BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. teknik belajar pribadinya. Orangtua dapat memanfaatkan multimedia interaktif

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,

BAB I PENDAHULUAN. Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu

BAB I PENDAHULUAN. Membuat balita untuk melakukan sesuatu untuk kali pertama adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam buah. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Anak-anak memiliki proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Thalassaemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak orang untuk beralih mengonsumsi nasi ke roti.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan anak usia empat sampai enam tahun, anak harusnya mulai

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Dilansir dari meltingpotinternational.com, Indonesia: A multicultural melting

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

BAB I PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dibutuhkan oleh banyak orang ( Teknologi Informasi Merata Adalah

BAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pipih, dan dipanggang dalam oven. Pada biasanya pizza disantap tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolis menjadi sebuah melting pot bagi industri kuliner,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan informasi yang kurang terhadap sebuah penyakit. Salah satu

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak kisah cerita rakyat dari berbagai daerah di tanah air,

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. digerakan oleh energy ( Pengertian Energi Listrik, n.d.).

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan. Salah satu yang telihat jelas adalah perkembangan smartphone.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang perekonomian penduduk, mobilitas masyarakat harus didukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang atletis dan ideal adalah dengan fitness. (

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi

Gambar 3.1 Proses pembagian kuesioner di sekolah Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terus tumbuh dan berkembang. Proses pertumbuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan

BAB I PENDAHULUAN. utama sebagai pengganti nasi bagi masyarakat perkotaan, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Situs Kompas menuliskan metode yang diciptakan oleh Maria Montessori,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. perubahan peran, hormon dan psikologi, serta kelelahan fisik yang dialami ibu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, anak - anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti kebutuhan seperti apa yang di perlukan oleh pasarnya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran antar budaya dan bahasa. Kenichi Takeyama, selaku direktur

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Amir dalam bukunya yang berjudul Sukses Memiliki Restoran Tanpa Modal

BAB I PENDAHULUAN. sekarang anak-anak banyak belajar melalui gadget yang ada, melalui gadget

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usia dini (diakses pada 21 November 2013, jam 21.30).


BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak-anak usia sekolah memiliki berbagai aktivitas di dalam maupun luar rumah yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui Kompas.com (diakses pada 1 Maret 2015), kematian anak di dunia pada tahun 2011 mencapai angka 6.9 juta dengan salah satu penyebab utamanya adalah diare. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara penulis terhadap dokter Johannes Ridwan di RS Bethsaida Gading Serpong pada Sabtu, 28 Februari 2015. Menurut Ridwan, sakit yang sering dijumpai pada anak meliputi kasus keracunan makanan, mual, muntah, serta sakit pada kandung kemih, dan aktivitas jajan meningkatkan resiko terjadinya kasus tersebut. Ridwan juga menyatakan anak usia pre-school atau usia 4 hingga 5 tahun sebaiknya telah diperkenalkan dengan kondisi tubuh mereka dikarenakan anakanak usia tersebut telah sering beraktivitas secara mandiri. Selain itu, dosen sains di Universitas Surya, Valentine Kheng yang diwawancara pada 26 Februari 2015 menyatakan pengetahuan mengenai sistem pencernaan tubuh penting diketahui oleh anak-anak dikarenakan kaitannya terhadap aktivitas tubuh manusia seharihari sebagai proses dasar pembentuk energi bagi tubuh agar anak memiliki pengetahuan memadai dalam memilih makanan dan mengatur pola makan yang baik bagi kesehatan, dan dapat mencegah sakit pencernaan. 1

Dalam menyampaikan informasi tersebut pada anak-anak, psikolog Adib Setiawan yang diwawancara pada Jumat, 27 Februari 2015 di Bintaro menyatakan anak-anak berusia 6 hingga 9 tahun secara psikologis telah memiliki kemampuan kognitif mengenali kosakata dan melakukan pembicaraan secara lancar. Anakanak pada usia ini memiliki karakteristik menyukai permainan, visual, karakter yang bersifat lucu, serta menyenangi pemberian penghargaan, walaupun mereka tidak terlalu menyukai kegiatan belajar. Sehingga berdasarkan hal tersebut, perlu media yang dapat menarik perhatian dan tidak menggurui, dan media yang dapat mencapai hal tersebut secara optimal adalah media interaktif yang bersifat komunikatif dan menarik. Media buku yang menjadi sarana belajar anak-anak belum dapat dimanfaatkan secara efektif karena sering dianggap membosankan serta konten teks yang banyak dan sedikit ilustrasi membuat anak-anak kesulitan dalam mengerti. Dalam pemilihan platform media interaktif, diketahui bahwa pengguna smartphone berbasis Android di Indonesia (Detikinet, diakses pada 25 November 2014) mencapai angka sekitar 47 juta pengguna, atau 14% dari total pengguna ponsel. Hal tersebut sesuai dengan hasil penyebaran kuesioner yang penulis lakukan melalui media online kepada 94 responden valid dari 101 responden orang tua yang berusia rata-rata 36 tahun sejak 28 Februari 2015 hingga 7 Februari 2015 bahwa pengguna smartphone berplatform android (Samsung, Advan, Sony, dan Oppo) berjumlah 58 orang dari 94 responden. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis membuat tugas akhir berjudul Perancangan Sosialisasi Tentang Pencernaan Manusia Melalui Media Interaktif. 2

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, dalam pembuatan tugas akhir ini penulis merumuskan masalah: 1. Bagaimanakah perancangan visual desain media interaktif tentang pencernaan manusia bagi anak usia 6 hingga 9 tahun? 2. Bagaimanakah interaktivitas media interaktif tentang pencernaan manusia bagi anak usia 6 hingga 9 tahun? 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah penulis dalam membuat perancangan desain media belajar interaktif tentang pencernaan manusia meliputi 1. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai media tetap yang menjadi media utama adalah media interaktif / edutainment karena informasi yang disampaikan melalui sifatnya lebih konkret, komunikatif, dan menarik selain itu media ini menstimulasi perkembangan kognitif dan motorik pada anak-anak. 2. Perancangan user interface meliputi logo, layout (tipografi dan warna), gaya ilustrasi, karakter, dan penggunaan back sound yang sesuai dengan impresi tertentu. 3. Rancangan aplikasi interaktif menggunakan satu bahasa, yakni bahasa indonesia dikarenakan kemampuan anak usia 6 hingga 9 tahun yang belum dapat memahami istilah sulit dalam bahasa inggris. 4. Target audience: 3

a. Primer: Demografis anak-anak perempuan dan laki-laki berusia 6 hingga 9 tahun di Indonesia yang berada di kelas 1-4 SD yang mempelajari ilmu pengetahuan alam dengan kondisi ekonomi kelas bawah, menengah, dan atas. Psikografisnya tertarik dengan teknologi, senang jajan, aktif, senang bermain, dan memiliki rasa penasaran yang tinggi. b. Sekunder: orang tua anak-anak perempuan dan laki-laki berusia 6 hingga 9 tahun di Indonesia yang memiliki gadget, mengawasi penggunaan aplikasi pada smartphone/tablet oleh anak, berada di kondisi ekonomi kelas bawah, menengah, dan atas, memberi uang jajan pada anak, senang memberi anak permainan edukatif. 5. Audio, media promosi, dan coding yang digunakan tidak akan dibahas secara detil karena fokus penulis dalam penelitian adalah perancangan visual. 1.4. Tujuan Tugas Akhir Dalam merancang desain sosialisasi tentang pencernaan manusia melalui media interaktif, penulis memiliki tujuan yang sesuai dengan rumusan masalah, yakni merancang visual dan interaktivitas desain media interaktif tentang pencernaan manusia yang menarik anak-anak usia 6 hingga 9 tahun. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Perancangan tugas akhir akan memberikan manfaat bagi tiga pihak, yakni 1. Manfaat bagi penulis Manfaat yang akan penulis dapatkan melalui tugas akhir adalah lulus dan mendapat gelar sarjana, mengasah kemampuan dan sense desain yang telah 4

penulis pelajari selama perkuliahan serta menambah pengetahuan sesuai topik yang penulis pilih serta sebagai implementasi hasil belajar. 2. Manfaat bagi orang lain Tugas akhir yang penulis rancang akan memberikan manfaat bagi orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara yang menarik, serta anak-anak yang menggunakan karya penulis menjadi tahu mengenai pencernaan mereka dan hubungannya terhadap makanan dan sikap/pola hidup. Selain itu, tugas akhir juga dapat bermanfaat sebagai referensi bagi pihak-pihak yang memiliki ketertarikan terhadap topik yang sama. 3. Manfaat bagi universitas Tugas akhir penulis akan memberikan manfaat sebagai pemenuhan program kurikulum yang telah ditentukan serta sebagai kontribusi mengenai desain media interaktif terhadap fakultas seni dan desain Universitas Multimedia Nusantara. 1.6. Metode Pengumpulan Data Penulis akan melakukan penelitian dalam merancang media interaktif tentang pencernaan manusia dengan metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu hal, dan metode kualitatif yang digunakan untuk mengtahui sikap manusia akan kegemaran atau minatnya pada suatu hal (Kothari, 2004, hlm.2-3). Untuk melakukan penelitian dengan kedua metode tersebut, perlu dikumpulkan data-data. Metode pengumpulan data (Kothari, 2004) 5

terbagi menjadi primer yang dilakukan secara langsung dan sekunder melalui literatur (hlm. 95). Metode pengumpulan data primer terdiri atas 1. Wawancara Wawancara (Kothari, 2004) merupakan suatu teknik melakukan tanya jawab terhadap seorang atau beberapa narasumber untuk mencari suatu informasi. Wawancara dapat dilakukan secara langsung dengan bertatap muka terhadap narasumber maupun secara tidak langsung tanpa perlu bertemu dengan narasumber (hlm.97-98). Penulis melakukan wawancara mengenai kondisi psikologi anak, keluarga, dan pendidikan pada psikolog Adib Setiawan di Bintaro, kasus penyakit pencernaan pada anak-anak pada dokter anak Johannes Ridwan di Bethsaida Gading Serpong, serta jajan dan pengetahuan yang dimiliki anak-anak usia 6 hingga 9 tahun di SD Ehipassiko Tangerang dan SD Cihuni 1 Tangerang. 2. Observasi Metode observasi merupakan aktivitas pengamatan terhadap suatu hal sehingga dikumpulkan informasi berdasarkan proses pengamatan tersebut. Metode observasi dapat dilakukan sebagai partisipan langsung maupun nonpartisipan (hlm.96 hingga 97). Pengumpulan data yang dilakukan adalah mengamati kegiatan anak-anak di depan sekolah saat waktu istirahat maupun waktu pulang di SD Cihuni 1 dan SD Ehipassiko. Kedua SD tersebut dipilih dikarenakan terdapat stall jajanan di depan sekolah yang sering didatangi 6

anak-anak dan kondisi ekonomi sosial siswa yang menengah ke atas memperlihatkan kemungkinan mereka diberi kesempatan untuk jajan. 3. Kuesioner Menurut Kothari (2004) dan KBBI Edisi Ketiga, kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dr kelompok orang terpilih secara pribadi atau melalui pos daftar pertanyaan (hlm. 100-101). Penyebaran kuesioner penulis lakukan kepada orang tua anak-anak berusia 6 hingga 9 tahun melalui online dan langsung, dan anak-anak usia 6 hingga 9 tahun di SD Ehipassiko Tangerang dan SD Cihuni 1 Tangerang. 1.7. Metode Perancangan Dalam perancangan, perlu dilakukan proses secara bertahap. Berdasarkan judul, proses yang dilakukan penulis antara lain: 1. Identifikasi masalah dilakukan dengan pencarian data dan perumusan masalah yang telah ditemukan. 2. Metodologi pengumpulan data primer yang digunakan penulis adalah wawancara terhadap ahli psikologi anak, keluarga, dan pendidikan, dokter anak, wawancara terhadap anak-anak berusia 6 hingga 9 tahun, melakukan observasi di sekolah sekitar dan melakukan penyebaran kuesioner kepada orang tua dan anak-anak. Selain itu, penulis juga melakukan studi literatur melalui media online maupun offline. 7

3. Mind mapping dilakukan setelah data dikumpulkan. Melalui mind mapping, dilakukan brainstorming untuk menentukan konsep. Dalam tahap ini penulis membuat alternatif konsep perencanaan yang memungkingkan berdasarkan identifikasi masalah. Konsep awal kemudian dikembangkan lebih lanjut. 4. Proses kreatif yang digunakan penulis setelah konseptualisasi adalah visualisasi. Visualisasi merupaakn pengembangan konsep dengan membuat sketsa alternatif kemudian akan dikembangkan lebih lanjut, sehingga hasil akhir sketsa akan disempurnakan dalam bentuk digital. Karya digital kemudian diimplementasikan menjadi interaktif sesuai dengan platform akhir. 5. Setelah proses visualisasi selesai, dilakukan refinement dari hasil visualisasi. 6. Evaluasi dilakukan kembali setelah hasil desain telah menjadi karya media interaktif. Melalui evaluasi, penulis melakukan ujicoba terhadap hasil akhir dan melakukan revisi apabila terdapat kekurangan pada karya agar siap dipamerkan pada display. 8

1.8. Skematika Perancangan Tabel 1.1. Skematika Perancangan Perancangan Sosialisasi Tentang Pencernaan Manusia Melalui Media Interaktif LATAR BELAKANG Anak-anak sering jajan makanan yang belum tentu sehat. Sehingga penting untuk mengetahui organ, fungsi, cara bekerja, makanan yang baik bagi pencernaan, serta penyakit yang dapat diderita bagi anak-anak. Penggunaan buku dalam belajar masih kurang efektif karena dianggap membosankan oleh anak-anak, serta kurang menarik untuk digunakan selain saat belajar. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah perancangan visual media interaktif yang menarik dan interaktivitas yang dapat diterapkan tentang pencernaan manusia bagi anak usia 6 hingga 9 tahun? STUDI KEPUSTAKAAN Psikologi anak usia 6 hingga 9 tahun, buku cerita anak, teori desain user interface (logo, ilustrasi, warna, tipografi, layout), pencernaan manusia. TUJUAN Merancang visual yang menarik dan merancang interaktivitas yang baik pada media interaktif tentang pencernaan manusia bagi anak usia 6 hingga 9 tahun SURVEY LAPANGAN Wawancara anak-anak, dokter anak, dan psikolog. Observasi kegiatan jajan anakanak di sekolah. Penyebaran kuesioner kepada anak-anak usia 6 hingga 9 tahun dan orang tua. KHALAYAK SASARAN Demografi: Anak perempuan dan lakilaki SD berusia 6 hingga 9 tahun (primer) dan orang tua anak-anak berusia 6 hingga 9 tahun (sekunder) Big Idea: Mengajak anak untuk belajar mengenai organ, fungsi organ, sistem pencernaan, penyakit, dan makanan yang baik bagi pencernaan. Psikografi: Anak yang akrab dengan teknologi, senang jajan, mempelajari IPA, aktif, memiliki rasa penasaran yang tinggi KONSEP PERANCANGAN Visualisasi: Menyesuaikan visualisasi dengan hasil survey yang dilakukan terhadap target dan teori melalui studi literatur. Geografi: Indonesia Media: Media interaktif berplatform android. 9