BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN BLORA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 1 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 1 Tahun : 2015

BUPATI BLORA PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2016

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA DI KABUPATEN BLORA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 33 TAHUN TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DESA... NOMOR... TAHUN... T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KARAWANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 6 TAHUN 2017 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG DANA ALOKASI UMUM (DAU) DESA DI KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3. Camat adalah pimpinan dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh

NOMOR : 17 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 140 TAHUN 2015 SERI E.125

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 2 SERI E

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DESA SIMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM ALOKASI DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR :11 TAHUN 2015 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2018 TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2018

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2015

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2015

Transkripsi:

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, perlu diatur Ketentuan Pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Blora ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Ketentuan Pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Blora. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 5679);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60- Tahun 1014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Blora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 ); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 ) ; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2015 tentang Penetapan Desa di Kabupaten Blora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 3).

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN BLORA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Blora. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Blora. 4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 6. Kepala Desa adalah Kepala Desa di wilayah Kabupaten Blora. 7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 8. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 9. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. 10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa. 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. 12. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat PTPKD adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa 13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJMDesa adalah rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. 14. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

15. Alokasi Dana Desa untuk desa x yang selanjutnya disebut ADDx adalah total dana ADD yang diterima oleh sebuah desa berdasarkan hasil penjumlahan Alokasi Dana Desa Minimal dengan Alokasi Dana Desa Proporsional. 16. Alokasi Dana Desa Minimal yang selanjutnya disingkat ADDM adalah Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima oleh setiap desa secara merata. 17. Alokasi Dana Desa Proporsional untuk desa x yang selanjutnya disebut ADDPx adalah Alokasi Dana Desa yang diterima oleh setiap desa secara proporsional. 18. Bobot Desa untuk desa x selanjutnya disebut BDx adalah bobot suatu desa dari hasil penjumlahan bobot masing-masing variabel suatu desa yang didapat dari hasil pengalian bobot variabel dengan koefisien variabel suatu desa. 19. Jumlah Alokasi Dana Desa Minimal yang selanjutnya disebut ADDM adalah jumlah total ADD yang akan dibagi secara merata ke seluruh desa. 20. Angka Bobot masing-masing variabel yang selanjutnya disebut a1,a2,a3,a4,a5 adalah nilai bobot setiap variabel. 21. Nilai Koefisien Variabel % KK miskin yang selanjutnya disebut KV1 adalah persentase KK miskin suatu desa dibagi jumlah total % KK miskin seluruh desa di Daerah. 22. Nilai Koefisien Variabel Jumlah Penduduk yang selanjutnya disebut KV2 adalah jumlah penduduk suatu desa dibagi jumlah total penduduk seluruh desa di Daerah. 23. Nilai Koefisien Variabel Luas wilayah desa yang selanjutnya disebut KV4 adalah jumlah luas wilayah suatu desa dibagi jumlah total luas wilayah seluruh desa di Daerah. 24. Nilai Koefisien Variabel tingkat kesulitan geografis desa yang selanjutnya disebut KV5 adalah angka tingkat kesulitan geografis suatu desa dibagi jumlah angka kesulitan geografis total seluruh desa di Daerah. 25. Prosentase KK miskin, Jumlah Penduduk, Jumlah Padukuhan, Luas Wilayah, tingkat kesulitan geografis Desa x yang selanjutnya disebut V1,2,3,4,5x adalah angka besaran masing-masing variabel dalam suatu desa. 26. Jumlah Angka Variabel 1,2,3,4,5 untuk seluruh desa yang selanjutnya disebut Vn adalah jumlah total masing-masing variabel seluruh desa. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) ADD dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas keuangan desa dalam rangka percepatan pembangunan desa. (2) ADD diberikan kepada Desa dengan tujuan : a. menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan; b. meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa; c. meningkatkan pemberdayaan masyarakat; d. meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan; e. meningkatkan peran lembaga kemasyarakatan desa;

f. meningkatkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat; g. meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat; dan h. mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat. BAB III PENGELOLAAN ADD Bagian Kesatu Prinsip-Prinsip Pengelolaan ADD Pasal 3 (1) Pengelolaan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam APBDes. (2) Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa. (3) Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis, dan hukum. (4) ADD dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali. Bagian Kedua Penggunaan ADD Pasal 4 (1) ADD dipergunakan untuk membiayai kegiatan bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, bidang pembangunan desa, bidang pemberdayaan masyarakat, dan bidang kemasyarakatan. (2) Kegiatan bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain untuk : a. penetapan dan penegasan batas Desa; b. penyelenggaraan perencanaan Desa; c. penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa; d. operasional dan tunjangan anggota BPD; e. biaya penyelenggaraan Musyawarah Desa; f. biaya penyusunan Peraturan Desa; g. biaya penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD, LKPPD, dan IPPD); h. kegiatan pengisian perangkat desa; i. kegiatan pemilihan kepala desa; j. pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) desa; k. pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas); l. peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa; m. optimalisasi pelaksanaan pelayanan satu pintu; n. peningkatan kualitas pengelolaan arsip desa; o. penghargaan untuk kepala desa dan/atau perangkat desa yang diberhentikan dengan hormat;

p. pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan q. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa (3) Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, menggunakan penghitungan sebagai berikut : a. ADD yang berjumlah kurang dari Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) digunakan maksimal 60% (enam puluh persen); b. ADD yang berjumlah Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) digunakan maksimal 50% (lima puluh persen); c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp.700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal 40% (empat puluh persen); dan d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp.900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal 30% (tiga puluh persen). (4) Kegiatan bidang pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain untuk : a. pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa; b. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan; c. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan; d. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi; e. pelestarian lingkungan hidup; f. penyusunan profil desa; g. kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdesa); h. penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa yaitu RPJMDesa dan/atau RKPDesa; i. pembangunan/rehabilitasi jalan yang menghubungkan antar padukuhan; j. pengembangan obyek wisata yang dikelola desa; k. pembangunan/rehabilitasi pasar desa; l. pembangunan/rehabilitasi kios desa; m. pembangunan/rehabilitasi embung desa; n. pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian; o. pembangunan/rehabilitasi jalan menuju area pertanian/hutan (jalan usaha tani/jut); p. pengembangan BUMDesa; q. pembangunan/rehabilitasi kantor desa; r. pembangunan/rehabilitasi Balai Desa/Joglo ; s. pembangunan talud; t. pembangunan drainase; u. pembangunan jembatan; v. pembangunan sarana penerangan jalan; dan w. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa. (5) Kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain untuk : a. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; b. pelatihan teknologi tepat guna;

c. fasilitasi program penanggulangan kemiskinan; d. biaya perlombaan desa; e. pelatihan ekonomi produktif masyarakat sesuai potensi lokal; f. kegiatan pemberdayaan perempuan; g. pelatihan ketrampilan kepada pemuda putus sekolah; h. kegiatan perlindungan anak/forum anak tingkat desa; i. stimulan rehabilitasi rumah tidak layak huni; j. stimulan pembangunan jamban sehat keluarga; k. stimulan pemberdayaan masyarakat bidang infrastruktur di padukuhan; dan l. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa. (6) Kegiatan bidang kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain untuk : a. pembinaan lembaga kemasyarakatan; b. pengadaan sarana dan prasarana olah raga; c. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; d. pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); e. pemberian insentif/honor kader Posyandu; f. pemberian insentif/honor kader KB; g. biaya operasional untuk lembaga kemasyarakatan desa minimal untuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), PKK, Karangtaruna, dan RT/RW; h. pengembangan seni budaya; i. pembinaan lembaga kemasyarakatan desa; j. penyuluhan bahaya narkoba, HIV/AIDS dan minuman keras; k. penyuluhan kesehatan; l. peningkatan kegiatan Posyandu; m. pengembangan taman bacaan dan/atau perpustakaan desa; n. pengembangan Desa Siaga; o. pengembangan kehidupan sosial dan keagamaan; dan p. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa Bagian Ketiga Penentuan Besaran Alokasi Dana Desa Pasal 5 (1) Pemerintah Daerah mengalokasikan ADD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap Tahun Anggaran. (2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari dana perimbangan yang diterima daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. (3) Pengalokasian ADD untuk masing-masing desa mempertimbangkan: a. kebutuhan penghasilan tetap kepala Desa dan Perangkat Desa; dan b. jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa.

Pasal 6 (1) Pengalokasian ADD untuk masing-masing desa dilakukan berdasarkan ketentuan : a. 60% (enam puluh persen) dibagi secara merata kepada seluruh desa atau disebut ADDM); dan b. 40% empat puluh persen) dibagi secara proporsional kepada seluruh desa atau disebut ADD Proporsional (ADDP). (2) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, ditentukan oleh variabel angka kemiskinan Desa, jumlah penduduk Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa. (3) Bobot variabel angka kemiskinan desa, jumlah penduduk desa, luas wilayah desa dan tingkat kesulitan geografis desa serta rumus penghitungan besaran ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (4) Penetapan besaran ADD untuk masing-masing Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Keempat Pengajuan Pencairan ADD Pasal 7 (1) Pengajuan pencairan dana ADD dilakukan setelah Peraturan Desa tentang APBDesa tahun anggaran berkenaan ditetapkan. (2) Pengajuan pencairan dana ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri : a. APBDesa tahun anggaran berkenaan; dan b. RKPDesa tahun anggaran berkenaan; (3) Pengajuan pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 3 ( tiga ) tahap untuk Satu Tahun Anggaran dengan ketentuan : a. tahap I, 40 % ( empat puluh persen ); b. tahap II, 40 % ( empat puluh persen ); dan c. tahap III, 20 % ( dua puluh persen ). (4) Kelengkapan berkas pengajuan pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) terdiri dari : a. Untuk Pencairan Tahap I : 1. rekomendasi Camat; 2. surat Permohonan Pencairan dana, yang dilampiri dengan : a) nomor rekening kas desa; b) kwitansi bermaterai rangkap 7 ( tujuh ) lembar; c) Daftar Rencana Penggunaan Anggaran; d) Rincian Penggunaan Dana (RPD) Tahap I; e) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA); f) Rencana Anggaran biaya ( RAB); g) gambar teknis dan foto teknis kegiatan fisik;

h) peta Desa; i) peta lokasi kegiatan; j) pakta integritas; b. Untuk pencairan tahap II : 1. rekomendasi Camat; 2. Surat Pertanggungjawaban ( SPJ ) Tahap I; 3. Surat Permohonan Pencairan dana, yang dilampiri dengan : a. nomor rekening kas desa; b. kuitansi bermaterai rangkap 7 ( tujuh ) lembar; c. Rincian Penggunaan Dana (RPD) Tahap II; d. Rencana Anggaran Biaya ( RAB); e. gambar teknis dan foto teknis kegiatan fisik; f. peta Desa; dan g. peta lokasi kegiatan; c. Untuk pencairan tahap III : 1. rekomendasi Camat; 2. Surat Pertanggungjawaban ( SPJ ) Tahap II; 3. surat Permohonan Pencairan dana, yang dilampiri dengan : a. nomor rekening kas desa; b. kwitansi bermaterai rangkap 7 ( tujuh ) lembar; c. Rincian Penggunaan Dana (RPD) Tahap III; d. Rencana Anggaran biaya ( RAB); e. gambar teknis dan foto teknis kegiatan fisik; f. peta Desa; dan g. peta lokasi kegiatan; Bagian Kelima Mekanisme Pencairan ADD Pasal 8 (1) Kepala Desa mengajukan permohonan pencairan bantuan ADD kepada Bupati melalui Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana yang dilengkapi persyaratan Pencairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. (2) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana dibantu oleh Tim Pengkaji untuk melakukan verifikasi kelengkapan keabsahan dan meneliti persyaratan permohonan pencairan dana dari desa penerima bantuan ADD. (3) Hasil pelaksanakan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Pernyataan Verifikasi dan dilaporkan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana. Pasal 9 (1) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana mengajukan permohonan pencairan ADD kepada Sekretaris Daerah berdasarkan pernyataan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) yang dilampiri kartu kendali.

(2) Berdasarkan permohonan pencairan ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Sekretaris Daerah memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana dan diteruskan ke PT. Bank Jateng Cabang Blora dengan tembusan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana. (3) Pencairan ADD dilaksanakan dengan mentransfer dana dari rekening kas umum Daerah ke rekening kas Desa (account to account). (4) Penerima dana ADD melaporkan transfer dana segera setelah dana yang diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana. Pasal 10 (1) Pencairan dana dari rekening kas Desa dilakukan oleh Bendahara Desa dengan membawa Surat Kuasa pencairan bermeterai cukup dari Kepala Desa. (2) Setiap penerimaan dan transaksi pengeluaran dibukukan secara tertib disertai dengan bukti pendukung. (3) Bendahara Desa menyerahkan dana sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada tim pelaksana kegiatan untuk dikelola sesuai dengan Rencana Penggunaan Dana (RPD). Bagian Keenam Pertanggungjawaban dan Pelaporan ADD Pasal 11 (1) Laporan realisasi kegiatan dan pertanggungjawaban ADD disusun setiap bulan dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat. (2) Laporan realisasi kegiatan dan pertanggungjawaban ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bagian dari laporan realisasi kegiatan dan pertanggungjawaban belanja dalam APBDesa. (3) Laporan realisasi kegiatan dan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya. BAB IV PENUTUP Pasal 12 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blora Nomor 14 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ( ADD ) Di Kabupaten Blora ( Berita Daerah Kabupaten Blora Tahun 2010 Nomor 14 ) sebagimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Bupati Blora Nomor 27 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Bupati Blora Nomor 14 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Blora (Berita Daerah Kabupaten Blora Tahun 2014 Nomor 27 ) dicabut dan diyatakan tidak berlaku.

Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, dan berlaku surut sejak 1 Januari 2015. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blora. Ditetapkan di Blora pada tanggal 2 Pebruari 2015 BUPATI BLORA, Cap ttd Diundangkan di Blora pada tanggal 2 Pebruari 2015 DJOKO NUGROHO Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLORA KEPALA DINAS KEHUTANAN, Cap ttd SUTIKNO SLAMET BERITA DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 NOMOR Sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum Setda Kab. Blora AKHMAD KAIDAR ALI, SH.MH Pembina Tk. I NIP. 19610103 198608 1 001

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN BLORA A. Bobot Variabel Angka Kemiskinan Desa, Jumlah Penduduk Desa, Luas Wilayah Desa dan Tingkat Kesulitan Geografis Desa VARIABEL Bobot Angka Bobot ( a )= Bobot / jml bobot Variabel Kemiskinan Desa ( a1 ) 3 0,3 Variabel Jumlah Penduduk Desa ( a2) 4 0,4 Variabel Luas wilayah Desa( a3) 2 0,2 Variabel Tingkat Kesulitan Geografis Desa (a4) 1 0,1 Jumlah Bobot 10 1,0 B. Rumus Penghitungan Besaran ADD ADDx ADDPx BDx KV1,2,. x = ADDM + ADDP x = BDx (ADD - ADDM) = a1 KV1 + a2 KV2 + a3 KV3 + a4 KV4 = V1,2,.x Vn Keterangan : ADDx ADDM ADDPx BDx ADD ADDM a1,a2,a3,a4 KV 1,2,..x = Alokasi Dana Desa untuk Desa x = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima desa = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk desa x = Nilai bobot desa untuk desa x = Total Alokasi Dana Desa kabupaten = Jumlah seluruh Alokasi Dana Minimal = Angka bobot masing masing variabel = Koefisien Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x V1,2,3,4 = Angka variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x Vn = Jumlah angka variabel pertama, dan seterusnya untuk seluruh desa BUPATI BLORA, Cap. ttd DJOKO NUGROHO