BAB IV PEMBAHASAN. dan diperdagangkan di NYSE dan LSE. Saham Biasa TELKOM juga telah. ditawarkan kepada publik tanpa pencatatan di Jepang.

dokumen-dokumen yang mirip
Artik Estuari D2D307004

ANALISIS PENGARUH BUY BACK SAHAM PT TELKOM (PERSERO) TERHADAP DIVIDEN PERIODE

PENGARUH BUY BACK SAHAM PT TELKOM TERHADAP DIVIDEN PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada aktivitas pasar modal investasi saham merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh dividen per share (DPS), earning per share

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

prasarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian negara indonesia. Sektor perekonomian yang ada di indonesia ada sektor indrustri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. regulasi di Bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian dividen. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. fundamental terhadap harga saham pada sektor Textile dan Garment yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak menentu, menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengumuman pembagian dividen. Pujiono (2002) dan Sularso (2003) dalam

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (Perseroan)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. "Resesi"

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

) TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah transaksi perusahaan yang go public, dan jumlah investor domestik. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara, karena pasar modal memiliki fungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Baridwan (2004) earning per share adalah jumlah pendapatan yang

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pasar Saham Biasa TELKOM tercatat di BEI yang merupakan pasar perdagangan utama Saham Biasa TELKOM di luar pasar perdagangan Amerika Serikat. Selain itu, ADS TELKOM yang merepresentasikan 40 saham dari Saham Biasa, tercatat dan diperdagangkan di NYSE dan LSE. Saham Biasa TELKOM juga telah ditawarkan kepada publik tanpa pencatatan di Jepang. IV.1.1 Kinerja Perdagangan Saham TELKOM 2006 Pada pertengahan tahun 2005, harga saham TELKOM tercatat hanya 5.000 di bursa, dan akhir tahun 2006 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu menjadi 10.000. Grafik 4.1 Harga Saham TELKOM dan Volume Perdagangan di BEJ Tahun 2006 Sumber : Laporan Tahunan Telkom 2006 54

Tabel 4.1 Harga Saham TELKOM Per Kuartal Tahun 2006 Tertinggi Terendah Kuartal Pertama 7.000 5.950 Kuartal Kedua 8.400 6.750 Kuartal Ketiga 8.450 7.100 Kuartal Keempat 10.550 8.200 Sumber : Laporan Tahunan Telkom 2006 IV.1.2 Kinerja Perdagangan Saham TELKOM 2007 Bagi TELKOM, tahun 2007 merupakan tahun peningkatan pelanggan yang cukup signifikan yaitu tumbuh 29,9%. Hal inilah yang membuat kinerja keuangan TELKOM bertahan dan pasar sahamnya menjadi prioritas para investor. Grafik 4.2 Harga Saham TELKOM dan Volume Perdagangan di BEI Tahun 2007 Sumber : Laporan Tahunan Telkom 2007 55

Tabel 4.2 Harga Saham TELKOM Per Kuartal Tahun 2007 Tertinggi Terendah Kuartal Pertama 10.350 8.900 Kuartal Kedua 10.800 9.400 Kuartal Ketiga 11.450 9.850 Kuartal Keempat 12.650 10.000 Sumber : Laporan Tahunan Telkom 2007 IV.1.3 Kinerja Perdagangan Saham TELKOM 2008 Menjelang akhir tahun 2008, krisis keuangan global mulai dirasakan oleh hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Laba bersih TELKOM pun menurun dibandingkan tahun 2007, penyebabnya antara lain adalah menurunnya pendapatan dari SLI, kerugian nilai tukar kurs hingga mencapai 1 triliun, dan pendapatan yang hanya tumbuh tipis sekitar 2%-4% menjadi 63,74 triliun- 64,98 triliun dimana pendapatan tahun 2007 sebesar 62,49 triliun. Grafik 4.3 Harga Saham TELKOM dan Volume Perdagangan di BEI Tahun 2008 Sumber : Laporan Tahunan Telkom 2008 56

Tabel 4.3 Harga Saham TELKOM Per Kuartal Tahun 2008 Tertinggi Terendah Kuartal Pertama 10.250 8.400 Kuartal Kedua 9.700 7.189 Kuartal Ketiga 7.878 6.155 Kuartal Keempat 7.250 5.000 Sumber : Laporan Tahunan Telkom 2008 IV.2 Perhitungan Buy Back TELKOM Periode I & II Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan dan rumus, dapat diperoleh ringkasan perhitungan buy back, dengan langkah sebagai berikut: 1. Jumlah Saham Beredar (Outstanding Shares) Jumlah saham beredar yang dinyatakan dalam laporan keuangan, apabila melakukan buy back, maka dikurangi dengan jumlah lembar saham yang di buy back. 2. Laba Bersih (Net Income) Laba bersih merupakan selisih atas biaya yang dibebankan dan penjualan yang diperoleh di tahun berjalan, merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. Laba bersih telah dinyatakan dalam laporan keuangan. 3. Laba Per Saham (Earning Per Share/EPS) Merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Rumus: 57

4. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) Perusahaan, khususnya TELKOM memiliki rasio pembayaran yang berbeda setiap tahunnya, tergantung dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). 5. Dividen Dividen adalah bagian laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham (investor), sebagai pembagian keuntungan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang berhak menerima dividen adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman dividen. Rumus: 6. Dividen Per Saham (Dividend Per Share/DPS) Dividen per saham adalah jumlah dividen yang dibagikan per sahamnya atau dengan rumus: 58

IV.2.1 Buy Back Periode I (Desember 2005 Juni 2007) Berdasarkan rumus dan tata cara perhitungan yang telah disajikan sebelumnya, berikut hasil perhitungan dan perbandingan data keuangan TELKOM dengan buy back atau tanpa (non) buy back: Tabel 4.4 Perhitungan Buy Back Periode I Januari Desember 2006 Buy Back Non Buy Back Outstanding Shares 20.041.622.779 20.159.999.279 Net Income* 11.005.577.000.000 11.005.577.000.000 EPS 549,13 545,91 DPR* 55% 55% Dividen 6.053.067.350.000 6.053.067.350.000 DPS 302,02 300,25 Sumber : Diolah Penulis Catatan: penulis menggunakan data asli untuk Net Income dan DPR untuk melihat perbandingan EPS dan DPS jika dibandingkan dengan data laporan keuangan. Pembaca dapat menggunakan data Net Income dan DPR berdasarkan perkiraan atau pernyataan manajemen untuk menghitung langsung perbedaan EPS dan DPS yang akan diperoleh jika perusahaan melakukan atau tidak melakukan buy back. Berdasarkan tabel diatas, TELKOM melakukan buy back sebesar 118.376.500 sahamnya, dan menunjukkan adanya selisih 3,22 keuntungan EPS, dan selisih 1,77 keuntungan DPS jika perusahaan 59

melakukan buy back. Tabel 4.5 Data Laporan Keuangan Januari Desember 2006 Outstanding Shares (rata-rata 20.114.511.886 tertimbang) Net Income 11.005.577.000.000 EPS 547,15 DPR 55% Dividen 6.053.067.000.000 DPS 303,21 Sumber : Laporan Keuangan Telkom 2006 & 2007 Pada Januari Desember 2006, saham yang telah berhasil di buy back oleh TELKOM adalah sebesar 118.376.500 saham seri B dari modal saham yang ditempatkan dan beredar seri B, dengan total pembelian sebesar 952.211.000.000 (sudah termasuk biaya jasa perantara dan kustodian). Mutasi saham yang dibeli kembali akibat dari program buy back adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Mutasi Saham Buy Back Januari Desember 2006 Jumlah Saham Rp Saldo 1 Januari 2006 - - Jumlah saham di buy back 118.376.500 952.211.000.000 Saldo 31 Desember 2006 118.376.500 952.211.000.000 Sumber : Laporan Keuangan Telkom 2006 Harga beli per lembar saham untuk saham yang di buy back: Rp Rata-rata tertimbang 8.044 Minimum 6.633 Maksimum 10.620 Tabel 4.7 60

Perhitungan Buy Back Periode I Januari Juni 2007 Buy Back Non Buy Back Outstanding Shares 19.948.708.779 20.041.622.779 Net Income* 6.624.923.000.000 6.624.923.000.000 EPS 332,09 330,55 DPR* 70% 70% Dividen 4.637.446.100.000 4.637.446.100.000 DPS 232,46 231,39 Sumber : Diolah Penulis Catatan: penulis menggunakan data asli untuk Net Income dan DPR untuk melihat perbandingan EPS dan DPS jika dibandingkan dengan data laporan keuangan. Pembaca dapat menggunakan data Net Income dan DPR berdasarkan perkiraan atau pernyataan manajemen untuk menghitung langsung perbedaan EPS dan DPS yang akan diperoleh jika perusahaan melakukan atau tidak melakukan buy back. Berdasarkan tabel diatas, TELKOM melakukan buy back sebesar 92.914.000 sahamnya, dan menunjukkan adanya selisih 1,54 keuntungan EPS, dan selisih 1,07 keuntungan DPS jika perusahaan melakukan buy back. Tabel 4.8 Data Laporan Keuangan Januari Juni 2007 Outstanding Shares (rata-rata 19.985.416.719 tertimbang) Net Income 6.624.923.000.000 EPS 331,49 DPR 70% Sumber : Laporan Keuangan Telkom 2007 & 2008 Sampai dengan transaksi yang berakhir Juni 2007, TELKOM telah membeli kembali 211.290.500 lembar saham seri B dari modal saham yang 61

ditempatkan dan beredar seri B, dengan total pembelian sebesar 1.829.138.000.000 (sudah termasuk biaya jasa perantara dan kustodian). Mutasi saham yang dibeli kembali akibat dari program buy back final Periode I adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Mutasi Saham Buy Back Januari Juni 2007 Jumlah Saham Rp Saldo 1 Januari 2007 118.376.500 952.211.000.000 Jumlah saham di buy back 92.914.000 876.927.000.000 Saldo 30 Juni 2007 211.290.500 1.829.138.000.000 Sumber : Laporan Keuangan Telkom Januari Juni 2007 Harga beli per lembar saham untuk saham yang di buy back: Rp Rata-rata tertimbang 8.657 Minimum 6.633 Maksimum 10.755 IV.2.2 Buy Back Periode II (Juli 2007 Juni 2008) Pada Periode II, aksi korporasi TELKOM dipengaruhi oleh krisis keuangan global (akhir 2007), berikut hasil perhitungan dan perbandingan data keuangan TELKOM dengan buy back atau tanpa (non) buy back: Tabel 4.10 Perhitungan Buy Back Periode II Juli Desember 2007 Buy Back Non Buy Back Outstanding Shares 19.915.258.779 19.948.708.779 Net Income* 6.232.095.000.000 6.232.095.000.000 EPS 312,93 312,40 DPR* 70% 70% 62

Dividen 4.362.466.500.000 4.362.466.500.000 DPS 219,05 218,68 Sumber : Diolah Penulis Catatan: penulis menggunakan data asli untuk Net Income dan DPR untuk melihat perbandingan EPS dan DPS jika dibandingkan dengan data laporan keuangan. Pembaca dapat menggunakan data Net Income dan DPR berdasarkan perkiraan atau pernyataan manajemen untuk menghitung langsung perbedaan EPS dan DPS yang akan diperoleh jika perusahaan melakukan atau tidak melakukan buy back. Berdasarkan tabel diatas, TELKOM melakukan buy back sebesar 33.450.000 sahamnya, dan menunjukkan adanya selisih 0,53 keuntungan EPS, dan selisih 0,37 keuntungan DPS jika perusahaan melakukan buy back. Sampai dengan transaksi yang berakhir Desember 2007, TELKOM telah membeli kembali 244.740.500 lembar saham seri B dari modal saham yang ditempatkan dan beredar seri B, dengan total pembelian sebesar 2.176.611.000.000 (sudah termasuk biaya jasa perantara dan kustodian). Mutasi saham yang dibeli kembali akibat dari program buy back adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Mutasi Saham Buy Back Januari Desember 2007 Jumlah Saham Rp Saldo 1 Januari 2007 118.376.500 952.211.000.000 Jumlah saham di buy back 126.364.000 1.224.400.000.000 Saldo 31 Desember 2007 244.740.500 2.176.611.000.000 Sumber : Laporan Keuangan Telkom 2007 Harga beli per lembar saham untuk saham yang di buy back: 63

Rp Rata-rata tertimbang 9.689 Minimum 8.868 Maksimum 11.200 Tabel 4.12 Perhitungan Buy Back Periode II Januari Juni 2008 Buy Back Non Buy Back Outstanding Shares 19.733.708.779 19.915.258.779 Net Income* 6.297.610.000.000 6.297.610.000.000 EPS 319,12 316,22 DPR* 55% 55% Dividen 3.463.685.500.000 3.463.685.500.000 DPS 175,52 173,92 Sumber : Diolah Penulis Catatan: penulis menggunakan data asli untuk Net Income dan DPR untuk melihat perbandingan EPS dan DPS jika dibandingkan dengan data laporan keuangan. Pembaca dapat menggunakan data Net Income dan DPR berdasarkan perkiraan atau pernyataan manajemen untuk menghitung langsung perbedaan EPS dan DPS yang akan diperoleh jika perusahaan melakukan atau tidak melakukan buy back. Berdasarkan tabel diatas, TELKOM melakukan buy back sebesar 181.550.000 sahamnya, dan menunjukkan adanya selisih 2,9 keuntungan EPS, dan selisih 1,6 keuntungan DPS jika perusahaan melakukan buy back. Tabel 4.13 Data Laporan Keuangan Januari Juni 2008 Outstanding Shares (rata-rata 19.814.432.934 tertimbang) Net Income 6.297.610.000.000 EPS 317,83 Sumber : Laporan Keuangan TELKOM 2008 & Pengumuman RUPST 2009 64

Sampai dengan transaksi yang berakhir Juni 2008, TELKOM telah membeli kembali 426.290.500 lembar saham seri B dari modal saham yang ditempatkan dan beredar seri B, dengan total pembelian sebesar 3.798.701.000.000 (sudah termasuk biaya jasa perantara dan kustodian). Mutasi saham yang dibeli kembali akibat dari program buy back final Periode II adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Mutasi Saham Buy Back Januari Juni 2008 Jumlah Saham Rp Saldo 1 Januari 2008 244.740.500 2.176.611.000.000 Jumlah saham di buy back 181.550.000 1.622.090.000.000 Saldo 30 Juni 2008 426.290.500 3.798.701.000.000 Sumber : Laporan Keuangan Telkom Januari - Juni 2008 Harga beli per lembar saham untuk saham yang di buy back: Rp Rata-rata tertimbang 8.911 Minimum 6.628 Maksimum 11.200 IV.2.3 Perbandingan Hasil Buy Back Periode I & II TELKOM telah berhasil melakukan program buy back saham Periode I (Desember 2005 Juni 2007) dan Periode II (Juli 2007 Juni 2008), dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Buy Back Periode I 65

Net Income Saham buy EPS DPS back Periode I 17.630.500.000.000 211.290.500 881,22 534,48 Non buy 17.630.500.000.000-876,46 531,64 back Sumber : Diolah Penulis Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya selisih 4,76 keuntungan EPS, dan selisih 2,84 keuntungan DPS jika perusahaan melakukan buy back pada Periode I (Desember 2005 Juni 2007). Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Buy Back Periode II Net Income Saham buy EPS DPS back Periode II 12.529.705.000.000 215.000.000 632,05 394,57 Non buy 12.529.705.000.000-628,62 392,60 back Sumber : Diolah Penulis Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya selisih 3,43 keuntungan EPS, dan selisih 1,97 keuntungan DPS jika perusahaan melakukan buy back pada Periode II (Juli 2007 Juni 2008). IV.3 Perhitungan dan Perbandingan Buy Back TELKOM Periode 2006 2008 Untuk mengetahui perbandingan EPS dan DPS setiap tahunnya (2006-2008), maka dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: Tabel 4.17 Perhitungan dan Perbandingan Buy Back Periode 2006-2008 2006 2007 2008 Outstanding Shares (yang di buy back) 118.376.500 126.364.000 245.834.000 66

Net Income 11.005.577.000.000 12.857.018.000.000 10.619.470.000.000 EPS 547,15 641,51 537,73 DPR 55% 70% 55% Dividen 6.053.067.000.000 7.071.360.000.000 5.840.708.500.000 DPS 303,21 357,87 296,95 Sumber : Laporan Keuangan TELKOM Tahun 2006, 2007, & 2008 Jika dilihat dan di analisis, maka EPS dan DPS sebuah saham sangat tergantung pada laba bersih (net income) emiten tersebut, tidak hanya memandang besarnya saham beredar yang telah dibeli kembali akan menaikkan EPS dan DPS. Besarnya DPR juga akan sangat berpengaruh pada DPS yang akan dibagikan, hal ini tergantung pada kebijakan RUPS yang dilangsungkan para pemegang saham. IV.4 Perhitungan dan Perbandingan ROE TELKOM Periode 2006 2008 Di bawah ini adalah perhitungan dan perbandingan Return on Equity TELKOM untuk periode 2006 sampai dengan 2008: Tabel 4.18 Perhitungan dan Perbandingan ROE Periode 2006-2008 2006 2007 2008 DPR 55% 70% 55% Net Income 11.005.577.000.000 12.857.018.000.000 10.619.470.000.000 Equity 28.068.689.000.000 33.748.579.000.000 34.314.071.000.000 ROE 39,2% 38% 30,9% Sumber : Diolah Penulis 67