II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

PENGARUH MEDIA FLASH CARD TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SDN KARANG SATRIA 05 TAMBUN UTARA BEKASI.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan manusia dalam pergaulan sehari-hari dalam mencapai tujuan sangat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang. memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

Transkripsi:

7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. Usia dini disebut juga masa emas (golden age) karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang sangat cepat di setiap aspek perkembangannya, meskipun pada umumnya anak memiliki pola perkembangan sama tetapi ritme perkembangannya akan berbeda antara anak yang satu dengan lainnya karena pada dasarnya anak bersifat individual (Hartati, 2005: 7). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu cara untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak usia dini. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya sehingga pendidikannya perlu untuk dikhususkan. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah upaya memfasilitasi perkembangan yang sedang terjadi pada diri anak. Perkembangan anak usia dini merupakan peningkatan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya seiring dengan pertumbuhan fisik yang dialami. Anak adalah sosok individu yang

8 sedang menjalani suatu proses sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya Anak memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak-anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, serta seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar (Hartati, 2005:7). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, anak usia dini merupakan individu berusia 0-6 tahun yang memiliki ciri khas unik yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Pendidikan anak usia dini akan membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi manusia yang lebih baik menuju kematangan. B. Hakikat Penguasaan Kosakata Penguasaan kosakata merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki maka semakin banyak ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Kosakata pada anak usia dini termasuk dalam aspek perkembangan bahasa yang meliputi aspek pencapaian perkembangan menyimak, berbicara, mendengar, serta mengartikan kata sederhana. Penguasaan kosakata merupakan ukuran pemahaman seseorang terhadap kosakata suatu bahasa dan kemampuannya menggunakan kosakata tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Penguasaan kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab jika seseorang menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata. Penguasaan kosakata yang ada pada diri seseorang dimulai sejak masih bayi dan ketika mampu merespon kata yang diucapkan orang lain, Purwo (Aris Yunisah, 2007: 11).

9 Pada anak usia dini telah menguasai dasar-dasar sintaksis dan semantik, yaitu telah belajar bagaimana kalimat dibentuk dan kata-kata digunakan untuk mengkomunikasikan makna. Anak prasekolah dapat mengembangkan dan membangun landasan konseptual dan bahasa melalui percakapan langsung dengan orang yang lebih dewasa, orang tua, pengasuh, guru, dan teman sebaya. Anak berusia 5 tahun telah mampu menghimpun kurang lebih 3000 kata. Kata-kata yang dimiliki anak usia prasekolah meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Anak usia prasekolah sudah mampu menggunakan kata benda dengan tepat walaupun masih mengalami kebingungan pada kata-kata ulang dan kata berimbuhan. Pertumbuhan kosakata anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak, semakin banyak kata yang diperoleh anak dari lingkungan maka semakin banyak pula kosakata yang dimiliki anak (Musfiroh, 2008: 48 ). Maka pada usia 5-6 tahun anak dapat memahami kalimat orang yang lebih dewasa berupa kata benda, kata sifat, kata kerja dan kata keterangan. Anak dapat menyatakan pendapat, anak memiliki perbendaharaan kata yang cukup banyak. 1. Penguasaan kosakata Penguasaan kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang. Menurut (Jamaris 2005:39) Kemampuan penguasaan kosakata dibagi kedalam dua kelompok yaitu: penguasaan kosakata reseptif dan produktif. 1. Penguasaan reseptif adalah proses mamahami apa-apa yang dituturkan oleh orang lain, reseptif diartikan sebagai penguasaan pasif. 2. Penguasaan produktif adalah proses mengkomunikasikan ide, pikiran, perasaan melalui bentuk kebahasaan. Penguasaan kosakata dalam aktivitas dan kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat besar, karena buah pikiran seseorang hanya dapat dimengerti dengan jelas oleh orang lain jika diungkapkan dengan menggunakan kosakata.

10 Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. 2. Jenis jenis Kosakata Hurlock (2001: 187-188), mengemukakan bahwa pada usia dini, anak-anak telah dapat mempelajari dua jenis kosakata yaitu antara lan sebagai berikut: 1.Kosakata umum Kosakata umum yaitu yang kosakata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan aebagai berikut : a. Kata benda b. Kata kerja c. Kata Sifat d. Kata keterangan 2.Kosakata Khusus Kosakata khusus yaitu kata dengan arti spesifik yang hanya dapat digunakan dalam situasi tertentu, yaitu sebagai berikut: a. Kosakata warna b. Kosakata jumlah c. Kosakata waktu d. Kosakata uang e. Kosakata ucapan populer f. Kosakata bahasa rahasia Anak usia dini mengembangkan kosakata dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya, selain itu lingkungan memberikan pelajaran terhadap

11 perbendaharaan kata yang dimiliki anak usia dini. Untuk mengembangkan penguasaan kosakata anak usia dini tidak dapat dilepaskan dengan penentuan kosakata apa saja yang sesuai dengan anak usia dini, untuk itu perlu diuraikan mengenai kata-kata sesuai untuk anak usia dini. 3. Perluasan kosakata Perkembangan bahasa pada anak usia dini mempunyai bentuk yang berbeda- beda tiap masanya. Perkembangan bahasa sendiri meliputi berbagai aspek salah satunya pada penguasaan kosakata anak usia dini. Kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun sudah dapat mengerti kalimat sederhana yang diutarakan oleh orang lain, anak sudah mampu menulis kalimat sederhana melalui kosakata yang ia dapat sehari-hari dalam berkomunikasi dengan teman sebaya maupun guru. Menurut pendapat (Gorys 2001: 65-67) tahap perluasan kosakata pada anak usia dini sebagai berikut: 1. Masa anak anak, Perluasan kosakata pada anak-anak lebih ditekankan kepada kosakata, khususnya kesanggupan untuk nominasi gagasan-gagasan yang konkret (nyata). Ia hanya memerlukan istilah untuk menyebutkan katakata secara terlepas. 2. Masa Remaja. Pada waktu anak menginjak bangku sekolah, proses tadi masih berjalan terus ditambah dengan proses yang sengaja diadakan untuk menguasai bahasanya dan memperluas kosakatanya. 3. Masa Dewasa. Pada seseorang yang meningkat dewasa, kedua proses tadi berjalan terus. Proses perluasan berjalan lebih intensif karena sebagai seseoang yang dianggap matang dalam masyarakat, ia harus mengetahui berbagai hal, berbagai keahlian dan keterampilan, dan harus pula berkomunikasi dengan anggota masyarakat dengan semua hal itu.

12 C. Hakikat Media Pembelajaran Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan belajar mengajar akan semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan media diharapkan akan menimbulkan dampak positif, seperti timbulnya proses pembelajaran yang lebih kondusif, terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang optimal. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima (Hairudin, 2008: 7). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 17). Media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu bentuk peralatan, metode, atau teknik yang digunakan menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. 1. Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran berfungsi mengarahkan peserta didik untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar tergantung adanya interaksi

13 peserta didik dengan media. Dengan penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya akan mempertinggi hasil belajar. Menurut Kemp dan Dayton (Indriana, 2011: 48), media dalam pembelajaran memiliki fungsi antara lain: 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar. 2. Pembelajaran menjadi lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4. Dengan menerapkan teori belajar, waktu pembelajaran dapat dipersingkat. 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 6. Pembelajaran dapat berlangsung kapan dan di mana pun diperlukan. 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 8. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif 2. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, teknik latar, dan peralatan. Media pembelajaran ada dalam berbagai jenis sesuai pada kemampuan masing-masing, Sehingga timbul klasifikasi dan pengelompokan media pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai lima bentuk dasar informasi yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan gerakan. Media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan (Djuanda, 2006: 103) Contoh media visual yang tidak diproyeksikan yaitu: 1. Gambar diam seperti foto, gambar dari majalah, lukisan. 2. Gambar seri.

14 3. Wall chart seperti gambar, denah atau bagan yang biasa digantungkan di dinding. 4. Flash chard atau kartu kata berisi kata-kata dan gambar untuk mengembangkan kosa kata. Sedangkan klasifikasi media melalui bentuk dan cara penyajiannya, maka format klasifikasi media pengajaran secara umum adalah: 1. Media visual yang meliputi media grafis, bahan cetak, dan gambar diam 2. Media proyeksi diam yang meliputi OHP/OHT, opaque projector, slide, dan filmstrip 3. Media audio yang meliputi media radio, media alat perekam pita magnetik 4. Media audio visual diam yang meliputi media sound slide (slide suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara 5. Media film, televisi, dan multimedia. Berdasarkan beberapa klasifikasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bermacam-macam, yaitu media berupa gambar, media berupa gerak, media berupa tulisan, dan media berupa suara. Karena media bermacammacam, tugas guru adalah memilih media yang tepat untuk peserta didik serta disesuaikan dengan tahap perkembangan. 3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Menentukan dan memilih media yang terbaik dalam proses belajar dan mengajar merupakan sesuatu yang penting, sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, secara sederhana media dapat digunakan dalam aktivitas belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan pengajaran.

15 (Djuanda, 2006: 103) mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran, sebagai berikut: 1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran. 2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. 3. Adanya media pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh anak. 4. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya. 5. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran 6. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung 7. Sesuai dengan tahap perkembangan anak. Media yang akan dipilih hendaknya memiliki karakteristik yaitu relevan dengan tujuan, sederhana, esensial, menarik dan menantang (Hairudin dkk, 2008: 7). Jadi secara umum kriteria pemilihan media pembelajaran dapat dikelompokkan: 1. Kesesuaian dengan tujuan pengajaran 2. Kesesuaian dengan rencana kegiatan yang diajarkan 3. Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu 4. Kesesuaian dengan karakteristik anak 5. Kesesuaian dengan gaya belajar anak D. Kartu Kata Bergambar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang yang menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan, sajian pendek dalam kartu akan mempermudah anak untuk mengingat pesan-pesan tersebut karena dikombinasi antara gambar dan teks yang memudahkan peserta didik untuk mengenali suatu konsep. Sedangkan kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

16 Kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Kartu kata bergambar biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu kata bergambar berisi gambar-gambar yang terdapat kata didalamnya, yang dapat digunakan untuk melatih peserta didik mengeja dan memperkaya kosakata Arsyad (2011: 119-120). Tujuan dari penggunaan media kartu kata bergambar ini adalah untuk melatih otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dapat bertambah dan meningkat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kartu kata bergambar merupakan kartu yang berisikan kata atau gambar. Media kartu kata bergambar dapat digunakan untuk pengembangan perbendaharaan kata pada aspek perkembangan bahasa. 1. Kelebihan Media Kartu Kata Bergambar Media kartu kata bergambar adalah media berbasis visual. Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Janu Astro (Mei Lalu, 2011: 15), mengemukakan beberapa kelebihan kartu kata bergambar, antara lain: 1. Mudah dibawa-bawa 2. Praktis 3. Gampang diingat 4. Menyenangkan

17 2. Manfaat Media Kartu Kata Bergambar Adapun manfaat dari media pembelajaran kartu kata bergambar yang dapat merangsang kecerdasan bahasa, aktivitas yang dimaksud adalah pengembangan kosakata pada anak usia dini menurut (Musfiroh, 2008:94) yaitu antara lain : a. Meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal dan menguasai kosakata (vocabulary) dalam waktu cepat b. Memudahkan guru dalam mengajar dan mengenalkan kosakata kepada anak sejak dini c. Anak akan mendapat dua manfaat sekaligus yaitu mengerti bahasa dan mengenal jenis-jenis gambar yang ada dalam kartu tersebut. Media kartu kata bergambar akan mempermudah anak mengingat kosakata yang sedang dipelajari dan tentunya melalui media kartu kata bergambar yang sesuai dengan tahap perkembangan anak akan menarik bagi anak sehingga mereka tidak cepat bosan. E. Pembelajaran Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak. Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini yang sesuai dengan Peraturan Mentri Pendidikan No 58, dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity)

18 secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Pembelajaran pada anak usia dini adalah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada anak yang disesuaikan dengan tingkat usia anak dengan pengembangan kurikulum yang berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (konten) dan proses belajar. Pembelajaran anak usia dini memiliki standar tingkat pencapaian perkembangan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 58 yang disusun berdasarkan kelompok usia anak. Tingkat pencapaian perkembangan merupakan gambaran perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak sesuai dengan tahapan perkembangannya pada setiap lingkup perkembangan. Peran guru dan penggunaan alat permainan edukatif serta pemilihan metode yang tepat, akan membantu proses perkembangan tersebut. F. Penelitian Relevan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliati pada tahun 2012 yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Kosakata Melalui Media Flash Card Pada Anak Kelompok B di Tk Kuncup Melati I Grogol Viii Parangtritis Bantul Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata anak TK kelompok B di TK Kuncup Melati I, Parangtritis, Bantul dengan menggunakan media flash card. Jenis

19 penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode lembar observasi dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan daftar cek (check list) dan dokumentasi. Data hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan penguasaan kosakata dengan menggunakan media flash card. 2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Salimah, yang berjudul Dampak Penerapan Bermain Dengan Media Gambar Seri Dalam Mengembangakan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosakata Anak Usia Dini di Tk Kartika Siliwangu 3 Kabupaten Majalengka. Penelitian ini mengunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan teknik observasi dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan bermain dengan media gambar seri merupakan cara efektif dalam mengembangakan keterampilan berbicara dan penguasaan kosakata anak usia dini. 3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nina Rizky Fauziah tahun 2011 yang berjudul Peningkatan Kosakata Siswa Melalui Model Induktif Kata Bergambar di Kelas I SDN Sedayu 03 Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan penerapan model induktif kata bergambar yang dapat meningkatkan kosakata hasil belajar siswa, (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model induktif kata bergambar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif model kolaboratif. Subjek

20 penelitian adalah siswa kelas I SDN Sedayu 03 Turen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model induktif kata bergambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SDN Sedayu 03 Turen tentang peningkatan kosakata siswa, dapat dilaksanakan dengan efektif. G. Kerangka Pikir Penguasaan kosakata merupakan ukuran pemahaman seseorang terhadap kosakata suatu bahasa dan kemampuannya menggunakan kosakata tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Kosakata adalah perbendaharaan kata atau kumpulan kata dari suatu bahasa Purwo (ArisYunisah, 2007: 11). Kosakata merupakan hal yang paling penting pada proses peningkatan aspek perkembangan bahasa anak. Semakin banyak kosakata yang dimiliki anak maka akan banyak pula bahasa yang diungkapkan oleh anak tersebut. Pembelajaran di beberapa taman kanak-kanak biasa diterapkan untuk meningkatkan penguasaan kosakata kurang menarik bagi anak dan kurangnya penambahan media ketika pembelajaran untuk peningkatan kosakata. Media merupakan salah satu pendukung dalam proses pembelajaran, dengan media dapat membantu anak dalam belajar dan dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi. Banyak media yang dapat digunakan untuk pembelajaran anak usia dini salah satunya adalah media kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan salah satu media

21 visual yang berisikan kata-kata yang dilengkapi dengan gambar yang dapat merangsang daya imajinasi anak. Pemilihan media kartu kata bergambar merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak di TK Aisiyah Bustanul Atfal III Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. Dengan menggunakan media kartu kata bergambar, penguasaan kosakata anak-anak akan lebih meningkat. Anak-anak juga mempunyai semangat untuk belajar karena media pembelajaran yang di gunakan lebih menarik dan belum biasa digunakan di kelas tersebut. Selain itu, media kartu kata bergambar dapat mempermudah anak untuk mengingat kata-kata atau kosakata karena anak-anak berpartisipasi langsung pada pembelajaran tersebut. Penggunaan media ini diharapkan efektif digunakan pada saat proses pembelajaran. Apabila digambarkan dalam hubungan variabel adalah sebagai berikut: Variabel X Media kartu kata bergambar Variabel Y Penguasaan kosakata Gambar 1. Kerangka Pikir Melalui penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan media kartu kata bergambar, maka dapat diprediksi bahwa pengaruh media kartu kata bergambar digunakan dalam penguasaan kosakata anak usia usia 5-6 tahun.

22 H. Hipotesis Penelitian Untuk memperoleh jawaban sementara, maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pada penggunaan media kartu kata bergambar terhadap penguasaan kosakata di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Bandar Lampung.