BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

Bab 1. Pendahuluan. fitrah yang lebih mulia dan bagi umat muslim yang menjaga kesehatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Lansia Terlantar di Jakarta. Sumber: Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. akan terasa sepi dan hampa. Sebab, musik mampu mencairkan suasana,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

[RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG]

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

Teknik sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan contoh atau sampel kasus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan perkotaan dalam sektor pusat bisnis dan hunian makin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penyandang Cacat di Jakarta Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN. "Perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Pati dengan Konsep Sustainable building

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa ditangani, maka si ibu bisa meninggal selama proses persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Environmentally sustainable, healthy, and livable human settlements merupakan topik yang membahas tentang menciptakan suatu lingkungan yang lebih baik bagi kehidupan dan kesehatan makhluk hidup, dan akan meningkatkan kualitas hidup suatu populasi. Topik ini terutama membahas tentang anak-anak, wanita, dan manula sebagai kelompok populasi yang paling rawan terkena dampak negatif lingkungan Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan manusia dalam kesejahteraan kehidupannya. Kesehatan merupakan suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang terbebas dari penyakit atau kecacatan (WHO, 1943). Kesehatan juga menentukan kualitas hidup suatu masyarakat. Semakin tinggi tingkat kualitas hidup masyarakat, dapat disimpulkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Morris (1979) dikutip dari Brian R. Farmer mengajukan tiga indikator pokok kesejahteraan masyarakat, yaitu tingkat kematian bayi (AKB), harapan hidup saat usia satu tahun, dan angka melek huruf. Indikator ini juga digunakan oleh Biro Pusat Statistik dalam mengukur Indeks Mutu Hidup dalam usaha membandingkan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa kesehatan bayi dan anak merupakan indikator utama dalam kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan anak yang sehat ibunya juga harus sehat, oleh karena itu kesehatan ibu juga menjadi poin penting dalam kesejahteraan masyarakat. Kesehatan ibu dan anak merupakan hal paling dasar dalam menciptakan suatu keluarga yang sejahtera. Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) memegang peranan penting dalam menentukan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia sendiri, angka kematian ibu dan bayi masih tinggi dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Setiap tiga menit di Indonesia, satu balita meninggal dunia dan setiap satu jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan (UNICEF 2012). Berdasaran Survey Demografi Kesehatan Ibu Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka 1

2 Kematian Ibu di Indonesia mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Hal tersebut juga berdampak pada Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah penduduk yang tinggi, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat di Provinsi DKI Jakarta menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi di Provinsi DKI Jakarta hingga mencapai 61 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Provinsi DKI Jakarta membutuhkan fasilitas kesehatan untuk Ibu dan Anak. Penyediaan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) merupakan salah solusi untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di DKI Jakarta. Penyediaan RSIA dirasa perlu dikhususkan karena selama ini kesan rumah sakit yang menyeramkan dan dingin kurang baik bagi psikologis ibu dan anak. Ibu yang akan melahirkan cenderung stress menjelang melahirkan sedangkan anak cenderung takut pada kesan dokter yang mengerikan. Hal ini dapat menghambat proses penyembuhan ibu dan anak. Pada proses penyembuhan seseorang di rumah sakit, terdapat beberapa faktor untuk penyembuhan secara optimal, yaitu antara lain: faktor lingkungan (40%), faktor medis (10%), faktor genetis (20%), dan faktor lain (30%) (Wanindra dan Pribadi, 2011). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam proses penyembuhan seseorang. Oleh karena itu penting dirasa menciptakan suatu lingkungan dimana ibu dan anak nyaman baik secara jasmani maupun psikologis demi mempercepat proses penyembuhan. Healing Environment merupakan suatu lingkungan yang dikondisikan sedemikian rupa agar dapat mengurangi faktor stress pada pasien dan mengoptimalkan penyembuhan pasien melalui pendekatan psikologis. Healing Environment bukan hanya terfokus pada fungsi namun juga kesan yang diberikan dari objek interior bangunan itu sendiri. Healing Environment menrut E.R.C.M Huisman, E. Morales, J. van Hoof, dan H.S.M Kort dalam jurnal Healing Environment: A review of the impact of physical environmental factors on users (2012) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi Healing Environment, seperti: (1) Mengurangi kemungkinan human error (kamar yang sama persis, pencahayaan), (2) Meningkatkan keamanan (mengurangi kemungkinan jatuh, mengurangi

3 kemungkinan infeksi, dan meningkatkan kualitas udara dalam ruang), (3) Kontrol penuh bagi pasien, (4) Privasi, (5) Kenyamanan (Material, seni, kenyamanan visual, kenyamanan akustik, dan orientasi), (6) Dukungan keluaga, dan (7) Unsur alam. yang dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi dampak psikologis yang mungkin terjadi pada pasien dan mempercepat proses penyembuhan pasien dari sisi psikologis. Healing Environment merupakan solusi yang sesuai untuk mengatasi dampak negatif psikologis pasien terhadap lingkungan rumah sakit. Dari pernyataan-pernyataan tersebut, penelitian tugas akhir ini mencoba untuk mengaplikasikan konsep Healing Environment kedalam bentuk arsitektur berupa Rumah Sakit Ibu dan Anak. Latar Belakang Lokasi Dari sekian banyak faktor, jumlah sarana pelayanan kesehatan di Provinsi DKI Jakarta masih belum mencukupi untuk melayani masyarakat, menjadi faktor utama penyebab Angka Kematian Bayi pada saat melahirkan masih tinggi di Provinsi DKI Jakarta. Kurangnya fasilitas kesehatan Ibu dan Anak menyebabkan para calon Ibu kurang mendapatkan pengawasan dari tenaga medis pada masa kehamilannya sehingga mengakibatkan Angka Kematian Bayi yang tinggi. Tabel 1. Gambaran Kematian Ibu dan Bayi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 No. Kodya Jumlah Kasus Kematian Ibu dan Bayi 1. Kodya Jakarta Utara 85 2. Kodya Jakarta Barat 130 3. Kodya Jakarta Pusat 267 4. Kodya Jakarta Timur 140 5. Kodya Jakarta Selatan 79 6. Kep. Seribu 4 Sumber: Profil Kesehatan DKI Jakarta 2013, Diolah Ulang Oleh Penulis Angka Kematian Ibu dan Bayi tertinggi ditemukan di Kodya Jakarta Pusat dengan jumlah kasus sebanyak 267 kasus kematian ibu dan bayi. Berdasarkan data tersebut, Kodya Jakarta Pusat memiliki Angka Kematian Ibu dan Bayi yang paling tinggi dibandingkan dengan Kodya lainnya. Oleh karena itu dirasa perlu membangun fasilitas Rumah Sakit Ibu dan Anak untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi pada daerah tersebut.

4 Gambar 1. Tabel Penyebaran RSIA di Jakarta Pusat Sumber: sirs.buk.depkes.go.id Berdasarkan data Rumah Sakit yang terdaftar di Depkes RI, Jakarta Pusat memiliki total enam RSIA yang tersebar diseluruh kecamatannya. Dari data tersebut, kecamatan Tanah Abang, Senen, Johar Baru dan Sawah Besar belum memiliki fasilitas RSIA. Berdasarkan kondisi wilayah, wilayah Tanah Abang yang dekat dengan Stasiun Besar Tanah Abang memiliki sifat area yang sesuai dengan prinsip Healing Environment, yaitu kemudahan akses bagi pasien maupun keluarga (prinsip dukungan keluaga). Oleh karena itu, wilayah Tanah Abang dirasa cocok untuk pembangunan RSIA dengan konsep Healing Environment. 1.2 Perumusah Masalah 1. Bagaimana kondisi penerapan Healing Environment pada rumah sakit ibu dan anak yang ada di DKI Jakarta? 2. Bagaimana merancang suatu healing environtment pada RSIA melalui elemenelemen arsitektur dan interior rumah sakit? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu konsep Healing Environment pada Rumah Sakit Ibu dan Anak yang dapat mengoptimalkan penyembuhan ibu dan anak baik secara jasmani maupun psikologis pengguna. 1.4 Ruang Lingkup Ruang Lingkup Penelitian

5 Ruang lingkup penelitian berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah adalah: 1. Klasifikasi rumah sakit yang dibahas adalah rumah sakit khusus Ibu dan Anak (RSIA) 2. Pengguna dari rumah sakit ini adalah Ibu hamil menyusui dan anak-anak usia 0-11 tahun. 3. Rumah sakit ibu dan anak yang dirancang menggunakan teori Healing Environment menrut E.R.C.M Huisman, E. Morales, J. van Hoof, dan H.S.M Kort dalam jurnal Healing Environment: A review of the impact of physical environmental factors on users (2012) Ruang Lingkup Lokasi Gambar 2. Lokasi proyek Sumber: google earth Alamat : JL. Teluk Betung I Kebon Melati, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat Luas Lahan : 7.655 m 2 KDB : 40% KLB : 5.00 Ketinggian maksimal : 60 lantai GSB : 8 m Peruntukan Bangunan Batas Tapak : Sub-zona campuran : Utara : Mall dan perkantoran Thamrin City Selatan: Apartemen Thamrin Residence Barat : Apartemen Thamrin Residence Timur: Waduk Melati dan JL. Teluk Betung I

6 1.5 State of The Art Berdasarkan jurnal E.R.C.M Huisman, E. Morales, J. van Hoof, dan H.S.M Kort dalam jurnal Healing Environment: A review of the impact of physical environmental factors on users (2012), healing environtment memiliki dampak yang positif terhadap kesembuhan pasien. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan jauh dari kesan rumah sakit yang menyeramkan dapa mengurangi kadar stress pasien. Prinsip desain Healing Environment diantaranya: (1) Mengurangi kesalahan (kamar yang sama persis, pencahayaan), (2) Meningkatkan keamanan (mengurangi kemungkinan jatuh, mengurangi kemungkinan infeksi, dan meningkatkan kualitas udara dalam ruang), (3) Kontrol penuh, (4) Privasi, (5) Kenyamanan (Material, seni, kenyamanan visual, kenyamanan akustik, dan orientasi), (6) Dukungan keluaga dan (7) Unsur Alam. Penggunaan elemen arsitektur dan interior yang sesuai dengan konsep Healing Environment dapat membantu menghidupkan lingkungan yang nyaman bagi pasien. Prinsip ini akan digunakan sebagai tolak ukur perencanaan rumah sakit ibu dan anak dengan konsep Healing Environment.