BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian mengenai perubahan fungsi seni beluk pada masyarakat

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB IV PENUTUP. mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORETIS TENTANG KESENIAN HADRO. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

PENYAJIAN MUSIK IRINGAN TARI LIKOK PULO DI PULAU ACEH KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

2016 PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi kegiatan masyarakat tersebut. Salah satu tradisi yang dikenal dimasyarakat umum yakni tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Tradisi slametan dalam masyarakat merupakan sebuah ritual upacara adat yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk memberikan ungkapan rasa syukur. Palgunadi mengatakan masyarakat suku Jawa melakukan suatu upacara ritual adat dengan tujuan mengucapkan syukur kepada Sang Murbeng jagat raya (Sang Penguasa jagat raya) (Palgunadi, 2002:195). Pelaksanaan upacara ritual ini juga sangat beragam dari syukuran atas kelahiran bayi, pernikahan, khitanan, syukuran selesainya suatu bangunan atau rumah, sampai kelulusan seseorang dari masa pendidikannya. Ucapan rasa syukur tersebut, biasanya dilengkapi dengan hadirnya sebuah pertunjukan seni dalam pelaksanaan tradisi upacara adat yang dimaksud. Palgunadi mengatakan bahwa pada masyarakat tradisional suku Bangsa Jawa, terdapat cukup banyak bentuk pagelaran yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan suatu upacara ritual adat (Palgunadi, 2002:168). Begitupula, upacara ritual adat kelahiran bayi yang merupakan ucapan rasa syukur atas kelahiran yang

7 ditemui dalam masyarakat desa Sidomulyo Selatan dengan sebuah pertunjukan genjringan yang dihadirkan dalam upacara sepasaran bayi. B. Bentuk Pertunjukan Bentuk setiap pagelaran dalam pelaksanaannya memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Palgunadi mengatakan bahwa bentuk tertentu dari pagelaran mengakibatkan terjadinya suatu keadaan, kondisi, situasi, suasana dan kesan yang khas pula (Palgunadi, 2002:100). Berdasarkan pernyataan diatas Palgunadi membagi bentuk pagelaran dalam tiga kategori yakni: a). pagelaran tertutup yang mengartikan bahwa pagelaran dilaksanakan dalam suatu ruang tertutup (di dalam bangunan), dengan keadaan yang cenderung lebih tertib dan terkesan formal, b). pagelaran terbuka yang mengartikan bahwa suatu pagelaran dilaksanakan di tempat terbuka (di luar bangunan), dengan keadaannya lebih bersifat terbuka tidak formal dan lebih santai, c). pagelaran tertutup dan terbatas yakni sebuah pagelaran yang dilaksanakan secara tertutup dan terbatas (di dalam bangunan dan di sebuah ruang), keadaannya yang sifatnya terbatas (tanpa penonton) pagelaran ini biasanya dilaksanakan untuk maksud tertentu misalnya sebagai pengiring adegan drama radio atau rekaman (Palgunadi, 2002:100). Uraian di atas mencerminkan kekhasan dari sebuah bentuk pagelaran begitupula dengan pagelaran adat tradisional. Palgunadi yang mengatakan bahwa pagelaran adat tradisional yang dilaksanakan di pedalaman atau pedesaan,

8 apapun bentuknya, biasanya mempunyai kekhasan tersendiri yang umumnya tidak akan ditemui jika pagelaran yang sama dilakukan dikota (Palgunadi, 2002:101). Pertunjukan genjringan yang dihadirkan di lingkungan pedesaan akan terkesan berbeda ketika dihadirkan dalam ruang lingkup perkotaan. Masyarakat perkotaan terkesan hidup individual yang tidak akan goyah, dengan hal-hal yang bersifat tradisional dan hanya akan membuang-buang waktu mereka. Pertunjukan genjringan akan kehilangan esensi pertunjukanya, karena kurang mendapat perhatian. Berbeda dengan pertunjukan genjringan di ruang lingkup pedesaan, masyarakatnya lebih membutuhkan hiburan dan pertunjukan. Pagelaran adat tradisional lebih dekat dengan masyarakatnya, begitupula dengan sebuah pertunjukan musik tradisional. Menurut Sukotjo musik tradisional berhubungan dengan teori teks dan konteks, teks dalam hal ini berhubungan dengan elemen dalam pola bermain musik, elemen dalam pola bermain music yakni nada, melodi, bentuk, harmoni, tekstur, interval, dinamika, tempo, figur, motif dan lain sebagainya. Konteksnya berhubungan dengan keadaan masyarakat yang merupakan bagian dari pendukung musik tersebut (Sukotjo, 2004:38). Pertunjukan musik tradisional menurut Sukotjo dapat dilihat dari : a). Keadaan masyarakat yang melingkupi pertunjukan tersebut, atau hal-hal yang melatarbelakangi pertunjukan musik dalam suatu masyarakat, b). Tempat pelaksanaan pertunjukan, yang menjadikan dasar untuk persiapan dalam sebuah pertunjukan, c). Penyajian musiknya, yang dapat menggambarkan ciri khas atau gaya suatu masyarakat, d). Dalam suatu pertunjukan musik akan memiliki sistem

9 musik, yang dapat dilihat yakni nyanyian atau lagu serta instrumen pengiring yang dimainkan dengan nada-nada yang melingkupinya. Berdasarkan ungkapan Sukotjo mengenai pertunjukan musik dapat dilihat dari beberapa unsur yang melingkupinya, begitupula dengan pertunjukan genjringan yang terdapat dilingkungan masyarakat desa Sidomulyo Selatan. Tentunya dilihat dari keadaan masyarakat yang melingkupi pertunjukan tersebut yang dominan merupakan masyarakat pendatang, tempat pelaksanaan pertunjukan yang merupakan wadah awal dalam suatu pertunjukan, selanjutnya penyajian musiknya yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. Pelaksanaan pertunjukan genjringan dalam penyajiannya juga terdapat gaya atau style yang merupakan ciri khas dari masyarakat yang melestarikanya. Pertunjukan genjringan merupakan salah satu kesenian yang termasuk dalam pagelaran tertutup. Tempat pelaksanaan pertunjukan genjringan berlangsung di dalam bangunan atau rumah tepatnya disuatu ruangan tertentu, yang dalam pertunjukannya memiliki komponen-komponen pendukung yang mempengaruhi sebuah pertunjukan. Perlengkapan pertunjukan yang disebutkan oleh Palgunadi terdiri atas : a). Perlengkapan pagelaran yang bersifat langsung berhubungan dengan pemain, teknik ketrampilan, teknik permainan, dan perlengkapan lainnya, b). Perlengkapan pagelaran yang bersifat tidak langsung yakni berhubungan konsumsi, penggunaan alat bantu pengeras suara, penggunaan lampu sebagai penerangan, dan berbagai keadaaan situasi dan kondisi saat pertunjukan berlangsung, c). Perlengkapan pagelaran lainnya berhubungan dengan kelengkapan instrumen pagelaran dan sejumlah perlengkapan lainnya,

10 yang berkaitan erat pengaruhnya terhadap kelangsungan pertunjukan (Palgunadi, 2002 : 104). Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebuah bentuk pagelaran tidak lepas dari komponen-komponen pendukungnya. Pemahaman mengenai pagelaran sama halnya dengan pertunjukan. Hal ini, didasari pengertian pagelaran dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pementasan, pertunjukan (Daryanto, 1998:421). C. Kelahiran Bayi Setiap masyarakat memiliki tradisi yang berbeda-beda dan setiap warisan merupakan warisan dari nenek moyang sejak turun temurun. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat masih tetap dilestarikan dan dijaga, beberapa tradisi masyarakat yang dapat ditemui salah satunya yakni tradisi kelahiran. Menurut Edi Sedyawati (2006:426) secara garis besar tradisi-tradisi Jawa dapat dipilah kedalam 3 pokok yaitu : a). sistem upacara daur hidup dan sistem upacara daur waktu; b). adat pergaulan; dan c). kesenian. Berdasarkan yang diungkapkan oleh sedyawati sistem upacara daur hidup terdiri dari beberapa tahapan yakni kelahiran, perkawinan dan kematian. Setiap upacara yang dilaksanakan memiliki tujuan dan makna-makna tertentu yang terkandung di dalamnya salah satunya adalah upacara kelahiran. Upacara kelahiran merupakan suatu upacara yang tidak lain tujuan utamanya yakni sebagai ucapan rasa syukur terhadap anugerah yang telah diberikan Yang Maha Kuasa kepada satu keluarga.

11 Kegiatannya upacara kelahiran bayi yang terdapat dilingkungan masyarakat Sidomulyo Selatan memiliki beberapa tahapan upacara dari bayi lahir hingga berumur 35 hari. Setiap upacara kelahiran tersebut memiliki makna simboliknya, yakni sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah yang maha kuasa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan. Untuk mengucapkan rasa syukur tersebut upacara kelahiran bayi terdiri dari beberapa tahapan yakni upacara brokohan yang diadakan sehari setelah bayi lahir, upacara sepasaran yang diadakan pada hari kelima, upacara selapanan yang diadakan pada hari ke 35. Bagi masyarakat setiap upacara kelahiran bayi, memiliki arti tertentu, dan tidak bisa terlewat untuk dilaksanakan. Tradisi ini bagi masyarakat yang memiliki kepercayaan kuat terhadap kekuatan Yang Maha Esa akan diambil makna-makna simboliknya saja. Menurut Van Gennep mengemukakan bahwa kelahiran juga merupakan ritus peralihan dari satu kelompok (status) ke kelompok (status) yang lain, terdapat tiga tahap yakni tahap pertama disertai ritus perpisahan, tahap kedua disertai ritus peralihan, dan tahap yang terakhir disertai ritus penerimaan (Van Gennep dalam Van Baal, 1988:26). Beberapa pemikiran yang telah dikemukakan di atas, dapat dibuat kerangka pikir berdasarkan konsep teori yang digunakan untuk mengarah pada bentuk pertunjukan genjringan. Peneliti menggunakan kajian teks dan konteks, untuk kajian teksnya mengarah pada ungkapan Palgunadi mengenai perlengkapan pertunjukan yang dibagi menjadi tiga yakni perlengkapan bersifat langsung, perlengkapan bersifat tidak langsung dan perlengkapan lainnya. Perlengkapan

12 bersifat langsung berhubungan dengan teknik permainan dan teknik keterampilan, dan perlengkapan yang bersifat tidak langsung berhubungan dengan konsumsi, alat pengeras suara, penerangan, dan keadaan situasi kondisi saat pertunjukan. Perlengkapan lainnya berhubungan dengan instrumen dan vokal yang secara keseluruhan akan mempengaruhi pertunjukan. Untuk kajian konteks lebih mengarah pada masyarakat yang melingkupi pertunjukan genjringan, hal ini dilihat berdasarkan keadaan masyarakat melatarbelakangi pertunjukan, tempat pelaksanaan pertunjukan, penyajian musiknya, nyanyian atau lagu serta instrumen pengiring. Uraian yang telah dikemukakan merupakan penyesuaian terhadap bentuk pertunjukan genjringan yang terdapat dalam ruang lingkup desa Sidomulyo Selatan.

13 Berdasarkan kerangka pikir teori-teori di atas peneliti merumuskan alur sebagai berikut: Upacara Kelahiran Bayi Masyarakat Desa Sidomulyo Selatan Ritus Perpisahan Ritus Peralihan Ritus Penerimaan Brokohan Sepasaran Selapanan Pertunjukan Genjringan Teks Konteks *Perlengkapan Bersifat Langsung *Perlengkapan Bersifat Tidak Langsung *Perlengkapan Lainya *Keadaan Masyarakat Melatarbelakangi Pertunjukan *Tempat Pelaksanaan Pertunjukan *Penyajian Musik *Nyayian atau Lagu Instrumen Pengiring Pemain Teknik Keterampilan Teknik Permainan Konsumsi Alat Pengeras Suara Keadaan Situasi dan Kondisi Instrumen Vokal Bentuk Pertunjukan Genjringan