BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sulawesi Tenggara (19,20%), Jawa Tengah (18,80%), Sulawesi Barat (17,90%), Sulawesi Selatan (17,60%), Nusa

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

PERSEPSI WARGA MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DUSUN KEBONAN, GETASAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

Persepsi warga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Kebonan, Semarang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI KELURAHAN KARANG MEKAR CIMAHI TENGAH

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN yaitu dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat.

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. M. Federspiel, salah seorang pengkaji ke-islaman di Indonesia, menjelang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: E-ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dusun Kebonan. Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

Risa Noverawati, Ridwan Setiawan, Asep Aep Indarna, S ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Tolokan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang memiliki angka kasus diare tertinggi. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare. Berdasarkan data tersebut, peneliti melakukan survei awal pada bulan Juli 2015 bersamaan dengan praktek komunitas ke salah satu dusun di Desa Tolokan yaitu Dusun Kebonan. Observasi dilakukan kurang lebih selama 1 bulan. Hasil observasi yang didapatkan adalah lingkungan rumah baik di dalam maupun di luar terlihat kurang bersih akibat sampah yang berserakan, selokan yang memiliki banyak sampah, tempat penampungan air yang terlihat belum bersih, makanan yang sering dikerumuni lalat, warga yang sering tidak mencuci tangan sehabis beraktivitas di ladang maupun di kebun, serta masih ada warga yang belum memiliki jamban. Hal inilah yang menyebabkan peneliti memperkirakan penyebab tingginya kasus diare ini akibat perilaku warga yang kurang menjaga kebersihan dan juga kesehatan lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekitar. Perilaku-perilaku yang demikian belum sesuai dengan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu mencuci tangan 1

2 dengan air bersih dan sabun, memberantas jentik nyamuk dengan menguras bak mandi, dan memakai jamban sehat (Riskesdas, 2013). Merujuk pada indikator PHBS di atas maka dapat dilhat bahwa masih ada beberapa hal yang belum terpenuhi yaitu: (1) tidak memiliki jamban, (2) jarang mencuci tangan setelah beraktivitas (berladang dan berkebun), dan (3) jarang untuk membersihkan tempat penampungan air. Padahal warga setempat sudah sering kali mengikuti sosialisasi terkait PHBS dari Dinas Kesehatan yang bekerjasama dengan seluruh perangkat Desa. Pernyataan ini dibenarkan oleh kepala Dusun Kebonan saat diwawancarai oleh peneliti pada tanggal 8 Juli 2015. Menurutnya, persoalan kesehatan warga Dusun Kebonan umumnya disebabkan oleh kebiasaan dalam budaya masyarakat Jawa yang menganggap jika penyakit belum mengakibatkan seseorang berhenti beraktivitas, maka mereka akan terus bekerja. Artinya, jika penyakit tersebut tidak dirasakan berbahaya atau sampai menghambat aktivitas, maka itu bukan masalah besar yang harus ditakutkan; meskipun mereka aktif mengikuti sosialisasi tentang PHBS dan ancaman penyakit akibat tidak diterapkannya PHBS. Sementara itu, berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2012-2014 prevalensi penyakit-penyakit terkait PHBS seperti Tuberculosis (TBC), Diare, Demam Berdarah Dengue

3 (DBD) menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2012-2014, seperti gambar berikut ini: 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2012 2013 2014 TBC Diare DBD Gambar 1. Prevalensi Penyakit Terkait PHBS Kabupaten Semarang Tahun 2012-2014 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2012-2014 Di samping itu, hasil penelitian Gomo dkk., (2013) mengungkapkan bahwa PHBS seseorang atau masyarakat, ditentukan oleh sudut pandang (persepsi), pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari masyarakat yang bersangkutan. Tanpa disadari persepsi dan perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat yang tidak sesuai, akan menimbulkan kelompok-kelompok berisiko tinggi. Bagi mereka yang memiliki persepsi mengenai PHBS yang tidak sesuai dengan konsep sehat sakit, hal tersebut secara langsung dapat berakibat fatal pada tingkat kesehatan individu serta masyarakat.

4 Penjelasan di atas memicu keingintahuan terkait persepsi warga tentang PHBS dan apakah persepsi ini menentukan keputusan warga untuk menerapkan PHBS. Judul penelitian ini adalah Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Dusun Kebonan, Getasan. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan kajian latar belakang tersebut maka fokus penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah Bagaimana persepsi warga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Kebonan, Getasan. 1.3. Signifikansi dan Keunikan Penelitian Penelitian ini menjadi sangat penting karena dapat menjadi bahan evaluasi setiap pihak dalam upaya peningkatan kesehatan terkhususnya promosi kesehatan. Penelitian sebelumnya seperti Gomo dkk., (2013) lebih memfokuskan mengenai penerapan PHBS, sehingga belum ada kajian mengenai persepsi mengenai PHBS yang juga dapat mempengaruhi penerapan PHBS yang berasal dari dalam diri individu. Pada penelitian ini, peneliti akan mengangkat persepsi warga mengenai PHBS terkait konsep sehat sakit.

5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi warga mengenai PHBS di Dusun Kebonan, Getasan. 1.5 Manfaaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis a. Bidang Ilmu Keperawatan Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi bidang ilmu Promosi Kesehatan dan Pendidikan Keperawatan di tanah air. b. Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya dalam mengetahui serta mengembangkan penelitian intervensi untuk mengendalikan persepsi masyarakat mengenai PHBS yang tidak sesuai. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat dalam memahami PHBS sesuai konsep sehat sakit. b. Layanan Kesehatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan bagi petugas layanan kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan

6 promosi kesehatan terkait PHBS yang sesuai dengan konsep sehat sakit.