BAB I PENDAHULUAN. memecahkan permasalahan yang dihadapi klien. Menurut Hojat et al (2013), rasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

PHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia berada pada kemajuan jaman yang sangat pesat. Karenanya setiap

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. keluarga telah mencapai resiliensi sebagaimana dilihat dari proses sejak

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

KONSEP KESEHATAN MENTAL LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN. OLEH HJ. DJUMIATI, SKM, MKes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri,

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan. kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulut yang merupakan pusat rujukan, pendidikan dan penelitian (Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. semua untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut kurang mengetahui tentang kepribadian yang dimilikinya. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolaborasi perawat-dokter adalah ide yang berulang kali dibahas

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

makalah konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

I. UMUM. menjadi...

BAB 5 KESIIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. standar operasional prosedur (SOP) dimana hasil skor tertinggi adalah

No Pengaturan mengenai program Internsip diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan program Internsip yang bermutu. Mengingat program Internsip

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan layanan konsultasi terletak pada interaksi klien dan konsultan yang didasari oleh rasa saling percaya dan kemampuan konsultan dalam memahami serta memecahkan permasalahan yang dihadapi klien. Menurut Hojat et al (2013), rasa percaya menyebabkan diagnosis lebih akurat dan dapat menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik. Berdasarkan pengelompokan faktor yang mempengaruhi kepercayaan oleh Coulter dan Coulter (2002), empati digolongkan sebagai salah satu karakteristik yang berkaitan dengan cara penyampaian layanan (person-related) dan daya tanggap berkaitan dengan kemampuan dalam memberikan layanan (offerrelated). Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa faktor empati dan daya tanggap memiliki peran penting dalam keberlangsungan proses pelayanan jasa konsultasi. Jasa konsultasi psikologi memiliki keunikan berbeda bila dibandingkan dengan perusahaan konsultan bisnis yang merumuskan dan menerapkan solusi untuk menekan masalah pada sistem organisasi pada umumnya (Pellegrinelli, 2002). Konsultasi psikologi melalui proses yang tidak instan, dinamika yang ada berkaitan dengan kepribadian, kebiasaan, dan perilaku manusia yang sudah lebih dulu terbentuk oleh keluarga dan lingkungan. Permasalahan yang dihadapi bukan sekedar bentuk

fisik atau sistem yang dapat diubah begitu saja. Praktek psikologi adalah kegiatan yang dilakukan psikolog untuk masyarakat dalam pemecahan masalah psikologi yang bersifat individual maupun kelompok dengan menerapkan prinsip psikologi klinis (Sadarjoen, 2008). Pelayanan psikologi melalui tahapan yang sudah ditetapkan oleh profesi melalui prosedur kerja pelayanan psikologi klinis. Hasil dari konsultasi dan terapi psikologi yang diberikan oleh psikolog membutuhkan proses dan waktu bertahap. Perubahan yang dialami klien pun berjalan seiring dengan komitmen klien untuk terus mengikuti saran psikolog dan terapis. Keberhasilan konsultasi dan terapi psikologi tidak selalu bisa diukur berdasarkan kesembuhan total klien, karena terdapat beberapa kasus rumit yang berkaitan dengan gangguan psikologis terutama gangguan perkembangan anak. Konsultasi psikologi menyediakan jasa konsultasi yang komprehensif dan klinis kepada konsumen dengan kebutuhan khusus (Miller, 2006). Upaya yang dapat dilakukan adalah optimalisasi dari potensi atau kemampuan yang ada, sehingga klien diharapkan dapat beradaptasi dan berperan lebih dalam lingkungannya. Terapi atau intervensi psikologi yang dilakukan lebih bersifat memicu dan memfasilitasi munculnya kemampuan atau potensi yang belum berkembang. Selanjutnya berbagai situasi yang secara langsung dan keseharianlah yang lebih berperan. Melihat berbagai faktor yang mempengaruhi proses konsultasi dan terapi psikologi menyebabkan hasil dari konsultasi tidak selalu bisa dikontrol oleh konsultan. Pada prakteknya, konsultan hanya bisa memberikan pengaruh bukan

mengontrol (Sonne, 1999). Keberhasilan terapi ditentukan oleh jenis dan berat ringannya gangguan yang dialami, kondisi sistemik keluarga, pendidikan, maupun lingkungan sosial klien berada. Untuk dapat mengikuti arahan tersebut diperlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan klien. Proses partisipasi klien secara aktif dalam memproduksi layanan mempengaruhi hasil kualitas layanan (Sonne, 1999). Penilaian kualitas konsultasi yang tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada hasil konsultasi mendorong penyedia jasa untuk menonjolkan aspek penting kualitas layanan yang mampu memberikan kepuasaan kepada klien. Mengidentifikasi kesenjangan pada dimensi layanan akan membantu organisasi dalam memprioritaskan perbaikan layanan dan memenuhi persepsi atau harapan konsumen di masa depan (Desombre dan Eccles,1998). Berdasarkan Chowdhary dan Prakash (2007) empati dan daya tanggap ditemukan lebih penting bagi industri padat karya 1, sedangkan fasilitas fisik dan reliabilitas mempengaruhi penilaian dimensi kualitas dalam industri padat modal 2. Jasa konsultasi psikologi merupakan pekerjaan yang memiliki kaitan erat dalam hubungan interpersonal antara klien dan konsultan, selain itu layanan konsultasi psikologi mempekerjakan jasa profesional berpendidikan sebagai aset utama perusahaan. Hal ini mengindikasikan empati dan daya tanggap 1 Industri padat karya merupakan industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya. Tujuan utama dari program padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja. 2 Industri padat modal merupakan industri yang dibangun dengan modal besar dan didukung dengan teknologi tinggi. Industri padat modal hanya dijalankan oleh perusahaan besar

sebagai komponen penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan jasa konsultasi psikologi. Konsultasi adalah hubungan dua arah, konsultan dan klien harus berkerjasama untuk saling memahami dan menghormati. Pekerjaan konsultan bukan memberikan "kunci solusi", melainkan bersama-sama dengan klien menentukan masalah dan pemecahannya. Menurut Chelliah dan Davis (2011), keberhasilan konsultasi hanya dapat diukur secara subjektif dan melibatkan aspek emosi, sehingga keberhasilan konsultasi tergantung pada identifikasi masalah dan bagaimana konsultan memahami secara komprehensif kebutuhan klien. Layanan psikologi dikategorikan sebagai layanan kesehatan jiwa yang memiliki kemiripan dengan layanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit, hubungan psikolog atau terapis dan klien sama halnya dengan hubungan dokter atau perawat dengan pasiennya. Dua jenis hubungan ini didasari oleh rasa percaya, akan tetapi hubungan dalam konsultasi psikologi cenderung lebih dalam dikarenakan konsultan dituntut untuk menggali permasalahan klien yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, seperti gangguan berpikir, masalah emosional atau perilaku (Sharf, 2012) Rasa percaya dapat dikembangkan dalam hubungan berdasarkan pada keberhasilan kualitas layanan yang ditawarkan oleh penyedia. Baik dan buruknya hubungan yang terjalin menjadi indikasi sejauh mana klien mempercayai penyedia layanan (Gounaris dan Venetis, 2002). Empati diidentifikasi sebagai salah satu komponen dalam menentukan kepuasaan dan hubungan antara penyedia layanan dan

konsumen. Empati mampu membangun hubungan saling percaya dan membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan klien. Empati memiliki efek mendalam dalam menggali pengalamam klien yang mengarah pada kepuasaan dan hasil pengobatan yang lebih baik (Bayne et al, 2013). Menurut Norcross dan Hill (2004), praktisi secara rutin harus memantau respon klien dalam hubungan terapi yang sedang berlangsung. Pemantauan tersebut meningkatkan jalinan hubungan dengan klien, membantu konsultan untuk meningkatkan kualitas melalui masukan atau komplain yang diberikan dan menghindari terminasi dini. Menurut Tsai et al (2013), empati adalah komponen dari interaksi interpersonal antara penyedia jasa dan konsumen yang meringankan efek ketidakpuasaan. Empati berperan penting dalam hubungan dokter dan pasien seperti hubungan konsultan dan klien. Mengeskpresikan empati untuk melihat perasaan dan kebutuhan dari perspektif klien diyakini akan meningkatkan kualitas dan kepuasaan klien. Sedangkan berdasarkan De Silva (2000), daya tanggap penyedia layanan untuk segera memberikan respon atau pelayanan merupakan bentuk interaksi interpersonal yang memberikan rasa tenang kepada klien. Klien yang menikmati komunikasi berkualitas cenderung lebih merasa puas dengan pelayanan yang diterima. Klien menjadi patuh mengikuti prosedur pelayanan yang memungkinan proses pemulihan lebih cepat (Irving dan Dickson, 2004). Empati dan daya tanggap memungkinkan klien untuk merasa dihargai sebagai individu. Jika empati dan daya tanggap mampu direspon dengan baik dan tepat, menurut Wieseke et al (2012) akan membantu penyedia

layanan menunjukan perilaku yang sesuai dalam menghadapi konsumen pada situasi tertentu. Selanjutnya konsumen akan menghargai interaksi dan merasa lebih puas terhadap layanan yang diberikan. Kajian mengenai kualitas layanan jasa konsultasi psikologi menjadi menarik untuk dilakukan karena memiliki keunikan dan karakteristik berbeda dari layanan jasa lainnya. Layanan jasa merupakan serangkaian proses interaksi yang melibatkan kontak dan partisipasi langsung konsumen (Ponsignon, 2007), sedangkan kualitas layanan konsultasi psikologi dapat dilihat melalui proses penyampaian layanan kepada klien. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi standar kualitas melalui teknik penyampaian yang tepat, sehingga layanan konsultasi psikologi yang diterima oleh klien berkualitas dan menghasilkan kepuasaan untuk klien. Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Hojat et al (2013) dan Chowdhary dan Prakash (2007) faktor empati dan daya tanggap menjadi aspek yang dapat dipertimbangkan dalam upaya peningkatkan kualitas layanan jasa konsultasi. Berdasarkan uraian diatas implementasi dan identifikasi peran empati dan daya tanggap dalam peningkatan kualitas pelayanan jasa konsultasi psikologi perlu dilakukan. Objek dalam penelitian ini adalah Biro Konsultasi Psikologi (BKP) pada Lembaga Pengembangan Diri dan Komunitas Kemuning Kembar. Penelitian ini nantinya juga ditujukan untuk membantu dan memberi masukan BKP Kemuning Kembar sebagai biro konsultan berskala mikro yang sedang dalam tahap meningkatkan kualitas sistem operasional layanan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penilaian klien terhadap empati dan daya tanggap pada layanan konsultasi psikologi? 2. Bagaimana peran empati dan daya tanggap dalam layanan konsultasi psikologi? 3. Apakah faktor empati dan daya tanggap dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diterima oleh klien konsultasi psikologi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi peran empati dan daya tanggap berdasarkan penilaian klien pada layanan konsultasi psikologi 2. Menguji beda peran empati dan daya tanggap dalam layanan konsultasi psikologi 3. Mengungkap peran empati dan daya tanggap dalam meningkatan kualitas pelayanan konsultasi psikologi.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitan diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau pertimbangan dalam membantu perbaikan dan pengembangan kualitas layanan Biro Konsultasi Psikologi Lembaga Pengembangan Diri & Komunitas Kemuning Kembar. 2. Sebagai kontribusi dalam dunia akademis terkait kualitas layanan jasa pada bidang konsultasi khususnya konsultasi psikologi, berdasarkan faktor empati dan daya tanggap layanan. 3. Sebagai referensi bagi penulisan penelitian yang akan datang terkait dengan kualitas layanan di perusahaan konsultasi 1.5 Kerangka Penulisan Penulisan skripsi ini akan dibagi ke dalam lima bab yang terdiri dari pendahuluan, rerangka literatur, metoda penelitian, analisis dan pembahasan, dan diakhiri dengan penutup. Secara garis besar kerangka penulisan skripsi adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Penulisan penelitian skripsi diawali dengan menjelasan latar belakang dan permasalahan yang menjadi alasan penulisan. Kemudian rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan diteliti, tujuan penelitian dan manfaat yang akan diperoleh dari penelitian untuk berbagai pihak

BAB II : Rerangka Literatur Teori dan penelitian sebelumnya mengenai kualitas layanan menjadi referensi dalam membangun konsep penelitian. Penjelasan mengenai variabel empati dan daya tanggap pada layanan menjadi teori utama penelitian ini. BAB III : Metoda Penelitian Metodelogi dalam penelitian yang meliputi jenis penelitian, jenis data, pengumpulan data, analisi data, dan menjelaskan proses pengolahan data untuk membantu memudahkan proses analisis BAB IV : Analisis Hasil dan Pembahasan Bab ini mengidentifikasi dan menjabarkan hasil pengolahan data sehingga menjadi informasi yang berarti. BAB V : Simpulan dan Implikasi Simpulan diperoleh analisis hasil dan pembahasan. Selain itu dijelaskan juga keterbatasan penelitian selama proses pengambilan data dan implikasi manajerial untuk beberapa pihak.