BAB I PENDAHULUAN. Rudi Suardi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, (jakarta: penerbit PPM, 2007), hlm 4-5

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM, RUMAH SAKIT SWASTA, DAN MALAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

IMPLEMENTASI UU NO. 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMSOSTEK PADA PT. RIMBA MATOA LESTARI DI KABUPATEN JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Baru kemudian setelah kemerdekaan. Indonesia mulai bangkit gerakan buruh. Serikat buruh yang kuat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. resiko.resiko terdapat dalam berbagai bidang, dan bisa digolongkan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang bekerja. Namun dalam hal ini nampaknya pemerintah dan

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada kebutuhan kebendaan yang meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang diusahakan sendiri yaitu bekerja atas usaha modal dan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan karyawan yang sehat jasmani dan rohani

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA. 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

IMAM MUCHTAROM C

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

BAB I PENDAHULULAN. lain melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah tumpah da rah Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, PEKERJA KONTRAK, DAN HAK CUTI. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja dan Pekerja Kontrak

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. atau tidak dapat hidup sendiri, ada orang yang dapat melakukan usaha sendiri,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

* Sebagai suatu hak dasar, ada ketentuanketentuan yang harus ditaati dalam melakukan mogok kerja. (Pasal 139 dan Pasal 140 UUK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi tahap tinggal landas. Peningkatan kualitas manusia tidak. harus disesuaikan dengan harkat dan martabat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam masa pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini setiap

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha maupun pekerja/buruh. Fakta menunjukkan bahwa PHK seringkali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Negara kita persediaan tenaga kerja sebagian besar terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu Serikat Pekerja / Serikat Buruh. Tujuan dibentuknya Serikat

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan dan keselamatan kerja diperlukan seringing perkembangan industri membawa serta menggunakan berbagai alat, mesin instalasi dan bahan-bahan berbahaya maupun beracun. Penggunaan alat dan bahan yang awalnya bertujuan untuk memudahkan pekerja/buruh dalam melakukan kerjaan kerap justru menimbulkan peningkatan risiko kerja dalam proses penggunaan/pengerjaannya. Risiko yang langsung berkaitan dengan pekerja/buruh umumnya adalah risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pada tingkat tertentu dapat menyebabkan putusnya hubungan kerja sehingga kelangsungan pekerjaan/penghidupan pekerja/buruh dan keluarganya tidak lagi dapat di pertahankan. Sebagaimana Rudi Suardi Mengemukakan di sisi lain, terdapat risiko bagi pengusaha kemungkinan terjadinya berbagai kerusakan di lingkungan kerja dalam kaitanya dengan kelangsungan aset dan alat-bahan produksi serta timbulnya biaya kompensasi 1. Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pemikiran agar pekerja dapat menjaga keselamatannya dalam menjalankan pekerjaan. Demikian pula perlu diusahakan ketenangan dan kesehatan pekerja agar apa yang dihadapinya dalam pekerjaan dapat diperhatikan semaksimal mungkin, sehingga kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan itu tetap terjamin. Pemikiran-pemikiran itu merupakan progam pelindungan pekerja, yang dalam praktik sehari-hari berguna untuk dapat mempertahankan produktivitas dan kestabilan perusahaan 2. Hubungan antara kesehatan dan keselamatan kerja di tetapkan dengan kerugian sebagai konsekuensi dari dampak yang terjadi dibahas dalam beberapa teori 3. Teori Domino kecelakaan kerja mengulas bahwa setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera mencakup 5 (lima) faktor berutan yang di gambarkan sebagai Domino sebagai posisi sejajar, yaitu kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi tidak aman (hazard), kecelakaan, serta cedera. Adapun teori manajemen membahas mengenai lima faktor 1 Rudi Suardi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, (jakarta: penerbit PPM, 2007), hlm 4-5 2 Lalu husni, Dasar-dasar hukum, cet-9 ( Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2012) hal.95 3 John redley, ikhtisar keselamatan dan kesehatan kerja, Cet. 3 (Jakarta: Erlangga 2008), hlm.113-115.

berutuan dalam kecelakaan kerja, yaitu manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak dan kerugian. Karena di dalam kehidupan manusia sering terjadi ketidakpastian, baik itu ketidakpastian yang sifatnya spekulasi maupan ketidakpastian yang selalu menimbulkan kerugian. Ketidak pastian murni inilah yang seringkali disebut dengan resiko. Resiko terdapat dalam berbagai bidang, dan bisa digolongkan dalam dua kelompok utama, yaitu yaitu resiko fundamental dan resiko khusus. Resiko fundamental ini sifatnya kolektif dan dirasakan oleh seluruh masyarakat, seperti resiko politisi, ekonomis, sosial. Sedangkan resiko khusus, sifatnya lebih individual karena dirasakan oleh perorangan, seperti resiko terhadapat harta benda, terhadap diri pribadi, dan terhadap kegagalan usaha. Untuk menghadapi resiko ini tentunya diperlukan suatu instrumen atau alat yang setidak-tidaknya akan dapat mencegah atau mengurangi timbulnya risiko itu. Instrumen atau alat ini disebut dengan jaminan sosial. Jaminan Sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan, sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunya sebagian besar penghasilan, dan untuk membetikan pelayanan mendis dan/atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak 4. Kemanfaatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada hakekatnya bersifat dasar untuk menjaga harkat dan martabat tenaga kerja. Dengan kemanfaatan dasar tersebut, pembiayaannya dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga dapat dijangkau oleh setiap pengusaha dan tenaga kerjanya. Pengusaha dan tenaga kerja yang memiliki keuangan yang lebih besar yang lebih besar dapat meningkatkan kemanfaatan dasar tersebut melalui berbagai cara lainnya. Agar kepesertaan wajib dari Jaminan Sosial Tenaga Kerja dipatuhi oleh segenap pengusaha dan tenaga kerja, maka Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah ini memberikan sanksi yang tujuanya untuk mendidik yang berangkutan dalam memenuhi kewajibannya. Sanksi tersebut merupakan upaya terakhir, setelah upaya-upaya lain dilakukan dalam rangka memegahkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Untuk 4 Sentanoe Kertonegoro, Jaminan Sosial dan Pelaksanaanya di Cet, 1 (Jakarta :Mutiara 1989), hlm. 29.

menjamin pelaksanaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan maksud dan tujuannya, maka penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk perusahaan perseroan dan mengutamakan pelayanan kepada peserta. Dengan adanya program penyelenggaraan jaminan sosial di samping dapat membantu meringankan biaya perusahaan, khususnya jika ada kecelakaan yang memerlukan biaya yang sangat besar, juga mengurangi beban pemikiran perusahaan dalam menangani masalah kesehatan dan kecelakaan kerja, sehingga perusahaan pengusaha bisa lebih berkonsentrasi terhadap usahanya. Manusia sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan dengan manusia lain. Dalam hubungan tersebut, setiap manusia berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma moral sebagai acuan perilakunya. Nilai-nilai dan norma-norma moral ini merupakan sistem nilai yang kemudian dijelmakan ke dalam normanorma sosial yang menjadi cermin setiap perbuatan masyarakat 5. Masyarakat pekerja/buruh, dan pengusaha di Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia yang sedang menuju era pasar bebas. Untuk menghadapi hal tersebut, semua pelaku dalam proses produksi perlu bersatu dan menumbuh kembangkan sikap profesional. Di samping itu pekerja/buruh dan serikat pekerja/ serikat buruh perlu menyadari pentingnya tanggung jawab yang sama dalam kelompok masyarakat lainnya dalam membangun bangsa dan Negara. Serikat pekerja/serikat buruh didirikan secara bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab oleh pekerja/buruh untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh dan keluarga. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarga. 5 Muhammad Abdulkadir, Etika Profesional Hukum. Bandung : PT Citra Aditya Bakti., 1997, Hlm11.

Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah 6 Perusahaan adalah setiap perusahaan yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun Negara yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan memberi upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sebagaimana di jelaskan oleh ketua SPSI Yogjakarta H. Samsudimulya, bahwa dalam rangka persaingan di era global ini daya saing tingkat nasional berada dalam posisi yang sangat memprihatinkan baik di tinjau dari segi kwalitas tenaga kerja maupun dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada tahun 2001 angka Human Development Indek (HDE) Negara kita berada pada posisi ke 110 dari 173 negara. Sementara itu ditinjau dari tingkat kecelakaan kerja yang mempengaruhi daya saing kita di pasar internasional sesuai dengan laporan World Copmentitiveness Year book ILO 2001 berada pada ranking 26 dari 27 negara didunia. Maka ini betul betul sangat memprihatinkan tingkat tingkatkan perlindungan hukum terhadap keselamatan kerja untuk menekan angka kecelakaan kerja di perusahaan perusahaan di Indonesia. Dengan mencermati tentang perlindungan jaminan sosial terhadap Tenaga Kerja di perusahaan maka bukanlah hal yang mustahil jika Tenaga Kerja tersebut mendapatkan perlindungan Jaminan Sosial Secara layak dan benar. Atas dasar uraian tersebut, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui perlindungan hukum bagi para tenaga kerja untuk itu, maka penelitian ini mengambil judul Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Studi Pada PT Dua Kelinci Kabupaten Pati. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan diwujudkan dalam perlindungan Tenaga Kerja oleh Perusahaan PT Dua Kelinci Kabupaten Pati Terhadap Tenaga Kerja? 2. Apakah Pemberian Jaminan Sosial di PT Dua Kelinci Kabupaten Pati sudah sesuai dengan perlindungan hukum Tenaga Kerja? 6 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-150/MEN/2000 Tanggal 20 Juni 2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Rugi di Perusahaan

3. Kendala-kendala apa saja yang di alami perusahaan di dalam memberikan Jaminan Sosial terhadap Tenaga kerja? C. Tujuan penelitian Dalam suatu kegiatan penelitian pasti terdapat suatu tujuan yang jelas yang hendak di capai. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan arah dan melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis ini adalah : 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui progam jaminan sosial apa saja yang diberikan kepada Tenaga Kerja PT Dua Kelinci Kabupaten Pati dan bagaimana caranya? b. Untuk mengetahui apakah Jaminan Sosial yang diberikan PT Dua Kelinci Kabupaten Pati kepada Tenaga kerja sudah sesuai dengan Perlindungan Hukum Ketenagakerjaan apa belum. c. Mengetahui kendala yang di alami perusahaan di dalam memberikan Jaminan Sosial terhadap tenaga kerja. 2. Tujuan Khusus a. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam menyusun karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan dalam meraih gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum pada Universitas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang. b. Untuk menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan pengalaman penulis serta pemahaman aspek hukum di dalam teori dan praktek lapangan hukum yang sangat bearti bagi penulis. c. Untuk memberi gambaran dan sumbangan pemikiran serta pengembangan Ilmu Hukum D. Manfaat Penelitian Dalam suatu penelitian pasti ada manfaat yang diharapkandapat tercapai. Adapun Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Hukumnya dan Hukum Ketenagakerjaan khususnya. b. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai prosedur perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. c. Dapat bermanfaat selain sebagai bahan informasi juga dapat sebagi literatur atau bahan informasi ilmiah. 2. Manfaat praktis a. Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait, mengenai pelaksanaan pemberian pelindungan jaminan sosial terhadap Tenaga Kerja beserta permasalan yang timbul. b. Untuk memberikan pemikiran alternatif yang diharapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dalam kaitannya dengan pertimbangan yang menyangkut masalah. E. Sistematika penulisan BAB I : PPENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan mengemukaan tentang latar belakang masalah, yang di ambil penulisan hukum, perumusan yang berisi tentang rumusan masalah. Pertama : Apa saja Progam Jaminan Sosial yang diberikan oleh PT Dua Kelinci Kabupaten Pati terhadap tenaga kerja perusahaan dan bagaimana tata caranya. Kedua: Apakah pemberian Jaminan Sosial di PT Dua Kelinci Kabupaten Pati sudah sesuai dengan perlindungan hukum Tenaga Kerja. Ketiga : Kendala-kendala apa saja yang di alami perusahaan di dalam memberikan Jaminan Sosial terhadap Tenaga kerja. Tujuan penelitian yang berisi tujuan objektif dan subjektif, manfaat penelitian yang berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab yang kedua ini memuat tiga sub bab, yaitu kerangka teori yang berisi tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja,Tinjauan Hukum Ketenagakerjaan, Jaminan Sosial Tenaga Kerja

BAB III : METODE PENELITIAN Metodologi Penelitian dalam bab ini akan di uraikan mengenai metode penelitian, yang meliputi metode pendekatan yang menggunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian dan sistematika penulisan hukum. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA Dalam bab ini penulis akan membahas, mendiskripsikan, menjawab permasalahan yang dirumuskan sebelumnya mengenai : Pertama : Apa saja Progam Jaminan Sosial yang diberikan oleh PT Dua Kelinci Kabupaten Pati terhadap tenaga kerja perusahaan dan bagaimana tata caranya. Kedua : Apakah pemberian Jaminan Sosial di PT Dua Kelinci Kabupaten Pati sudah sesuai dengan perlindungan hukum Tenaga Kerja. Ketiga : Kendala-kendala apa saja yang di alami perusahaan di dalam memberikan Jaminan Sosial terhadap Tenaga kerja. BAB V : PENUTUP Pada bab ini, penulis membuat tentang kesimpulan singkat tentang hal-hal yang telah di bahas pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang dianggap perlu.