PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 dan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan instansi Pemerintah, perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Barru tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80); 8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/MENPAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama 11. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Barru (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2008 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 01); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Barru Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 8); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 36); MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Barru. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Bupati adalah Bupati Barru. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 6. Kinerja lnstansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. 7. Pengukuran Kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. 8. Pemantauan kinerja adalah serangkaian kegiatan pengamatan perkembangan kinerja pelaksanaan kegiatan atau program dengan menggunakan infomasi hasil pengukuran kinerja dan identifikasi, analisis serta antisipasi masalah yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. 9. Perangkat Daerah adalah sebutan kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 10. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (iima) tahunan. 11. Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. 12. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran sebagian atau seluruhnya dari APBN dan/atau APBD. 13. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut. 14. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis dan tujuan program dan kebijakan. 15. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program mengacu pada sasaran strategis dan tujuan yang telah ditetapkan. 16. lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. 17. Unit kerja mandiri adalah unit organisasi di lingkungan instansi pemerintah yang memiliki dan mengelola sendiri sumber daya berupa sumber daya manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana yang ada di lingkungannya. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan penetapan indikator kinerja utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 adalah: a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; dan b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
BAB III PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU Pasal 3 Penetapan indikator kinerja utama pada Pemerintah Kabupaten Barru adalah indikator hasil (outcome) yang berisikan sasaran dan rumus penghitungan sebagaimana terdapat pada lampiran Peraturan Bupati ini. BAB IV PENGGUNAAN INDlKATOR KINERJA UTAMA Pasal 4 lndikator kinerja utama sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 digunakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk: a. perencanaan jangka menengah; b. perencanaan tahunan; c. penyusunan dokumen penetapan kinerja; d. pelaporan akuntabilitas kinerja; e. evaluasi kinerja instansi pemerintah; dan f. pemantauan dan pengendalian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan; dan Pasal 5 (1) Bupati Barru melalui perangkat daerah yang membidangi perencanaan pembangunan daerah melaksanakan analisis dan evaluasi kinerja dengan memperhatikan capaian indikator kinerja utama untuk melengkapi informasi yang dihasilkan dalam pengukuran kinerja dan digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. (2) Analisis dan evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala dan sederhana dengan meneliti fakta-fakta yang ada baik berupa kendala, hambatan maupun informasi lainnya.
BAB V PEMILIHAN, PENGEMBANGAN DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PERANGKAT DAERAH Pasal 6 (1) Pemilihan indikator kinerja utama Perangkat Daerah harus merujuk pada Indikator Kerja Utama Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada Pasal 3. (2) Indokator Kinerja Utama Perangkat Daerah disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini yaitu: a. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana- Strategis, kebijakan umum dan/atau dokumen strategis lainnya yang relevan; b. bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya; c. kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas kinerja; d. kebutuhan data statistik pemerintah; dan e. kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pasal 7 Pemilihan dan penetapan indikator kinerja utama Perangkat Daerah harus memenuhi karakteristik indikator kinerja yang baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan yaitu: a. spesifik; b. dapat dicapai; c. relevan; d. menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur; dan e. dapat dikuantifikasi dan diukur. Pasal 8 (1) Pengembangan dan penetapan Indikator kinerja utama perangkat daerah wajib menggunakan prinsip-prinsip kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan, dan transparansi guna menghasilkan informasi kinerja yang handal. (2) Dalam hal indikator kinerja utama perangkat daerah menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan, pimpinan unit organisasi melaporkan kepada unit organisasi di atasnya agar ditentukan pengembangannya lebih lanjut untuk perbaikan.
Pasal 9 Indikator kinerja utama perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk jangka waktu 5 (Lima) Tahun dan disusun sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI PEMBlNAAN DAN KOORDINASI Pasal 10 Bupati melalui perangkat daerah yang membidangi perencanaan pembangunan daerah melakukan: a. pembinaan dalam pengembangan dan penetapan indikator kinerja utama di lingkungan masing-masing; dan b. koordinasi untuk pengintegrasian sistem pengukuran kinerja dengan sistem administrasi pemerintahan yang lainnya baik perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban. Pasal 11 lndikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Barru sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh instansi pemerintah untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021. Pasal 12 Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja dilakukan oleh Perangkat Daerah yang membidangi Perencanaan Pembangunan Daerah dan disampaikan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 13 lnspektorat wajib : a. melakukan review atas capaian kinerja instansi pemerintah dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan akuntabilitas kinerja; dan b. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan ini dan melaporkan kepada Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barru. Ditetapkan di Barru pada tanggal, 30 Desember 2016 Plt. BUPATI BARRU, WAKIL BUPATI BARRU, SUARDI SALEH Diundangkan pada tanggal 30 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARRU, NASRUDDIN ABDUL MUTTALIB BERITA DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016 NOMOR 75.
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR : 74 TAHUN 2016 TANGGAL : 30 DESEMBER 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 Visi : Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan Misi : 1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat 2. Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM 3. Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah Di Tingkat Nasional, Regional Dan Internasional 4. Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif 5. Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) NO SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULA SATUAN 1 Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi PDRB tahun pengamatan - PDRB tahun pengamatan sebelumnya PDRB tahun pengamatan sebelumnya
2 Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan 3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 4 Meningkatnya penyerapan tenagakerja 5 Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 6 Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius 7 Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah Angka harapan hidup Persentase tingkat pengangguran terbuka Kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, Tahun kelas yang diduduki. dan pendidikan yang ditamatkan Angka perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada Tahun perubahan pola mortalitas menurut umur Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja Jumlah penduduk angkatan kerja Persentase Penduduk Miskin (100 angka kemiskinan) Persen Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik Jumlah PMKS yang tertangani Jumlah PMKS yang ada Jumlah tempat ibadah... X 1.000 Rasio Jumlah penduduk Panjang jalan dan jembatan kabupaten kondisi baik Panjang seluruh jalan dan jembatan
8 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu 9 Berkembangnya kawasan strategis kabupaten 10 Terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing 11 Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga 12 Berkembangnya wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai nilai kearifan lokal Penegakan hukum lingkungan Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan Persentase kawasan yang dikembangkan Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA) Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemda Jumlah kasus lingkungan yang ada Volume sampah yang ditangani Volume produksi sampah Jumlah kawasan yang dikembangkan Jumlah kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan Jumlah SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA) Jumlah SKPD Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama: - Nilai Investasi (Rp) Nilai Investasi Rupiah - Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga Jumlah kerjasama Persentase tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu: - pemilihan legislatif Jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih pada pemilihan legislatif Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih
13 Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan 14 Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat 15 Meningkatnya penanganan bencana - pemilihan presiden Jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih pada pemilihan presiden Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih - pemilihan gubernur Jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih pada pemilihan gubernur Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih - pemilihan bupati Jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih pada pemilihan bupati Jumlah penduduk yang memiliki hak pilih Persentase desa swasembada/ Jumlah desa atau kelurahan berswasembada... X 10.000 Persen Jumlah desa atau kelurahan Indeks desa membangun Komponen penilaian IDM Nilai IDM Persentase penyelesaian Jumlah penyelesaian pelanggaran K3 pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) Jumlah pelanggaran K3 Persentase bencana yang tertangani Jumlah bencana yang tertangani Jumlah bencana
16 Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan 17 Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik 18 Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian Jumlah SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian Jumlah SKPD Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan: - Akuntabilitas Keuangan Komponen penilaian audit keuangan Opini Audit - Akuntabilitas Kinerja Komponen penilaian evaluasi kinerja Predikat AKIP Persentase perda yang ditetapkan Jumlah Perda yang ditetapkan tepat waktu Jumlah Perda Plt. BUPATI BARRU, WAKIL BUPATI BARRU, SUARDI SALEH