Makalah. Penyakit Akibat Kerja

dokumen-dokumen yang mirip
PENYAKIT AKIBAT KERJA YANG SERING TERABAIKAN

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

CEGAH KANTOR MENJADI LADANG PENYAKIT, KENALI KONDISI PEKERJAAN ANDA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Kesehatan Lingkungan Kerja

Armaidi Darmawan, dr. M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja PAK/PSPS UNJA

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

MAKALAH PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) January 31, 2013 //

Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY )

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 Tentang : Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja

KEPPRES 22/1993, PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1993 TENTANG PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

Pasal 76 berisi larangan untuk mempekerjakan pekerja/buruh perempuan yang berumur

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

Keselamatan Penanganan Bahan Kimia. Kuliah 9

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO), pada tahun 2008 memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Keselamatan Kerja di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Pengertian (Definisi) Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu. ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

Faktor Resiko (Hazard) Lingkungan Kerja. Nurul Wandasari S, M.Epid Semester Genap 2012/2013 Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Agregat pekerja sebagai populasi berisiko

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2

DERAJAT SEHAT= SEHAT SEMPURNA-TINGKAT/DERAJAT SAKIT

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).

ZAENAB. Hp: /

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di luar rumah, baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Partikel

BAB I PENDAHULUAN. diketahui kapan terjadinya, tetapi hal tersebut dapat dicegah. Kondisi tidak

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

PENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan

Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan konstruksi dan manufaktur, yaitu:

RUMAH SEHAT DENGAN TANAMAN INDOOR Oleh: Budiwati Jurdik Biologi MIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Dasar Manajemen Lingkungan

Global Warming. Kelompok 10

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

Transkripsi:

Makalah Penyakit Akibat Kerja Disusun Oleh: Yulsa Nashir H (13501241004) Gustan Anggara (135012410 ) Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta 2013

Abstrak Resiko terjadinya kecelakaan kerja bisa saja terjadi pada setiap pekerjaan, baik pekerjaan yang bersifat fisik maupun non-fisik. Setiap kecelakaan kerja tersebut tentunya memiliki dampak yang ditimbulkan, baik secara fisik maupun non-fisik. Dampak yang di timbulkan memiliki tingkatan yang beragam, mulai dari tingkat berat sampai tingkat ringan. Di industri sendiri juga terdapat dampak penyakit akibat kerja, mulai dari batuk akibat debu hingga kecelakaan fatal yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah hal hal itu perlu di terapkannya K3 di industri sehingga dapat menghindari dampak penyakit akibat kerja di pabrik sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pekerja dan mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam bekerja di dunia industri pasti selalu memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. Semakin tinggi resiko suatu pekerjaan maka semakin tinggi pula pendapatan yang didapat, berdasarkan hal tersebut banyak orang yang ingin mendapatkan pendapatan yang tinggi sehingga melupakan unsur K3 dalam pekerjaan Fenomena kecelakaan akibat kerja atau penyakit akibat kerja seperti fenomena gunung es. Hanya sedikit kasus kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dilaporkan, sedangkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang tidak dilaporkan mungkin dapat lebih besar dari yang dilaporkan. Kerugian akibat kecelakaan kerja tidak hanya dirasakan oleh tenaga kerja itu sendiri, namun juga kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu adanya penerapan sistem manajemen K3 di industri maupun tempat kerja 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana terjadinya Penyakit Akibat Kerja? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui faktor faktor terjadinya Penyakit Akibat Kerja BAB II Kajian Pustaka

2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit. 2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Akibat Kerja Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan: a. Faktor Fisik Faktor fisik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi : 1. Suara Kebisingan yang tinggi pada daerah diatas ambang batas (85 db untuk 8 jam kerja) ditempat kerja akan menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran. 2. Suhu Temperatur yang sangat tinggi akan menyebabkan heat stoke/exhaust, sedangkan temperature yang sangat rendah akan menimbulkan frostbite(luka dan kulit melepuh) dan chilblain (rasa nyeri pada tangan dan kaki). 3. Radiasi Elektromagnetik Menyebabkan ganguan pada jaringan kulit (lapisan teratas, tengah dan bawah). 4. Tekanan Udara Tekanan udara yang bertambah atau berkurang dari 1 atm akan menimbulkan penyakit dekompresi. 5. Penerangan

Penerangan yang tidak mencukupi standar akan menggangu penglihatan dan mata, cepat lelah ketika membaca dan menulis dan cepat rabun. 6. Getaran Pengaruh dari suatu getaran terhadap tubuh akan mempengaruhi system syaraf sentral. Gejala yang timbul, tangan dan kaki kehilangan rasa dan juga gangguan terhadap pendengaran karena kebisingan (>85dB). 7. Ventilasi b. Golongan Kimiawi Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut. c. Golongan Biologis Penyebabnya virus, bakteri, jamur, serangga, parasit, cacing dan binatang. Lingkungankerja yang tidak bersih dan makanan yang dikonsumsi tidak sehat akan menyebabkan penyakit d. Golongan Fisiologis Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja atau cara kerja desain tempat kerja, beban kerja dan malposisi sewaktu bekerja (Myalgia, backache atau cedera punggung) e. Golongan Psikososial Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress, monotoni kerja, tuntutan pekerjaan, hubungan kerja yang kurang baik, upah tidak sesuai, tempat kerja yang terpencil dan jaminan masa depan yang meragukan. 2.3 Klasifikasi Dalam bekerja di perusahaan seorang pekerja beresiko mendapatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja, yaitu:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan 3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya 4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya Jenis dan Ragam Penyakit Akibat Kerja 1. Penyakit Alergi Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis. Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang interaksi non spesifik atau spesifik. 2. Dermatitis Kontak Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi Lokasi di kulit 3. Penyakit Paru Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis. Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi. 4. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform) Disebabkan oleh bahan kimia 5. Penyakit Saluran Urogenital Dapat berupa : gagal ginjal(upa logam cadmium & merkuri,pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2- naphthylamin). Disebabkan bahan kimia. 6. Penyakit Hematologi Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena) disebabkan bahan kimia 7. Penyakit Kardiovaskuler Disebabkan bahan kimia

Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene). 8. Gangguan alat reproduksi Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik) Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik 9. Penyakit muskuloskeletal Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 400 Hz), Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis) Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis. 10. Gangguan telinga Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB) Disebabkan faktor fisik 11. Gangguan Mata Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid). Disebabkan faktor fisik, biologi 12. Gangguan Susunan Syaraf Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium, oli). Disebabkan bahan kimia 13. Stress Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman) Disebabkan faktor mental psikologi 14. Infeksi Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis (leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak pada peternak hewan). Disebabkan oleh faktor biologi

15. Keracunan Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen 2.4 Pencegahan sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida). Disebabkan oleh bahan kimia Pengurus perusahaan harus selalu mewaspadai adanya ancaman akibat kerja terhadap pekerjaannya. Kewaspadaan tersebut bisa berupa : 1. Melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit 2. Melakukan deteksi dini terhadap ganguan kesehatan 3. Melindungi tenaga kerja dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja seperti yang di atur oleh UU RI No.3 Tahun 1992. Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK. Beberapa cara untuk mencegah PAK, diantaranya: 1. Pakailah APD secara benar dan teratur 2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut 3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan. Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya: 1. Pencegahan Primer (Health Promotion) a. Perilaku Kesehatan b. Faktor bahaya di tempat kerja c. Perilaku kerja yang baik d. Olahraga e. Gizi seimbang 2. Pencegahan Sekunder (Specifict Protection) a. Pengendalian melalui prundang undangan b. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam kerja

c. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD) d. Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi 3. Pencegahan Tersier a. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja b. Pemeriksaan kesehatan berkala c. Surveilans d. Pemeriksaan lingkungan secara berkala e. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja f. Pengendalian segera di tempat kerja 2.5 Perawatan dan Pengobatan Dalam melakukan penanganan terhadap penyakit akibat kerja, dapat dilakukan dua macam terapi, yaitu: 1. Terapi medikamentosa Yaitu terapi dengan obat obatan 2. Terhadap kausal (bila mungkin) Pada umumnya penyakit kerja ini bersifat irreversibel, sehingga terapi sering kali hanya secara simptomatis saja. Misalnya pada penyakit silikosis (irreversibel), terapi hanya mengatasi sesak nafas, nyeri dada BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan Setiap pekerjaan di dunia ini pasti tak ada yang tak berisiko. Kecelakaan dan sakit akibat kerja sudah menjadi risiko setiap orang yang melakukan pekerjaan, baik itu petani, nelayan, buruh pabrik, pekerja tambang, bahkan pegawai kantor sekalipun. Fenomena kecelakaan akibat kerja atau penyakit akibat kerja seperti fenomena gunung es. Hanya sedikit kasus kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dilaporkan, sedangkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang tidak dilaporkan mungkin dapat lebih besar dari yang dilaporkan. Kerugian akibat kecelakaan kerja tidak hanya dirasakan oleh tenaga kerja itu sendiri, namun juga kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu adanya penerapan sistem manajemen K3 di industri maupun tempat kerja untuk mengurangi resiko kecelakaan akibat kerja 3.2 Saran Untuk mengurangi resiko kecelakaan akibat kerja sebaiknya tenaga kerja harus memahami dan menerapkan K3 selama bekerja, dan didukung oleh perusahaan dengan mengadakan pelatihan K3 maupun pemeriksaan tempak kerja untuk mengurangi resiko dan kerugian akibat kecelakaan akibat kerja Daftar Pustaka Djojodibroto, R. Darmanto.1999. Kesehatan Kerja Di Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Suyono, Joko.1993. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC Nahrowy. 2013. Penyakit Akibat Kerja.http://nahrowy.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 September

Zainuddin,Dina.2013. Penyakit Akibat Kerja http://dinazainuddin.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 September MSM. Simanihuruk, SH, MM, S. 2005. Pedoman Praktis: Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Konstruksi. Jakarta. Hesperian Foundation 1919 Addison St., Suite 304 Berkeley, California 94704 USA Tim. 2008. Pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja untuk praktek. Universitas erlangga