BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

1. Asal Kota Wisatawan di Sari Ater Hotel and Resort Usia Wisatawan di Sari Ater Hotel and Resort... 59

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dengan jasa Delivery belakangan ini banyak diminati oleh

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

Perkembangan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin tinggi dalam bisnis trading dan logistik di

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah


BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan siap saji banyak dijual di Indonesia. waktu ke mall, ke cafe dan tentunya dengan makanan-makanan ala barat atau

BAB I PENDAHULUAN. ditingkat mutu maupun harga. Meningkatnya daya beli masyarakat menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas persaingan yang semakin ketat dalam bisnis fashion dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja. Hasil kajian World Economic Forum (WEF) terhadap

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

2015 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI BANDUNG INDAH WATERPARK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPUASAN PENGUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PARIWISATA DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan industri pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

KATA PENGANTAR. Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia modern dan juga di era globalisasi

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi konsumen ingin mendapatkan suatu pengalaman (experience) dari produk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia secara geografis maupun demografis sesungguhnya memiliki potensi yang sangat luar biasa sebagai daya tarik bagi pariwisata internasional, mengingat kekayaan alam, seni dan budayanya sangat kental dan memiliki ciri khas yang unik. Menurut Bill Faulkner (1996 : 5), lima aspek potensi pariwisata Indonesia adalah, kayanya warisan budaya, bentang alam yang indah, letak dekat pasar pertumbuhan Asia, penduduk potensial (jumlah dan mampu) dan tenaga kerja (jumlah dan murah). Dibanding provinsi lain, Jawa Barat memiliki letak geografis yang berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang menjadikan Jawa Barat memiliki posisi yang strategis bagi pengembangan pariwisata dengan kekayaan bentang alamnya. Jawa Barat ditetapkan sebagai salah satu tujuan wisata. Oleh karena kegiatan pariwisata di daerah Jawa Barat ini cukup potensial untuk menunjang pembangunan daerah. Paling tidak dapat diandalkan sumber pendapatan negara. Jawa Barat muncul sebagai destinasi wisata yang memiliki kekayaan tempat wisata yang juga memiliki ciri khas yang unik. Wisata budaya, wisata alam, wisata belanja, wisata bahari dan wisata kuliner merupakan beberapa jenis wisata yang bisa dinikmati di Jawa Barat. Wisata alam adalah salah satu primadonanya.

2 Adanya penerapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, dimana setiap daerah dituntut untuk mengembangkan daerahnya masing-masing akan menimbulkan rangsangan bagi setiap daerah untuk menggali dan meningkatkan potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah itu sendiri. Subang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Subang sudah menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebagian besar wilayah bagian selatan Kabupaten Subang berupa perkebunan, baik perkebunan negara maupun perkebunan rakyat, hutan, dan lokasi wisata lainnya. Dengan adanya UU tersebut, Kabupaten Subang terus berupaya untuk mengembangkan potensi kepariwisataan yang ada, khususnya di wilayah bagian selatan. Salah satu keunggulan daerah wisata yang dimiliki Subang yaitu wisata pemandian air panas Ciater, wisata air panas ini sudah berada sejak lama dan cukup familiar di telinga para wisatawan. Objek wisata air panas Ciater menjadi sumber pendapatan asli daerah yang diandalkan baik bagi kabupaten Subang khususnya maupun Jawa Barat. Berkembangnya salah satu daerah wisata dapat dilihat dengan dibangunnya fasilitas-fasilitas disekitar daerah tersebut, baik oleh pemerintah setempat atau swasta. Kesempatan ini pun menjadi lirikan para pengusaha dan investor, berlomba membangun sarana pendukung berupa hotel, villa, restoran. Sebagai salah satu faktor vital dalam setiap objek wisata harus memiliki fasilitas yang mendukung pelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung.

3 Masing- masing jenis usaha pasti memiliki citra merek tersendiri dengan keistimewaan yang mereka miliki. Bagi perusahaan, citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Persepsi merupakan proses individu (konsumen) memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi (memaknai) masukan-masukan informasi yang dapat menciptakan gambaran obyek yang memiliki kebenaran subyektif (bersifat personal), memiliki arti tertentu, dapat dirasakan melalui perhatian, baik secara selekstif, distorsi maupun retensi. Erry Sukriah (Jurnal Mrl, 2010). Dewasa ini wisatawan semakin sadar dapat memilih jenis wisata yang sangat variatif (variety seeking) atau dengan kata lain mencari berbagai alternatif, merupakan faktor penentu dalam perpindahan dari suatu merk ke merk lainnya. Dalam hal ini wisatawan akan memilih merk yang dirasa cocok dan tentunya wisatawan cocok bisa mendapat kebutuhan dari merk tersebut. Oleh karena itu tidaklah mudah bagi salah satu perusahaan untuk mempertahankan produk yang beredar di pasaran saat ini, dikarenakan begitu banyaknya merk yang bermunculan di pasaran, sehingga perusahaan harus selalu bisa mempertahanakan pelanggannya dengan menjaga citra positif yang sudah melekat di hati mereka. Contoh yang paling sederhana ialah loyalitas seorang pengguna smartphone blackberry, dari sekian jenis pilihan smartphone yang ada. Pengguna tetap loyal dalam memilih dan menggunakan merek tersebut, dapat diduga adanya pengaruh citra merek dan kepuasan terhadap loyalitas pengguna smartphone tersebut.

4 Disini sampel pengguna tersebut yaitu wisatawan, wisatawan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan proses kepariwisataan di sebuah destinasi wisata. Wisatawan dan destinasi wisata merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sebuah destinasi wisata tidak akan berjalan apabila tidak memiliki wisatawan. Banyak pertimbangan yang dilakukan oleh wisatawan dalam memilih suatu obyek wisata, pertimbangan-pertimbangan itu diantara berupa kualitas pelayanan, lokasi, fasilitas yang ada, aksesibilitas, dan citra merek (brandimage). Faktor-faktor tersebut menjadi patokan dari pertimbangan wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi wisata. Wisatawan juga secara tidak langsung akan memilih secara selektif apabila disuguhkan beberapa pilihan destinasi wisata yang sejenis. Berikut merupakan beberapa destinasi wisata sejenis yang ada di Ciater, Subang : Tabel 1.1 Destinasi Wisata Sejenis di Ciater No. Nama Resort/Objek Wisata Lokasi 1. Sari Ater Hotspring 2. Villa Sari Alam Hotspring 3. Tea Garden 4. Bumi Sangkuriang Villa Ciater 5. Gracia Sumber : Diolah Peneliti, 2012 Tabel 1.1 diatas menunjukkan beberapa pilihan destinasi wisata hotspring yang terdapat di Ciater. Keragaman destinasi tersebut menjadikan keunikan

5 tersendiri bagi para wisatawan untuk memilih destinasi apa yang akan mereka kunjungi. Salah satu destinasi wisata air panas tersebut adalah Villa Sari Alam Hotspring Resort l. Sari Alam berdiri sejak tahun 1994, Sari Alam merupakan resort berkonsep Family Villa. Menyediakan 20 bungalow dan cottage, terletak di Jalan Desa Nagrak Ciater. Dengan akses yang mudah dijangkau baik dari Bandung ataupun Subang, tidak dipungkiri competitor resort sejenis Sari Alam banyak berada di Ciater, ada yang masih bertahan ada pula yang sudah gulung tikar atau bangkrut. Villa Sari Alam sampai saat ini masih tetap eksis di tengah persaingan pasar sejenis di sekitar Ciater. Berikut merupakan tabel kunjungan wisatawan ke Sari Alam Hotspring Resort. Tabel 1.2 Data Kunjungan Wisatawan di Villa Sari Alam Hotspring Resort BULAN TAHUN 2009 2010 2011 JANUARI 189 197 199 FEBRUARI 120 127 173 MARET 158 163 125 APRIL 187 191 212 MEI 122 145 282 JUNI 120 67 285 JULI 210 229 226 AGUSTUS 100 94 120 SEPTEMBER 141 169 165 OKTOBER 110 126 143 NOVEMBER 129 139 159 DESEMBER 250 274 315 JUMLAH 1836 1921 2404 Sumber : Data Kunjungan Villa Sari Alam Hotspring Resort Dari data tabel 1.3 di atas dapat dijabarkan data tingkat kunjungan Sari Alam 3 tahun terkhir yakni dari 2009 hingga 2011. Dapat dilihat pada kolom

6 bulan Juni tahun 2010 mengalami penurunan yang signifikan, hal tersebut menurut pengelola Sari Alam disebabkan oleh adanya renovasi yang dilakukan pengelola pada bulan Juni 2010, namun tidak berpengaruh menurunkan kunjungan pada bulan berikutnya. Dari data tingkat kunjungan tabel diatas penulis mencoba mengolah menjadi sebuah grafik. Dapat dilihat dengan sesama dari grafik dibawah ini pergerakan yang dinamis dan cenderung meningkat tiap tahunnya. Dari data dan gambaran ini mengindikasikan loyalitas tamu Sari Alam dapat diduga peningkatan kunjungan ialah tamu yang telah datang berulang kali. Perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen agar tercapainya tujuan sebuah perusahaan. Grafik 1.1 Data Kunjungan Wisatawan di Sari Alam Hotspring & Resort Hotel 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2009 2010 2011 Sumber : Diolah Peneliti, 2012 Tabel di atas juga membuktikan bahwa eksistensi Sari Alam Hotspring Resort masih terus terjaga dan menjadi salah satu pesaing yang kuat dari destinasi-destinasi lain yang sejenis. Salah satu faktor pendorong stabilitas dan eksistensi dari sebuh kawasan wisata adalah dengan adanya brand image yang kuat dan kepuasan yang tamu dapatkan.

7 Cita merek yang kuat akan merujuk kepada kesetiaan tamu terhadap produk pariwisata itu sendiri. Kepuasan tidak akan pernah berhenti pada satu titik, bergerak dinamis mengikuti tingkat kualitas produk dan layanannya dengan harapan-harapan yang berkembang menjadi lebih baik di benak konsumen. Kotler (2000); Zeitham, Berry, dan Parasuraman (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah ia membandingkan antara kinerja yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Citra merek dan kepuasan bisa menjadi tolak ukur akan loyalitas seorang pelanggan terhadap produk. Berdasarkan latar belakang itulah, penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai, Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Tamu di Villa Sari Alam Hotspring B. Rumusan Masalah Kesetiaan dan kepercayaan konsumen terbentuk secara tidak langsung ketika mereka telah menggunakan produk tersebut berulang kali. Citra merek & kepuasan merupakan sebuah indikator kepercayaan dan kesetiaan pelanggan, salah satu aset berharga pada suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran citra merek Villa Sari Alam Hotspring Resort dimata tamu? 2. Bagaimana kepuasaan tamu di Villa Sari Alam Hotspring Resort? 3. Bagaimana loyalitas tamu di Villa Sari Alam Hotspring Resort?

8 4. Sejauh mana pengaruh citra merek dan kepuasan terhadap loyalitas tamu di Villa Sari Alam Hotspring Resort? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian yakni sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi citra merek Villa Sari Alam Hotsrping Resort. 2. Mengidentifikasi kepuasan tamu Villa Sari Alam Hotsrping Resort 3. Mengidentifikasi loyalitas tamu Villa Sari Alam Hotspring Resort. 4. Menganalisis pengaruh citra merek dan kepuasan terhadap loyalitas tamu Villa Sari Alam Hotspring Resort. D. Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir (2003:123), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Sedangkan definisi operasional tentang variabel itu sendiri adalah definisi variabel dengan cara memberikan arti, atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Sedangkan variabel dalam penilitian ini adalah : 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Citra Merek (X 1 ) dan Kepuasan (X 2 ) 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas tamu (Y)

9 Variabel Bebas (X 1 ) Citra Merek (Brand image) Variabel Bebas (X 2 ) Kepuasan E. Manfaat Penelitian Tabel 1.3 Variabel Penelitian Variabel terikat (Y) Loyalitas Tamu Sumber: Diolah Peneliti, 2012 Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, penelitian ini berperan dalam peningkatan kualitas serta pengetahuan tentang citra merek dan kepuasan pada produk pariwisata serta memberi pengetahuan tentang pengembangan pariwisata. 2. Bagi pihak pengelola Villa Sari Alam Hotspring Resort, sebagai bahan referensi dalam perencanaan dan pengembangan selanjutnya. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh citra merek dan kepuasan terhadap loyalitas tamu di Sari Alam.

10 F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui isi dari penelitian ini, penyusun mencoba untuk memberikan pengurain masalah secara sistematis. Penyusunan penelitian ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI Berisikan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik penelitian dan pola pikir dari penulis terhadap penelitian yang dilakukan dan kerangka pemikiran penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Berisikan lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justufikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisikan tentang hasil dan analisis dari data yang telah dikumpulkana serta pembahasannya. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisikan kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh citra merekn dan kepuasan terhadap loyalitas tamu di Villa Hotspring Resort serta rekomendasi.