Fransiska Xeviria 1, Achmad Djumlani 2, Bambang Irawan 3. Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Pembinaan Sumber Daya Aparatur Melalui Pendidikan dan Pelatihan (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Barat)

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Aji Yerico Defriandi 1

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keywords: implementation of Diklatpim IV, participants Diklatpim IV, Badan Kepegawaian Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa memerlukan dua asset utama yaitu sumber

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta.

DATA / PROFIL UNIT KERJA

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009

Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan Nomor: SK.74/II-Peg/2005 Tanggal: 12 Juli 2005

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

STUDI TENTANG TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA SAMARINDA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

Pengembangan Kompetensi Pegawai Dalam Rangka Pelayanan Publik Di Lingkungan Kerja Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Samarinda

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang)

PENERAPAN ANALISIS JABATAN DALAM PENEMPATAN PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG TELIHAN KECAMATAN BONTANG BARAT

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan mutu atau kinerja pegawai melalui pendidikan dan pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi dimana dalam sebuah organisasi manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

STUDI TENTANG ANALISIS JABATAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

Adriani, Implementasi Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 75 Tahun 2011 Tentang Pedoman.

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR DIKANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

Pembinaan Sumberdaya Aparatur Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Pegawai Di Bappeda Kota Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. akselerasi pembangununan sistem kinerja yang handal. Demikian halnya. perubahan paradigma masyarakat terhadap pemerintah, menuntur

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dari hasil pengamatan selama pelaksanaan otonomi daerah, khususnya di Kabupaten Raja

Transkripsi:

Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016 Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Kutai Barat Tahun 2015 Fransiska Xeviria 1, Achmad Djumlani 2, Bambang Irawan 3 Abstract The purpose of this study is to describe and analyze the implementation of education and training will be undertaken by the office of the Department of Mines and Energy of Kutai Barat in improving the performance of employees. As well as what are the constraints faced by the office of the Department of Mines and Energy of Kutai Barat in improving the performance of employees. The study concluded that the implementation of education and training for the State Civil Apparatus in the West Kutai Distamben left entirely to BKD appoint competent agency organizes. While this type of education and training undertaken by Education and Training Structural and Functional Education and Technical Training. While the material is given in the process of education and training adjusted based on the level that followed. Keywords: Education and Training, Departement of Mines and Energy, Kutai Barat. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta menganalisis pelaksanaan pendidikan dan latihan yang di lakukan oleh kantor Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Kutai Barat dalam meningkatkan kinerja pegawainya. Serta kendala-kendala apa sajakah yang di hadapi oleh kantor Distamben Kabupaten Kutai Barat dalam meningkatkan kinerja pegawainya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara di lingkungan Distamben Kabupaten Kutai Barat sepenuhnya diserahkan kepada BKD yang menunjuk instansi yang berwenang menyelenggarakan. Sedangkan jenis pendidikan dan pelatihan yang diikuti adalah Pendidikan dan Pelatihan Struktural dan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional. Sedangkan materi yang diberikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan disesuikan berdasarkan tingkatan yang diikutinya. Kata Kunci : Pendidikan dan Pelatihan, Distamben, Kutai Barat. Menurut PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan untuk dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil seperti tersebut diperlukan adanya pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) yang mengarah kepada: 1) Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat. 2) Meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang substansi maupun kepemimpinanya. 1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip - Unmul Samarinda 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip - Unmul Samarinda 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip - Unmul Samarinda 182

Pelaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam. (Fransiska Xeviria) Keadaan pegawai pada kantor Kantor Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Kutai Barat pada saat ini masih belum bekerja sesuai dengan bidang tugasnya atau tidak sesuai dengan bidang tugasnya hal itu disebabkan karena banyak pegawai yang belum mengenal bidang tugasnya masing masing secara baik. Hal ini di karenakan para pegawai itu masih terkesan berebut bidang-bidang pekerjaan yang dinilai memiliki rentang tanggungjawab yang besar dan beresiko tinggi, sehingga rentan terjadinya penyimpangan kewenangan. Secara filosofis pelaksanaan pendidikan dan pelatihan mengadung makna bagaimana sebaiknya para pegawai itu bekerja dengan hasil yang dapat di pertanggungjawabkan baik secara kualitas maupun kuantitasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karena itu dengan adanya pendidikan dan pelatihan yang dikuti oleh aparatur, maka diharapkan para pegawai dapat bekerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing dan mereka menjadi mengerti akan tugasnya yang sesuai dengan kemampuan yang telah mereka peroleh. Harapan tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan yang pada awalnya masih ditemukan kondisi pegawai yang belum memahami bidang tugasnya. Sehingga upaya pembinaan sumberdaya manusia melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan aparatur dapat memahami secara mendalam akan penyimpangan-penyimpangan yang telah dilakukanmya, sehingga masalah-masalah tersebut bisa dikurangi dan atau bahkan dapat dihilangkan. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan jabatan Aparatur Sipil Negara sebagaimana diungkapkan oleh Sudiman (2000:50) adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS dalam melaksanakan tugas jabatan. Pada intinya pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar untuk menjadikan seseorang menjadi baik dan penuh tanggung jawab. Sedangkan definisi pendidikan dan pelatihan menurut Notoatmodjo (1998:25) adalah upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia, terutama untuk mengembangkan sumberdaya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Memang berat bahwa pendidikan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pendidikan menekankan peningkatan kemampuan melaksanakan tugas baru di masa depan. Dengan demikian ada tiga syarat menurut Moekijat (1991:05) yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan itu disebut dengan latihan, ketiga syarat tersebut adalah: 1) Latihan harus membantu pegawai menambah kemampuannya, apabila seorang pegawai menjadi lebih efektif dalam semua pekerjaanya melalui usaha-usahanya sendiri untuk memperbaiki dirinya, maka hal itu tidak bisa disebut dengan latihan. 183

Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016 2) Latihan harus menimbulkan perubahan dalam kebiasaan bekerja pegawai dan sikapnya terhadap pekerjaan dalam informasi dan pengetahuan yang ia terapkan dalam pekerjaanya sehari-hari. 3) Latihan berhubungan dengan pekerjaan tertentu. Pegawai dapat ikut mengambil bagian dalam berbagai program pendidikan yang tidak disebut latihan, karena hubungan dengan pekerjaan yang sekarang dengan tugas-tugas tertentu untuk mana kemungkinan ia ditunjuk dimasa yang akan datang adalah sedikit atau tidak ada. Akan tetapi karena keterkaitan antara keduanya sangat erat sekali, perbedaan aksentuasi tersebut bukanlah hal yang perlu untuk ditonjolkan meskipun perlu untuk mendapat perhatian. Dengan kata lain pelatihan adalah investasi jangka pendek, sedangkan pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Seperti dikemukakan oleh Andrew E. Sikula yang di terjemahkan oleh Martoyo (1987:57) tentang latihan, adalah "training is a short term educational processes utilizing a systematic and organized procedure by which no managerial personnel learn technical knowledge and skills for definite purposes. Istilah tersebut berarti latihan adalah merupakan pendidikan jangka pendek dan latihan itu di maksudkan untuk melatih penguasaan tentang berbagai ketrampilan dan teknik pekerjaan dengan waktu yang singkat. Dari definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relatif pendek (singkat). Lebih lanjut menurut Andrew E. Sikula tentang definisi pendidikan seperti dikutip oleh Martoyo (1989:58) adalah : Development is a long term educational processes utilizing a systematic and organized procedure by which managerial personnel learn conceptual and theoretical knowledge for general purposes". Hal tersebut berarti bahwa pendidikan merupakan proses yang sangat panjang yang mengkhususkan pada pembelajaran yang bersifat filosofis dan teori yang berguna untuk menambah pengetahuan pada umumnya. Hal tersebut juga mengandung pengertian pengembangan lebih bersifat filosofis dan teoritis dibandingkan dengan kegiatan training atau latihan meski pada dasarnya bertujuan yang sama. Jadi pada intinya pelatihan merupakan bagian dari pendidikan, pendidikan lebih bersifat filosofi dan teoritis, walaupun demikian pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yaitu pembelajaran, di dalam pembelajaran terdapat pemahaman secara implisit, melalui pemahaman karyawan dimungkinkan untuk menjadi seeorang inovator, pengambilan inisiatif, pemecahan masalah yang kreatif serta menjadikan karyawan efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaan. Pendidikan dan pelatihan menurut Hadipoerwono (1982:81-82) dapat dilakukan dengan cara antara lain Sekolah; Latihan; Kursus-kursus periodik; Ceramah-ceramah ilmiah; dan Pertemuan-pertemuan seperti seminar dan 184

Pelaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam. (Fransiska Xeviria) sebagainya. Pada dasarnya pendidikan dan pelatihan direncanakan berdasarkan atas penyidikan tugas-tugas dalam sesuatu bentuk usaha, tetapi bukan hanya dari sudut teknis saja pendidikan itu dilaksanakan tapi juga ada dari sudut mental juga perlu mendapat perhatian jadi pada intinya meskipun telah mengikuti kegiatan seperti yang tersaji di atas tetapi jika dari segi mentalitas masih rendah tentunya masih membutuhkan pengawasan yang lebih mendalam lagi tentunya. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Sebelum membicarakan tentang tujuan pendidikan dan pelatihan ada baiknya kita membicarakan tentang bagaimanakah langkah-langkah awal yang harus diambil sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan dan juga supaya tujuan pendidikan dan pelatihan bisa terlaksana dengan baik dan benar, kita harus memperhatikan tentang persiapan-persiapan dalam. mengikuti pendidikan dan pelatihan. Sering terjadi bahwa strategi organisasi dapat menciptakan kebutuhan akan latihan. Sasaran-sasaran akan latihan dan pendidikan mencerminkan perilaku dan kondisi yang diinginkan dan berfungsi sebagai standar-standar dengan mana prestasi kerja individu dan efektivitas program dapat diukur dengan tepat dan sesuai dengan tujuan pendidikan dan pelatihan yang diharapkan. Dalam Pasal 2 PP Nomor 101 Tahun 2000, Diklat bertujuan : a. meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; b. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; c. memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; d. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik. Lebih lanjut menurut Moenir (1983:162) tujuan pendidikan dan pelatihan adalah a. Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas/pekerjaan baik pekerjaan lama ataupun baru baik dari segi peralatan maupun metode. b. Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan dan memberikan rasa bangga pada mereka. Sasaran Pendidikan dan Pelatihan Sasaran pendidikan dan pelatihan menurut Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2000 pada pasal 3 bahwa sasaran diklat adalah terwujudnya PNS 185

Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016 yang mewakili kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masingmasing. Lebih lanjut menurut Nitisemito (2000:54-56) ada beberapa sasaran yang ingin dicapai dengan mengadakan pendidikan dan latihan, antara lain sebagai berikut: 1) Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik; Salah satu sasaran yang diharapakan dapat dicapai dengan diklat adalah agar pekerjaan dapat dilakukan secara lebih cepat dan lebih baik. Dengan melaksanakan petunjuk-petunjuk cara melaksanakan pekerjaan dalam pelatihan diharapkan karyawan dapat menyelesaikan pekerjaanya secara lebih cepat dan lebih baik dari pada sebelumnya. 2) Penggunaan bahan dapat lebih dihemat; Dengan diklat sebenarnya karyawan tidak hanya di ajarkan bagaimana bekerja lebih cepat dan lebih baik tetapi juga diajarkan bagaimana menghemat bahan baku dan bahan pembantu dengan lebih baik. 3) Penggunaan peralatan dan mesin diharapkan dapat lebih tahan lama Dalam diklat diajarkan juga bagaimana menggunakan peralatan dan mesin sehingga mengurangi kerusakan, memperpanjang umur peralatan dan lain sebagainya. 4) Angka kecelakaan diharapkan dapat lebih kecil; Dalam pelatihan seharusnya dapat pula diajarkan bagaimana menekan angka kecelakaan sekecil-kecilnya. 5) Tanggung jawab diharapakan dapat semakin besar; Hal ini berarti bahwa dalam diklat dapat pula diberikan pendidikan yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap karyawan, maka dalam diklat ditekankan bahwa keberhasilan harus disertai rasa tanggung jawab yang besar. 6) Biaya produksi di harapkan lebih rendah. 7) Kelangsungan perusahaan akan semakin terjamin. Jenis dan Jenjang Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari: 1) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan; Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 adalah pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan dalam pengangkatan pegawai negeri sipil, seperti yang dikatakan oleh Musanef (1982:171) adalah ditegaskan bahwa pendidikan dan latihan pra jabatan diberikan pada calon pegawai negeri sipil dengan tujuan agar calon pegawai negeri sipil yang bersangkutan trampil melaksanakan tugas yang diberikan dan dipercayakan kepadanya. 2) Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan; Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan, pendidikan dan pelatihan dalam jabatan adalah pendidikan dan pelatihan bagi pegawai negeri sipil, lebih lanjut dikatakan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam jabatan terdiri dari: 186

Pelaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam. (Fransiska Xeviria) a. Pendidikan dan pelatihan struktural; Pendidikan dan pelatihan struktural menurut Musanef (1982:159) adalah merupakan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh BAKN yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kepribadian pengetahuannya sesuai dengan tuntutan persyaratan jabatan. b. Pendidikan dan pelatihan teknis fungsional; Pendidikan dan latihan pegawai negeri di bidang teknis fungsional menurut Musanef (1982:170) adalah pada dasarnya menjadi tanggung jawab dari masing masing instansi, disamping mata pelajaran yang bersifat teknis fungsional juga diberikan pula mata pelajaran administrasi dengan perbandingan 4:5. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan konsep analisis data yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014:33) yang menyatakan dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan melalui 3 (tiga) jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat Pegawai negeri sipil yang bekerja pada kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat sangat menentukan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi wilayah Kabupaten Kutai Barat. Keadaan pegawai negeri sipil pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat, jika dilihat dari jumlahnya dapat dikatakan cukup memadai, yang mana ini dapat dilihat dari jumlah pegawai negeri sipil yang berada pada kantor Distamben Kabupaten Kutai Barat per bagian, dengan jumlah tersebut mereka diharapkan mampu memenuhi tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang di embankan kepada mereka sehingga di harapkan mereka mampu untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, disamping juga memenuhi tugas-tugas perkantoran dan juga melakukan penelitian bagi kelompok fungsional. Dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah pegawai negeri sipil yang berada pada kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat yang paling banyak berpendidikan sarjana bahwa tingkat pasca sarjana (S2) namun jika dikalkulasi pegawai dengan tingkat pendidikan SLTA masing mendominasi sehingga kedepannya upaya peningkatan pegawai untuk pendidikan formal memang harus direncanakan oleh pimpinan karena memang pegawai yang berpendidikan sarjanalah yang paling banyak di butuhkan dalam penyelenggaraan tugas-tugas perkantoran. Kemudian jika dilihat dari pangkat /golongan yang terbanyak adalah dari golongan III dan hal ini juga berkaitan dengan adanya kebutuhan tenaga pelaksana lapangan tetapi tentunya juga diperlukan adanya bantuan dari tenaga-tenaga ahli ataupun juga bantuan dari para peneliti. 187

Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016 Banyak juga yang telah menduduki jabatan penting dalam ruang lingkup Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat dan dengan kondisi seperti yang telah di gambarkan di atas mereka semua khususnya pegawai negeri sipil pada ruang lingkup Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat telah mampu untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan sesuai dengan yang di harapkan. Kesimpulan dari uraian di atas adalah suatu pemerintahan itu bisanya berbentuk kerucut dimana semakin ke bawah maka karyawanya semakin banyak sedangkan semakin keatas maka jumlah pegawainya akan semakin sedikit. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan sangat tergantung dari kesempumaan pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur negara meskipun telah ada rencana pembangunan yang terarah dan realistis, serta tersedianya dana pembangunan yang cukup, tetapi jika para pelaksananya yang antara lain adalah pegawai negeri sipil tidak mampu untuk menjalankan dan melaksanakan tugasnya dengan baik maka rencana pembangunan tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh karena itu dalam rangka untuk membentuk pegawai negeri sipil yang dapat diandalkan perlu kiranya untuk terus dilakukan pembinan. Salah satu sasaran dari pembinaan pegawai negeri sipil adalah untuk meningkatkan kinerja. Pegawai itu sendiri, karena dengan kinerja atau bisa juga disebut dengan prestasi kerja yang baik kelancaran tugas pemerintahan dan pembangunan dapat terjamin pelaksanaanya juga dapat berjalan dengan baik. Dalam usahanya untuk meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil salah satunya adalah dengan melakukan pembinaan terhadap pegawai negeri sipil, yang secara operasional dapat dilakukan dengan cara penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, kursus-kursus ketrampilan dan ada juga perpindahan pegawai. Seperti halnya pembinaan pegawai negeri sipil yang dilakukan pada kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat. Upaya-upaya pembinaan dalam rangka meningkatkan kinerja yang di lakukan oleh Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat antara lain adalah meliputi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perjenjangan/jabatan struktural dan juga pendidikan dan pelatihan teknis fungsional. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Edi Saputra Pakpahan, Siswidiyanto, Sukanto (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai. Sehingga upaya ini adalah upaya yang tepat untuk mewujudkan pegawai negeri sipil yang mampu berkarya lebih baik dan memiliki kinerja tinggi. Dari data jumlah pejabat struktural dengan jumlah pejabat yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan perjenjangan/jabatan struktural, khususnya pejabat eselon IV telah mengukti diklat sebagaimana ketentuan untuk menduduki jabatan tertentu bahwa diantara mereka ada yang telah mengikuti namun belum duduk pada jabatan. Mengacu pada data tersebut 188

Pelaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam. (Fransiska Xeviria) memang pembinaan pegawai yang ada di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat telah mengikuti ketentuan dalam pembinaan karier pegawai. Menurut Moenir (1983:162) tujuan pendidikan dan pelatihan adalah: 1. Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas/pekerjaan, baik pekerjaan lama maupun pekerjaan baru, baik dari segi peralatan maupun dari segi metode. 2. Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan dan memberikan rasa kebanggan pada mereka. Menyadari akan arti pentingnya pendidikan dan pelatihan tersebut maka bagi para pegawai yang belum, mengikuti pendidikan dan pelatihan penjenjangan diharapkan dapat segera, mengikuti pada tahun berikutnya. Jenis pendidikan dan pelatihan lainya yang di programkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat dalam rangka untuk meningkatkan kinerja pegawainya antara lain yaitu: pendidikan dan pelatihan teknis fungsional, artinya bahwa pegawai yang akan mengikuti jenis pendidikan dan pelatihan itu adalah benar-benar pegawai yang bekerja pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan jenis pendidikan dan pelatihan yang diikutinya. Bagi pegawai yang baru masuk dalam kepegawaian berkewajiban untuk mengikuti pelatihan pra jabatan karena pegawai yang baru masuk itu masih berstatus calon pegawai negeri sipil dan wajib untuk mengikuti pelatihan pra jabatan. Dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintahan, serta kursus-kursus yang berpengaruh tersebut menunjukkan bahwasanya kantor Distamben benar-benar peduli dan memperhatikan kualitas para pegawainya mengingat pegawai merupakan sumber daya manusia yang merupakan faktor utama dalam tercepainya tujuan suatu organisasi karena faktor manusia dapat merupakan perangsang dalam tercapainya tujuan suatu organisasi secara efisien dan tentunya efektif serta bersifat ekonomis, sebaliknya dapat pula menjadi faktor penghalang utama ke arah tercapainya tujuan yang telah di tetapkan hal ini mempunyai arti bahwa jika para pegawai negeri sipil itu dibina dengan sebaik-baiknya maka tujuan suatu organisasi itu dapat dengan mudah tercapai tetapi jikalau para pegawat negeri sipil itu tidak di bina dengan baik maka pegawai itu sendiri yang dapat menjadi penghambat bagi terciptanya tujuan suatu organisasi. Berpedoman pada masalah di atas maka Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat melalui bagian kepegawaianya telah berupaya untuk melakukan pembinaan pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat itu sendiri agar para pegawai tersebut dapat menjadi pegawai negeri sipil yang berkualitas yaitu memiliki kemampuan, pengetahuan, kecakapan, keahlian yang mendukung untuk bekerja pada instansinya serta loyal dan taat serta mengabdi pada 189

Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016 pemerintah dan atasanya bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Semua hal di tersebut dilakukan dengan harapan dapat terciptanya pegawai negeri sipil yang berkualitas seperti yang telah di sebutkan di muka, maka kinerja pegawai negeri sipil yang baik dan memuaskan pelayananya pada para masyarakat bukan hanya sekedar angan-angan semata namun akan dapat terwujud secara nyata. Kemudian dalam usahanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini adalah pegawai negeri sipil salah satu cara yang di tempuh adalah dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PIM IV sampai dengan PIM I adapun sasaran yang ingin di capai adalah menurut Undang-Undang Pokok Kepegawaian No. 43 Tahun 1999 sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ini adalah tersedianya pegawai negeri sipil yang memiliki kualitas tertentu guna memenuhi salah satu persyaratan untuk di angkat dalam jabatan tertentu. Jika melihat sasaran yang telah disajikan di atas maka dapat tergambar secara jelas bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan sangat sesuai dengan tujuan pembinan pegawai negeri sipil yaitu menambah pengetahuan, ketrampilan dan merubah sikap pegawai negeri sipil kearah yang lebih baik agar dapat menjamin penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang dapat berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan manfaat atau hasil yang telah diperoleh setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan itu tidak akan menniliki arti apabila tidak dapat mendatangkan manfaat atau hasil tertentu demikian pula halnya dengan pendidikan dan pelatihan. Untuk memperoleh manfaat dan memetik hasil melalui pendidikan dan pelatihan harus dapat mengikuti dan menerima pendidikan dan pelatihan itu dengan baik. Manfaat atau hasil yang didapat dalam pendidikan dan pelatihan ini sebagian besar dipengaruhi oleh motivasi pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan ini dan juga dipengaruhi oleh adanya keterkaitan antara pendidikan dan pelatihan dengan bidang tugas yang dikerjakan sedangkan dorongan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan tata tertib kerja yang ada hubungannya dengan tugas-tugas yang terdapat di kantor. Materi yang di sampaikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ini kalau dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai pada khususnya dan tujuan pembinaan pada umumnya adalah sudah sesuai dengan keinginan untuk membentuk pegawai negeri sipil yang bermutu karena materi yang ada adalah pendidikan dan pelatihan itu di lengkapi dengan pengetahuan tentang administrasi perkantoran dan ketrampilan, kemampuan serta keahlian. Dengan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut pada akhimya diharapkan akan dapat menunjang pelaksanaan tugas para pegawai yang pada akhimya diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerjanya. 190

Pelaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam. (Fransiska Xeviria) Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kinerja pegawai negeri sipil sangat berkaitan erat dengan keberhasilan penyelenggaraan tugas-tugas kantor baik itu yang bersifat melayani masyarakat ataupun yang berkaitan dengan urusan instansi itu sendiri. Yang perlu kita perhatikan bersama adalah masalah ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan kantor, seperti telah di sebutkan di atas bahwasanya sebelum adanya penyelenggaraan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan ini banyak para pegawai yang masih kurang bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu begitu juga dengan hasilnya masih kurang sempurna. Kemudian dengan adanya pendidikan dan pelatihan maka diharapkan semua jenis pekerjaan yang dibebankan kepadanya dapat teratasi dan hasilnya pun sesuai dengan yang diharapkan serta dapat dipertanggungjawabkan. Pada pokok yang kedua adalah mengenai beban kerja pada Kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat seperti yang telah di sajikan pada data di atas, di mana beban kerjanya telah sesuai dengan keadaan pegawai yang berada di sana juga telah sesuai dengan ilmunya pada tiap bagian tetapi di harapkan dengan telah dilaksanakanya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan maka di harapkan bebarapa kerja pegawai pada kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Barat dapat meningkat. Hambatan Yang Terjadi Dalam Proses Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Hambatan-hambatan yang muncul dalam penyelengaraan pembinaan pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil pada kantor Distamben Kabupaten Kutai Barat ini masih memerlukan adanya suatu pengawasan yang terus-menerus dan berkesinambungan agar supaya hambatan yang terjadi itu bisa dihilangkan atau paling tidak bisa dikurangi supaya tujuan dari pembinaan pegawai negeri sipil bisa tercapai sesuai dengan harapan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Distamben Kabupaten Kutai Barat dalam melakukan pembinaan yang telah diamati oleh penulis adalah: 1) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan itu tentunya membutuhkan banyak biaya dan ini erat kaitannya dengan masalah anggaran dari SKPD ini. 2) Dengan menugaskan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan memang akan sedikit mempengaruhi kerja organisasi secara keseluruhan karena tentunya mereka akan meninggalkan sementara waktu hal-hal yang sudah menjadi tugas pokok dan fungsinya. Kesimpulan 191

Jurnal Administrative Reform, Vol.4 No.3, Juli-September 2016 Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara di lingkungan Distamben Kabupaten Kutai Barat sepenuhnya diserahkan kepada BKD yang menunjuk instansi yang berwenang menyelenggarakan. Sedangkan jenis pendidikan dan serta pelatihan yang diikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural dan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional. Sedangkan materi yang diberikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan disesuikan berdasarkan tingkatan yang diikutinya. Begitu juga dengan lama waktu pelatihannya. 2) Materi yang diberikan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan disesuaikan berdasarkan tingkatan dan bidang tugas yang diikuti oleh aparatur sebagai peserta. 3) Kinerja Apartur Sipil Negara yang berkenaan dengan ketepatan dalam penyelesaian pekerjaan sudah sesuai dengan harapannya, begitu pula dengan volume pekerjaan bisa diatasi dengan kemampuan pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kompetensinya. Hal ini juga sesuai dengan jenis pendidikan dan pelatihan dengan bidang tugas yang telah diikutinya. 4) Hambatan Yang Terjadi Dalam Proses Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan a. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan itu tentunya membutuhkan banyak biaya dan ini erat kaitannya dengan masalah anggaran dari SKPD ini. b. Dengan menugaskan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, memang akan sedikit mempengaruhi kerja organisasi secara keseluruhan. Karena tentunya mereka yang mengikuti pendidikan dan pelatihan akan meninggalkan sementara waktu halhal yang sudah menjadi tugas pokok dan fungsinya. Saran Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan temuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mewujudkan tujuan dan visi dari organisasi, maka para pegawai haruslah lebih sadar tentang arti pentingnya pendidikan dan pelatihan baik formal maupun non formal, hal ini juga tentunya penting untuk para pegawai itu sendiri di masa yang akan datang. 2. Diperlukan adanya bantuan dari berbagai pihak untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan ini karena tanpa bantuan dari berbagai pihak maka tujuan pendidikan dan pelatihan kurang bisa terpenuhi, khususnya mengenai pendanaan/anggaran. 3. Juga dibutuhkan keseriusan dan kemauan para pegawai Distamben Kabupaten Kutai Barat dalam memaknai tujuan pelaksanaan pendidikan 192

Pelaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam. (Fransiska Xeviria) dan pelatihan, agar para Aparatur tidak hanya mengikuti pelaksanaannya saja, melainkan yang utama bagaimana seorang Aparatur mampu mengatualisasikan pengetahuan yang diperolehnya didalam praktek kerja sehari-hari ditempat kerjanya. Daftar Pustaka Anonimous. 2000. Undang-Undang Kepegawaian. Jakarta: Sinar Grafika.. 1999. Undang-Undang Otonomi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika. Martoyo, S. 1987 Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE. Miles, Matthew B., Huberman, A. Michael, Saldana, Johnny. 2014. Qualitative Data Analysis, 3rd Edition: Source book of Bew Methods. Baverly Hills: SAGE Publications Inc. Moenir, AS, 1983 Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung. Musanef 1982. Manajemen Kepegawaian D1 Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. Sudiman. 2000. Kepegawaian. Jakarta: Lembaga Administrasi Indonesia. 193