VI. BUDIDAYA KODOK (AMPHIBIA)

dokumen-dokumen yang mirip
SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

Pematangan Gonad di kolam tanah

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

BAB III BAHAN DAN METODE

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

V. BUDIDAYA UDANG-UDANGAN (KRUSTASEA)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT NASIONAL XXIII 2015 SERPONG INFORMATION SHEET BIDANG LOMBA FISHERY

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

bio.unsoed.ac.id Budidaya ikan dapat di bedakan menjadi dua tahapan, yaitu tahap pembenihan dan tuhup Pembesaran. Pembenihan meliputi; Pemilihan dan

Oleh: Tinggal Hermawan BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

Teknik Budidaya Lobster (Cherax quadricarinatus) Air Tawar di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Tatelu

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Bisnis Ternak Ikan Lele

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

BUDIDAYA KODOK 1. SEJARAH SINGKAT 2. SENTRA PERIKANAN

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele Dumbo

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE


MODUL: PENEBARAN NENER

BUDIDAYA KODOK LEMBU MEMBERI HARAPAN BARU BAGI MASYARAKAT. Oleh NI PUTU MARIANI

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

III. BAHAN DAN METODE

MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

Transkripsi:

VI. BUDIDAYA KODOK (AMPHIBIA) A. Pendahuluan Permintaan pasar akan daging kodok terus meningkat baik lokal maupun internasional. Untuk memenuhi permintaan tersebut sebagian besar masih mengandalkan pada hasil penangkapan di alam. Daging kodok termasuk bahan makanan produk perikanan yang lux dan yang diekspor adalah bagian pahanya. Volume ekspor paha kodok dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan dan 239 ton 1999 menjadi 350 ton pada tahun 2003 atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,29% per tahun (Dahuri 2004). Pengembangan budidaya kodok bersifat samar-samar baik di Indonesia maupun dunia khususnya Amerika Serikat yang telah banyak meneliti kodok sebagai komoditas. Di satu sisi telah banyak publikasi dan rekomendasi bahwa budidaya kodok secara intensif komersial masih belum tercapai. Namun di lain pihak beberapa individu pengusaha mengklaim telah berhasil membudidayakan kodok air tawar sebagai usaha yang menguntungkan. Pengembangan budidaya kodok di Indonesia terhambat juga karena faktor sosial budaya. Pengembangan budidaya diperlukan untuk menekan usaha penangkapan kodok lokal yang telah menurun populasinya di alam. Kodok Iokal tersebut disamping kecil ukurannya, juga belum diteliti teknik budidayanya. OIeh karena itu untuk pengembangan budidaya kodok telah dilakukan dengan mendatangkan jenis kodok introduksi, buifrog (kodok benggala). B. Jenis dan Sifat Kodok Jenis kodok lokal yang dimakan orang adalah kodok hijau atau di USA dikenal green frog (Rana clamitans). Selain itu, jenis kodok yang dapat dibudidayakan adalah pickerel frog (R. palustris) dan leopard frog (R. pipiens) Jenis kodok yang paling banyak dan luas digunakan dalam budidaya adalah jenis bulifrog (R. catesbiana) (Bardach dkk. 1972). Jenis ini memiliki kelebihan dibanding kodok lokal pada: ukuran Iebih besar, pertumbuhannya cepat, mudah beradaptasi terhadap lingkungan baru, Iebih jinak, dan sangat respon pada pakan. Negara yang paling populer meneliti dan mengusahakan budidayanya adalah: USA, Jepang dan India. Kodok jenis bullfrog bertelur di perairan yang dangkal dan berumput selama musim penghujan. Penetasannya membutuhkan waktu 4 hari sampai 3 minggu tergantung pada suhu. Larva hasil tetasan disebut kecebong atau berudu yang hidup dalam air dan makan algae. Dalam 5 bulan sampai 2 tahun, mereka mengalami metaformosa menjadi dewasa berukuran panjang sampai 20 cm (130 g), bersifat semi-aquatik dan karnifora serta bersifat

kanibal apabila keadaan lapar. Budidaya kodok dapat dilakukan secara terbuka (outdoors) dan tertutup (indoors). Persyaratan budidaya tertutup berdasarkan pengalaman Nase dan rekannya di Universitas of Michigan (Bardach dkk. 1972) sebagai berikut: 1. Suplai air harus melimpah setiap waktu, fasilitas di Michigan menggunakan 90 1/menit, 2. Tekanan air pada pipa harus memadai untuk menjamin pengontrolan aliran air ke individu kontainer, 3. ph air harus sedikit asam 4. Suhu air harus konstan berkisar 20 22 C C. Budidaya Kodok 1. Pembenihan a. Induk Untuk pemeliharaan induk diperlukan bak-bak ukuran panjang 2-3 m, lebar 1,5-2,5 m dan tinggi 0,6-0,8 m. Seperempat (%) bagian bak berair dan tiga perempatnya (%) berupa tanah. Di atas bak dlindungi atap sebagai peneduh yang terbuat dari, bambu dan plastik. Kedalaman air 5-7 cm (setinggi dada kodok) dengan pengairan yang menyemprot. Suhu air diupayakan sekitar 25-27 C. Ditebar induk sebanyak 30 ekor/bak, dipisah antara induk betina dan jantan. Makanan berupa pakan buatan bentuk pelet dicampur vitamin E (2 g/kg pakan), diberikan 2 kali/hari) secara satiasi (sejumlah yang dimaunya), serta diberi daging bekicot (2 cincang/ekor) satu kali/hari). Cara menyeleksi induk matang gonad adalah sebagai berikut; induk betina memiliki lingkar gendang telinga lebih kecil atau sama dengan lingkar mata, kulit gelap, tidak punya kantong suara dan ibu jari kecil Sementara induk jantan memiliki Iingkar gendang telinga Iebih besar atau sama dengan Iingkar mata, kulit cerah, mempunyai kantong suara dan ibu jari relatif besar (Anonim 1986). Cara menyeleksi induk siap mijah sebagai berikut; nduk betina timbul pembuluh darah pada bagian perut, bintik-bintik pada organ seksual dan tampak gelisah, sedangkan induk jantan pada bagian bawah mulut berwama kuning, kaki depan tampak mencengkeram jika dimasuki tiga jan tangan dan bersuara keras. 2. Pemijahan Pemijahan kodok dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan alami dan pemijahan dengan ransangan menggunakan hormon kelenjar hipofise. Pemijahan menggunakan bak ukuran 2 x 1,5 x 0,6 m 3. Bak diisi air setinggi 7-10 cm dan ditebari induk dengan rasio jantan dan betina 1:2. Teknik pemijahan secara alami dirangsang dengan hujan buatan (rintik-rintik) menggunakan pipa pralon yang dilubangi, dialiri air sekali sehari

selama 2 jam, diberi enceng gondok dan penambahan air menjadi setinggi 30 cm. Induk memijah 4-6 hari setelah penebaran. Pemijahan buatan dengan penyuntikan kelenjar hipofise (2 ekorjantan) untuk I ekor jantan. Induk betina tidak perlu disuntik. Kemudian induk ditebar dengan rasio I jantan dan 2 betina. 3. Penetasan telur Telur berbentuk bulat, bagian atas berwarna hitam dan bawah putih serta diantaranya cenderung abu-abu. Setelah semua bertelur, induk selanjutnya dipindah. Jumlah telur 3000 butir/induk. Kontainer yang berisi telur diaerasi terus menerus.. Warna telur menjadi hitam seluruhnya (han kedua), ketiga bentuknya menjadi elip dan hari keempat menetas menjadi larva. 4. Pemeliharaan kecebong Larva berubah kecebong pada umur 2 minggu. Untuk pemeliharaan kecebong digunakan bak ukuran 3 x 2,5 x 0,6 m 3. Hasil kecebong 2000-2650 ekor. Pakan pelet ditumbuk halus dengan ransum 1 sendok teh untuk 1000 ekor dan diberikan 3 kali sehari, dan proses metamorfosem menjadi percil. 5. Pembesaran Untuk pembesaran bisa menggunakan bak tembok I - 4 m 2, tinggi pematang 20-40 cm, kemudian di atas dikelilingi jaring paranet (waring) # 2-3 cm setinggi 50-75 cm. Dasar bak seluruhnya dapat tergenang air setinggi 5-10 cm atau 1/3 nya berupa tanah. Di atas bak dilindungi atap yang dibuat daun rumbia atau plastik bergelombang. Benih percil yang ditebar 200 ekor/m 2. Pada umur 1-2 bulan, dilakukan penjarangan menjadi 150 ekor/m 2. Pada umur 3-4 bulan, penjarangan menjadi 100 ekor/m 2 sampai panen. Pakan diberikan dengan ransum 5% berat total, diberikan pagi dan sore. Percil diberi pakan bentuk butiran untuk ikan hias, sedangkan ukuran remaja; butiran Iebih besar untuk ikan lele dan ukuran dewasa; pelet dan cincangan bekicot. Pada umur 4-6 bulan dipanen hasilnya berukuran 100-300 g/ekor (Anonim 1986). 6. Pengendalian hama dan penyakit Penyakit yang ada dalam budidaya kodok relatif kecil. Jenis penyakit yang paling umum adalah penyakit kaki merah yang disebabkan karena terlalu padat. Pengendalian dengan PK 20 ppm, methyline blue atau malachite green 5 ppm. Selain itu penyakit mata putih, borok dan perut kembung, yang mungkin disebabkan oleh serangan bakteri Aeromonas sp. Cara pencegahan yang terbaik adalah dengan pemberian pakan yang cukup. Penanganan

terhadap kodok yang terserang penyakit segera diisolasi dan diobati dengan antibiotik seperti chioramphenicol dan sulfadiazine atau perendaman dalam larutan garam kira-kira 25-30%. D. Rangkuman Budidaya kodok sangat dibutuhkan disamping untuk meningkatkan produksi juga untuk menekan penangkapan kodok di habitat alami. Sampai saat ini jenis kodok introduksi, kodok benggala (R. catesbiana) sudah dapat diusahakan pembenihannya hingga mendapatkan benih yang siap dibesarkan. Budidaya kodok dapat dilakukan secara terbuka (outdoors) dan tertutup (indoors). Pembenihannya dimulai dengan seleksi induk jantan dan betina yang dibedakan dan morfologi dan suara. Pemijahan induk dengan rasio jantan dan betina 1:2 menggunakan bak. Pemijahan dapat dilakukan secara alami, yang dirangsang dengan hujan buatan yang dialirkan sekali sehari selama 2 jam, diberi enceng gondok dan kedalaman air setinggi 30 cm. Pemijahan juga dapat diransang dengan penyuntikan kelenjar hipofise terhadap induk jantan. Kegiatan selanjutnya penetasan telur dan pendederan kecebong. Pembesaran bisa menggunakan bak tembok I - 4 m, tinggi pematang 20-40 cm, kemudian di atas dikelilingi jaring paranet setinggi 50-75 cm. Dasar bak seluruhnya dapat tergenang air setinggi 5-10 cm atau 1/3 nya berupa tanah. Di atas bak dilindungi atap. Benih percil yang ditebar 200 ekor/m 2. Pada setiap 1-2 bulan, dilakukan penjarangan. Pemeliharaan meliputi: pemberian pakan, pengairan, pengendalian penyakit, penjarangan dan pemanenan hasil secara selektif. E. Latihan Soal-soal 1. Apa sebab budidaya kodok d4 Indonesia kurang begitu maju? 2. Bagaimana caranya membedakan induk betina dan jantan? 3. Apa sebab kedalaman air dalam budidaya kodok tidak terlalu dalam dan dibutuhkan daratan? 4. Sebutkan pengelolaan budidaya pembesaran kodok benggala dan persiapan sampai panen!. F. Daftar Buku Bacaan Anonim, 1986. Petunjuk Teknik Budidaya Katak Hijau (Rana catesbeiana Shaw). Dep. Pertanian, Dir. Jeri. Perikanan, Balai Budlday Air Tawar. Sukabumi. 8 hal. Bardach, J.E., J.H. Ryther and W.O. McLarney, 1972. Aquaculture: The Farming and Husbandry of Freshwater and Marine Organisms, John Wiley and Sons Inc. Toronto. 868 p.

Dahun, R., 2004. Perkembangan dan Pembangunan Penikanan Budidaya ke Depan. Makalah pada Simposium Nasional Perkembangan dan Inovasi Ilmu dan Teknologi Akuakultur MAt. Semarang. 27 29 Januari 2004. 13 hal.