Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

dokumen-dokumen yang mirip
Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

TERSELESAIKAN H+7 P2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROTEKSI KATODIK DENGAN ANODA TUMBAL SEBAGAI PENGENDALI LAJU KOROSI BAJA DALAM LINGKUNGAN AQUEOUS

TUGAS SARJANA. KOROSI GALVANIS PADA STEEL AISI Cu DENGAN VARIASI PEMBIASAN SCRAP STEEL SEBAGAI ANODA KEDUA PADA MEDIUM NaCl

Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN ANODA KORBAN

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Semarang, 6 juli 2010 Penulis

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Pengaruh Perlakuan Panas Pada Anoda Korban Aluminium Galvalum Iii terhadap Laju Korosi Pelat Baja Karbon Astm A380 Grade C

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

Pengaruh variasi pembagian jumlah anoda dengan pola horisontal terhadap laju korosi baja SS400 pada media air laut

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

STUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

PROTEKSI KATODIK BAJA AISI 1020 MENGGUNAKAN ANODA ALUMUNIUM

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

Kata kunci : BEM, Korosi, Beton berulang, Proteksi katodik, Anoda korban, Simulasi

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

Elektrokimia. Sel Volta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

PENGARUH WAKTU DAN LUAS PERMUKAAN TERHADAP KETEBALAN PRODUK PADA ELEKTROPLATING ACID ZINC

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

LAB KOROSI JPTM FPTK UPI

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

KARAKTER FISIK DAN KOROSI MANGAN HASIL PELAPISAN PADA BAJA AISI 1020

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-78

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

I HIBITOR POLIFOSFAT U TUK ME GE DALIKA KOROSI PADA PIPA SISTEM PE DISTRIBUSIA AIR

PENGENDALIAN KOROSI PIPA PERMINYAKAN DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR KOROSI Teuku Azhari Hassan, Komalasari, Ida Zahrina

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

Transkripsi:

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Rahmat Ilham, Komalasari, Rozanna Sri Irianty Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293 Telp. (0761) 63266 Fax. (0761) 63279, 65593 Email : rilham.matt@yahoo.co.id ABSTRACT Pipe installation of oil and gas processing are located on land or at sea are generally made of carbon steel are susceptible to corrosion by the environment. A system to protect the corrosion of carbon steel is a sacrificial anode cathodic protection. Sample material used is low carbon steel with aluminum and zinc sacrificial anodes.test condensation used is NaCl at a concentration of 500 ppm, 5.000 ppm, 15.000 ppm and 30.000 ppm then performed by varying the distance between the anode and cathode at a distance of 2 cm,3 cm and 4 cm. The results using the sacrificial anode aluminum and zinc. Where the best results in the sacrificial anode aluminum with carbon steel corrosion rate of 1,08 mpy for NaCl concentration of 500 ppm with the distance between electrodes 2 cm. Keywords: sacrificial anode, NaCl, corrosion rate, cathodik protection. 1. PENDAHULUAN Korosi merupakan faktor utama yang mempengaruhi umur panjang dan kehandalan pipa yang mengangkut sumber energi penting di seluruh bangsa. Hasil penelitian di Amerika menunjukan bahwa biaya yang ditimbulkan oleh korosi diperkirakan sebesar 3,1% dari Gross National Product. Selain mengurangi biaya secara subtansial, pencegahan korosi dan kontrol sangat penting untuk melindungi keselamatan publik dan lingkungan (NACE, 1999). Perlindungan dengan anoda korban seng dan aluminium mempunyai kelebihan diantaranya lebih sederhana, stabil dan biaya perawatan yang lebih rendah, dasar pemilihan ini seharusnya atas pertimbangan kinerja kedua jenis anoda korban tersebut yang meliputi; massa jenis, potensial proteksi, tegangan dorong, kapasitas dan efisiensi yang dihasilkan (Juliana, dkk., 1999). Isni Utami (2009) telah melakukan penelitian pada baja AISI SAE 1018 dalam lingkungan aqueous dengan waktu pencelupan 168 s/d 840 jam dengan anoda korban Al dan Zn. Dari analisa metoda kehilangan berat, baja tanpa proteksi mengalami laju korosi 9,4 mpy dan dengan proteksi Zn laju korosi baja 4,7 mpy dan anoda Al 1,6 mpy. Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Juliana Anggono, dkk (1999) meneliti perbandingan kinerja anoda korban paduan aluminium dengan paduan seng dalam lingkungan air laut. Dari hasil penelitian menunjukan anoda korban paduan aluminium menghasilkan arus galvanik dan kapasitas anoda yang JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1

lebih besar dari pada paduan seng. Demikian pula efesiensi paduan aluminium lebih baik dan laju konsumsi anoda aluminium lebih rendah dari pada paduan seng. Dari penelitian tersebut dengan metoda proteksi katodik dimana korosi menyerang logam yang memiliki potensial yang lebih rendah. Maka dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh dari variasi konsentrasi NaCl dan jarak anoda korban dari serangan korosi, kemudian analisa pengujian proteksi katodik dengan metoda kehilangan berat, sehingga dapat diketahui kinerja anoda korban aluminium dan seng dalam larutan NaCl. Natrium klorida menghasilkan suatu medium korosi yang sangat agresif bila dilarutkan didalam media air, tingkat korosi sama dengan air laut. Apabila suatu bahan ionik dilarutkan ke dalam air maka ion-ionnya memisahkan diri dan menyebar secara acak di antara molekulmolekul air. Proteksi katodik dengan anoda korban terjadi saat sebuah logam yang dilindungi sebagai katoda dihubungkan dengan logam yang lebih reaktif sebagai anoda. Dimana material anoda mempunyai beda potensial yang menghasilkan arus listrik sehingga material katoda akan menerima elektron. Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Ketika atom logam mengalami suatu reaksi korosi atom itu diubah menjadi sebuah ion melalui reaksi dengan unsur yang terdapat di lingkungannya. Terdapat empat unsur pokok yang harus dipenuhi agar korosi dapat terjadi. Syarat-syarat yang terjadi dalam korosi pada sebuah logam: 1. Anoda, tampat terjadinya reaksi oksidasi. 2. Katoda, tempat terjadinya reaksi reduksi. 3. Elektrolit adalah larutan yang mempunyai sifat menghantarkan listrik. 4. Sambungan logam. Anoda e- Metallic Connection Electrolyte e- Katoda Gambar 1. Sel korosi basah sederhana. Gambar 2. Proteksi katodik a. anoda korban dan b. impressed current (Bardal, E., 2004) Perlindungan korosi dengan anoda korban ada dua jenis proteksi katodik, yaitu dengan metoda anoda korban (sacrificial anode) dan dengan metoda arus terpasang (impressed current). Anoda korban relatif lebih murah, mudah JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2

dipasang bila dibandingkan dengan metoda arus tanding. Keuntungan lainnya adalah tidak diperlukannya peralatan listrik yang mahal dan tidak ada kemungkinan salah arah dalam pengaliran arus (Trethewey, 1991). Prinsip dari proteksi katodik dengan sistem anoda korban adalah memperlakukan logam yang akan dilindungi sebagai katoda dengan cara menghubungkan logam tersebut dengan logam yang memiliki potensial yang lebih rendah (more active). Logam yang memiliki potensial yang lebih rendah ini akan berfungsi sebagai anoda sehingga disebut sebagai anoda korban (Abdoel, G., 2011). Pengukuran laju korosi berdasarkan kehilangan berat dapat dinyatakan sebagai besarnya kehilangan berat. Logam yang diuji persatuan luas permukaan persatuan waktu. Laju penetrasi dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (NACE Standard, 2005): Dimana : CR = laju korosi (mpy) W = yang hilang ρ = Densitas logam (gram/cm 3 ) A = Luas permukaan logam (in 2 ) T CR = 365 x 1.000 x W ρ x A x T x (2,54) 3 = Waktu (hari) 2. METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah baja karbon rendah (API 5L Grade B), aluminium, seng, aquadest, NaCl p.a dan etanol sedangkan alat yang digunakan adalah tang, neraca analitik, oven dan desikator. Variabel tetap yaitu jenis katoda: baja karbon rendah dengan ukuran katoda: 3 cm x 4 cm x 0,1 cm dan jenis pelarut Natrium Klorida (NaCl). Variabel berubah yaitu jenis anoda: aluminium (Al) dengan ukuran 3 cm x 4 cm x 0,1 cm, seng (Zn) dengan ukuran 3 cm x 4 cm x 0,08 cm dan jarak anoda ke katoda : 2 cm, 3 cm, dan 4 cm dan konsentrasi NaCl: 500 ppm, 5.000 ppm, 15.000 ppm dan 30.000 ppm. Pengujian korosi dilakukan dengan metoda proteksi katodik anoda korban, mengacu pada standar ASTM G1-90. Standard Practice for Preparing, Cleaning and Evaluating Corrosion Test Spesimens. Kehilangan berat spesimen dipakai menjadi perhitungan laju korosi. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahapan yaitu preparasi spesimen, pengujian tanpa proteksi dan pengujian dengan proteksi katodik anoda korban. Preparasi spesimen dilakukan dengan cara diamplas kemudian dibersihkan dengan larutan etanol dan timbang berat masingmasing material. Baja karbon dan anoda korban yang telah dipreparasi selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji celup tanpa proteksi dan proteksi katodik anoda korban dengan variasi jarak antar anoda dan katoda kemudian direndam dalam larutan NaCl dengan masing-masing perbedaan konsentrasi (ppm) selama 10 hari kemudian diangkat untuk dihitung laju korosinya dengan metoda kehilangan berat. JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Laju Korosi Baja Karbon Rendah di Lingkungan NaCl Kehilangan Laju Konsentrasi awal akhir Korosi NaCl (ppm) (mpy) 500 5,32 5,252 0,068 4,9008 5.000 5,41 5,336 0,074 5,3332 15.000 5,336 5,256 0,08 5,7656 30.000 5,529 5,44 0,089 6,4142 Dari tabel 1 terlihat bahwa laju korosi semakin meningkat dengan naiknya konsentrasi NaCl. Pada konsentrasi NaCl 500 ppm laju korosi baja karbon sebesar 4,9 mpy dan dengan semakin meningkatnya konsentrasi NaCl akan meningkatkan laju korosi baja karbon dimana konsentrasi 30.000 ppm sebesar 6,41 mpy Gambar 3. Laju korosi baja karbon terhadap konsentrasi NaCl Gambar 3 menunjukan semakin tinggi konsentrasi NaCl maka semakin tinggi pula korosi baja karbon. Baja akan mengalami korosi karena adanya ion Cl -, dimana ion Cl - akan memecah lapisan pasif pada baja karbon atau mencegah pembentukan lapisan pasif pada baja karbon (Uhlig,1985), saat bersentuhan dengan permukaan logam, ion Cl - akan melarutkan ion-ion logam dan memudahkan ion-ion tersebut masuk kelarutan. Pada tabel 2 dan 3, jelas sekali bahwa pengurangan berat yang terjadi pada baja yang diproteksi dengan aluminium lebih efektif dibandingkan dengan yang terjadi pada pengurangan berat pada baja karbon yang diproteksi dengan seng. Tabel 2. Laju korosi Baja Karbon yang dilindungi Anoda Korban Zn NaCl (ppm) Jarak (cm) A : K Awal Akhir Kehilangan Laju Korosi (mpy) 500 2 5,371 5,352 0,019 1,3693 3 5,429 5,395 0,034 2,4504 4 5,481 5,428 0,053 3,8197 5.000 2 5,185 5,163 0,022 1,5855 3 5,406 5,367 0,039 2,8107 4 5,554 5,498 0,056 4,0359 15.000 2 5,308 5,282 0,026 1,8738 3 5,367 5,323 0,044 3,1711 4 5,303 5,242 0,061 4,3963 30.000 2 5,054 5,023 0,031 2,2342 3 5,438 5,387 0,051 3,6756 4 5,243 5,179 0,064 4,6125 Pada tabel 2 terlihat bahwa hasil pengujian dengan metoda kehilangan berat laju korosi dengan konsentrasi 500 ppm dengan jarak antar seng dan baja karbon 2 cm laju korosi baja karbon sebesar 1,37 mpy dan pada jarak antar elektroda 3 cm dan 4 cm korosi baja karbon mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,45 mpy dan 3,82 mpy dan pada peningkatan konsentrasi NaCl berikutnya laju korosi berbanding linier terhadap pengaruh jarak antar anoda dan katoda. Anoda korban Zn tidak begitu efektif untuk perlindungan dengan jarak antar elektroda 3 cm dan 4 cm dikarenakan pengaruh dari potensial tidak begitu negatif dari anoda Zn terhadap logam yang dilindungi dan anoda Zn cepat terkorosi oleh tingginya konsentrasi ionion NaCl terlarut yang menyebabkan tidak efektifnya arus listrik yang mengalir ke larutan elektrolit. Hal ini sesuai dengan teori Jones (1992) dimana potensial korosi anoda harus lebih negatif terhadap logam yang dilindungi untuk mendorong arus protektif yang melalui elektrolit. JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4

Gambar 4. Grafik perbandingan jarak antara anoda korban seng dengan laju korosi baja karbon Dari gambar 4 terlihat bahwa data yang diperoleh dengan jarak antar elektroda 2 cm anoda seng bekerja secara efektif pada konsentrasi NaCl 500 ppm laju korosi sebesar 1,4 mpy. Tingkat paling korosi pada jarak 4 cm dengan konsentrasi NaCl 30.000 ppm laju korosi sebesar 4,6 mpy dimana energi yang dihasilkan oleh anoda seng tidak efektif yang berpengaruh terhadap mobilitas ion menjadi semakin rendah melewati elektrolit sehingga daya hantar listriknya semakin rendah. Hal ini menunjukan pengaruh dari jarak antar elektroda, dimana semakin jauh jarak elektroda dan semakin besar konsentrasi larutan elektrolit maka konduktifitasnya semakin rendah. Hal ini menurut Juliana, dkk.,(1999) disebabkan adanya tahanan dari elektrolit yang mengakibatkan tidak efektifnya energi yang dihasilkan elektroda. Gambar 5. Grafik Perbandingan antara jarak anoda korban Aluminium dengan laju korosi baja karbon Dari gambar 5 terlihat bahwa laju korosi baja karbon dengan anoda korban aluminium lebih efektif dengan jarak yang lebih dekat, dengan konsentasi 500 ppm laju korosi sebesar 1,08 mpy pada konsentrasi 5.000 ppm laju korosi 1,22 mpy, konsentrasi 15.000 ppm laju korosi sebesar 1,36 mpy dan konsentrasi 30.000 ppm laju korosi 1,5 dengan jarak masingmasing sama yaitu 2 cm, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi anoda mengalirkan elektron ke katoda mencapai kesetimbangan yang dinamis. Tabel 3. Laju korosi Baja Karbon yang dilindungi Anoda Korban Al NaCl (ppm) Jarak (cm) A : K Awal Akhir Kehilangan Laju Korosi (mpy) 500 2 5,413 5,398 0,015 1,0811 3 5,587 5,563 0,024 1,7297 4 5,482 5,445 0,037 2,6666 5.000 2 5,468 5,451 0,017 1,2252 3 5,526 5,499 0,027 1,9459 4 5,305 5,263 0,042 3,0269 15.000 2 5,44 5,421 0,019 1,3693 3 5,287 5,256 0,031 2,2342 4 5,161 5,114 0,047 3,3873 30.000 2 5,292 5,271 0,021 1,5135 3 5,509 5,473 0,036 2,5945 4 5,421 5,368 0,053 3,8197 Bila ditinjau dari perbandingan jarak antara anoda dan katoda terlihat pada tabel 2 dan tabel 3 bahwa terjadi peningkatan laju korosi baja karbon dengan perbandingan jarak antara elektroda. Tingginya kandungan ion Cl - pada konsentrasi 30.000 ppm dengan laju korosi 3,82 mpy dengan jarak antara elektroda 4 cm mengakibatkan serangan korosi yang dapat menurunkan arus dari aluminium. Dimana menurut Parthasarady, (1998) besar arus listrik yang mengalir pada elektrolit dipengaruhi oleh beda potensial yang diberikan kepada elektroda, tahanan dari larutan, jarak elektroda dan luas permukaan elektroda. JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5

NaCl (ppm) Jarak (cm) A : K Laju Korosi (mpy) Proteksi dengan Aluminium Proteksi dengan Seng (%) Penurunan dengan Al Pada tabel 4 variasi dari jarak antara elektroda yang dilakukan pada konsentrasi NaCl untuk memperoleh efesiensi dari baja yang dilindungi. Dari hasil penelitian, didapat bahwa efesiensi perlindungan terbaik pada perlindungan anoda korban aluminium dan seng pada konsentrasi NaCl 500 ppm dengan jarak 2 cm dengan tingkat efisiensi sebesar 77,9% dan pada anoda korban seng 72,1%. Efesiensi laju korosi baja karbon 4. KESIMPULAN DAN SARAN (%) Penurunan dengan Zn 500 2 1,0811 1,3693 77,9 72,1 3 1,7297 2,4504 64,7 50,0 4 2,6666 3,8197 45,6 22,1 5.000 2 1,2252 1,5855 77,0 70,3 3 1,9459 2,8107 63,5 47,3 4 3,0269 4,0359 43,2 24,3 15.000 2 1,3693 1,8738 76,2 67,5 3 2,2342 3,1711 61,3 45,0 4 3,3873 4,3963 41,3 23,8 30.000 2 1,5135 2,2342 76,4 65,2 3 2,5945 3,6756 59,6 42,7 4 3,8197 4,6125 40,4 28,1 Proteksi katodik metoda anoda korban efektif digunakan untuk jarak 2 cm dimana laju korosi sebesar 1,08 mpy pada anoda aluminium dan pada anoda seng sebesar 1,3 mpy. Semakin jauh jarak struktur logam yang akan diproteksi akan menyebabkan menurunnya kapasitas dan efisiensi anoda korban. Untuk pengembangan penelitian dengan cara mengkombinasikan metoda anoda korban dengan metoda pencegahan korosi lainnya dan perlu mengunakan pengukuran potensiostat untuk pengoptimalkan anoda korban. DAFTAR PUSTAKA Abdoel Goffar. 2011. Rancangan Dasar Perhitungan Proteksi Katodik Dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Anjungan Minyak di Lingkungan Air Laut. Majalah LPL. Vol 45. Hal 82. Jakarta. ASTM G1-90. 1999. Standard Practice for Preparing, Cleaning and Evaluating Corrosion Test Spesimens. Reapproved. United States. Bardal Einar. 2004. Corrosion and protection. Springer. London. Isni Utami. 2009. Proteksi Katodik dengan Anoda Tumbal Sebagai Pengendali Laju Korosi Baja Dalam Lingkungan Aqueous. Jurnal Teknik Kimia. Vol 3. No 2. Hal 240-245. Jawa Timur. Jones Denny A, 1992. Principles and Prevention of Corrosion. Macmillan Publishing Company,inc. New York. Juliana Anggono, Soejono Tjitro dan Victor Rizal Palapessy. 1999. Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium Dengan Paduan Seng Dalam Lingkungan Air Laut. Jurnal Teknik Mesin. Vol 1. No 2. Hal 89-99. NACE Standard RP0775. 2005. Preparation, Installation, Analysis, and Interpretation of Corrosion Coupons in Oilfield Operations. No 21017. Houston. Pathasardhy, N. V. 1998. Practical Electroplating Handbook. Prentice Hall Inc. New Jersy USA Trethewey Kenneth R. 1991. Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa. Terjemahan Alex Tri Kantjono widodo. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Uhlig Herbert H. 1985. Corrosion and Corrosion Control. Canada. JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6