Hal ini harus dimaksimalkan bagi pihak yang berkewenangan dalam pengawasan pelanggaran terhadap terminal dan lalu lintas. Kondisi ini tentunya telah melanggar Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 2 Tahun 2009 (Pasal 82 ayat 1-7) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Di Kota Pekanbaru, yang telah ditetapkan dalam menaikkan dan menurunkan penumpang umum dan barang yang menggunakan jasa angkutan umum dan tidak sesuai dengan Undang undang No. 22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal ini juga terbukti dengan ditemukannya berbagai fenomena-fenomena yang penulis temukan dilapangan. Diantaranya yaitu:

8 1. Bermunculannya terminal tidak resmi di sepanjang jalan menuju ke luar Kota, seperti sepanjang Jalan H.R. Soebrantas sampai simpang Garuda Sakti di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan,sedangkan Pos jaga Dinas perhubungan telah dibuat. 2. Masih banyaknya mini bus yang tidak mau masuk terminal dalam menurunkan dan menaikkan penumpangnya (melanggar Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru Pasal 82 ayat 1). 3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa terminal dalam melakukan berpergian ke luar Kota, karena mereka lebih sering menunggu bus di jalan-jalan menuju ke luar Kota. 4. Masih banyaknya masyarakat beranggapan terminal yang disediakan terlalu jauh, sulit transportasinya, rawan kriminal dan masih sepi. Sehingga masyarakat enggan untuk melakukan berpergian dari terminal. 5. Sulitnya mencari penumpang di daerah terminal. 6. Masih belum tertibnya jadwal pengaturan keberangkatan bus-bus AKAP atau AKDP, sehingga menyebabkan pihak PO masih mencari penumpang dijalan. 7. Terjadinya kemacetan lalu lintas yang terjadi dipersimpangan garuda sakti panam pekanbaru. Hasil dilapangan yang membuktikan masih adanya pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh mini bus dan PO adalah mencari penumpang diluar terminal hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan supir dan penumpang yakni sebagai berikut: mencari penumpang diluar terminal dikarenakan penumpang yang naik di dalam terminal lebih sedikit dibandingkan diluar

9 terminal, kemudian penumpang tidak mau atau enggan naik diterminal dikarenakan jauh dan nambah ongkos berangkat.(wawancara Tanggal 12 Januari 2014), hal ini juga sangat merugikan pihak-pihak yang terkait dan tidak sesuai keinginan pemerintah dan dinas perhubungan kota pekanbaru kemudian hasil dari observasi dan melihat fenomena fenomena di atas telah membuktikan bahwa masih banyak angkutan umum yang melakukan penyimpangan penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat seperti membuat terminal angkutan penumpang di jalan raya. Ini merupakan tantangan besar bagi Dinas Perhubungan untuk memperbaiki dan mengatasi masalah tersebut dengan melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan pelayanan yang efektif kepada masyarakat. Pada pelaksanaan pengawasan Dinas Perhubungan melakukakan patroli terhadap angkutan penumpang dan barang yang beroperasi dijalan raya yang melakukan tindakan tindakan mengganggu kenyamanan lalu lintas. Pelaksanaan patroli tersebut, apabila Dinas Perhubungan berpatroli pada pagi hari angkutan penumpang dan barang mengosongkan lokasi operasi mereka, sedangkan Dinas Perhubungan yang telah meninggalkan lokasi operasi tersebut angkutan penumpangan dan barang berdatangan satu persatu. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dan melihat keadaan yang sebenarnya di lapangan, untuk itu penulis mengambil judul ANALISIS PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA PEKANBARU DALAM MENERTIBKAN TERMINAL TIDAK RESMI DI KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU.

10 1.2 Rumusan Masalah Bagaiamana pelaksanaan pengawasan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam menertibkan terminal tidak resmi di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pelaksanaan pengawasan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam menertibkan terminal tidak resmi di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan gambaran pada masyarakat tentang Terminal Bandar Raya Payung Sekaki. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti lainnya, dengan konteks permasalahan yang sama. 3. Dapat memperkaya Khasanah pengetahuan tentang pengawasan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam menertibkan terminal tidak resmi di Kota Pekanbaru serta menambah pengetahuan tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan terminal. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan ini secara keseluruhan yang mana terdiri atas enam bab dan sub bab antara lain meliputu sebagai berikut:

11 BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas masalah yang berhubungan dengan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Dalam bab ini yang akan di bahas mengenai teori yang dijadikan pedoman dalam melakukan pembahasan penelitian ini serta hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang Waktu dan Pempat Penelitian, Jenis Sumber Data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data. BAB IV : GAMBARAN UMUM Bab ini berisikan tentang kondisi geografis Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, gambaran umum wilayah, struktur organisasi. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang pembahasan dari penulisan dan pembahasan yang dilakukan. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran saran yang perlu dikemukakan.